Sepuluh jam!
Semua orang sudah kehabisan tenaga, tapi masih ada jutaan pemain yang bertahan berperang. Tubuh daging membentuk tembok baja, dengan kokoh membendung pasukan serangga di dalam sarang mereka.
Mereka yang bisa bertahan sampai sekarang, baik demi reputasi maupun harga diri, tidak akan mengizinkan diri mereka untuk mundur.
, sebagai terus bertarung di garis terdepan. menyukai sensasi dan yang heroik ini. , sudah mati beberapa kali ini.
membuat kepala terasa berat.
Bagi , setidaknya harus beristirahat selama . Namun bahkan menyerah untuk beristirahat.
sekarang sudah masuk ke , jadi lebih banyak .
sebenarnya sudah tidak punya tambahan. Kalau tidak, pasti tidak akan membiarkan masih bertarung di . tidak boleh mundur, karena begitu muncul, yang terus memantau pasti akan lebih cepat dari siapa pun.
sudah mendapat . Jika bisa , tidak ada yang akan .
Sebenarnya, sudah ada yang dipaksa log out oleh sistem karena semangat hampir kolaps akibat intensitas pertempuran yang terlalu tinggi, hanya saja semua orang tak berani memberitahukan, khawatir jika diketahui orang lain akan menyebabkan garis pertempuran runtuh.
Klub-klub lain meski sudah bertarung sejak awal hingga sekarang, tapi personel pertempuran mereka terus berganti.
"Semut, istirahatlah sebentar, kau sudah hampir tak bisa berdiri." Li Dago mendekat, membantu Semut cacat membersihkan monster di sisinya.
Awalnya mereka berdua tidak punya hubungan dekat, hanya karena sama-sama berasal dari tentara bayaran dan pengalaman bergabung bersama Pedang Penghakiman, sehingga secara alami membentuk grup dan menjadi teman terbaik. Saat ini Li Dago juga tak bisa menyindir karena dia juga kelelahan.
Dia seorang Mage yang sering mundur untuk memulihkan MP, jadi intensitas pertempurannya lebih rendah dibanding Ksatria Suci.
“Tahan sebentar lagi, ini bukan apa-apa. Dulu waktu leveling, dari pagi sampai malam aku tidak berhenti sama sekali. Yang main bareng aku baru level empat puluh-an, aku sudah capai enam puluh.” Semut Hitam Cacat menyeringai dengan senyum ramah.
“Entah Lu Ba Pi bakal bagi-bagi keuntungan apa nggak setelah kita berjuang begini.” Li Dago mengolok secara kebiasaan.
“Mau minta keuntungan apa lagi? Reputasiku sudah kebanyakan sampai nggak habis-habis.” Setelah masuk Pedang Penghakiman, Semut Hitam Cacat mendapatkan skill book penguatan. Reputasinya sekarang sudah cukup untuk mempelajari skill penguatan ini, bahkan masih sisa banyak.
“Menurutmu klub bakal dapet hadiah apa setelah perang ini selesai?” Penyair pengembara Li Dago sambil menggunakan skill dengan mahir bergosip: “Kudengar hadiah tugas tahap sebelumnya ada beberapa peralatan legenda, bahkan Lu Ba Pi dapat mount esa.”
“Lho！”Semut Hitam Cacat tiba-tiba membeku.
Li Dago si Penyair Pengembara mengikuti sorot matanya, hampir menjatuhkan tongkat sihir di tangannya. Di belakang gerombolan serangga itu, terhampar lapangan kosong.
Lapangan kosong sebenarnya hal biasa di waktu normal, bisa ditemukan di mana-mana.
Tapi sejak 10 jam lalu, konsep "lapangan kosong" nyaris hilang dari otak para pemain Pedang Penghakiman. Setidaknya di arah dan posisi ini, mustahil ada area kosong.
"Apa yang terjadi?" gumam Li Dago.
"Elf!" teriak Semut Hitam Cacat menunjuk ke sayap belakang. Di sana muncul formasi pasukan Elf NPC. Mereka baru saja melepas hujan panah grup yang langsung membunuh segerombol monster, menyisakan tanah putih bersih.
"Bala bantuan datang!"
"Bala bantuan datang!"
Lebih banyak pemain menyadari kehadiran tamu tak diundang ini. Ada yang bersorak gembira, ada yang menangis, ada pula yang langsung berbaring di tanah tanpa peduli apapun. Mereka yang semangatnya sudah terkuras habis akhirnya bisa lega saat NPC tiba.
Tentu saja tidak mungkin hanya ada satu regu kecil prajurit elf seperti ini.
Kenyataannya, pasukan besar prajurit night elf telah memasuki area ini. Mereka membentuk formasi dengan interval jarak antar regu yang tidak terlalu jauh. Sebagian membersihkan serangga dengan panah, sebagian lain langsung membangun menara panah.
Menara panah khas elf ini dibangun dengan dasar tumbuhan. Sulur-sulur melilit kayu dengan cepat membentuk menara-menara panah yang kokoh.
Sepanjang Tembok Kumbang, menara-menara panah berdiri seperti rambu jalan yang berhasil meredam serangan terdepan serangga. Penembak jarak jauh elf memiliki cakupan serangan yang sangat luas - jarak tembak mereka jauh melampaui pemain, ditambah dengan kemampuan serangan grup.
Pada dasarnya di mana pun hujan panah menyapu, wilayah itu akan menjadi tanah putih yang hanya menyisakan mayat serangga.
"NPC ini pasti lebih dari level enam puluh, terlalu kuat." Para pemain merasa iri. Biasanya, mereka perlu belasan orang mengepung satu serangga, bahkan begitu tetap tidak bisa melakukan Pembunuhan Sekejap. Hanya profesi serangan grup dengan belasan orang yang berkoordinasi menggunakan mantra area signifikan baru bisa menghabisi beberapa serangga biasa.
Sedangkan penembak jarak jauh night elf? Mereka tidak peduli apakah itu serangga biasa atau elite monster, semuanya dihabisi dengan satu gelombang hujan panah.
"NPC ini juga, kenapa tidak datang lebih awal? Mereka baru muncul saat kita sudah bertarung sampai begini." Keluh mereka yang kelelahan, merasa NPC seperti polisi yang selalu muncul setelah kejadian.
"Ah, NPC ini benar-benar menyebalkan! Reputasiku belum cukup diulang." Kelompok yang belum puas mengulang.
"Merebut bisnis kita, bos, kita sudah sepakat tidak akan mengembalikan uang ya." Orang ini menoleh ke baby XP di belakangnya yang menyunggingkan wajah masam, memandangi batas pengalaman yang hampir mencapai level 60 dengan ingin menangis tapi tak keluar air mata.
Dengan banyaknya monster seperti ini, tentu tidak lepas dari Pekerjaan Leveling yang merupakan profesi agung.
Mereka akan membentuk grup untuk membasmi monster, lalu mengajak akun baru sebagai baby XP, menarik biaya berdasarkan level atau durasi waktu.
Meski upgrade level sekarang lebih sederhana dibanding awal-awal, tapi tidak ada yang secepat sekarang. Efisiensi grinding monster bisa membuat pemain naik beberapa level dalam sepuluh jam. Baby XP yang dibawa orang tadi sudah naik dari level 48 ke 59, tinggal sejengkal lagi ke 60.
"NPC-NPC ini benar-benar hina, berani merebut monster para pemain." Banyak yang mengeluh.
Lu Li tidak mengeluh, dia sangat berterima kasih pada NPC-NPC ini, bahkan ingin berjabat tangan dan berteriak "Kawan-kawan, akhirnya kalian datang!" Kalau tidak, dalam beberapa jam lagi, garis pertempuran pasti akan mengalami retakan parau. Saat itu dungeon tidak bisa dibuka, dan seluruh tugas mungkin harus dimulai dari awal lagi.
Hingga saat ini, misi pembukaan Ahn'Qiraj bisa dianggap tuntas diselesaikan.
Selanjutnya yang perlu dihadapi adalah dua dungeon Ahn'Qiraj - Kuil Ahn'Qiraj dan Reruntuhan Ahn'Qiraj. Namun, Lu Li takkan melupakan hadiah tugasnya. Pertempuran sengit selama sepuluh jam terakhir ini, sejahat apapun Sistemnya, tak mungkin tidak memberikan reward sama sekali.
