Korban jiwa di awal pertandingan cukup banyak.
Tapi secara keseluruhan, selama pemain beradaptasi dengan cara bertarung ras serangga, garis pertahanan bisa cepat stabil.
“Serangga-serangga ini lemah sekali, ayo kita juga maju.” Pemain soliter yang mengintip melihat serangga-serangga terus tumbang di bawah hambatan tiga klub besar, di TKP pertempuran terus terdengar sorakan para pemain yang mendapatkan peralatan. Mereka akhirnya tidak tahan lagi.
Karena celah di tembok benteng sangat besar, pemain soliter memilih menghadapi ras serangga di ambang celah.
Pedang Penghakiman memberi izin diam-diam pada perilaku ini, seolah tidak menganggap mereka datang untuk Merebut Musuh.
Kenyataannya, beberapa komandan pertempuran telah memohon izin bertempur pada Lu Li. Menurut mereka material peralatan yang dijatuhkan serangga ini bagus, lagipula kita bisa mengalahkannya. Sudah mengeluarkan biaya besar, mengapa membiarkan orang lain mencari keuntungan?
Lu Li tidak menghiraukan mereka, tetap bersikukuh tidak mengizinkan siapapun menghentikan.
“Jangan kekikiran seperti ini dong. Mereka cuma mengambil sisa-sisa pinggiran saja, berapa banyak musuh yang bisa direbut dari kita? Bukankah yang ini saja sudah cukup untuk kalian bunuh?”
“Sial, Lu Ba Pi tiba-tiba jadi murah hati begini.” Biru Muda Laut Angin tidak percaya dengan telinganya sendiri. Biasanya Lu Li tidak pernah begitu mengorbankan diri. Apapun jenis orangnya, selama berani melanggar kepentingannya, pasti akan ditindas tanpa ampun.
“Haha, bahkan orang bodoh sepertimu saja merasa tidak mungkin, ya sudah pasti mustahil.” Piao Ling terkekeh sinis.
“Mau ngapain sih ini.” Biru Muda Laut Angin benar-benar tidak mengerti.
Untungnya jawabannya segera terungkap, sehingga dia tidak perlu terus menyiksa sel otak yang sudah sedikit jumlahnya itu.
Di tengah serangan serangga yang menyelimuti langit dan bumi, munculah monster berkepala serigala berbadan manusia dengan postur raksasa. Tinggi mereka mencapai beberapa lantai gedung, otot-otot berotot yang dari segi efek visual saja sudah memberi kesan sangat sulit dilawan.
Dan memang benar sulit dilawan. Para pemain di barisan terdepan langsung disapu bersih dalam sekali serangan.
Meski damage yang diberikan belum cukup untuk melakukan Pembunuhan Sekejap pada area luas, setidaknya formasi pertahanan para pemain sempat kacau untuk sementara.
Yang aneh, monster-monster ini semua bergerak menuju ambang celah, artinya yang harus menghadapi mereka bukan pemain Pedang Penghakiman, melainkan para individu tanpa serikat dan anggota guild kecil-menengah yang ingin memanfaatkan celah di pinggiran.
"Ternyata... Ternyata benar-benar tidak bermoral!" Piao Ling menatap dalam-dalam ke arah Lu Li, langsung memahami maksud tersembunyi sang kakak.
Gelombang serangga memang terdiri dari monster biasa, tapi orang yang punya otak akan menebak dengan sedikit usaha: mustahil hanya ada musuh biasa terus-menerus. Jika tidak, "lautan serangga" ini terlalu mudah dilawan—pasti akan muncul monster yang lebih profesional.
Monster berkepala serigala dan berbadan manusia ini memainkan peran tersebut.
Ketika seekor elite monster memiliki HP melebihi darah jutaan, tak ada yang berani sembarangan mengklaim bisa mengalahkannya.
"Mereka limbung, kita harus melakukan sesuatu." Piao Ling berkata dengan gelisah, Lu Li telah Mengalihkan Bencana ke Timur dengan mengirim monster-monster ini ke pemain soliter, namun jika pemain soliter tak mampu bertahan, dampaknya tetap akan mengenai kita.
"Tak perlu, ada yang datang." Lu Li berkata dengan santai.
Sorot matanya melewati kubu pemain soliter yang sudah kacau balau, di kejauhan muncul pasukan berkuda baru - akhirnya klub-klub besar tak tahan untuk ikut mencaplok keuntungan.
Sayangnya, mereka tak tahu di medan pertempuran telah muncul ketidakpastian baru.
"Mengapa monster-monster ini hanya di kedua sisi, tidak datang ke bagian tengah kita?" Wei Lan Hai Feng bertanya bingung.
"Selain memiliki kemampuan bertarung yang kuat, jenis monster ini juga ahli dalam pembongkaran." Lu Li menjelaskan, "Mereka disebut Anubisath, pernah bersinar dalam Perang Pasir Bergejolak seribu tahun lalu."
Anubisath!
Anubis, dewa Mesir Kuno, adalah dewa yang menguasai teknologi mumifikasi, mengurus jiwa mayat dan memastikan regenerasi orang mati. Citranya berkepala serigala dan bertubuh manusia. Game "Fajar" meminjam sebagian mitos ini, mendefinisikannya sebagai salah satu pasukan inti dalam tentara Ahn'Qiraj.
Ras troll adalah yang pertama mengangkat senjata melawan Kekaisaran Aqir kuno ras serangga; Setelah melewati perang selama ribuan tahun, troll akhirnya meraih kemenangan. Kekaisaran Aqir terbelah menjadi dua, sisa ras serangga kabur ke ambang utara dan selatan Kalimdor.
Aliran waktu berlalu, Kekaisaran Troll yang kuat runtuh berkeping-keping, sementara Kekaisaran Aqir di Silithus semakin memperluas pengaruh, membentuk ras baru yang mengerikan - Qiraji.
Legenda menyatakan setelah perang berakhir, Kaisar Kembar Vek'lor dan Vek'nilash sepakat bahwa Kekaisaran membutuhkan pasukan yang kuat dan setia. Konon kedua kaisar turun ke TKP, menciptakan pasukan Anubisath pertama dalam nyala api abadi di bawah tanah Ahn'Qiraj —— bahkan di era damai, produksi pasukan tak pernah berhenti.
Saat Telaga Keabadian hancur dalam Perang Purba, desas-desus mengerikan tentang Kekaisaran Aqir punah; namun Qiraji tetap menunggu timing tepat untuk melancarkan serangan mendadak ke seluruh alam semesta.
Seribu tahun silam, Kaisar Kembar kembali mengirim pasukan untuk menaklukkan seluruh Kalimdor.
Kali ini, mereka mempersiapkan senjata tempur terbaru. Meskipun pasukan night elf unggul dalam jumlah, tetap terlihat sangat rapuh di hadapan Qiraji yang perkasa. Seorang Anubisath saja mampu menghancurkan seluruh regu night elf.
Anubisath memiliki intelejensia rendah, namun prajurit berpostur raksasa ini adalah mesin pembunuhan berefisiensi tinggi. Jenderal Rajax mengorganisir pasukan Anubisath terkuat ke dalam unit serbu elit, sementara sebagian besar dikirim untuk maju ke medan tempur. Sang Jenderal jelas tahu anggota-anggota mengerikan ini cukup untuk mengintimidasi wibawa militer para elf.
Saat para elf terus terdesak dalam kekalahan, Druid Besar Fandral Staghelm berhasil mempersuasi Naga Perunggu bergabung dalam perang. Tepat di luar pintu Ahn'Qiraj, komunitas naga dan Anubisath bertempur habis-habisan, tenggelam dalam pertempuran sengit.
Sebagian kecil Anubisath yang mampu menggunakan mantra tidak bertempur di garis depan, sehingga komunitas naga bisa mengumpulkan tembakan tanpa khawatir serangan balik. Pada pertempuran pertama, Anubisath hampir terhapus seluruhnya, namun ada satu Anubisath yang tampak lebih cerdik daripada yang lain.
Anubisath bernama Osirian ini mengunci target pada pemimpin pasukan naga Galakkon, melemparkan Pedang Obsidian yang memutus sayap naga tersebut.
Naga yang terluka itu jatuh dari langit dan tumbang bergemuruh di tengah pasukan Qiraji. Meski Osirian hampir kehilangan nyawanya, Anubisath dan Qiraji memahami metode ini, segera mereka menghancurkan segala rintangan dan mengalahkan naga mulia.
Anubisath elit di luar dungeon ini meski menggunakan template rendah, namun kekuatannya melampaui sebagian besar quasi-BOSS, bahkan sepenuhnya setara dengan beberapa BOSS biasa.
Pemain soliter terus mengalami kekalahan telak, lebih dari seribu orang tewas di bawah serangan tinju-tendangan Anubisath.
Pemain klub mengisi kekosongan ini. Meski tak mudah melawan Anubisath, setidaknya mereka berhasil memperlambat laju pergerakan Anubisath yang mengganas.
Kelompok Lu Li menghadapi monster terbanyak, namun jumlah Anubisath-nya sedikit. Perbandingan dua sisi ini membuat mereka terlihat lebih santai.
"Tumbang. Entah apa yang akan di-drop." Piao Ling menyipitkan mata, mengawati formasi bendera perang Xuese Zhanqi di depan. Anubisath pertama runtuh dengan gemuruh, mengepulkan debu tebal. Meski taktik Lu Li meredakan tekanan di garis depan, jelas ini berarti melewatkan drop dari monster elit.
"Sebentar lagi kita tahu. Si 'anjing hitam' kita juga mulai mendekat." Lu Li dengan familiar menjuluki monster ini sebagai "anjing hitam".
Mereka berkepala serigala dan berbadan manusia, sedangkan kepala serigala dan anjing hampir tidak berbeda. Ditambah kulit mereka yang hitam legam, para pemain dengan penuh kebencian menyebut Anubisath sebagai "anjing hitam"——kebencian ini muncul karena monster ini sangat sulit dibunuh dan jarang menjatuhkan barang berharga.
Jika tidak, bagaimana mungkin Lu Li dengan sukarela menyerahkan monster-monster itu.
Meskipun "anjing-anjing hitam" ini berkumpul di celah Tembok Kumbang untuk memperluas lubang tersebut, kawanan serangga mulai menyusup secara sporadis. Pemain Pedang Penghakiman terpaksa berhadapan langsung dengan monster jenis ini.
"Ganti peralatan!" perintah Lu Li.
MT yang menghadapi Anubisath segera melepaskan diri dari pertempuran dan mengganti peralatan, menukar semua perlengkapan pertahanan seimbang dengan peralatan pertahanan fisik.
Pemain lain meruang-kan area pertempuran untuk mereka.
Anubisath di luar dungeon sebagian besar adalah monster dengan serangan fisik murni. Asalkan pertahanan fisik MT mencapai batas tertentu, mereka tidak hanya bisa menahan serangan Anubisath, tetapi juga kebal terhadap sebagian besar efek knockback-nya.
Inilah fungsi informasi.
Lu Li tidak ragu memanfaatkan informasi ini. Kenyataannya, di beberapa rumah-rumah pohon kuno di kota utama Night Elf, pemain yang berminat selalu bisa menemukan gulungan perkamen dan buku-buku peninggalan veteran perang masa lalu.
Di dalamnya terdapat deskripsi tentang unit tempur serangga Ahn'Qiraj dengan tingkat detail yang bervariasi.
Klub-klub yang tidak mengetahui kebenaran ini mengalami kerugian yang tidak kecil.
Setelah klub-klub ini 'makan asam garam', Lu Li langsung bersandiwara mengirim perwakilan untuk membagikan pengalaman, memberitahu semua orang bahwa cukup kirim pemain dengan pertahanan fisik tinggi untuk menahan monster.
Mengapa harus memperingatkan mereka? Mengapa tidak membiarkan klub-klub yang memusuhi Pedang Penghakiman terus mengalami kerugian?
Apakah orang lain dianggap bodoh? Menemukan bahwa Anubisath adalah unit serangan fisik bukanlah hal yang sulit. Mengapa tidak memanfaatkan situasi sebelum semua orang menyadarinya, dan mengubah informasi yang pada akhirnya akan diketahui umum menjadi utang budi dengan menyebarkannya.
Selain itu, Lu Li masih mengharapkan mereka untuk meringankan tekanan darinya.
Shanghua Pinyu berpendapat bahwa tanpa bantuan kekuatan eksternal, aliansi tiga klub Pedang Penghakiman, Kota Wushuang, dan Paviliun Hujan Ringan yang polos tidak akan mampu menahan serangan serangga di Tembok Kumbang.
Harus diakui orang ini memiliki visi strategis yang tajam.
Peristiwa sebesar ini dalam game tidak mungkin diakhiri dengan cara yang begitu sederhana.
Memang benar Pedang Penghakiman tidak bisa menahan monster yang menerobos Tembok Kumbang, bahkan dengan bantuan pemain soliter sekalipun. Fakta membuktikan bahwa pemain biasa ini bahkan tidak bisa melawan monster seperti Anubisath, mereka hanya mampu menghadapi serangga biasa.
Lu Li membutuhkan klub lain untuk berbagi tekanan.
Dan yang terpenting, pertempuran ini pasti akan berlangsung sangat lama. Perkiraan awal Lu Li minimal enam jam.
Faktor seperti persediaan, kelelahan, kondisi mental, dan faktor-faktor lain berpotensi membuat pasukan Pedang Penghakiman mengalami retakan parau di tengah jalan.
Anubisath bukanlah titik akhir.
Segera muncul monster baru - Penghancur Obsidian.
Secara fisik, Penghancur Obsidian memiliki kepala dan bagian bawah seperti kucing, dengan torso manusia, serta sepasang sayap raksasa di punggung mereka.
Tol'vir awalnya adalah raksasa batu ciptaan Titan yang ditugaskan menjaga rahasia Uldum.
Pada zaman purba, Kekaisaran Troll Gurun mengalahkan ras Azj'Aqir dan memaksa mereka terbelah menjadi dua kerajaan. Kelompok Azj'Aqir yang pergi ke Utara menemukan dan menggulingkan peradaban Tol'vir di Northrend, yang akhirnya menjadi makhluk laba-laba Nerubian yang kita kenal sekarang, mengasimilasi Tol'vir yang mereka telan sebagai bagian dari diri mereka.
Demikian pula, kelompok Azj'Aqir yang bergerak ke Selatan menduduki sebuah stasiun penelitian Titan di dekat Uldum, lalu menyebut diri mereka sebagai Qiraji dan rumah baru mereka sebagai Ahn'Qiraj.
Meski Pasukan Scourge dari Utara akhirnya menghancurkan Kerajaan Azjol-Nerub dan melemparkan sisa-sisa budak Tol'vir ke garis depan, mungkin masih banyak Tol'vir yang tersembunyi di kedalaman kota Titan Uldum atau reruntuhan Azjol-Nerub.
Bagi Qiraji, pasukan besar Night Elf pernah membuat mereka secara spontan merasa takut; namun dalam Perang Pasir Bergejolak, Naga Perunggu-lah yang pertama kali membuat ras serangga ini merasakan teriakan mengerikan.
Menyaksikan komunitas naga membersihkan pasukan heterogen dalam jumlah besar dengan kerugian minimal, Kaisar Kembar menyadari pasukan mereka tidak memiliki peralatan yang cukup berkualitas untuk melawan kekuatan magis luar biasa dari ras naga.
Untuk menebus kekurangan peralatan, Kaisar Vek'lor memeras otak merancang perangkat mekanis yang mampu bertempur melawan komunitas naga purba. Namun berbagai konsep awalnya di era awal semuanya gagal.
Di bawah perintah sang tuan, Vek'lor akhirnya membuat terobosan dengan menciptakan makhluk mesin baru ini. Meski cukup puas dengan penciptaan ini, bahkan Kaisar Qiraji sendiri tak mampu membayangkan kekuatan kegelapan dahsyat yang tersimpan dalam tubuh entitas mekanis ini.
Tak ada yang tahu bagaimana Penghancur Obsidian pertama diciptakan. Namun legenda menyebutkan Victor Neros menggali sepotong batu dari tungku yang terkubur di reruntuhan Ahn'Qiraj, lalu menggunakannya untuk menciptakan Penghancur Obsidian. Yang mengejutkan Victor Neros, tuannya menyuntikkan persepsi terbatas dan kekuatan magis misterius ke dalam kreativitas yang tumpul ini - Penghancur Obsidian mampu menyerap dan menyimpan MP makhluk musuh, lalu melepaskan letusan energi mengerikan secara tiba-tiba.
Hal ini menjadikan Penghancur Obsidian sebagai kreativitas terakhir dan paling mematikan dari Victor Neros.
Debut Penghancur pertama sukses gemilang; komunitas naga tidak terbiasa melawan musuh dengan kemampuan serangan jarak jauh, dan mereka sama sekali bingung menghadapi skill penyerapan MP Penghancur Obsidian. Anakorus, keturunan Nozdormu, meminta bantuan ras naga lainnya. Konon setelah itu, Qiraji akhirnya tersegel di dalam Tembok Kumbang.
"Komunitas naga yang selamat dari perang itu masih diliputi ketakutan akan monster-monster penyerap MP ini."
Saat monster ini menerobos kubu pemain, para pemain sihir terkejut menemukan MP mereka terkuras dengan kecepatan yang sangat abnormal.
Untungnya, Lu Li sudah mempersiapkan diri.
"Pemain sihir menghindar, biarkan profesi jarak dekat yang maju." Secara spesifik, Lu Li menunjuk prajurit dan pencuri - kedua profesi non-magis ini tidak terpengaruh meski diserap MP-nya.
Namun tetap ada cukup banyak Penghancur Obsidian yang berpotensi mengancam profesi sihir.
Dalam pertarungan ini, baik Pasukan Gabungan Pedang Penghakiman di garda depan, klub-klub elite yang membantu di sayap, maupun pemain biasa yang mencari keuntungan - semua mengorbankan harga yang mahal.
Semakin banyak pemain yang mati, lalu kabur ke mayat mereka untuk kembali ke medan pertempuran.
"Setelah pertempuran berlangsung selama empat jam, mulai ada pemain yang berniat mundur, meskipun setiap orang mendapat hasil yang cukup bagus dalam pertempuran."
"Tapi kelelahan menyelimuti hati setiap orang, hasil yang diperoleh sudah tidak cukup memberikan motivasi bertempur."
"Aku Mo Wangfeng dari Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir, ingin menyampaikan sesuatu." Seorang penyihir memanjat rak kayu sambil meneriakkan melalui pengeras suara: "Aku melihat ada yang pergi, aku melihat ada yang berlaku pengecut, aku melihat ada yang jadi kura-kura penakut..."
"Bertahun-tahun kemudian, saat kalian mengingat pertempuran hari ini, tidakkah akan ada penyesalan dalam hati?"
"Ini adalah peristiwa besar seluruh game. Semua orang terlibat dalam pertempuran, berjuang bersama rekan satu tim, teman, bahkan pacarnya. Tidakkah kalian yang kabur dari medan perang merasa malu?"
"Paling-paling cuma mati! Tidakkah kalian merasa, gugur dalam pertempuran hari ini adalah kehormatan?"
……
……
Efek kombinasi dari dua skill kehidupan yaitu alkimia dan teknik, suaranya dengan bantuan pengeras suara hampir menggema di seluruh Silithus.
"Ada apa ini, Kakak Feng tiba-tiba jadi sentimental banget." Shiyishao mengedipkan mata, terlihat agak bodoh.
"Kenapa Kakak Feng tiba-tiba jadi ramah begitu? Aku ingat sebelumnya dia masih menghitung kita." Bahkan orang-orang dari Pedang Penghakiman pun tidak paham apa yang sedang dilakukan orang ini, Wei Lan Hai Feng merasa seluruh kejadian ini terasa mengerikan.
"Sederhana saja, dia disuap." Shanghua Pinyu menghela nafas.
