"Manusia biasa yang malang, kalian sama sekali tidak tahu sedang melakukan apa." Ilidanikus tertawa terbahak-bahak dengan sombong: "Manusia biasa yang malang... Kamu bahkan tidak tahu sedang melakukan apa! Keinginan Sang Tuan telah tercapai, Moonlight Clearing dan Malfurion akan dihancurkan!"
"Bangsat, terus menyebut manusia biasa, lu cuma data." Pemain membalas dengan nada merendahkan.
“Dan kamu si monster kecil ini.” Ilidanikus kembali merendahkan Remulos: “Kau jelas tak bisa dibandingkan dengan ayahmu. Jika aku berkenan, satu cakaran saja sudah mencabut nyawamu! Sekarang, suruh Sang Angin Marah sendiri yang menantangku, sedangkan kau... minggirlah ke pojokan!”
“Ilidanikus, sang naga agung nan legendaris, kini kau hanya binatang buas. Kau salah hitung satu langkah, tak menyangka kami akan memanggilmu di sisi Malfurion, bukan? Ilidanikus, saat penebusanmu tiba. Kau akan dibersihkan secara total – sumber kemerosotan ini akan dimusnahkan.”
“Penebusan? Beraninya! Hanya Tuhanku yang berhak menebusku!” Ilidanikus menggeram dengan penuh kegilaan.
Energi mimpi buruk berbentuk kabut hitam mulai berkumpul, tanah Moonlight yang dulu seputih terang benderang ini nyaris berubah jadi malam kelam. Jelas-jelas anggota ini sedang menyiapkan skill ultimate, damage receh dari para pemain sama sekali tak bisa menyela mantranya.
Remulos mengerutkan kening lalu berkata pada Lu Li dengan pasrah: "Cari tempat untuk bersembunyi, sihir level ini tidak bisa kalian tahan."
"Temanku, gugur dalam pertempuran adalah kejayaan bagi kami." Lu Li terkekeh, namun di saluran dunia dia memberi isyarat agar semua mempersiapkan keringanan damage. Jika tidak memungkinkan lebih baik mundur, BOSS segera akan mengeluarkan skill ultimate.
Ilidanikus hari ini, Sang Penguasa Mimpi Buruk, sebenarnya sudah tidak bisa disebut BOSS Liar lagi. Lebih pantas disebut BOSS Dunia.
"Lu Li, kau memang nakal. Bagaimana mungkin kami akan kabur?" seseorang merespons di saluran dunia.
"Benar! Acara besar dalam game seperti ini, kalau sampai terlewat aku akan menyesal seumur hidup!"
"Mati ya mati saja. Ngomong-ngomong, tadi aku tak sengaja mengambil beberapa peralatan. Nanti akan kukeluarkan, siapa yang kehilangan silakan datang ambil."
“Sial, ucapanmu membuatku yang mencari nafkah dengan mengumpulkan peralatan jadi malu. Hari ini sudah kudapatkan belasan item. Yang kehilangan peralatan bisa klaim padaku nanti, screenshot sebagai bukti ya.”
“Aku kehilangan satu peralatan, tapi cuma satu item. Bisa terlibat dalam pertempuran ini saja sudah bernilai!”
Saluran dunia ramai sekali, sekedar hadir di lokasi saja seolah sudah menjadi kejayaan.
Fakta memang demikian. Entah pemain baru pernah mengalami era level 60 atau tidak, tapi pasti pernah mendengar epos peristiwa pembukaan pintu Ahn'Qiraj - jutaan pemain mengumpulkan material, berulang kali gugur di bawah serangan bos dunia Ilidanikus.
Tugas ini termasuk kategori tugas semi-unik, artinya selama belum ada yang menyelesaikan, siapapun bisa mengerjakannya.
Tapi begitu ada yang menyelesaikan, misi selanjutnya akan menyimpang sepenuhnya.
Secara sederhana, selama ada yang menyelesaikan tugas, tugas pembukaan gerbang berikutnya hanyalah formalitas. Mungkin beberapa menganggap ini hal baik - bukankah lebih praktis tanpa kerumitan?
Tapi hanya mereka yang pernah mengalaminya yang akan paham.
Betapa megahnya adegan menghadapi BOSS level Penghancur itu, betapa membekasnya dalam kenangan.
Melihat para petualang yang pantang mundur dalam pertempuran sengit, Ilidanikus pun murka. Dia mulai memanggil: "Muncullah, para abdi mimpi buruk! Hancurkan dunia ini! Jangan sisakan nyawa!"
Skill ultimate ini jelas-jelas kemampuan pemanggilan. Bayangan mimpi buruk berjumlah tak terkira tiba-tiba memenuhi Pelabuhan Malam Abadi, hantu-hantu hitam yang melayang-layang bagai kabut, menyelimuti langit dan bumi sambil menerjang pemain.
Apa perbedaan esensial antara pemain dan monster?
Ada pandangan unik yang menyatakan: tim pemain berkolaborasi, sedangkan monster tidak.
"Ilusi mimpi buruk ini juga tidak bisa, sedangkan pemain dapat berkolaborasi dalam tim dengan MT, penyembuh, dan damage dealer. Kecuali bisa benar-benar menghabisi semua pemain dalam satu serangan, perlahan tapi pasti keseimbangan pertempuran akan condong ke arah pemain."
Namun, jumlah ilusi mimpi buruk terlalu banyak.
Satu masih bisa ditangani oleh tim pemain dengan Upaya Setengah Hati, tapi jika menghadapi banyak, regu kecil akan cepat dilenyapkan. Ilusi yang berhasil melenyapkan tim akan mencari regu lain.
"Di mana Juru Selamat kalian? Berapa lama lagi kamu bisa bertahan menghadapi seranganku?"
"Kami para petualang tidak pernah mengandalkan Juru Selamat apa pun." Suara itu tidak terlalu keras, namun menembus gendang telinga banyak orang. Kemudian semua orang menyaksikan siluet yang sulit dipercaya.
Xiao Mo?
Untuk apa dia datang?
Apa dia datang untuk menggagalkan tugas Pedang Penghakiman?
Sebenarnya, pemain Alliance bukan satu-satunya yang terlibat dalam pertempuran hari ini. Moonlight Clearing merupakan wilayah yang dapat diakses oleh kedua kubu, di mana Druid dari kedua berada di bawah satu organisasi yang sama.
Saat pemain Horde melihat kedatangan Xiao Mo, perasaan mereka menjadi sangat rumit.
Berbeda dengan Alliance yang memiliki banyak pemimpin kuat, di pihak Horde yang paling diabaikan adalah Xiao Mo. Tak terhitung pemain Horde menganggapnya sebagai pemimpin semangat.
Dalam hati, semua orang merasa agak kecewa - mengapa Xiao Mo harus ikut campur di momen seperti ini?
"Ini adalah pesta besar semua pemain. Ibu Kota Kejayaan tentu tidak akan berdiam diri." Xiao Mo melirik ke arah kubu Pedang Penghakiman, berseru lantang: "Hari ini tidak ada, tidak ada klub! Area Hua Xia harus menjadi yang pertama menyelesaikan tugas pembukaan gerbang!"
Dengan lambaian tangannya, lautan pemain Ibu Kota Kejayaan langsung membanjiri Pelabuhan Malam Abadi.
"Sialan, nyaris bikin jantung copot." Lu Li mengusap keringat dinginnya. Dia benar-benar mengira Xiao Mo akan mendadak menghabisi dirinya. Andai Xiao Mo benar-benar bertindak seperti itu, misi Pedang Penghakiman pasti akan mengalir deras sia-sia.
Asalkan kelompok yang mengambil tugas——dalam hal ini guild Pedang Penghakiman——dihabisi, maka misi dianggap gagal di tengah jalan.
Pasukan dari Kota Wushuang dan Paviliun Hujan Ringan meski bertempur di sini, mereka bukan kelompok penerima misi, tak ada bedanya dengan para pemain soliter.
Remulos dan Azeroth mungkin tak bermasalah, namun Pedang Penghakiman harus menerima hukuman kegagalan tugas. Hukuman konkret apa yang akan diberikan, Lu Li tidak tahu. Tapi menggunakan kuku kaki untuk berpikir pun, guild ini tak akan mampu menahan hukuman kegagalan tugas level setara ini.
Tak lama kemudian, para pemain menyaksikan dengan gerakan mekanis para bos besar membawa anak buahnya terlibat dalam pertempuran.
Ada yang dari Xuese Zhanqi, Fajar Bersayap, Legiun Angin Kencang. Seolah hari ini bukan sedang mengerjakan tugas pembukaan gerbang Ahn'Qiraj, melainkan semua klub berkumpul untuk pesta meriah. Jika dihitung, klub-klub 100 besar ternyata hampir semuanya hadir.
Bahkan anggota Bangsawan Jiangnan pun ikut terlibat.
"Di sini aku berjanji, setelah Pedang Penghakiman menyelesaikan tugas, kami tidak akan langsung masuk ke eksplorasi dungeon baru. Nanti kita sepakati waktu untuk memulai bersama." Lu Li sepertinya juga terinfeksi, kalau tidak dengan tingkat kelicikannya mustahil membuat keputusan otak kemasukan air seperti ini.
