Lu Li takkan pernah menjadi manusia seperti ini.
Tapi ini tak menghentikannya menyaksikan drama orang-orang seperti ini. Jika ada kesempatan dan kemampuan, tanpa terlalu mengganggu urusannya, ia tak keberatan menyumbang beberapa point untuk kebaikan yang menggelikan ini.
"Apa yang bisa ditunda oleh beberapa penyihir sampah ini?"
"Sepertinya urusan ini harus kau urus juga, teman. Apa kau merasa punya wibawa? Ingat, tinju sulit lawan empat tangan." Sang pemimpin yang terpojok ini tak mungkin berlutut memohon Lu Li.
Sambil mengancam, dia menghubungi rekan-rekannya.
Untuk mendominasi Biara Berdarah, pastinya mereka tak cuma punya segelintir penyihir. Anggota lain sedang sibuk di dungeon cari uang atau berburu akun baru di tempat lain.
Lu Li segera menyadari ada beberapa orang mencurigakan di sekelilingnya yang jelas-jelas bermasalah bagi yang jeli.
Sepanjang hari berburu angsa, malah dicongkel matanya oleh angsa!
Lu Li yang ternyata terjebak taktik mengulur waktu lawan langsung bertindak. Ia menghilang, menyelinap ke belakang musuh, lalu menyergap, Backstab, Tusuk Balik—satu set skill langsung mengakhiri nyawa mereka.
Si Kakak pemimpin ini mungkin otaknya masih lumayan, tapi kekuatannya sebenarnya biasa-biasa saja.
Dari awal sampai akhir, berbagai taktik digunakan, tapi tak berhasil merebut sedetik pun waktu waras dari tangan Lu Li. Saat menyaksikan Lu Li membunuh dua orang dengan cepat, ia memang merasa Lu Li hebat. Tapi kehebatan ini tidak terasa langsung, sehingga ia tetap meremehkan kemampuan Lu Li. Kini gilirannya merasakan, barulah ia benar-benar memahami arti keputusasaan.
Awalnya mengira setelah mendapat sekutu, masalah bisa diselesaikan dengan mudah.
Sekarang, tiba-tiba ia tak lagi yakin.
Prinsip "Tangkap pencuri, tangkap rajanya dulu" berlaku dari zaman dulu sampai sekarang. Tanpa pemimpin, yang tersisa hanya kebingungan total, butuh beberapa detik baru mulai melakukan serangan balik.
Penyihir jubah biru Sheng Hun meski dikenal sebagai orang baik sampai tingkat naif, setidaknya kecerdasannya masih berfungsi. Saat Lu Li dan pemimpin geng sedang gencatan senjata berbicara, dia sudah hampir sepenuhnya memulihkan HP yang hilang.
Kini dia kembali penuh vitalitas.
Lu Li menemukan skill penyihir ini sebenarnya cukup bagus, tapi tekniknya agak kaku, sepertinya baru mulai bermain belum lama. Tapi bagaimana mungkin pemain baru bisa mencapai level enam puluh dan memiliki set peralatan bagus?
"Ajukan aku, masuk dungeon!" teriak Lu Li sambil mengambil peralatan penyihir yang baru dibunuh, lalu menerobos masuk dungeon.
Di luar semakin banyak orang, dia terkena beberapa serangan sebelum berhasil mengalahkan penyihir itu, bahkan hampir terkendali. Pepatah "Semut banyak bisa menggajah sampai mati" benar-benar terwujud di sini.
Karena Lu Li sudah masuk dungeon, mereka muncul di dalam dungeon yang sama.
Dalam kondisi normal, satu dungeon dapat dibagi menjadi ruang tak terhingga, sementara yang bisa muncul di dungeon yang sama secara bersamaan hanyalah anggota tim yang sama.
Sekarang pasukan berisi lima orang: Kapten Sheng Hun, Lu Li, dan tiga akun baru.
"Sekarang bagaimana?" tanya Sheng Hun.
"Menurutmu bagaimana?" Lu Li santai saja. Jika benar-benar tak mau peduli malu, dia bisa seperti si Kakak Pemimpin tadi memanggil ribuan orang untuk membersihkan area Biara Berdarah sekalipun.
Untungnya Lu Li bukan tipe yang suka mencolok. Menurutnya melawan sampah-sampah ini tak perlu sampai memanggir bantuan.
"Kakak mereka sudah regenerasi. Kita serbu untuk mengalihkan perhatian, kalian bisa keluar." Tiba-tiba ada yang berbicara dalam tim - salah satu dari tiga akun baru yang sebelumnya dibawa Penyihir Jubah Biru Sheng Hun.
"Jangan mendekat, kalian pergi dulu, kita hindari dulu popularitas sesaat, besok aku akan ajak kalian mengulang monster di area liar, lalu bisa pergi ke Zul'Farrak." Penyihir Jubah Biru buru-buru menghentikan mereka mengambil risiko.
"Kukatakan." Lu Li menyela, "Kalian ini lulusan Akademi Film Beijing, atau Sekolah Drama Pusat? Sedang berlatih akting?"
Sheng Hun: "……"
Tiga akun baru: "……"
Akun Baru A: "Ahem, pendekar, ada saran? Kami bukan dari akademi film/drama manapun, ini namanya solidaritas, hidup mati bersama……"
"Cukup, cukup. Bantu lihat posisi si pemimpin itu di mana." Kata Lu Li.
"Di pilar sebelah kiri pintu dungeon, sekarang sedang membawa salam ke keluarga pendekar. Perlu kusampaikan ulang? Aku pencuri, mereka belum menemukanku." Kata Akun Baru A.
Kemampuan penyamaran pencuri terkait banyak faktor seperti level peralatan dan lain-lain.
Sesuai yang wajar, akun baru level 30-an seperti ini hampir tidak mungkin menyamar di depan karakter level 60. Namun karena jarak antara kedua pihak cukup jauh dan terhalang penghalang, akhirnya tidak terdeteksi.
"Jangan terekspos, kalian semua cari wilayah untuk bersembunyi." Lu Li memperlakukan orang-orang ini sebagai matanya sendiri.
Dia mengingat kembali topografi pintu dungeon, menemukan posisi yang disebut pencuri kecil itu, lalu melangkah keluar dungeon. Begitu meninggalkan dungeon, langsung masuk ke mode penyamaran secepat kilat.
Memasuki dungeon mirip dengan aksi serangan. Meski tidak masuk status bertarung, tetap bisa melakukan sabotase terhadap penyamaran pencuri.
Maka saat Lu Li baru keluar dungeon, posturnya sempat menampakkan diri. Tapi karena gerakannya sangat cepat dan langsung menjauh dari pintu dungeon, tidak ada yang menyadari kehadirannya.
Orang normal tidak akan menyangka dia berani keluar di saat seperti ini. Di luar berjejal sangat rapat rekan-rekan dari kelompok itu.
Lu Li langsung menuju pilar yang disebutkan pencuri kecil itu. Saat ini sang Ketua sedang sibuk mengatur penempatan pasukan sambil duduk makan Roti untuk memulihkan HP. Mekanisme regenerasi di "Fajar" hanya bisa memulihkan setengah HP, sehingga harus menggunakan obat atau makanan regenerasi darah untuk memulihkan kerugian HP yang tersisa.
Apalagi dia seorang penyihir, MP-nya juga perlu dipulihkan.
Menunggu regenerasi otomatis akan memakan waktu terlalu lama.
Dengan hati-hati Lu Li menyelinap ke belakangnya. Pisau berkilauan langsung menusuknya hingga tewas.
Bagi pencuri level Lu Li, entah itu setengah HP atau HP penuh, sama saja. Menghabisi penyihir lemah berarmor tipis seperti ini bahkan tidak memberi kepuasan sedikitpun.
Sang Ketua kembali menjadi mayat dengan penuh kehinaan.
Lu Li pun terdeteksi. Dia mengalami serangan skill AOE yang luar biasa padat, area efek skill menyebar ke mana-mana. Jangankan Langkah Angin yang hanya memberi kekebalan 1 detik, bahkan dengan kekebalan 10 detik pun mustahil baginya lolos dari cakupan skill tanpa cedera.
Untungnya Lu Li tidak berniat langsung kabur dari jangkauan skill.
Dia hanya perlu berbalik kabur kembali ke dungeon.
Setelah kembali ke dungeon, meski ada banyak orang di luar, dia tidak perlu takut. Tempat ini adalah tempat perlindungan alami yang aman.
"Kawan, keren banget." Sheng Hun sangat kagum. Memang dia orang baik, tapi setelah dibunuh dua kali tanpa alasan oleh preman-preman itu, bahkan orang paling baik pun ingin mengunyah daging mereka.
Lu Li bisa dibilang telah membalas dendam untuknya.
"Ngomong-ngomong, kamu baru main game ini ya?" Lu Li memanfaatkan waktu Kakak Kepala Besar di luar yang sedang kabur ke mayat untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran.
"Iya, aku baru bermain game ini sekitar 10-20 hari. Sebelumnya main [Shadow Realm]." Penyihir Jubah Sihir duduk bersila bersama Lu Li di pintu masuk dungeon. Hal seperti ini tidak perlu disembunyikan.
"Hanya 10-an hari sudah mencapai level 60, dan memiliki satu set peralatan seperti ini?" Lu Li tidak terlalu percaya.
"Apakah orang ini sama seperti Can Meng atau Ba Jiang, termasuk tipe orang yang memiliki keberuntungan dan daya tarik khusus? Kalau tidak, mana mungkin bisa memakai begitu banyak peralatan?"
"Gampang. Baru masuk game aku langsung bertemu seorang teman. Kakaknya membawa kami berdua naik sampai level 60. Lalu aku membeli beberapa peralatan di trading post, dan mencari jalan baru untuk melengkapi beberapa bagian..."
Si Kaya!
Pemain baru yang kekanak-kanakan dan terlalu baik hati di depan Lu Li ini ternyata merupakan makhluk super kaya setidaknya setara dengan Elf Air. Bahkan para 'Si Kaya' biasa di hadapan mereka terlihat seperti main-main.
Menurut penilaian Lu Li, jika satu set peralatan ini dibeli semua, harganya pasti mencapai puluhan juta.
Beberapa item yang berhasil dia kenali saja sudah termasuk peralatan legenda.
"Saudara Kaya, di dunia nyata berbisnis?" tanya Lu Li penasaran. Jika tidak menghitung Elf Air, sebenarnya dia hampir tidak pernah punya kesempatan berinteraksi dengan orang kaya di realitas.
“Pernah bekerja sama berbisnis, tapi akhirnya gagal.” Penyihir Jubah Biru berkata dengan malu.
“Lalu dari mana uangmu untuk membeli begitu banyak peralatan legendaris ini?” Lu Li kebingungan.
“Setelah bisnis gagal, terpaksa aku pulang mengikuti jadwal harian ayahku, mewarisi industri keluarga.” Si Kaya berkata dengan wajah melankolis.
“Haa.” Lu Li seakan memuntahkan darah.
Ia yakin penilaiannya tidak salah, orang ini adalah aktor drama alami.
