“Xiao Mo, Xiao Mo kamu ada tidak? Asal mengembalikan peralatanku, aku akan bantu kamu lawan Pedang Penghakiman.” Mo Wangfeng berkata dengan marah.
“Terkekeh.” Lu Li sama sekali tidak menghiraukannya.
Xiao Mo juga mengabaikannya, sebagai dirigen memimpin pasukan Ibu Kota Kejayaan menerobos masuk ke benteng. Mustahil dia memiliki kenaifan untuk mempercayai omong kosong Bangsat seperti Mo Wangfeng.
Pertempuran benar-benar berkecamuk di dalam benteng. Kedua pihak sepenuhnya mempertaruhkan nyawa dalam pergulatan ini.
“Gempur mereka keluar!” Lu Li melihat waktu, merasa harus mengambil risiko. Pemain Ibu Kota Kejayaan terus menerus menyerang Batu Fondasi benteng. Jika dibiarkan, benteng mungkin tak bisa bertahan hingga detik terakhir.
Pasukan Ibu Kota Kejayaan tentu tak mau dipukul mundur. Tapi Lu Li dan kawan-kawan memiliki Pohon Pengetahuan. Begitu diaktifkan, mau tidak mau mereka harus keluar.
Setelah membersihkan pasukan Ibu Kota Kejayaan, Lu Li dan tim mendapat kesempatan mengambil peralatan.
Berbagai peralatan bertebaran di tanah. Semua orang cepat-cepat mengambilnya.
"Sudah disepakati sebelumnya, selama bukan milik pihak kita yang terjatuh, barang yang diambil menjadi hak sendiri." Maka para bala bantuan langsung berebut peralatan seperti orang gila.
"Jangan mengambil lagi, bersiap hadapi musuh, tutup celah pertahanan!" teriak Lu Li sambil tetap asyik memungut peralatan.
"Benar, ayo semua segera tutup celah!" teriak Mo Wangfeng yang juga sibuk mengais barang. Meski mulut mereka berkoar, raga mereka dengan jujur tetap melanjutkan aksi penjarahan.
Meski terlihat banyak, sebagian besar peralatan itu sebenarnya sampah. Namun keduanya tetap asyik berlomba, khawatir lawan mendapat satu item lebih banyak.
Memimpin organisasi sampai level sebegitu tidak bermoralnya, pantas disebut sudah mencapai puncak kekurangajaran.
Untunglah bala bantuan yang didatangkan tidak hanya jago menjarah. Mereka juga bertahan dengan lebih giat, mengingat kegagalan pertahanan akan menghapus janji diskon toko yang dijanjikan Lu Li jika benteng jatuh.
Meskipun mereka bekerja begitu giat tetap kehilangan beberapa peralatan, namun jika satu pihak dalam Perang Benteng berhasil mendominasi medan, peralatan yang dikumpulkan cukup untuk menutupi kerugian mereka.
Jika beruntung bahkan bisa mendapat keuntungan, contohnya Mo Wangfeng yang kehilangan baju - senjata legendaris yang ia temukan bisa membeli beberapa potong baju sejenis yang pernah ia pakai.
Xiao Mo tentu tidak rela menerima kekalahan seperti ini. Semakin mendekati tahap akhir, serangan mereka semakin gencar.
Andai bukan karena kemampuan menggunakan Pohon Pengetahuan secara berkala, mungkin Batu Fondasi Benteng sudah hancur. Dengan kata lain, tanpa bantuan pasukan luar yang direkrut Lu Li, mustahil Pedang Penghakiman bisa bertahan hanya mengandalkan kekuatan pertahanan internal mereka.
Xiao Mo sebenarnya sudah melebih-lebihkan kekuatan Pedang Penghakiman, tapi siapa sangka mereka bahkan merekrut lebih dari dua puluh atlet esports sebagai bala bantuan.
Pada akhirnya, Ibu Kota Kejayaan tetap gagal merebut benteng tersebut.
Ibu Kota Kejayaan memasukkan 80 orang, separuh di antaranya dipilih secara acak dari 200 orang, sangat mempengaruhi kekuatan serangan mereka.
Di sini pertempuran benteng berakhir, pertempuran benteng lainnya juga sudah habis waktunya.
Lu Li segera memperhatikan hasil benteng baru di Lembah Abu-abu, sedangkan Benteng Blackshore sama sekali tidak dikhawatirkannya - ada Piao Ling di sana dengan pasukan sekuat ini untuk pertahanan, Pasukan Angin Kencang tidak bisa membuat ulah.
Penguasa baru Benteng Greyvalley ternyata tertulis empat karakter: Hongtu Baye.
Bagus!
Lu Li tidak tahan lagi bertepuk tangan gembira. Benteng baru di bawah Hongtu Baye sama artinya dengan di bawah kendalinya, membuat seluruh Lembah Abu-abu menjadi wilayah kekuasaannya.
Mengenai kesetiaan Hongtu Baye, Lu Li tidak terlalu terobsesi dengan karisma pribadinya. Namun selama dia dan Pedang Penghakiman-nya tetap berdiri tegak, dia tidak takut akan pengkhianatan. Lagipula, bahkan jika Hongtu Baye melanggar aliansi, Lu Li memiliki kekuatan untuk mengajarkan cara 'menjadi manusia' kapan saja.
Pasukan gabungan Paviliun Hujan Ringan dan Kota Wushuang berhasil mengalahkan Legiun Angin Kencang dan merebut benteng mereka di Pegunungan Batu Cakar.
Untungnya Legiun Angin Kencang berhasil mempertahankan benteng lainnya di Tanah Berduka. Jika sampai melempar dua sekaligus, kerugiannya akan terlalu besar.
Lembah Duri milik Ibu Kota Kejayaan, Barat Jauh milik Paviliun Hujan Ringan, Tanaris milik Surga Ketujuh, Bukit Hillsbrad milik Xuese Zhanqi, dan Pilar Batu Seribu milik Fajar Bersayap - semuanya tetap stabil. Perubahan terjadi di Kawah Anjungan milik Bangsawan Jiangnan. Kekurangan kekuatan nyata membuat benteng ini jatuh ke tangan Xuese Zhanqi.
Dengan demikian, Xuese Zhanqi juga berhasil menjadi klub yang memiliki dua benteng.
Namun, benteng baru di Bukit Hillsbrad tidak berhasil direbut Xuese Zhanqi dari Ibu Kota Kejayaan. Penguasa barunya adalah Ibu Kota Kejayaan.
Menyerang dua benteng baru sekaligus dan berhasil mendapatkan satu di antaranya sebenarnya tidak terlalu merugikan. Tapi ini jauh dari rencana strategi perang Xiao Mo yang seharusnya merebut seluruh Lembah Abu-abu, separuh Bukit Hillsbrad, ditambah tiga benteng yang sudah mereka miliki sebelumnya. Dengan begitu total akan ada enam benteng. Nyatanya sekarang mereka hanya dapat satu benteng baru sementara Korps Angin kehilangan satu benteng, menjadikan transaksi ini impas.
Begitulah perang benteng - ada yang bersorak gembira ada yang merintih sedih, tak mungkin semua pihak mendapat akhir bahagia.
Dua minggu kemudian akan ada perang benteng baru. Kali ini tidak ada benteng baru yang muncul, tapi pihak resmi melakukan revisi pada sistem perang benteng.
Perubahan utama terlihat pada pihak penyerang yang awalnya memilih 40 orang secara acak dari 200 personil, kini dipersempit menjadi seleksi acak dari 100 personil, membuat konsentrasi tenaga serangan semakin kuat dan terpusat. Di sisi lain, benteng dan peta kini benar-benar terpisah - benteng bisa disimpan sebagai alat inventory. Meskipun kehilangan hak untuk menempatkan benteng di peta, benteng milik klub tetap eksis. Dengan merebut benteng baru, struktur mirip kastil ini bisa ditempatkan kembali.
Pembaruan ini membawa kabar baik bagi kedua pihak. Pihak penyerang merasa lebih yakin bisa merebut benteng target, sementara pihak bertahan tetap bisa mempertahankan benteng inti meskipun gagal dalam pertahanan, meminimalisir kerugian.
Dalam perang benteng pekan ini, Lu Li mengadopsi strategi defensif total dengan memusatkan semua sumber daya.
Proses pertahanan berjalan lancar karena Ibu Kota Kejayaan kali ini mengalihkan fokus dari Pedang Penghakiman, memilih Penjaga Biru Murni sebagai target serangan utama.
Sebelumnya Penjaga Biru Murni merampas Benteng Lembah Duri dari tangan mereka, kemudian Xiao Mo sibuk berperang sengit dengan Lu Li sehingga sama sekali tidak sempat mengurus mereka. Dalam arti tertentu, Xiao Mo bahkan tidak mempedulikan mereka sama sekali, merasa kapan saja bisa merebut kembali benteng itu.
Fakta memang membuktikan bahwa Penjaga Biru Murni tidak memiliki kemampuan pertahanan tangguh seperti Pedang Penghakiman. Meski mereka meminta bantuan luar, di bawah serangan kuat Ibu Kota Kejayaan, mereka mengalami kekalahan telak.
Tidak ada perubahan signifikan di benteng-benteng lainnya.
Jika ada, itu adalah pertukaran secara pribadi antara Xuese Zhanqi dan Surga Ketujuh, dengan objek pertukaran berupa dua benteng di Kawah Anjungan dan Tanaris.
Dua minggu kemudian, pertarungan terakhir sebelum level 70 dibuka dimulai. Selain membuka peta baru Alterac Valley dan Dataran Tinggi Arathi, pihak resmi juga menambahkan benteng kedua di peta Barat Jauh dan Tanaris yang sudah memiliki benteng.
Membuka empat benteng sekaligus, jelas pihak resmi ingin membuat suasana pertarungan semakin panas.
