Dalam jam-jam terakhir Perang Pasir Bergejolak, legiun empat Naga dan pasukan gabungan Night Elf berhasil mendesak medan pertempuran ke pusat Kekaisaran Qiraji. Kawanan Anubisath di Silithus mundur ke benteng terakhir - Kota Ahn'Qiraj.
Namun di balik Gerbang Ahn'Qiraj, yang menanti adalah pasukan ras Anubisath Qiraji dalam skala masif yang jumlahnya tak terbayangkan oleh Pasukan Gabungan Kalimdor.
Setelah kampanye panjang, Pasukan Gabungan Kalimdor tetap gagal mengalahkan Kaisar Qiraji beserta kawanan Anubisath-nya. Mereka hanya bisa mengurung makhluk-makhluk itu dengan batas sihir perkasa, menjadikan kota Ahn'Qiraj sebagai reruntuhan terkutuk akibat peperangan.
Ribuan tahun berlalu, nafsu invasi Qiraji tak juga padam oleh batas gaib. Generasi baru ras Anubisath secara perlahan menetas dari sarangnya, memenuhi kembali Reruntuhan Ahn'Qiraj dengan kawanan serangga Qiraji.
Sebuah penghalang besar nan licin membagi area ini menjadi dua bagian. Penghalang itu bernama Tembok Kumbang.
Setelah pembaruan sistem, Tembok Kumbang akhirnya terungkap di hadapan orang-orang awam.
Penghalang dingin setinggi 100 kaki ini membentang di antara gunung-gunung di sisi barat dan timur. Untuk mengintip ke dalam tembok, beberapa pemain memanjat tebing tinggi yang agak jauh. Mereka menemukan bahwa dunia di dalam tampaknya sama dengan luar: gurun berpasir yang panas, kering, dan berdebu.
Dalam beberapa kitab kuno, kaum Elf menyebut area di balik tembok sebagai "Ahn'Qiraj".
Pemain mencoba berbagai cara untuk melewati tembok ini, termasuk metode terbang jangka pendek maupun panjang. Tanpa terkecuali, mereka yang terbang di atas tembok langsung tercabik-cabik oleh kekuatan mistis yang tak terlihat.
Hanya dengan membuka gerbang besar seseorang bisa memasuki Ahn'Qiraj, begitulah jawaban yang diberikan Sistem.
Sebuah gong tembaga raksasa menanti untuk dipukul oleh para pemain.
Langkah kaki perang semakin mendekat.
Lu Li berdiri di depan Tembok Kumbang, mengawasi banyak pemain yang sedang bertempur melawan serangga yang baru direfresh. Serangga-serangga ini memiliki kekuatan yang sangat lemah, termasuk jenis ras serangga dari dunia luar yang tertarik datang karena kekuatan darah setelah kemunculan Tembok Kumbang.
Dia tidak langsung mengerahkan pasukan berkuda, melainkan menunggu sampai hari kedua.
Pagi-pagi di hari kedua, tiga klub besar yang sudah mendapat informasi sejak kemarin berkumpul. Yang dikerahkan bukan hanya anggota elit guild, bahkan pemain biasa pun ditarik untuk nimbrung bersama.
Paviliun Hujan Ringan dan Kota Wushuang sama-sama tidak terburu-buru melakukan tugas pembukaan gerbang.
Klub-klub yang pertama melakukan tugas pembukaan gerbang ini secara besar-besaran membersihkan material pasar, menyebabkan harga material melonjak.
Namun material yang dibutuhkan untuk tugas pembukaan gerbang ini, kecuali bijih sumber, sebenarnya tidak terlalu langka. Harga pasti akan turun kembali nanti. Saat itu baru melakukan tugas tidak perlu menghabiskan banyak uang.
Selain tiga besar yang berhasil menyelesaikan tugas dan mendapat hadiah peralatan legenda, hadiah untuk yang berikutnya bisa dibilang sangat minim, tidak layak menghabiskan terlalu banyak biaya.
Terutama Black Qiraji War Tank, hanya pemain yang pertama kali menyelesaikan tugas yang mendapatkannya.
Lagipula untuk membuka lahan baru, selama pemimpin tim adalah Lu Li, dia bisa mengajak siapa saja.
Selain itu, serikat tempat Lu Li bergabung - karena dia sudah menyelesaikan tugas - mereka tidak perlu mengerjakan tugas lagi untuk masuk dungeon. Mengingat pemain sudah mengorbankan banyak material, kalau cuma mengizinkan satu tim masuk itu benar-benar jebakan plot.
Jadi baik tim maupun serikat tempat Lu Li berada, bisa bebas keluar-masuk dungeon.
Tentu saja, para pelaku lainnya yang ingin menyelesaikan tugas ini juga tidak akan dihalangi. Dari banyaknya mata rantai ini, reputasi saja sudah membuat banyak orang merasa sepadan dengan harganya.
Dungeon Ahn'Qiraj berada di Silithus.
Wilayah ini karena munculnya dungeon baru, belakangan selalu dipadati orang.
Silithus adalah gurun mirip Tanaris, tapi tanpa goblin ramah penyedia air seperti di sana. Meski begitu, curah hujan yang sering membuat wilayah ini mempertahankan keanekaragaman kehidupan yang cukup tinggi, setidaknya lebih baik dibanding tempat seperti Dataran Berkilauan.
Dan, tumbuhan di sini bisa menyimpan cairan tubuh, pelancong bisa mengumpulkan kaktus untuk mendapatkan air.
Ada resep bernama 《Kue Kaktus》 yang rasanya sangat unik, agak mirip pancake daun bawang minyak sawi, hanya dengan tambahan tekstur licin seperti jus kaktus. Yang suka menganggapnya lezat, bahkan mencobanya di dunia nyata, sedangkan yang tidak suka merasa sangat jijik.
Selain serangga, Silithus memiliki dua kelompok besar: elf Dewan Cenarius dan sekelompok jemaat Palu Senja.
Yang pertama adalah organisasi Druid, sementara yang kedua adalah pengikut Dewa-Dewa Kuno. Anggota mereka terutama dari Horde dan sedikit manusia, jumlah totalnya jauh melebihi Druid.
Meski relatif bagi pemain, jemaat Twilight juga merupakan kekuatan jahat yang memusuhi - baik bagi Alliance maupun Horde. Untungnya jemaat Twilight di sini lebih suka hidup tertutup, hanya sibuk dengan ritual aneh mereka atau menggali terus-menerus berbagai reruntuhan kuno.
Selain itu, sebagian besar waktu mereka habiskan bertarung melawan kumbang untuk memasuki kota Kaldorei kuno, dan tidak begitu memperhatikan hidup-matinya para petualang.
Pemain sebenarnya bisa masuk ke markas Twilight untuk beristirahat dan mendapat persediaan, bahkan ada penginapan sederhana yang menyediakan tempat istirahat. Tapi hampir tidak ada pemain yang mau percaya pada orang gila sekte ini. Selain itu Palu Senja memiliki beberapa pos pengintaian di berbagai lokasi termasuk satu di Lembah Kristal, tapi semuanya hanya menara pengawas plus beberapa tenda.
Area aman utama pemain adalah Makam Sang Petualang.
Reruntuhan elf ini sekarang hampir seluruhnya dihuni oleh para elf dari Dewan Cenarius. Mereka mengawasi aktivitas ras Anubisath dan Palu Senja di sini, serta sesekali melakukan ekspedisi ke reruntuhan terdekat. Mereka juga membuka jalan setapak menuju Un'Goro.
Dewan Cenarius termasuk organisasi netral yang cenderung mendukung Alliance.
Pemain Horde juga bisa beraktivitas di sini, dan sama-sama bisa menerima beberapa misi terkait ras serangga.
Meskipun Makam Petualang adalah benteng terbesar di Silithus, kehadiran ratusan ribu pemain telah membuat tempat ini menjadi luar biasa padat. Untungnya ini era game virtual, jika masih di era game server ratusan tahun lalu, server pasti sudah tumbang.
Jutaan pemain, kekuatan gabungan tiga klub.
Meski tidak terang-terangan menguasai area, secara tak kasat mata tercipta kekuatan Disperse. Para pemain soliter kabur melihat situasi, tapi tak tega pergi, akhirnya mengikuti dari belakang. Orang semakin banyak berkumpul, membuat pasukan ini terlihat semakin raksasa.
Ada yang pernah membuat statistik: jika pemain bisa memberikan kerusakan efektif pada NPC, maka kekuatan pemain yang terkumpul bersama bisa menyaingi seluruh legiun di Azeroth.
Karena jumlah mereka benar-benar terlalu banyak!
Kini, mereka berkumpul di depan Tembok Kumbang, bersiap menghadapi ras serangga yang dulu pernah membuat komunitas naga dan night elf tak berkutik.
Kekuatan mereka tentu tidak sebanding dengan pasukan gabungan naga dan night elf zaman dulu, tetapi serangga sekarang juga sudah berbeda - terutama setelah campur tangan Sistem yang memasukkan semua bos besar ras serangga ke dalam dungeon.
Sebuah gong tembaga Ahn'Qiraj ditempatkan di luar tembok serangga, pola kumbang suci berwarna emas berpendar terang di bawah terik matahari Silithus.
Lu Li mengendarai kendaraan tempur Qiraj hitamnya, melintasi barisan pasukan dengan anggun sebelum akhirnya tiba di depan gong.
