Lu Li yang sedang menghadapi pasukan Ibu Kota Kejayaan di Benteng Lembah Abu-abu, merasa lega begitu melihat susunan pasukan lawan.
Bukan berarti pasukan lawan lemah, justru sebaliknya - mereka terlalu kuat.
Hampir setengahnya adalah orang-orang tingkat atlet esports, bahkan Suhu Huang, pelatih kamp pelatihan yang sudah setengah pensiun, muncul. Ini membuktikan Ibu Kota Kejayaan benar-benar menyerang benteng tua Lembah Abu-abu dengan sekuat tenaga seperti yang dia duga.
Lu Li telah mempelajari dengan sangat mendalam pemikiran Xiao Mo.
Di sini merebut benteng tua, di sana mengambil benteng baru, maka seluruh Lembah Abu-abu akan menjadi milik Ibu Kota Kejayaannya.
Sebenarnya Xiao Mo cukup cantik—sayangnya hanya cantik dalam khayalannya.
Lu Li mendesak Hongtu Baye untuk menyerang benteng baru di Lembah Abu-abu, sekaligus memberinya cheat emas. Cheat ini bukan sekali pakai, jika Hongtu Baye bisa menggunakannya, tentu Lu Li juga bisa. Dia pun memanggil banyak bala bantuan.
Sangat Takut Seperti Kayu dan Mo Wangfeng membawa atlet esports dari klub mereka. Waktu itu mereka membantu Penjaga Biru Murni merebut Lembah Duri dari tangan Ibu Kota Kejayaan. Kali ini karena Ibu Kota Kejayaan fokus menargetkan Pedang Penghakiman, Penjaga Biru Murni tidak perlu lagi membayar mahal untuk meminta bantuan keduanya.
Ming Pojun, Jiecao Luoyidi, Xiao Miao, Loncheng Guyang, Tuan Muda Licik - semuanya berasal dari Purple Moon Cave.
Mereka belum pernah memiliki benteng sendiri. Kali ini Lu Li mengajak mereka, dan mereka langsung setuju tanpa banyak pertimbangan. Lagi pula, ikut belajar juga bagus.
Vincent, Musè, Tian Lingling, Niu Dandan, Kan Wo Qishier Bian, Zixin Hai - semuanya dari guild Bintang.
Persetujuan yang lebih lancar. Di faksi Horde, klub besar sendiri memang sedikit. Legiun Angin Kencang adalah anak buah Ibu Kota Kejayaan. Kerajaan Abadi sekarang juga berdiri di pihak mereka. Yang bisa disebut klub super hanya Bintang dan Ikatan Persaudaraan. Adapun Shengshi Dynasty yang pernah lebih gemilang - kepergian Er Re Yan Tiao dari sana dampaknya lebih parah daripada keluarnya tiga pemain bintang dari Jiangnan. Sekarang semua orang sudah tidak memasukkan mereka dalam kategori klub super.
Singkatnya, sekitar 20-an bala bantuan ini langsung meningkatkan kekuatan pertahanan Pedang Penghakiman beberapa level sekaligus. Soalnya yang direkrut hampir semua atlet esports, bahkan beberapa diantaranya berlevel pemain bintang.
Bukan Lu Li tidak mau mengajak lebih banyak orang, tapi masalah ini harus dirahasiakan. Terlalu banyak berhubungan dengan klub lain berisiko membocorkan kabar. Kalau sampai Kejayaan tahu, efek yang diharapkan sulit tercapai.
Makanya Lu Li hanya mengajak satu klub yang tepat dan sudah dipastikan tidak akan berkhianat di tengah jalan. Mo Wangfeng dan Sangat Takut Seperti Kayu yang dulu membantu Penjaga Biru Murni merebut Lembah Duri dari Ibu Kota Kejayaan sudah bermusuhan, jadi mustahil mereka mau kerja sama dengan Kejayaan.
Purple Moon Cave dan Ibu Kota Kejayaan adalah musuh bebuyutan yang sudah berkonflik selama puluhan tahun turun-temurun.
Sedangkan Sihir, di wilayah Horde mereka ditekan habis-habisan oleh Kejayaan. Mereka sangat ingin perkembangan Kejayaan terhambat. Bahkan kalau bisa memberi pengacau untuk Kejayaan, mereka mau melakukannya tanpa dibayar.
Namun tidak mungkin tidak ada uang, biaya untuk menyewa 20 lebih orang ini akan menjadi jumlah fantastis.
Tapi Lu Ba Pi itu orang apa, meski baru saja meraup untung besar dari Piala Huaying, tetap saja sifat pelitnya tak berubah. Dia tidak hanya tidak membayar, malah mendapat keuntungan kecil dari keempat klub ini.
Syaratnya hanya satu: selama bisa mempertahankan benteng, Lu Li mengizinkan klub atau individu tersebut membeli toko di benteng dengan harga murah.
Daya tarik ini bahkan lebih menggiurkan daripada koin emas biasa, terutama bagi klub yang tidak memiliki benteng. Industri di klub orang lain tetaplah industri.
Bisa dibilang Lu Li mendapatkan 20+ pejuang kuat ini tanpa usaha berarti. Lagipula tokonya memang akan dijual, bisnis tanpa modal seperti ini dengan harga diskon pun tidak akan menyakitkan tulang dan uratnya.
Sementara Xiao Mo melihat orang-orang di belakang Lu Li, ekspresinya tidak begitu menyenangkan. Mo Wangfeng, Sangat Takut Seperti Kayu, beserta beberapa anggota yang mereka bawa, ditambah klub bintang dan Purple Moon Cave, menciptakan ilusi bahwa seluruh dunia adalah musuhnya.
Orang-orang ini kekenyangan, buat apa sok membantu Lu Li.
Tapi dia bukan orang bodoh, transaksi kekuasaan dan uang dalam situasi ini pun bisa dia sedikit tahu.
Yang membuatnya kesal adalah laporan intelijen di pihak mereka terlalu buruk - terakhir kali sifat peralatan mereka terdeteksi tanpa disadari, kali ini tanpa sadar Lu Li berhasil memanggil begitu banyak bala bantuan.
Namun, Lu Li memperhatikan ekspresi Xiao Mo tiba-tiba berubah menjadi bentuk lain. Sulit dikategorikan, tapi jelas bukan ekspresi yang muncul saat melihat "Kakak Feng", bahkan andai "Kakak Feng" pergi ke Thailand sekarang pun takkan berguna.
Meminjam sorot mata lawan, Lu Li baru menyadari Xiao Mo sedang memandangi malam. Tak disangka Xiao Mo yang dikenal Tindakan Tegas ini ternyata masih menyimpan benih cinta tak tersampaian.
Xiao Mo memang sedang mengamati malam. Saat ini malam mengenakan plate armor, sebagian besar wajah kecilnya tersembunyi di balik pelindung wajah. Namun Xiao Mo tetap bisa langsung mengenali sosok yang selalu menghantui pikirannya itu di tengah kerumunan.
Saat masih di sisinya, semua terasa biasa saja. Baru setelah benar-benar berpisah, ia sadar apa yang paling berarti baginya.
Huangtu Baiye jadi bahan canda, tak ada yang menang dalam pesta mabuk duniawi ini.
Lu Li mengaku dirinya polos. Ia tak pernah berniat menggunakan malam untuk memprovokasi Xiao Mo. Setiap orang punya batas - meski batas-nya sendiri lebih mirip lelucon kosong, baru ia sadari sekarang.
Namun sebagai paladin penyembuh nomor satu klub, mustahil baginya absen dari pertahanan benteng.
Setelah saling mengukur kekuatan, kedua pihak pun mulai resmi serang.
"Ibu Kota Kejayaan memiliki kekuatan yang solid, sementara Pedang Penghakiman mengundang banyak bala bantuan. Dari segi kemampuan sintesis, mungkin Ibu Kota Kejayaan sedikit lebih unggul. Tapi ini pertahanan, pihak bertahan pasti memiliki keunggulan alami."
Karena itu, di awal pertandingan keadaan langsung tenggelam dalam kebuntuan.
Dibandingkan perang benteng antar klub biasa, korban jiwa di sini lebih memilukan. Bahkan anggota ini Mo Wangfeng sampai tumbang sekali.
"Lu Heizi, aku kehilangan satu peralatan - peralatan legenda! Kau harus menebus kerugianku!" teriaknya sambil melepas skill. Mungkin karena sikap soknya yang keterlaluan, satu gelombang skill kembali mengarah padanya. Nyaris saja dia tewas seketika kalau tidak segera menggunakan kulkas.
Lu Li tidak terlibat dalam komando benteng. Yang bertanggung jawab atas komando adalah Wei Yun Dan Yue.
Dia dan Sangat Takut Seperti Kayu melonjak ke bawah tembok benteng. Target mereka adalah melakukan percobaan pembunuhan terhadap profesi penyembuh di Ibu Kota Kejayaan. Dua pencuri kuat yang berkoordinasi, Lu Li tidak asing dengan hal ini. Dia sudah berkoordinasi dengan Elf Air berkali-kali, tapi dengan Sangat Takut Seperti Kayu ini baru pertama kalinya.
Sebelumnya dia pernah bertarung dengan Sangat Takut Seperti Kayu. Dia sangat mengagumi teknik dan kegigihan orang ini, tapi berjuang bersama sebagai rekan satu tim benar-benar pertama kali.
Saat ini dia bisa merasakan lebih dalam kemajuan orang ini. Sebagai yang terlahir kembali, dia tidak melalui proses adaptasi permainan seperti pemain lain. Sangat Takut Seperti Kayu harus beradaptasi secara bertahap dengan mode operasi game "Fajar", sehingga kemajuan mereka sangat terlihat jelas.
Sekarang jika harus berhadapan lagi dengan Sangat Takut Seperti Kayu, Lu Li benar-benar tidak punya kendali penuh untuk memastikan bisa membunuh lawannya.
Dua pencuri ini tidak membidik Xishan Bai——Pastor ini memang terlalu sulit dibunuh. Itulah mengapa Pedang Penghakiman memilih membunuh Xiao Mo saat pertandingan. Pastor yang mereka pilih sama sekali tidak sempat berteriak minta tolong, langsung berubah menjadi cahaya putih.
Sebuah peralatan jatuh, langsung direbut Sangat Takut Seperti Kayu dengan tangannya lalu dibuang ke dalam tas.
Kecepatan ini membuat Lu Li semakin kagum. Soal kecepatan merebut peralatan, sebelumnya memang belum pernah ada yang bisa membuatnya mengakui kekalahan.
Sekarang dia sadar Sangat Takut Seperti Kayu lebih unggul dalam keterampilan ini, tak heran ini pemain senior yang sudah belasan tahun bermain game.
