Tapi dia harus melanjutkan tugas ini. Terus-menerus menghipnosis diri: Semua untuk Azeroth!
Material ini berbeda dengan sebelumnya. Sumber daya langka seperti ini tak ada yang mau menjual. Seluruh Pedang Penghakiman pun tak bisa mengumpulkan sebanyak ini—hanya ratusan benda, serikat besar 100.000 anggota tak sanggup?
Kedengarannya sulit dipahami, tapi memang benar. Beberapa material ini hasilnya sedikit namun permintaannya besar, bahkan klub super pun tidak mungkin menimbun semuanya di gudang.
Tidak bisa, Lu Li terpaksa minta bantuan.
Terkadang hidup santai memang tidak bisa dihindari. Elf Air dengan mudah melengkapi kekurangan di pihak Lu Li. Paviliun Hujan Ringan dan Kota Wushuang yang berada di bawah namanya adalah klub-klub super, berkembang selama beberapa tahun dengan persiapan yang jauh lebih matang dibanding Pedang Penghakiman.
Begitu material terkumpul, Narain langsung mulai bekerja tanpa basa-basi.
Di belakangnya terdapat ruang kerja. Setelah masuk, dia tidak menghindari Lu Li. Kecurigaan Lu Li bahwa orang ini akan dikorupsi ternyata tidak terjadi. Dia benar-benar menyaksikan begitu banyak material dilebur, akhirnya menjadi pelampung pancing sebesar telapak tangan - pelampung termahal di dunia - Pelampung Orichalcum.
"Akhirnya selesai juga." Wajah Narain pucat kehijauan, tangannya gemetar hampir tidak bisa diangkat karena kelelahan.
“Terima kasih, maestro, aku mewakili rakyat Azeroth berterima kasih padamu.” Lu Li langsung merebut pelampung pancing, matanya berkaca-kaca penuh semangat, “Sialan naga biru! Sialan ikan Mino! Sialan Azeroth!”
“Ngomong-ngomong, tadi kan kubilang ada satu kabar baik dan satu kabar buruk. Apa kabar buruknya sudah kusampaikan?” tanya Narain.
“Sudah.” Hati Lu Li langsung terasa berat.
“Oh, berarti masih ada satu kabar buruk lagi. Hei elf, jangan cemberut begitu. Kalian itu ibarat Peacebloom di bawah sinar matahari pagi, harus lebih aktif dan optimis.” Ekspresi Narain kembali menjadi sinis seperti semula, “Soal ikan Mino itu, kan dia sudah dimodifikasi. Kurasa kau harus tahu lebih banyak.”
“Benar, Yang Mulia Naga Biru memang pernah mengatakan hal serupa,” jawab Lu Li.
"Sekarang yang perlu diberitahukan adalah, ikan mola-mola ini telah dimodifikasi menjadi hiu megalodon sepanjang seratus kaki, benar-benar avatar maut dan penghancuran. Jangan sekali-kali menganggapnya sebagai ikan mola-mola biasa."
"Sialan, itu masih ikan?!" Lu Li menutupi wajahnya dengan tangan.
"Makanya dibutuhkan pelampung pancing keren abis seperti ini. Kau kira aku asal-asalan bergulat denganmu?" kata Naryan dengan nada iba namun tetap menyembunyikan kegembiraan jahatnya.
"Baiklah, yang penting bisa memancingnya keluar. Bagaimana cara menggunakan pelampung ini? Apa harus ke Laut Tak Berujung?" Lu Li merasa harus segera menyelesaikan tugas ini sebelum dia tewas di tengah perjalanan.
Setelah tugas ini, dia sama sekali tak ingin lagi melalui tugas-tugas semacam itu.
"Menurut informasi dari super analyzer resonansi spiritual frekuensi identik-ku, kau bisa menemukan lokasi penggunaan pelampung ini di pesisir Azshara, tepatnya di Teluk Badai." Naryan membentangkan peta dan menunjuk suatu posisi.
"Teluk Badai sebesar itu, di mana saja bisa?" tanya Lu Li.
"Tidak, kamu perlu mencari pusaran raksasa. Pusaran itu sudah ada sejak lama, di dasar laut sekelilingnya penuh dengan kapal karam. Hiu Megalodon menyukai lingkungan seperti itu." Naryon menepuk lutut Lu Li, berkata dengan penuh perhatian: "Anakku, bawa banyak orang, sangat banyak orang. Jika kamu berhasil, serahkan fragmen tongkat itu kepada Anachronos."
Mendengar soal pusaran raksasa, Lu Li masih agak bingung. Tapi tentang kapal karam, dia langsung tahu lokasinya.
Kapal karam sebenarnya titik sumber daya yang bagus. Meski setelah beberapa kali revisi sistem, mungkin sudah tidak ada batu permata keren atau peralatan legenda di sini, tapi untuk pemain soliter, batu permata biasa dan peralatan Emas Gelap tetap membuat mereka berbondong-bondong datang.
Hampir mustahil melakukan tugas di sini secara diam-diam, kecuali Lu Li memilih untuk menguasai area.
Tapi menguasai area juga bukan solusi, meski kamu hanya menguasai wilayah kecil ini, meski hanya sebentar, pihak berkepentingan akan membuat narasi irama permainan. Nanti seluruh alam semesta mungkin akan penuh rumor Pedang Penghakiman menindas pemain biasa, tidak memberi sedikitpun jalur bertahan hidup. Kemudian beberapa klub besar akan meminjak momentum untuk "memberantas benih kejahatan".
Maka, untuk berjaga-jaga, Lu Li terpaksa harus hidup santai lagi.
Hidup santai menyangkut harga diri tertinggi seorang jantan. Dalam pandangan tradisional orang Tionghoa, pria sama sekali tak boleh hidup bergantung pada orang lain. Lu Li jelas termasuk tipe orang seperti ini.
Tapi barang bernama hidup santai ini, semakin sering dimakan, lambat laun akan menjadi kebiasaan.
Menarik pasukan berkuda besar Paviliun Hujan Ringan dan Kota Wushuang ke sini, sama sekali tidak ada beban psikologi di hatinya.
Sejujurnya, selain beberapa klub super terbatas, hampir tidak ada yang berani menghadapi aliansi tiga pihak Pedang Penghakiman, Paviliun Hujan Ringan, dan Kota Wushuang secara frontal. Bahkan mereka yang layak pun harus mempertimbangkan apakah kerugian lebih besar daripada keuntungan, karena hasil saling melukai parah hanya akan menguntungkan pihak lain.
Alasan Lu Li membawa pasukan besar ini: pertama untuk membunuh hiu raksasa bergigi besar yang konon panjangnya 100 kaki, kedua untuk berjaga-jaga terhadap Neptulon, Sang Pemburu Pasang.
Jika Neptulon sendiri yang datang, lebih baik kita menyerah. Tapi jika yang dikirim adalah Yang Tak Berwajak atau BOSS Naga Laut, Lu Li masih percaya perusahaan game tidak akan keterlaluan dalam menguji kesabaran pemain.
Saat ini, matahari di Azshara perlahan tenggelam ke barat. Sepanjang garis pantai dari selatan ke utara, permukaan laut yang tenang memantulkan kilauan cahaya yang berkilauan, sungguh indah. Beberapa penggemar pemandangan tetap betah di sini, menjadikannya salah satu lanskap ikonik di "Fajar".
Namun ini sama sekali bukan deskripsi pusaran raksasa di permukaan laut. Sepertinya ada sesuatu di bawah air yang mati-matian menelan air laut, sehingga membentuk pusaran yang menyusuri jalan berliku ke bawah.
Tiba di dekat pusaran raksasa ini, Lu Li melemparkan pelampung pancing Orichalcum ke permukaan air.
Untung ini game, kalau tidak siapa tahu cara memancing di arus deras seperti ini. Pelampung Orichalcum pun pantas disebut sebagai hasil pembuatan material berharga, tetap stabil mengikuti irama gelombang di tengah arus kencang.
Di tepi air, ratusan pasang mata mengawasi ketat pelampung pancing.
Terus-menerus menatap pusaran membuat semua orang mulai pusing, untungnya tak lama kemudian seekor hiu raksasa menerobos ombak langsung menuju pelampung Orichalcum.
Benda ini sepertiki memiliki daya tarik alami yang sudah diprogram khusus untuk hiu bergigi besar tersebut.
Meski Naga Biru tak terlalu tepercaya, setidaknya mereka cukup teliti dalam menyiapkan segala sesuatu.
Tak sempat Lu Li menyapa, Hiu Megalodon langsung mengejar pelampung Orichalcum yang disimpan di tangannya, menerjang dengan mulut penuh gigi tajam yang ganas. Tubuh gesitnya melompat keluar dari permukaan air dan terbang ke tepian.
Hiu yang sudah di darat sama sekali tidak menunjukkan niat untuk mengendur. Ia menggigit dan berguling-guling, ekornya menyapu membuat banyak orang berubah menjadi cahaya putih.
"Feng Shao, tahan monster dan bergerak ke darat, yang lain menghindar sedikit!" teriak Lu Li di saluran tim.
Dasar kurang ajar, sudah di darat masih sombong begini!
