Suasana hati Wei Lan Hai Feng hari ini sangat tidak menyenangkan.
Dengan peralatan terkuatnya - perisai legendaris Barikade Azimat yang dijuluki "Perisai Anjing", senjata utama kelas legenda paling top - tapi dia merasa masih bisa lebih sakti lagi, misalnya mengganti senjata utamanya dengan Pedang Angin!
Sebenarnya, setelah melalui begitu banyak dungeon, hampir saja bisa membuat Pedang Angin itu.
Tidak pernah terbayang Si Hitam Lu akan berani menggasak bijih sumber miliknya untuk tugas, sekarang koleksi bijih sumber yang sudah dikumpulkannya lama langsung terhapus semalaman, estimasi percepatan mendapatkan Pedang Angin pasti tertunda beberapa hari.
"Bangsat, Feng Shao kamu lebih giat dikit!" Lu Li berteriak.
Baby tidak senang, tidak ada tenaga!
Wei Lan Hai Feng tidak berbicara, namun sorot mata berkaca-kacanya jelas-jelas menuduh ketidakmoralan Si Hitam Lu.
"Bijih sumber yang direbut serikat minggu ini semua akan dikembalikan pakai DKP untuk kamu buat peralatan, setidaknya baguslah." Lu Li juga pasrah, si bodoh ini beneran ngira aku bakal nyolong bijihnya, itu hal mustahil terjadi secara mutlak.
"Ah, tadi kejebak di sini, server ini makin tidak stabil." Wei Lan Hai Feng langsung sumringah, sama sekali tak peduli omong kosong apa yang baru dia keluarkan.
Sebenarnya dia bukan tidak menarik BOSS ini, hanya saja BOSS ini memang sulit ditarik sehingga terlihat sangat menegangkan. Setelah beberapa saat, barulah dia berhasil menstabilkan BOSS dan memindahkannya ke lokasi yang ditetapkan Lu Li.
Hiu Megalodon sebenarnya bisa bergerak di darat, hanya cara geraknya agak lucu.
Ia memutar-mutar tubuhnya, rahang bergerigi besar itu berusaha keras membelah pinggang pria pembawa Perisai Anjing di hadapannya. Sejak mendapatkan darah naga, sudah lama ia tidak menerima provokasi seperti ini.
Awalnya ia hanyalah seekor ikan minnow yang sangat kecil.
Meski dewasa pun panjangnya hanya 7-8 cm. Nelayan hampir tidak mau mengolah spesies ikan ini yang meski dagingnya lumayan enak, namun bertubuh kecil dan berduri halus. Tapi mereka suka menangkap ikan kecil berenang lambat ini untuk dijadikan umpan memancing ikan besar.
Ikan minnow ini terus diliputi kecemasan sejak mengetahui takdirnya.
Menghindari kejaran telah menjadi melodi utama dalam hidupnya yang singkat.
Hingga suatu hari, ia diseret keluar dari air tawar oleh kekuatan yang kuat hingga menyelimuti langit dan bumi. Ia tahu nasibnya sudah berakhir, tak ada lagi harapan untuk lolos.
Seringkali ia berkhayal dengan takut - bagaimana rasanya jika gigi tajam itu merobek tubuh ramping dan rapuhnya?
Apakah akan sakit?
Apakah akan pingsan?
Atau perlahan-lahan merasakan setiap gigitan yang menyiksa?
Namun, maut yang diantisipasi tak kunjung datang.
Membuka matanya, yang terlihat adalah sepasang bola mata keemasan raksasa. Di pusat masing-masing, pupil ungu vertikal berdiam, diselimuti kabut yang bergulung-gulung dengan awan kemerahan yang terus tercipta dan musnah dalam siklus kehidupan...
Ikan minnow ini pernah mendengar kisah serupa.
“Itu adalah Yang Mulia Heihaihuang yang usianya telah mencapai lebih dari 130 tahun. Saat menghadap elemen lord agung Neptulon Sang Pemburu Pasang, ia menyaksikan kekuatan magis dari sorot mata sang lord. Konon, ombak di Laut Tak Berujung berguncang karena sihir elemen lord.”
“Mati di tangan makhluk agung seperti ini sepertinya juga pilihan yang tidak buruk.”
Ikan kecil Minuo berpikir demikian.
“Makhluk kecil yang hina, maukah kau menyerahkan nyawamu padaku?”
Meski tak mengerti bahasanya, ikan kecil Minuo tahu makhluk itu sedang berbicara padanya dan memahami maksud perkataannya.
Setelah ragu sejenak, ia memilih untuk menundukkan kepala dan patuh.
Petarung kuat tak pernah meminta pendapat pihak yang lemah. Jika pun ada, itu hanya permintaan agar si lemah memberikan jawaban yang memuaskan dirinya.
“Aku adalah Naga Biru Aisoregus, kau perlu mengingat namaku, karena aku akan memberimu takdir paling agung.” Kesadaran itu berkomunikasi dengan ikan kecil mino, lalu si ikan merasakan sesuatu memasuki tubuhnya.
"Itu" sedang memakan sel-sel ikan kecil mino, kemudian menghasilkan yang baru.
Tapi sel-sel baru ini juga kembali ditelan setelah terbentuk...
Proses ini berulang tanpa henti. Kesakitan awal sudah menjadi tumpul, tapi sensasi menyakitkan itu terpatri dalam-dalam di kedalaman jiwanya.
100 tahun telah berlalu...
Selama seabad ini, ikan kecil mino terus mengulangi siksaan ini. Penampilan dan tenaganya mengalami transformasi.
Ia tak tahu diri ini telah berubah menjadi apa.
Tapi ikan minnow besar, ikan lele berduri, salmon kepala perak, belut sisik api, belut batu, ikan piranha raksasa... Makhluk-makhluk yang pernah menganggapnya sebagai makanan, atau bahkan tidak sudi memakannya, perlahan-lahan masuk dalam daftar mangsanya.
Dia bahkan pernah mencicipi rasa Naga Laut. Bahkan Yang Tak Berwajak di bawah komando Lord Elemen Air akan menghindarinya.
Dia tidak tahu itu karena tubuhnya membawa aura Naga Biru. Tanpa sadar, dia mengira dirinya telah menjadi makhluk terkuat di Laut Tak Berujung selain Lord Elemen Air Neptulon, Sang Pemburu Pasang.
Kini, para petualang tak tahu diri ini ternyata berani menantang harga dirinya.
Dia harus membuat orang-orang ini mengerti arti tidak tahu diri.
“Baik, Tianxia ke posisi kiri yang sudah kutandai, Piao Ling ke posisi kanan yang kutandai. Saat kupanggil, kalian harus mengejek. Jangan ada yang berdiri tepat di depan atau belakang MT, yang lain serang maksimal.” Lu Li bahkan malas ikut menyerang, setelah memberi perintah dia duduk santai sambil beristirahat.
Hiu bergigi besar macam ini, bertarung dengannya tidak sesulit itu.
BOSS termudah di Fajar, tak ada tandingannya. Hampir semua hiu bergigi besar bisa dikalahkan dengan strategi serupa.
Hiu bergigi besar ini pun tak terkecuali. Ia bahkan tak bisa menggunakan ekor dan kepalanya untuk melukai pemain seperti sebelumnya. Sampai mati pun ia tak paham, mengapa dirinya yang kuat bisa terbunuh oleh semut kecil lemah ini.
Meski hiu ini monster tugas, tapi dia sendiri adalah monster, berbeda dengan Dr. Viviir.
Karena itu, Alliance Pedang Penghakiman, Paviliun Hujan Ringan, dan Kota Wushuang beruntung merebut Pembunuhan Pertama BOSS liar.
Empat orang mendapatkan hadiah skill point setelah pertempuran berakhir.
Can Meng maju menghadapi BOSS, langsung mengeluarkan puluhan Batu Penguat, diikuti tiga batu permata langka - semuanya bukan sampah. Ketiga batu permata ini masing-masing cocok untuk: profesi serangan jarak jauh fisik (pasti untuk Pemburu, Can Meng dapatkan batu permata); kerusakan berkelanjutan sihir (untuk Penyihir Gelap, Mao Mao Ai Chi Rou mengalahkan Sesame Paste Tangyuan merebut batu permata); CRIT sihir (yang terakhir ini persaingan ketat, akhirnya Lu Li memutuskan memberi ke Fat Monkey).
《Blokir Perisai yang Diperkuat》!
Skill book penguatan!
Bahkan ini skill inti prajurit pertahanan. Wajah Wei Lan Hai Feng langsung berubah ungu saat melihat skill book ini.
Dia memandap Lu Li dengan penuh harap, menunggu Lu Li membagikannya kepadanya.
“Ah, kamu sudah punya Shield Wall yang diperkuat, Tianxia belum punya skill book penguatan.” Lu Li menunjukkan wajah kebimbangan, jelas masih mendendami insiden Wei Lan Hai Feng memberikan bantuan langsung tanpa usaha maksimal tadi.
“Jangan gitu, Kakak Li aku salah! Siapa bilang Tianxia tidak punya skill book penguatan? Dia punya Defensive Stance yang diperkuat, bahkan lebih bagus dari punyaku.” Wei Lan Hai Feng tak peduli lagi dengan fakta bahwa dirinya biasa menjaga muka. Saat ini, jika tidak menyerah, buku ini benar-benar bisa terlewatkan.
