Ini berarti, untuk mengalahkan BOSS ini, memerintahkan Pastor mengendalikan jiwa pemuja menjadi solusi paling efektif sekaligus satu-satunya cara.
Lu Li tak mengerti logika orang pertama yang mencoba metode ini. Saat ini ia benar-benar terjebak dalam kebimbangan.
“Bagaimana kalau kita coba mengendalikan dua monster kecil ini, Bibi Angela bilang, pengikut-pengikut Farlina sudah kehilangan kesadaran diri, bisa dikontrol jiwa oleh Pastor.” Setelah guild dihabisi dua kali, tepat saat Lu Li sama sekali tak tahu harus berbuat apa, Xiao Ba Jiang angkat bicara.
"Bibi Angela" yang dia maksud kemungkinan adalah Mage Agung Angela Dusatus, NPC dari Kapel Ibadah Cahaya Suci.
Lu Li tertegun seperti patung. Masalah yang membuatnya bingung selama ini ternyata terselesaikan dengan cara sesederhana ini. Tanpa sadar rasa asam mulai merambat di hatinya. Meski dalam hati sudah berulang kali mengingatkan diri sendiri: Jangan bandingkan hoki dengan Can Meng, jangan bandingkan daya tarik dengan Ba Jiang - dua hal yang sama-sama di bawah ambang kelulusan bagi dirinya.
Tapi dibandingkan seperti ini... Sialan, sakit juga rasanya.
Padahal ini kan Tanah Wabah, wilayah dimana Lu Li paling dihormati. Persahabatan antara dirinya dengan Old Fordring sudah melewati hidup dan mati. Seluruh NPC di Tanah Wabah ini berhutang budi padanya.
Sayangnya, tetap tak bisa menyaingi anak kesayangan Sistem.
"Baiklah, nanti Pastor coba kendalikan monster kecil, lihat taktik apa yang bisa digunakan." Lu Li setuju dengan saran Xiao Ba Jiang tanpa ragu, bahkan berencana memberi beberapa DKP sebagai hadiah. Gadis ini benar-benar dikirimi bantal saat mengantuk.
Mengendalikan monster kecil tentu bukan tugas March Rain dan Xingxing Nannan sebagai penyembuh utama, Ji Ge dan Jievika saja sudah cukup mampu.
Ji Ge dan Tongyan Wuji sama-sama dipanggil "Ji Ge", tapi karena Ji Ge lebih tua dua tahun, dia dijuluki "Ji Ge Besar". Sementara Tongyan Wuji yang masih terlalu muda terpaksa menerima gelar memalukan "Ji Ge Kecil".
Pastor segera menemukan bahwa pengikut tidak bisa dikendalikan, hanya penyembah yang memungkinkan.
Pengikut harus dibunuh dulu, empat penyembah ditarik terpisah. Setelah pengikut mati, MT tarik BOSS ke pusat ruangan. Semua orang berdiri tersebar di ruangan mengikuti formasi Putri Naga Hitam atau Viscidus, hindari hujan api dan bunuh kerumunan padat.
Keempat penyembah tidak perlu semuanya dikendalikan, cukup satu atau dua saja sudah cukup untuk memenuhi misi membatalkan Amuk BOSS. Setelah satu monster berhasil dikendalikan, akan muncul debuff yang membuatnya tidak bisa dikendalikan lagi dalam waktu dekat. Pada saat ini, pindahkan kontrol ke penyembah lainnya.
Sebenarnya, setelah familiar, satu Pastor sudah bisa menyelesaikan Amuk BOSS dengan sempurna. Seorang Pastor yang khusus mengendalikan jiwa penyembah, mengenakan peralatan ketahanan alam tinggi, dengan Pastor lain dalam kelompok yang sama bertanggung jawab memberikan perisai setelahnya untuk mencegah panah beracun menyela kontrol.
BOSS yang tidak dalam kondisi Amuk sangat mudah dibunuh.
Berkat ramuan penawar racun Lu Li dan kawan-kawan yang cukup hebat, tingkat kesulitan membunuh BOSS ini bahkan lebih rendah dibandingkan BOSS pertama. Tidak lama kemudian mereka meraih kemenangan dalam pertempuran.
Peralatan yang didrop tidak ada yang spesial, jauh lebih buruk dibandingkan BOSS pertama.
Meski fragmen-fragmen dan komponen T3 yang dijatuhkan terbilang terlalu biasa, mengingat tidak semua BOSS akan menjatuhkan skill book - bahkan sebagian besar BOSS sekalipun dibunuh pertama kali tidak akan menjatuhkannya.
Selanjutnya adalah BOSS terakhir di , Maexxna.
Maexxna adalah seekor laba-laba raksasa yang mengerikan, menjaga garis pertahanan terakhir . Di atas jaring raksasanya, ia memberi makan ribuan anaknya dengan mayat-mayat penyusup.
Jika Anda mengira hanyalah kumpulan jelek, kerangka tak berkesadaran, dan berbau busuk - bersiaplah menyambut mimpi buruk yang nyata. Meski yang berikan kepada Kel'Thuzad hanya mengubah manusia menjadi , wabah mengerikan ini juga mempengaruhi makhluk non-manusia.
Di Tanah Wabah, ada banyak hewan dan tumbuhan yang bermutasi karena wabah, dengan laba-laba lokal yang mengalami perubahan paling ekstrem.
Kel'Thuzad, tuan sejati Tanah Wabah, tetap mempertahankan rasa penasaran ilmiahnya bahkan setelah kematian. Saat mendengar kabar tentang munculnya laba-laba serigala berpola unik raksasa di wilayah itu, dia langsung berangkat sendiri dan menggunakan sihir untuk mengurung raksasa itu di Naxxramas untuk dipelajari.
"Mutasi yang aneh! Wabah ini membawa banyak fenomena menarik. Pembesaran tubuh hanyalah satu aspek. Racun korosif yang lebih kuat, metabolisme super cepat, jaring laba-laba yang lengket dan sangat kuat - semuanya begitu menakjubkan!"
"Sayangnya dia mati, tapi ternyata meninggalkan banyak telur! Sepertinya aku bisa mempelajari bagaimana mereka bermutasi dalam lingkungan wabah ini."
"Sungguh menarik! Hanya 70% telur yang berhasil menetas, dan makhluk-makhluk menggemaskan ini langsung saling membunuh sejak lahir. Hanya dalam 20 menit, mereka telah menentukan siapa penguasa terakhir dengan cara mereka sendiri. Sang pemenang ini hanya butuh 3 hari untuk tumbuh lebih besar, lebih kuat, dan lebih rakus daripada induknya! Mayat terinfeksi wabah biasa sudah tak bisa memuaskan nafsunya, hanya belatung bangkai raksasa khas Tanah Wabah yang bisa mengisi perutnya. Aku memutuskan menamainya Maexxna - hewan peliharaan legendaris dewa Kerajaan Laba-Laba!"
Konon monster ini - makhluk sepanjang 5 meter dan setinggi 3 meter, jauh lebih besar dari induknya.
Dua yang sebelumnya, yang pertama adalah laba-laba walau mengerikan, setidaknya masih berbentuk laba-laba. Yang kedua jelas-jelas hanya memelihara laba-laba, sosoknya tidak hanya tidak menyeramkan tapi justru seorang nyonya berwajah yang luar biasa tampan.
Yang ada di hadapan ini berbeda, meski tidak persis seperti legenda yang menyebut lima meter panjang dan tiga meter tinggi, tapi setidaknya mencapai dua meter. Tak satu pun anggota tim yang setinggi Yao Ming, sehingga semua harus mendongak melihat.
Yang paling menjijikkan, makhluk ini terus-menerus ngiler.
Wajah Wei Lan Hai Feng pucat pasi. Jika dia maju menarik monster, air liur laba-laba pasti akan membanjiri wajahnya. Untung ini cuma game, kalau tidak, air liur beracun bukan sekadar "cuci muka" sederhana - wajah rusak akan lebih langsung akibatnya.
"Ayo, Feng Shao, tunggu apa lagi? Apa BOSS ini kurang cantik dibanding yang sebelumnya?" Nada bicara Lu Li terdengar sarkastik.
"Sial... ah... ah..." Wei Lan Hai Feng entah belajar dari mana, ternyata bisa menyanyikan opera Beijing.
Andai saja dulu tidak memilih jadi MT. Dia baru sadar bahwa peran MT adalah untuk disiksa - setiap kali buka BOSS, siksaan datang dengan variasi baru. Dia bukan tipe yang suka disiksa, sekarang penyesalan sudah menggerogoti ususnya.
Tapi, jika benar-benar harus melepas peran MT, dia juga tidak rela.
Dia menyukai perasaan Sorotan Publik itu. Dalam sebuah tim, Komandan adalah yang paling penting, disusul oleh MT. Di pasukan PVE Pedang Penghakiman, pengetahuan dunia luar tentang mereka selain Lu Li hanyalah dirinya sendiri, Wei Lan Hai Feng.
Dia memperoleh status yang lebih diperhatikan daripada selebritas.
Memilih risiko lebih ringan, prinsip yang sama berlaku untuk keuntungan ganda. Mengingat keagungan MT-nya, Wei Lan Hai Feng dengan satu tangan menggenggam Pedang Persaudaraan dan tangan lainnya mengangkat perisai, menerjang ke arah taring mengerikan laba-laba raksasa.
