Dengan tambahan kekuatan baru, terutama tim elit guild dari berbagai klub besar, ilusi mimpi buruk akhirnya tidak bisa lagi melakukan pembantaian sepihak seperti tadi.
Dari satu regu yang mungkin harus menghadapi dua hingga tiga ilusi mimpi buruk, hingga kemudian dua tiga regu hanya perlu mengumpulkan serangan pada satu ilusi, situasi sepenuhnya terbalik. Pemain yang mati bisa diregenerasi atau dihidupkan kembali oleh Druid dalam pertempuran, sementara ilusi mimpi buruk yang mati akan berkurang satu per satu.
Alasan ilusi mimpi buruk begitu kuat, pertama karena jumlah mereka, kedua karena mereka bisa meningkatkan kekuatan diri dengan cara membunuh pemain.
Ilusi mimpi buruk yang sebelumnya memenuhi seluruh Pelabuhan Malam Abadi, dengan cepat disapu bersih.
"......" Ilidanikus terlihat kebingungan total sekaligus marah: "Mengalahkan bawahan saya bukan hal yang layak dipamerkan! Ayo hadapi saya langsung, manusia biasa!"
"Biubiubiu." Ratusan skill menghujam Ilidanikus, wajahnya dipenuhi serangan itu.
“Remulos, aku bisa memahami mereka tanpa kesulitan, hentikan mereka. Aku sudah sangat bosan dengan gangguan ini, biarkan kematianmu menjadi pengakhir pertarungan ini.” Namun dia tidak kehilangan rasionalitas, kesombongan perlahan memudar. Ilidanikus tahu kunci hari ini adalah membunuh Remulos, maka petualang-petualang lemah dan banyak seperti semut ini tak perlu ditakuti lagi.
“Lindungi Remulos!” teriak Lu Li.
Bagaimana cara melindunginya? Profesi penyembuh memang bisa menyembuhkan Remulos, tapi kerusakan yang diterima Remulos dari nafas naga hitam-hijau begitu tinggi, penyembuhan para pemain hampir tak berpengaruh.
Di momen kritis, Tyrande akhirnya muncul membawa bala bantuan. Dia mulai berdoa.
“Elune, dengarkan doaku. Berikan kami ketenangan jiwa. Tertujulah pada raga kami yang tumbang!”
Dengan doanya, semua pemain yang tumbang bangkit kembali——mantra kebangkitan kelompok, dan semua yang hadir mendapatkan pemulihan HP 4.500 per detik——sebagian besar pemain bahkan tidak punya darah sebanyak itu, artinya selama tidak terkena Pembunuhan Sekejap, mustahil pemain ingin mati.
Setelah masalah pemain terselesaikan, Tyrande menatap Ilidanikus.
Ilidanikus: Ngapain loe liat-liat?
Tyrande meliriknya sinis, lalu berseru keras: "Ilidanikus, carilah pengampunan, segala sesuatu akhirnya akan diampuni..."
"Jawaban apaan itu!"
Tiran Mimpi Buruk berusaha mendekat untuk menyela mantra sang calon imam. Kekuatan pendeta wanita ini belum tentu melebihi Remulos, tapi dia punya sandaran berupa Tuhan sejati yang suka memanggil orangtua untuk mengganggu anak kecil.
Namun Tyrande membawa Pasukan Sentinel paling elit night elf beserta rombongan imam kuil, Ilidanikus sama sekali tidak bisa menembus pertahanan untuk mencapai jarak tempur dekat.
"Ilidanikus, kejahatanmu akan diampuni, Elune akan selalu mencintaimu, lepaskanlah ikatan yang mengungkungmu..."
Cahaya Moonlight menusuki langit Pelabuhan Malam Abadi yang diselimuti Raja Mimpi Buruk. Mereka bagaikan elf-elf bersayap kecil yang menyelimuti langit dan bumi, menyerbu Ilidanikus secara membabi buta. Ilidanikus nyaris mengompol di tempat.
Akumonde yang begitu hebat pun tewas oleh gerakan ini, bukan?
Ini curang! Kenapa harus menggunakan jurus ini untuk melawanku?!
Sebenarnya, meski efek skillnya terlihat mirip, mereka bukan benar-benar elf kecil yang meledakkan diri. Begitu menyentuh Ilidanikus, elf-elf cahaya bulan ini langsung meresap ke dalam raganya.
Dari sudut pandang pemain, Ilidanikus terbakar oleh cahaya bulan, dia bagaikan bola api raksasa.
"Mengapa, mengapa... ini bisa terjadi, di mana kalian, di mana Dewi Bulan, saat aku tumbang demi menyelamatkan alam semesta ini, di wilayah apa kalian berada?" Ilidanikus meronta dalam kesakitan, hatinya penuh kemarahan dan keengganan.
Bulan purnama raksasa tergantung tinggi di langit, memandang ke bawah tanah dengan dingin.
Warna tubuh Ilidanikus semakin pulih ke aslinya, dia bergumam ragu: "Aku merasakan sentuhan Dewi Bulan, sekali lagi aku merasakan sentuhannya, dia tersenyum padaku."
Tyrande berdoa dengan penuh keimanan: "Pujian bagi Elune, Ilidanikus telah diselamatkan."
Setelah penebusan, Ilidanikus tidak lagi menjadi Tiran Mimpi Buruk, dia berkata dengan perasaan haru: "Aku sudah tersesat begitu lama, mimpi buruk membuatku benar-benar merosot, sekarang... kalian... menyelamatkanku, kalianlah yang membebaskanku dari cakar sihir mimpi buruk ini."
Para pemain akhirnya mendapatkan petunjuk hadiah reputasi, setidaknya usaha mereka tidak sia-sia.
Mengenai fragmen tongkat yang pernah dijaganya, Ilidanikus juga tidak banyak bicara, dengan langsung menyerahkannya kepada Remulos. Tidak perlu lagi memikul tanggung jawab penjagaan, ini merupakan kedamaian baginya.
"Ratu-ku." Ilidanikus berkata kepada Tyrande: "Aku tidak layak menerima doa pribadimu, engkau adalah malaikat terang, avatar harapan. Biarkan aku kembali ke gua kuno itu, mungkin dengan begitu aku bisa kembali ke Mimpi Giok. Seperti Malfurion, aku juga memiliki kekasih yang... sedang menungguku... aku harus kembali ke sisinya, melindunginya..."
“Tidak masalah, Ilidanikus, jaga diri baik-baik.” Tyrande tidak menentang.
Ilidanikus telah dibersihkan secara total, namun dia tetap harus kembali. Setiap individu memiliki takdirnya masing-masing.
"Dia telah memperoleh penebusannya." Remulos memandang ke arah menghilangnya naga hijau itu, berkata dengan ramah: "Kami juga berterima kasih padamu dan teman-temanmu. Tanpa mereka, mungkin Pelabuhan Malam Abadi hari ini akan berakhir berbeda."
"Ini kewajiban kami, Azeroth adalah rumah kita bersama." Dengan demikian, Lu Li kembali memperoleh sebuah peralatan legenda.
Subjek utama tugas ini adalah dia, hadiahnya tentu jauh lebih melimpah dibanding pemain biasa. Para pemain biasa yang hadir umumnya hanya mendapat hadiah reputasi. Meski totalnya banyak, jumlah peserta yang ikut terlalu besar sehingga banyak yang hanya mendapat reputasi satu digit.
Tak ada yang mempersoalkan jumlah hadiah. Pengalaman hari ini akan menjadi modal mereka untuk berbangga diri selama bertahun-tahun ke depan.
Moonlight Clearing yang biasanya sepi, hari ini ramai dengan cara mencurigakan. Kebetulan Festival Anggur baru saja berakhir, para pemain masih memiliki sedikit persediaan, sehingga pesta minum sampai mabuk menjadi agenda utama hari ini.
Lu Li membawa fragmen tongkat hijau kembali ke Gua Waktu untuk menemui Naga Perunggu Anachronos.
"Bagaimana kabar Ilidanikus?" tanya Naga Perunggu.
"Dia telah dibersihkan secara total oleh kekuatan Dewi Bulan yang dipanggil Elune, sekarang sudah kembali ke sisi kekasihnya." Jawab Lu Li singkat.
"Mengalahkannya benar-benar prestasi luar biasa." Naga Perunggu mengangguk puas: "Tapi sekarang belum saatnya merayakan kemenangan. Kuharap kau bisa mengumpulkan sisa fragmen lainnya. Sekarang aku mulai percaya pada kemampuanmu."
Lu Li memilih untuk mencari Aesiregoth di Azshara.
Sebelum malapetaka, kota night elf Azshara yang bernama Eredath berada dalam kondisi makmur. Banyak orang percaya bahwa reruntuhan kastil yang pernah jaya ini menyimpan berbagai peninggalan Lapisan atas elf kuno yang kuat. Legiun Naga Biru dari generasi ke generasi melindungi peninggalan berkuasa dan pengetahuan sihir ini, mencegahnya jatuh ke tangan manusia biasa. Kemunculan Naga Biru Aisoregus seolah menyiratkan bahwa padang liar Azshara menyimpan peninggalan terkuat, bahkan mungkin Botol Keabadian yang legendaris.
Dulunya Naga Biru adalah BOSS liar yang berkeliaran di Azshara, sekaligus menjadi tanda kemampuan tim. Pasukan yang mampu membunuhnya dengan mahir berarti sudah siap menyerang Hati Magma!
Lu Li dan kawan-kawan udah dari dulu mengalahkan Hati Magma, apalagi Naga Biru jelas bukan masalah.
Tapi masalahnya Naga Biru sudah terbunuh dan belum direfresh, jadi tugas Lu Li jadi tidak bisa dilanjutkan.
