Jika perkataan Jinse Wushang ini ditujukan pada Genhao San, tentu akan memiliki daya mematikan.
Saat ini Bangsawan Jiangnan sudah bisa menstabilkan diri dengan upaya setengah hati. Dungeon tetap mereka taklukkan, benteng berhasil dikuasai satu, bahkan di Piala Donghua meraih peringkat kedua. Sementara Pedang Penghakiman yang terlihat gemilang, sebenarnya berada di ambang kehancuran setiap saat akibat ekspansi gila Lu Li yang "miskin namun gila perang". Sedikit kesalahan saja akan menghancurkan seluruh usaha besar ini.
Berperang melawan klub super sekelas Bangsawan Jiangnan yang memiliki kekuatan mumpuni, itu jelas tanda otak kemasukan air.
Sayangnya yang dihadapinya adalah Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou. Mustahil memahami orang gila seperti ini dengan logika normal. Dengan persetujuan Lu Li, sama sekali tak ada pertimbangan tentang konsekuensi.
"Aku ingin bicara dengan Lu Li, atau Genhao San juga boleh." Mengulang kalimat sebelumnya: "Kejar Aku dan Aku Hehehe" adalah saudara sedarahnya, bukan sekadar teman solidaritas palsu yang bisa dibuang setelah tak berguna. Jinse Wushang memutuskan mencari lawan bicara yang lebih rasional.
"San Ge sekarang lelah seperti anjing, mungkin tidak sempat meladenimu." Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou berkata: "Aku akan bantu tanyakan ke Lu Li."
Lu Li sedang memimpin tim grinding Ksatria Tak Berkepala. Karena Tali Kekang Ksatria Tak Berkepala yang terlalu keren, antrian pemain yang ingin farming mount berbaris panjang. Bagi yang tidak mampu farming sendiri, bisa menyewa jasa carry. Bagaimana jika hoki berpihak? Langsung naik ke puncak legenda sok-sokan!
Saat ini, jumlah pemain yang menggunakan mount Tali Kekang Ksatria Tak Berkepala di seluruh game, dikalkulasi ulang pun tidak sampai 100 orang. Semuanya adalah Si Kaya super atau bos klub elit.
Kecuali Lu Li, hampir semua pemain ini mendapat label "orang bego berduit, nyawa bisa dikorbankan tapi wajah harus dijaga".
Sayangnya, pihak resmi sekali lagi menurunkan probabilitas drop mount Ksatria Tak Berkepala. Baik Pedang Penghakiman maupun Tombak Penghakiman, ratusan guild hari ini gagal memunculkan satu pun mount. Bahkan Can Meng si jago pun gagal di momen ini.
Untungnya BOSS masih menjatuhkan beberapa peralatan dan material.
Dibandingkan terakhir kali, level Ksatria Tak Berkepala kali ini dinaikkan. Peralatan yang terjatuh juga mengalami perubahan luar biasa.
Bagi pemain biasa yang ingin mendapatkan Emas Gelap bahkan peralatan legenda, mengulang Ksatria Tak Berkepala bisa jadi jalan pintas yang bagus.
"Bos, Jinse Wushang ingin menemuimu!" Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou berteriak dengan suara keras.
"Sibuk, menghilang." Lu Li berkata.
"Dia menyuruhku menanyakan padamu, bagaimana caranya melepaskan saudaranya. Dengan kata lain, sampai tingkat apa kami harus membunuh saudaranya baru berhenti." Kedua jawaban ini sebenarnya punya hasil yang sama. Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou berpura-pura menjadi anak baik yang patuh, membuat Jinse Wushang hanya bisa berharap pada Lu Li.
"Tidak perlu menghentikan serangan." Jawaban dari pihak Lu Li.
"Sungguh disayangkan." Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou tersenyum manis: "Bosku bilang tidak perlu berhenti, artinya ini tidak bisa dirundingkan. Keamanan saudaramu itu akan kujaga baik-baik di tanganku. Kujamin dia akan sangat bahagia - selain orang kami, tak ada yang boleh menyentuhnya."
"Haa!" Jinse Wushang benar-benar menyemburkan darah.
Amarah memenuhi otaknya. Dia ingin sekali meneriakkan perintah untuk mulai bertempur.
Tapi dia tidak berani. Dia takut.
Di dunia ini tidak ada yang benar-benar otak, tidak ada yang benar-benar berani sampai sombong. Setiap orang, baik yang baik maupun jahat, memiliki perilaku berbeda berdasarkan sifat asli, lingkungan tumbuh, dan hobi. Tapi mereka semua memiliki emosi dan ketakutan.
Jinse Wushang tidak bisa tidak mengingat perang besar sebelumnya melawan Pedang Penghakiman.
Saat itu Pedang Penghakiman hampir tidak memiliki pondasi, hanya kumpulan amatiran. Sedangkan kekuatan Bangsawan Jiangnan saat itu bahkan lebih kuat dari sekarang.
Ketika semua orang—termasuk klub lain—hanya duduk menonton klub baru ini diinjak-injak hingga tak bisa bangkit lagi, justru Bangsawan Jiangnan yang kalah. Mereka menjadi batu pijakan bagi Pedang Penghakiman untuk mendapat ketenaran.
Banjiran PK maniak bergabung dengan Pedang Penghakiman. Orang-orang yang pernah diganggu Bangsawan Jiangnan mempromosikan mereka secara gratis.
Sejak saat itulah Pedang Penghakiman benar-benar berhasil menstabilkan diri.
"Bangsawan Jiangnan menjadi lelucon kosong, peringkat kedua mereka yang pernah menakutkan banyak orang. Namun sejak saat itu, semua orang menganggap mereka macan kertas, bahkan guild-guild kecil yang tak terkenal pun berani mendekat untuk menggigit."
"Dulu dua anggota Bangsawan Jiangnan berani memonopoli area leveling, tapi setelah kekalahan itu, tidak ada lagi anggota mereka yang berani menjelajah area liar dengan tim kurang dari satu regu."
"Jika perang pecah lagi, menang tentu baik - segala kejayaan akan kembali pada kita."
"Tapi bagaimana jika kalah? Jika kalah lagi?"
"Dongzi, jangan main game ini lagi." Jinse Wushang akhirnya hanya bisa mengatakan ini pada adiknya.
"Aku tidak percaya! Game ini luas sekali, mana mungkin mereka bisa menemukanku." Si adik menyeringai, "Kalau berhasil kejar aku, hehehe... tentu saja tidak akan kuserahkan!"
"Game sebesar ini, seberapa besar game bisa, kamu pikir ini seru ya, kamu main game-game jijik itu terus, kamu pikir asyik ya, umurmu udah kepala dua lebih, nggak bisakah kamu lebih matang, fokus kerja yang bener......" Jinse Wushang tiba-tiba meledak amarah.
Dengan gerakan kasar dia menyapu sebagian besar hiasan di meja, berteriak histeris: "Kamu tahu nggak Kakak sekarang marah seberapa besar? Aku pengen babat habis Pedang Penghakiman itu, tapi nggak bisa, nggak bisa kamu tahu nggak! Aku nggak boleh gegabah, dulu udah kalah taruhan. Kehidupan enakmu sekarang dibayar dengan kekesalan aku. Kalau aku tumbang, pakai apa kamu bakal menghamburkan uang, sok jadi orang baik, terus nipu orang sampe bangkrut, nipu keluarga orang sampe berantakan? Udah lama harusnya kamu meringkuk di penjara......"
Zhui Dao Ni Wo Jiu Heiheihei menunduk diam seribu bahasa. Beberapa saat kemudian dia berjalan keluar dengan tegas.
Jinse Wushang terkulai lunglai di kursi yang nyaris rubuh itu.
Ya, game ini memang sangat besar.
"Lihat, orang inilah yang akan kalian lacak. Satu tugas sukses bayarannya seribu realitas. Meski gagal, sebulan tetap kubayar lima ribu. Bagaimana?" Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou berjongkok di depan kurcaci kecil, langsung mengulurkan sekantong koin emas sebagai uang muka.
"Unit tentara bayaran kami profesional. Santai saja dengan harga segini. Akan kusiapkan tiga ribu orang khusus memantau pergerakannya di seluruh alam semesta." Si kurcaci terkekeh: "Kalau nanti tak mampu bayar, beri tahu saja sebelumnya. Kupikir kau akan bangkrut total."
"Kakak, lain kali pakai otak saat keluar. Aku justru ingin bangkrut total." Kata Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou dengan santai.
Uang sebanyak ini, dia bahkan tidak perlu minta pertanggungjawaban ke Lu Li. Zaman sekarang siapa sih yang bukan orang kaya? Uang saku bulanan Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou tidak kalah dari "Kejar Kamu Aku Hehehe". Yang lebih penting, uang saku "Kejar Kamu Aku Hehehe" berasal dari pemberian orang lain, sedangkan uang sakunya sendiri hasil jerih payahnya.
"Hei Ge dibunuh..."
"Hei Ge dibunuh lagi..."
"Hei Ge..."
Jinse Wushang dengan mekanis memandangi barang di tangannya, sama sekali tidak ingin mendengar anak buahnya yang terus mengoceh. Tapi dia tidak membatalkan tugas pengamatan situasi.
Untuk alasan apa Lu Li mempersulit akun baru?
Siapa sialan yang bisa memberitahuku!
