Besok giliran Ibu Kota Kejayaan membuat mereka melihat apa itu keren abis——pertandingan Donghua Cup saat ini telah memasuki babak penentuan peringkat ketiga.
Mengapa disebut peringkat ketiga?
Tentu karena di antara tiga besar, Bangsawan Jiangnan mendapatkan hasil undian kosong, menyisakan Ibu Kota Kejayaan dan Pedang Penghakiman saling bertarung sengit. Yang kalah menjadi juara ketiga, pemenangnya akan bertanding melawan Bangsawan Jiangnan untuk memperebutkan gelar juara terakhir.
Hukum karma datang sangat cepat.
Penggemar pendukung Ibu Kota Kejayaan senang melihat mereka bisa mengalahkan Pedang Penghakiman dengan mudah untuk membalas malu dari perang benteng, terlepas dari apakah kedua pihak sebanding atau tidak——mereka tidak akan peduli.
Yang lebih gembira adalah kelompok lain, yaitu Bangsawan Jiangnan.
Bangsawan Jiangnan mendapat dua keberuntungan sekaligus: di satu sisi merebut benteng dari Hongtu Baye, menjadi klub minoritas pemilik benteng, dan berbeda dengan Penjaga Biru Murni yang membangun jaringan benteng melalui kerja sama dengan pihak lain——mereka sepenuhnya memiliki benteng sendiri.
Kabar gembira kedua adalah Donghua Cup ternyata benar-benar mendapat bye.
Setidaknya kami tetap peringkat kedua, seolah posisi ini membuat Jinse Wushang merasa klubnya kembali berdiri di peringkat "di bawah satu orang namun di atas segala manusia".
Belakangan ini ia sering menangis pilu, merenungkan bagaimana klubnya bisa terpuruk sampai seperti ini. Rupanya semua bermula saat mereka mencoba menantang Lu Li - buat apa menekan mereka? Alih-alih menghancurkan lawan, malah terjerumus ke dalam lubang plot sendiri.
Kini, Bangsawan Jiangnan-nya telah berhenti melawan Pedang Penghakiman, bahkan bisa dibilang langsung menghindar begitu melihat anggota kelompok tersebut.
Jika tak mampu melawan, bukankah lebih baik hindari saja?
Beberapa kali terjadi insiden PvP liar dan perebutan BOSS. Padahal sedang asyik berebut dengan klub lain, begitu melihat pasukan Pedang Penghakiman datang, anggota Bangsawan Jiangnan langsung mundur teratur. Kadang yang datang cuma beberapa orang saja, tapi mereka tetap nekat melarikan diri.
Ada kalanya, dua kelompok terlibat konflik di area liar.
Di dalam game Wu Fa Wu Tian, ya sudah bertarunglah, meski sekadar memperjuangkan harga diri, paling-paling mati saja, kalau benar-benar mentok aku akan panggil bala bantuan.
Tapi saat anggota Bangsawan Jiangnan melihat ada seseorang di antara lawan yang mengenakan lencana serikat Pedang Penghakiman, mereka langsung berteriak "Salah paham! Salah paham!" lalu tanpa basa-basi berbalik arah pergi, pengecut seperti cucu kura-kura.
Di mana harga diri klub super semacam ini?!
Di dunia persilatan, ejekan terhadap Jinse Wushang bertebaran, menganggapnya bukanlah sosok jantan.
Jinse Wushang tak peduli. Dia mengawasi klubnya yang perlahan bangkit kembali setiap hari, sensasi "hancur lalu berdiri tegak" ini terasa sangat memuaskan.
Bangsawan Jiangnan adalah klub legendaris yang pernah jaya di masanya. Saat Jinse Wushang mengambil alih, klub ini sudah masuk tiga besar di kalangan game. Perasaan superior inilah yang membuatnya sombong, karena diraih terlalu mudah, sebenarnya kedalaman emosinya terhadap klub tidak begitu mendalam.
Dan sekarang, dia siang malam memikirkan cara melepaskan diri dari kesulitan.
Rambutnya rontok bergumpal-gumpal, setelah hampir semua atlet esports klub melakukan pemutusan kontrak dan mengundurkan diri, akhirnya membuatnya berpikir jernih.
Prinsip pertama: tegas tidak berkonflik dengan Pedang Penghakiman. Prinsip kedua: mengincar jagoan unit tentara bayaran dengan imbalan tinggi. Prinsip ketiga: jika prinsip kedua melanggar prinsip pertama, patuhi prinsip pertama.
Aturan yang disusun ini dieksekusi dengan ketat. Jika anggota klub bertikai dengan personel Pedang Penghakiman, tidak akan mendapat hadiah dan akan dikeluarkan dari klub.
Bagi yang bertemu Pedang Penghakiman tapi langsung mundur, cukup tunjukkan screenshot ke staf administrasi klub untuk mendapat bonus penghiburan psikologis ekstra.
Kelonggaran seperti ini tidak membuat mereka merasa penuh kekesalan, toh hati banyak orang bisa dihibur dengan koin emas.
Ada juga yang tidak ingin hidup tanpa malu seperti ini dan memilih mundur dari klub, tapi Jinse Wushang tidak peduli. Dia punya banyak uang, seluruh sumber daya keluarga mendukungnya. Asal dia bisa mengembangkan klub ini dengan baik, itu membuktikan kemampuannya dalam mewarisi tidak bermasalah, dia adalah calon kepala keluarga di masa depan.
Yang tidak mengurus rumah tangga tidak tahu mahalnya beras dan minyak. Jinse Wushang bisa dibilang mendapat berkah dari musibah.
Donghua Cup terkesan pelit, tidak mau menanggung tiket pesawat atau mengatur hotel. Jadi pertandingan dilakukan di wilayah masing-masing. Lagipula ini sudah bukan era tuts piano lagi, dan masalah seperti memainkan akun orang lain pun tidak ada.
Pertandingan antara Pedang Penghakiman dan Ibu Kota Kejayaan memang memiliki standar tertinggi, terlihat seperti sedang memperebutkan gelar juara.
Memang benar begitu. Meski Bangsawan Jiangnan kuat, kalau tidak mendapatkan bye, bertemu salah satu dari Pedang Penghakiman atau Ibu Kota Kejayaan hampir tidak ada ketegangan lagi.
Lu Li tentu tidak akan absen di tempat seperti ini. Semua orang sebenarnya masih menghargai Donghua Cup, hanya tidak terlalu memperhatikan peringkat seperti di kompetisi lain. Tujuan utama tetap untuk melatih anggota baru klub. Namun jika serikat kami bisa merebut satu gelar juara, itu tetap patut dirayakan sebagai pencapaian besar.
Di sisi Pedang Penghakiman ada Duan Lu, Fat Monkey, Mu Qiu, plus dua anggota muda. Sementara Ibu Kota Kejayaan menampilkan lima pemain baru yang sama sekali belum debut. Keunggulan tim pertama ada di dua setengah atlet esports yang sudah berpengalaman, sedangkan kelebihan tim lawan terletak pada kekuatan murni para pemainnya.
Kehadiran Lu Li di sini bukan sekadar untuk menyemangati orang dalam.
Ia juga ingin memanfaatkan lomba seperti ini untuk mengamati lawan. Rasa ingin tahunya terhadap beberapa atlet esports Ibu Kota Kejayaan cukup besar. Dengan prinsip "Mengenal diri dan musuh, seratus pertempuran menang seratus", mempelajari regenerasi tim rival saat ini sama dengan mempertimbangkan prospek masa depan Ibu Kota Kejayaan.
Ibu Kota Kejayaan juga menurunkan lima orang sebagai perwakilan resmi.
Prajurit Long Yan, terlihat baru berusia awal dua puluhan, konon merupakan murid langsung pelatih kamp pelatihan Glory Capital, Suhu Huang. Penampilannya dalam pertandingan kali ini paling gemilang, berulang kali mengalahkan atlet esports resmi, menjadikannya pasukan inti arena pertarungan Glory Capital.
Gaya bertarung individu ini mengerikan dan tak terduga, dengan pengalaman tempur yang sangat mumpuni.
Jika tidak ada insiden tak terduga, di masa pensiun resmi Suhu Huang saat ini, Donghua Cup seharusnya menjadi pertarungan debutnya.
Tahun ini, liga profesional mungkin akan menyaksikan kehadirannya.
Moonlight memberikan penilaian tinggi pada individu ini, menganggapnya sebagai prajurit gila alami yang telah memiliki kekuatan setara atlet esports top.
Lu Li sebelumnya pernah menyaksikan pertandingan Long Yan, saat itu langsung merasakan kebingungan total.
Pada kehidupan sebelumnya, dia tidak mempelajari kemampuan pemain yang baru debut ini, hanya tahu karirnya melesat cepat dan lancar tanpa hambatan. Sekarang baru tersadar betapa sulit dipahami. Nima, ternyata ini anggota baru? Sebagian besar atlet esports tidak bisa mengalahkannya. Pantas semua orang konsisten memuji kamp pelatihan Ibu Kota Kejayaan.
Kalau Pedang Penghakiman, seandainya Moonlight menyerah di tengah jalan, sungguh tidak ada prajurit yang memenuhi syarat untuk menggantikan.
Bukan, maksudnya banyak posisi yang benar-benar tak berpenghuni.
Yang kedua menarik perhatian Lu Li adalah pencuri yang diluncurkan Ibu Kota Kejayaan. Mengingat profesinya sendiri sebagai pencuri, wajar dia lebih memperhatikan rekan sejawat.
Pemain bernama 【Shuxin Xiaomobao】 ini konon anggota legendaris yang telah berlatih tujuh tahun di Ibu Kota Kejayaan. Kini tibalah saat debutnya. Performanya yang memukau memberikan guncangan pada Lu Li, hanya kalah dari Longyan.
Tujuh tahun!
Berapa banyak tujuh tahun yang dimiliki dalam hidup seseorang? Pikiran Lu Li langsung dibuatnya merasa mengerikan.
Bahkan di kehidupan sebelumnya ketika dia tidak memiliki apa-apa, jika disuruh berlatih selama tujuh tahun lalu diberi tahu bisa debut menjadi atlet esports, Lu Li sendiri tidak yakin apakah akan menerimanya.
Namun meski telah berlatih tujuh tahun, Xiaomobao ini masih sangat muda. Data menunjukkan usianya 18 tahun, yang berarti dia mulai masuk kamp pelatihan sejak usia 11 tahun.
Pastor Langit Kelam, gayanya sangat mirip dengan Xishan Bai. Diperkirakan belajar langsung dari Xishan Bai.
Kemampuannya tidak sebanding dua sebelumnya, tapi performanya masih memenuhi standar. Di klub manapun pasti bisa mendapat posisi sebagai Pastor pasukan inti.
Yang menarik perhatian Lu Li adalah asal usulnya.
Ternyata dia orang yang sama-sama berasal dari kawasan kumuh seperti Lu Li. Keberuntungannya adalah bertemu Xishan Bai yang entah melihat apa padanya, membawanya yang masih remaja itu memasuki jalan profesi ini.
Anak yatim dari kawasan kumuh ini sejak itu mengubah orbit hidupnya.
Setelah enam tahun berlatih di akademi pelatihan, dia muncul di hadapan orang awam. Kisahnya menjadi legenda yang memotivasi.
Murid-murid yang tersisa juga menunjukkan performa bagus, memamerkan kekuatan akademi pelatihan Ibu Kota Kejayaan. Sebagai perbandingan, anggota baru Pedang Penghakiman selain Duan Lu masih belum bisa diandalkan untuk sementara.
Pastor Gongzi Qingcheng, ID-nya terlihat seperti laki-laki tapi sebenarnya perempuan.
Usianya baru 14 tahun. Gadis kecil menyebalkan yang tahun ini bergabung ke Pedang Penghakiman ini. Penyebutan "menyebalkan" bukan definisi Lu Li, tapi berasal dari pria tampan nomor satu di kalangan game - Piao Ling.
Gongzi Qingcheng adalah penggemar fanatik Piao Ling.
Tipe yang langsung ngiler begitu melihat Piao Ling, keterlaluan sampai tidak punya batas bawah. Awalnya dia ingin main kelas Mage, tapi Lu Li setelah menyintesis berbagai pertimbangan menyarankannya jadi Pastor. Kenyataannya gadis ini memang lebih cocok main Pastor, tapi hasilnya dia tetap menolak mati-matian.
Piao Ling cuma berkomentar, "Bagus juga kalau ada yang standby di belakang buat menyembuhkan."
Lu Li dan empat pelatih akademi pelatihan bergantian membujuknya selama beberapa hari, bahkan ancaman dikeluarkan dari akademi pun tidak mempan. Tapi begitu Piao Ling mengucapkan kalimat ringan itu, gadis ini langsung antusias memilih profesi Pastor. Siapa berani menghalanginya pasti dia marah.
Dia memberi diri nama Gongzi Qingcheng bukan karena narsis, tapi menggunakan ID-nya untuk memuji kecantikan Piao Ling.
Setelah masuk akademi pelatihan, performanya sangat bagus, punya bakat luar biasa dan ketekunan latihan yang tinggi.
Hanya saja dia punya kebiasaan aneh: Setiap pagi selalu lari melihat pakaian Piao Ling, lalu kembali ke asrama ganti baju. Entah berapa banyak baju yang dia timbun, tapi selalu bisa matching dengan pakaian Piao Ling seperti pasangan kekasih.
Mungkin karena pengaruh beberapa cerita BL di forum, gadis ini paling memusuhi Wei Lan Hai Feng yang dianggapnya mengincar kecantikan Piao Ling.
Gadis ini berteman akrab dengan Can Meng, Ba Jiang, dan Lu Xin. Keempatnya selalu bersama-sama, bahkan Lu Li pun tak bisa berbuat apa-apa. Dalam kompetisi kali ini, dia termasuk atlet esports termuda dengan usia baru 14 tahun. Waktu pelatihan yang singkat membuat kekuatannya belum menonjol, namun potensinya tak terbatas.
Prajurit Shi Hun Cao berkarakter introvert. Sebagian besar waktu, suaranya gemetar saat bicara dengan orang lain. Tapi saat bertarung, dia seperti larut dalam pertempuran.
Di sekolah, dia adalah juara akademik yang mengagumi Xiao Mo secara ekstrem.
Namun cara pemujaannya berbeda dengan Gongzi Qingcheng. Jika Gongzi Qingcheng ingin menjadi gantungan di ikat pinggang Piao Ling, Shi Hun Cao justru ingin mengalahkan Xiao Mo secara fair di panggung pertandingan.
Ambisi yang cukup besar! Banyak yang ingin mengalahkan Xiao Mo, tapi yang sukses bisa dihitung jari.
Usianya sedikit lebih tua - benar-benar sedikit, baru 15 tahun. Baru sebentar berlatih sudah dipaksa Lu Ba Pi naik ke panggung kompetisi.
Shihuncao menunjukkan performa yang tidak stabil, statusnya kadang bagus kadang buruk. Saat kuat, dia pernah mengalahkan atlet esports dari serikat besar, saat lemah begitu turun dari panggung kecil langsung dimarahi habis-habisan oleh pelatih pertarungan nyata Xing Xiaofeng.
Xing Xiaofeng saat ini adalah pelatih pertarungan nyata di akademi pelatihan pemula Pedang Penghakiman.
Dia sangat berpengalaman, pernah berjaya di panggung kompetisi sebelumnya. Setelah pensiun, dia menjadi pelatih di akademi pelatihan beberapa klub. Xingchen Yinhuui dan Jubu Tanhan adalah hasil didikannya. Kelemahannya adalah suka memarahi orang, terutama ketika melakukan kesalahan tingkat rendah, dengan irama yang pasti bisa membuat anak kecil menangis.
Mage Api Fat Monkey, Ice Mage Duan Lu, Ksatria Suci Mu Qiu, prajurit Shihuncao, Pastor Gongzi Qingcheng - inilah pasukan sekuat ini milik Pedang Penghakiman.
Karakter seperti Hua Di Li Qing dan Wei Lan Hai Feng yang sebelumnya pernah naik panggung untuk membantu, sekarang tidak lagi turun bertanding.
Pertandingan diawali dengan tiga pertarungan arena. Pedang Penghakiman mengerahkan Fat Monkey, sementara Ibu Kota Kejayaan mengirim Long Yan.
Di satu sisi ada calon Dewa Sihir masa depan yang dijuluki media sebagai penerus Xiao Mo, di sisi lain ada murid terakhir Suhu Huang - pelatih nomor satu di kalangan game. Pertarungan yang langsung panas sejak awal ini membuat pemain yang berebut tiket masuk merasa tak sia-sia.
Dalam duel antara penyihir dan prajurit, umumnya orang mengira penyihir lebih unggul. Tapi Fat Monkey adalah Mage Api yang tak memiliki taktik kontrol sebanyak penyihir elemen es.
Keduanya hidup dari serangan. Tinggal lihat pihak mana yang lebih mumpuni.
Secara visual, Fat Monkey tertekan karena terus kabur. Sehebat apapun peralatannya, tetaplah ia penyihir yang akan tewas jika prajurit gila berhasil mendekat tanpa skill kendali.
Gaya khas pertempuran sebenarnya omong kosong. Jika gaya bertarung benar-benar dikungkung, sang atlet esports itu sudah tidak berguna.
Fat Monkey sebagian besar waktu tampil sangat agresif, suka menerjang lawan dengan serangan seganas badai hingga musnah. Banyak yang mengira itu gaya khasnya, tapi dia bukan orang bodoh yang akan berhadap-hadapan frontal dengan seorang pejuang.
Sementara Longyan di belakang mati-matian mengejar.
Satu mengejar sambil menyerang, satu lari menyelamatkan diri, orang awam pasti mengira pihak pengejar yang unggul.
Sebenarnya Longyan tahu pahitnya situasi ini. Dia bingung, "Kau ini penyihir, ngapain lari cepat sekali? Berapa banyak peralatan percepatan yang kau pakai?"
"Berkelahilah jika berani!"
Fat Monkey: "Berkelahilah jika bisa mengejarku!"
Sambil lari sambil melempar Burning, skill damage berkelanjutan tak pernah putus mengenai Longyan.
"Andai saja aku pakai lebih banyak gear percepatan... Andai saja lebih rajin latihan positioning... Andai... Andai saja bukan yang pertama turun! Penyihir level tinggi ini biar orang lain saja yang lawan, lebih baik aku sebagai pejuang tetap ganggu profesi lain saja."
Di dunia ini mana ada obat penyesalan yang dijual, kalau bertemu Mu Qiu, mungkin dia akan kalah lebih memilukan.
Hanya rumus Soulgrass yang dia yakin bisa dikalahkan. Tapi di usia 20 tahun, merasa bangga bisa mengalahkan anak 15 tahun, terdengar tidak terlalu mentereng.
