"Bolehkah kami pergi?" Salah satu dari mereka bertanya bingung.
"Bebas pergi tanpa dituntut pertanggungjawaban?" Yang lain menambahkan, rupanya mereka termasuk yang penakut.
"Boleh, silakan pergi jika mau." Wajah Lu Li gelap saat berkata.
Para petinggi lain juga tak berkomentar. Meski sudah menginvestasikan banyak uang pada orang-orang ini, tapi jika hati mereka sudah pergi, memaksa mereka tinggal hanya akan menambah kerugian.
"Jujur saja, pada akhirnya kontrak yang ditetapkan kurang dibakukan."
"Lagipula, akademi pelatihan pemula klub mana pun tidak bisa menjamin bisa mempertahankan anggota sampai debut. Kepergian dan kedatangan adalah hal normal, semua orang udah dari dulu nggak heran lagi."
"Kalau... kalau begitu aku kembali merapikan barang-barang." Orang pertama berkata.
"Terima kasih atas perhatian semua selama ini, semoga kita bisa bertemu lagi." Yang kedua juga cukup sopan.
"Dah." Yang ketiga menyeringai, mengira keluar itu sulit.
Berturut-turut, total lima orang lagi yang pergi.
Tiga yang tersisa ekspresinya cukup tegas. Lu Li ingat mereka berasal dari wilayah yang sama, mengaku teman. Bakat mereka tidak unggul, dan agak konyol. Tapi karena memutuskan bertahan, berarti mereka anak yang baik.
ID game trio ini terlihat seperti sekutu: Si Kong Che, Si Kong Liang, Si Kong Ming.
Tapi semua biasa memanggil mereka Si Kong Tolol Besar, Si Kong Tolol Kedua, Si Kong Tolol Ketiga.
Sikong Dasar Tolol memukul dada berkata: "Kami bertiga bersaudara Sikong bukan orang tak tahu balas budi. Seorang menteri tak boleh tidur di dua tempat peristirahatan, begitu kan, Si Tiga?"
Sikong Tiga Tolol: "Jawaban apaan itu."
Sikong Dua Tolol mengangkat alis penuh semangat: "BANGKIT HEBOH!"
MMP, orang-orang apa ini semua. Bukankah lebih baik kalau diusir saja?
"Ini salahku, tak menyangka akan terjadi hal seperti ini." Baba Kucing merasa pendidikan pemikiran yang diberikannya belum tuntas, atau mungkin terlalu terburu-buru ingin melatih mereka untuk ikut Donghua Cup sehingga mengabaikan pengamatan ketahanan mental dan pendidikan politik.
"Sudah pergi juga tak apa. Nanti hubungi keluarga mereka, pastikan mereka pulang dengan aman." Lu Li berkata.
"Aku tahu alasan mereka pergi." Sikong Tiga Tolol menopang dagunya dengan satu tangan, berpura-pura bijak.
"Karena tidak diberi kesempatan bertanding?" tanya Lu Li. Sebenarnya dia tak terlalu peduli alasan mereka pergi. Anak-anak memang labil, keinginan pergi bisa muncul tanpa alasan.
“Ada banyak klub luar yang menghubungi kami, ingin merekrut kami dengan lebih baik daripada di Pedang Penghakiman kita, bahkan berjanji segera mengizinkan mereka bertanding di panggung.” Sikong Tiga Tolol berkata.
“Jadi mereka berkhianat.” Sikong Dua Tolol menambahkan.
“Kami bertiga sama sekali tidak menggubris mereka. Tak disangka ada yang berani mengkhianati organisasi. Baru beberapa hari lalu mereka berjanji akan berjuang bersama.” Sikong Besar Tolol menggerutu penuh amarah.
“Aku ingat, waktu main kartu kemarin mereka masih berutang pada kita.” Sikong Tiga Tolol tiba-tiba teringat hal penting.
“Awalnya tidak mau menagih, tapi sekarang mereka kabur. Kita harus reklamasi utang itu! Ayo, siapkan senjata!” Sikong Besar Tolol semakin berang.
“Ha ha, tak kusangka utang kita akhirnya bisa ditagih! Bos, kalau tidak ada urusan lain, kami berangkat dulu menagih.” Sikong Dua Tolol berpamitan, lalu menyusul Sikong Besar dan Dua Tolol yang sudah berlari keluar.
Tiga remaja kekanak-kanakan pergi，Shi Hun Cao juga ikut pergi.
Hanya Gongzi Qingcheng yang ngotot tidak mau pergi，memeluk erat kaki Piao Ling dan tidak mau melepas.
"Bisakah kita usir yang ini juga，atau langsung dipecat saja?" Wajah Piao Ling gelap，andai saja dia tidak punya prinsip tidak memukul wanita，andai saja gadis ini bukan baru berusia 14 tahun，pasti sudah dia perlihatkan level sabuk hitam tingkat tiga sebenarnya.
Penampilannya yang rupawan ditambah kebiasaan menyindir pedas yang sering membuatnya berselisih dengan orang lain，alasan dia belum tewas dipukuli orang ya karena nilai kekuatan fisiknya yang luar biasa.
"Ahem，kita lanjutkan rapat." Lu Li mengabaikannya.
Mengingat Piao Ling mustahil berkhianat——Pedang Penghakiman sendiri adalah organisasi yang dia ikut dirikan，bagaimana mungkin dia berkhianat pada diri sendiri？Lagipula orang ini mungkin sudah terlalu malas untuk mengumpulkan energi cukup melakukan pengkhianatan——maka gantungan kecilnya pun secara natural tidak mungkin berkhianat.
Adapun hal-hal seperti kebencian akibat cinta yang bertepuk sebelah tangan，kecuali Piao Ling dan Wei Lan Hai Feng mendaftarkan pernikahan，untuk sementara tidak perlu khawatir tentang hal-hal semacam ini.
“Masalah yang terekspos belakangan ini memang cukup banyak, tapi untungnya masalah-masalah itu terungkap.” Genhao San menetapkan nada dasar untuk persoalan hari ini. Sebenarnya dia menentang rencara mengikutsertakan anggota baru di Donghua Cup terlalu dini. Masalah ada yang menghubungi anggota baru di juga dia ketahui.
Setiap orang yang hadir di sini tahu, hanya saja tidak tahu cara membereskannya.
Menghalangi pun tidak mungkin, urusan seperti ini memang tidak bisa diselesaikan dengan paksaan.
Sejak awal Donghua Cup, Duan Lu langsung menarik sorot mata. Kembali muncul bibit bagus dari Pedang Penghakiman.
Gongzi Qingcheng dan Shihuncao sebenarnya juga cukup mumpuni. Di kamp pelatihan Ibu Kota Kejayaan pun mereka bisa masuk ranking. Makanya klub-klub besar pun tidak bisa duduk diam, mulai mengulurkan tangan ke anggota.
Ikutlah denganku ke klub kami, yang jauh lebih baik.
Ketiga yang tampil di panggung masih lumayan. Duan Lu tidak mungkin pergi, dia dan Lu Li punya transaksi lebih tersirat. Kecuali ada yang lebih cantik dari Piao Ling, si gila kecantikan Gongzi Qingcheng ini juga tidak akan pergi. Shihuncao juga terlihat bukan tipe yang mudah goyah.
Yang tidak naik panggung mulai resah.
Kenapa yang lebih muda bisa naik panggun, sementara kami hanya bisa menonton dari bawah?
Aku lebih kuat dari XXX, kalau gantian aku... nanti pasti bisa gantikan XXX. Tiga ilusi utama atlet esports. Dalam ketidakseimbangan yang menyakitkan, para pemula yang labil mulai goyah.
Ketika Pedang Penghakiman kalah dari Ibu Kota Kejayaan hanya dapat juara ketiga, mereka yang ragu semakin yakin untuk pergi.
Ternyata Pedang Penghakiman bukan legenda tak terkalahkan. Lalu kenapa harus menerima "penghinaan" seperti ini?
Akhirnya, dari 14 anggota akademi pelatihan pemula, tersisa lima orang.
"Optimisnya, kalau lima ini bertahan, kita bisa susun pasukan sekuat ini untuk Donghua Cup berikutnya." Lu Li bercanda. Para pelatih dan petinggi lain ikut tertawa.
Meskipun Pedang Penghakiman menginvestasikan banyak sumber daya di akademi pelatihan pemula, investasi ini tidak ditujukan untuk individu atlet. Kepergian para atlet ini tidak menimbulkan kerugian signifikan, paling-paling hanya membuat semua orang merasa agak tidak senang.
Investasi dalam pembangunan infrastruktur dasar pun tidak bisa dibawa pergi oleh anggota baru yang mengundurkan diri.
"Tampaknya kita tetap perlu merekrut orang baru," kata Baba Kucing. "Kali ini kita akan menyerap pelajaran dari kesalahan sebelumnya, menyelesaikan masalah ini dari akar segala sesuatu."
"Perkuat pendidikan pemikiran, pertimbangkan integritas moral dalam proses seleksi, perbaiki klausul kontrak. Tidak boleh ada yang memakan sumber daya kita lalu pergi sesuka hati," Butterfly Dance menyampaikan pandangannya. Ia yang selama ini baik hati pada anak-anak ini ternyata ditinggalkan begitu saja, membuat hati manusia terasa dingin.
"Bagaimana pertimbangan kalian tentang pembahasan kita beberapa hari lalu?" Genhao San mengulangi diskusi yang pernah ia lakukan dengan Lu Li saat menonton pertandingan sebelumnya.
Semua orang mulai diam-diam merenung setelah mendengarnya.
Merekrut orang dari kawasan kumuh - mungkinkah konsep ini rentan dimanipulasi?
"Ada, tentu ada. Keuntungan dari operasi semacam ini jelas terlihat. Anak-anak yang tumbuh di kawasan kumuh punya semangat juang, dan biaya pelatihannya relatif rendah. Beri mereka satu kesempatan, mereka akan mengerahkan usaha maksimal."
"Namun, kekurangan orang-orang seperti ini juga sangat mencolok."
"Kemampuan rendah, baik dalam aspek perilaku maupun pola pikir, belum lagi masalah watak yang baru saja membuat kita kesal. Jika benar ada yang datang membawa uang untuk merekrut, mereka yang terbiasa misin sejak kecil mungkin lebih tidak punya resistensi."
"Ini tidak bisa dipaksakan. Aku sudah memanggil orang, seharusnya sebentar lagi sampai." Lu Li berkata.
Yang datang adalah Chengzi dan Xiao Hei. Keduanya jarang mengunjungi markas Pedang Penghakiman. Mereka juga tahu Lu Li tidak terlalu menyukai mantan saudara seperjuangan ini, namun dalam hati tetap ada rasa kecewa. Mengapa manusia selalu ingin memutus masa lalu? Ini benar-benar melupakan akar.
Seperti ejekan Chengzi yang sering diucapkan: "Sekadar mengganti akun palsu baru, sudah merasa bukan lagi produk kawasan kumuh."
Tentu saja, kepercayaan tak bersyarat di antara mereka tetap terjaga.
"Persahabatan sehidup semati, mungkin seperti yang mereka miliki."
Sebagian orang tahu pekerjaan kedua orang ini, sebagian tidak. Kini semuanya menjadi jelas.
"Apa yang perlu dilakukan, Kakak Li silakan perintahkan saja." Xiao Hei berkata dengan patuh.
Serangga diam seribu bahasa. Antara dia dan Lu Li memang tak ada banyak yang perlu dibicarakan.
"Aku butuh personel, cari dari kawasan kumuh kita. Usia 10-15 tahun, yang lincah. Kalian seleksi dulu, awasi perilaku mereka. Yang dirasa tidak akan berkhianat, baru kirim ke sini." Lu Li berbicara tanpa basa-basi.
"Di daerah kita memang tak punya apa-apa, kecuali banyak manusia." Mata Xiao Hei berbinar.
"Mereka yang memenuhi syarat mungkin akan naik ke panggung lomba. Yang gagal bisa menjadi elit guild, tetap mendapat masa depan baik. Batas usia bisa sedikit dilonggarkan." Lanjut Lu Li.
"Aku akan menahan sebagian. Personel kita terlalu sedikit." Serangga menyela.
“Silakan, kau bisa berikan sisa yang tidak terpilih padaku.” Lu Li tak mempermasalahkan, namun ia juga tahu Serangga tak akan mengambil yang terbaik. Ada keharmonisan tak terucap di antara mereka.
“Setelah masuk klub, harus ada pembagian level. Hanya dengan terus lolos ujian di setiap tingkat, mereka bisa mendapat lebih banyak sumber daya dan layak naik panggung kompetisi.” Han Lengyi si ahli teori berkata. Ia juga meneliti sistem klub dan memberikan saran untuk.
“Aku setuju dengan ide Guru Han. Tolong Guru Han yang merumuskan sistem konkretnya.” Lu Li menyetujui.
Urusan teknis diserahkan pada ahlinya.
Dengan ini, Pedang Penghakiman akan terus mendapat tambahan darah segar. Mereka berasal dari tempat asal Lu Li dulu. Di masa awal, demi memberikan kehidupan baru pada adiknya, ia berusaha memutus masa lalu dengan tempat itu.
Tapi dia tidak melupakan asal-usulnya. Kawasan kumuh di Kota Jiangnan ini sedang mengalami perubahan pesat. Meski Chongzi dan kawan-kawan yang menjalankan, dukungan finansial dan gagasan semuanya berasal dari Lu Li.
Namun, ketika Lu Li mencapai posisi tertentu, barulah dia sadar bahwa ide untuk memutus masa lalu itu agak kekanak-kanakan.
Tak ada yang benar-benar bisa memutus masa lalu, dan tak perlu juga melakukannya.
Sejak itu, kawasan kumuh kembali terikat dengan Lu Li, sekaligus menetapkan bahwa sifat klub Pedang Penghakiman akan selamanya menyandang label seperti ini. Banyak jagoan kawasan kumuh tercipta di sini, memulai kehidupan baru.
Semua urusan ini diserahkan pada Baba Kucing, Chongzi, dan Xiao Hei. Fokus utama Lu Li di game tetap dungeon.
Dalam tujuh hari pertama ini, mereka bahkan belum bisa menyelesaikan pemindaian skill Ouro, apalagi mengalahkan BOSS ini. Klub-klub lain juga sama. Forum resmi dipenuhi thread protes. Semua merasa BOSS ini mustahil dibunuh dalam kondisi terkini.
Bahkan jika seluruh tim sudah lulus dari Sarang Sayap Hitam dan Hati Magma pun tetap tidak bisa.
