Bukan hanya tiga klub ini, sebagian besar pemain Alliance sebenarnya mengalami situasi serupa.
Termasuk juga klub-klub terkait dengan Pedang Penghakiman, para pemain Horde ini membunuh siapa saja yang mereka temui. Selama masih pemain Alliance, mereka adalah target. Dalam waktu singkat, ribuan pemain telah dibantai.
Forum-forum menyebut peristiwa ini sebagai awal dari "Pertempuran Benteng".
Awalnya tercipta harmoni dan persatuan untuk bersama-sama melawan Burning Legion. Sayangnya semangat ini hanya muncul sesaat di Tangga Takdir. Ketika aktivitas utama pemain berpindah ke Honor Hold dan Thrallmar, konflik langsung merebak.
Saat tiba di tiga dungeon Hellfire Citadel, sebuah tangan tak terlihat telah membakar kobaran perang.
Alliance juga bukan sembarang pihak. Setiap korban pasti membalas. Mereka yang bicara tentang kepentingan umum harus terlebih dulu menghadapi amarah internal. Para korban yang kehilangan pengalaman dan peralatan - amarah mereka hanya bisa diredam dengan darah.
"Tim grinding kita di-wipe." Piao Ling mengirim pesan.
“Cepat meraba peralatan, Meng Meng, segera bertarung.” Lu Li berkata.
“Ah, langsung bertarung?” Piao Ling terkejut. Menurut pemahamannya tentang Lu Li, biasanya Lu Li akan meminta semua orang menahan diri sementara sembari mengulang dungeon beberapa kali untuk mengumpulkan peralatan terlebih dahulu.
“Memang kenapa? Saatnya berdarah berdesir panas ya harus berdarah berdesir panas. Tak perlu mempertimbangkan kepentingan umum, lagipula pembunuhan pertama dungeon sudah kita dapatkan.” Lu Li berkata dengan wajah wajar saja.
Mengingat Lu Li sudah bersikap demikian, para pelaku lainnya tentu tidak perlu menentang.
Yang paling bersemangat adalah para pecinta perang termasuk Moonlight, Fat Monkey, Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou - mereka sudah sejak lama menggesekkan tangan penuh hasrat ingin terjun dalam perkelahian kacau ini.
“Tapi aku harus mengingatkan, kali ini kucurigai Xiao Mo dan kawan-kawan yang memancing api.” Piao Ling menyatakan.
Karena terlalu malas, dia mungkin satu-satunya orang yang tidak tertarik dengan perang besar antar kubu. Bahkan Can Meng dan Xiao Ba Jiang pun akan dengan semangat ikut ambil bagian dalam situasi ini.
"Masa sih mereka tidak akan memancing masalah? Tapi Xiao Mo tidak akan melakukan hal seperti ini," kata Lu Li.
Tiga dungeon, Pembunuhan Pertama semuanya bukan milik mereka. Semua diraih oleh klub-klub di pihak Alliance. Cukup dengan sedikit provokasi, pemain Horde pasti akan langsung naik darah dan langsung serang.
Namun, Lu Li juga memang tidak percaya Xiao Mo akan melakukan ini. Yang bisa melakukan hal seperti ini hanyalah orang licik tak bermoral seperti Xishan Bai, atau orang mudah emosi seperti Blood Dagger. Atau mungkin keduanya berkoordinasi.
"Lalu kamu tidak takut mereka akan menuai keuntungan tanpa usaha?"
“Tidak ada keuntungan yang bisa dipetik. Karena ini adalah perang besar antar kubu, tidak ada yang bisa tetap netral.” Lu Li menyelipkan Batu penguat ke dalam tasnya, mengeluarkan Batu Portal dan mulai membaca bilah baca. Tidak adanya peralatan legenda yang dihasilkan dari dungeon kali ini sama sekali tidak mengejutkan.
“Kita semua akan bertarung?” Wei Lan Hai Feng bersemangat ingin mencoba.
“Kami yang akan bertarung. Kau tidak ikut. Ikuti Ba Jiang untuk leveling. Meng Meng juga ikut. Lebih baik kalian cepat mencapai level 63, atau akan tertinggal. Yang ingin melanjutkan eksplorasi dungeon berikutnya juga sebaiknya naik level dulu,” kata Lu Li.
“Kenapa kau tidak ikut leveling?” protes Wei Lan Hai Feng.
“Levelku sudah tinggi.” Lu Li masih bisa berbangga untuk sementara waktu. Pengalamannya hanya butuh separuh lagi menuju level 63, setidaknya akan lebih cepat dari MT seperti Wei Lan Hai Feng.
Lu Li mendekati Benteng Hellfire dari area pinggir. Berbeda dengan kunjungan sebelumnya, kini di mana-mana terdapat nisan bekas mayat yang telah menghilang.
Dan pertempuran masih berlanjut bahkan semakin sengit.
Lu Li tidak menggunakan kemampuan tak kasat mata. Dua pemain Horde sepertinya menganggapnya target mudah, langsung menyerbunya.
Seorang Ksatria Suci dan seorang prajurit - dua penjagal berbaju plate armor mengganggu satu penjagal berbaju kulit. Secara logis takkan ada insiden, kecuali si pencuri tidak punya malu kabur dari medan perang.
Lu Li masih ingin menjaga wajah. Alih-alih kabur, dia justru dengan sikap percaya diri maju menghadapi mereka.
"Fajar" adalah game yang mengejar keadilan. Setiap profesi punya penentuan lokasi khusus. Ini adalah Daratan Terlarang - sampai saat ini, di periode pihak resmi masih memberlakukan batasan strategis, hanya pemain non-pemula yang bisa masuk ke sini.
Satu pencuri melawan dua plate armor sendiri sudah melelahkan, apalagi dengan gaya frontal seperti ini.
Tapi tekanan seperti inilah yang diinginkan Lu Li. Jika lawan hanya satu orang dan itu pun pemain biasa, mungkin dia bahkan tidak akan bertindak. Bagaimanapun, sekarang kita sudah punya identitas. Meski diri sendiri tak peduli muka, tidak boleh membiarkan orang lain mengatakan pria Elf Air tidak becus.
Blokir, serang, blokir, Blind, mundur, hindar...
Saudara plate armor segera menyadari satu hal dalam serangan balik Lu Li yang memukau: lawan yang mereka pilih bukan pihak yang lebih lemah, bukan pula orang gila.
Tapi ini tidak membuat mereka mundur. Ini hanyalah game, paling-paling hanya mati.
Kematian mungkin justru hal yang paling tidak ditakuti para Maniak PK ini.
"Haha, dapat ikan besar! Berani sebut nama, Kakak?" tanya prajurit sambil tertawa terbahak.
"Tidak berani." Jawab Lu Li yang menutupi wajah dengan suara datar. Pisau belati menyambar pinggang Ksatria Suci, menyisakan kabut darah, sementara tubuhnya sudah berpindah ke belakang sang Ksatria.
Wajah Ksatria Suci langsung pucat. Menghadapi pencuri yang bermain dari belakang, Dia pasti kalah.
Berputar, melompat, kabur dengan tergesa-gesa keluar dari jarak serangan Lu Li.
Sayangnya, Lu Li yang sudah berniat membunuhnya tentu tak akan membiarkannya kabur. Dia mengaktifkan efek tambahan peralatan, seluruh tubuhnya bagai tulang yang menempel, mengikuti pergerakan Ksatria Suci hingga akhirnya posisi mereka tetap...
"Ini Pencuri legendaris! Sial nih, aku duluan kabur!" teriak prajurit siap-siap melarikan diri.
Pemain yang suka PK punya sebutan khusus untuk pemain high-end: Pencuri legendaris, Mage Agung, dll. Gelar ini mewakili kejayaan yang diakui komunitas.
Untuk disebut Pencuri legendaris, minimal harus masuk 100 besar peringkat profesi.
Seratus mungkin terlihat banyak, tapi dengan jumlah pemain "Fajar" yang telah melampaui 100 juta, masuk peringkat segitu sudah layak bangga.
“Sial, bagaimana aku punya saudara sepertimu? Takut apa sih, paling-paling mati. Bagaimana jika kita menang, bisa kita pamerkan nanti.” Ksatria Suci itu bertahan mati-matian, semua taktik dikerahkan. Pokoknya dia tidak ingin mati.
“Bertarung habis-habisan!” Prajurit itu mengangguk setuju, lalu langsung maju ke medan tempur menyerbu Lu Li.
Lu Li sedikit menyamping, menyembunyikan seluruh tubuhnya di belakang Ksatria Suci. Dengan begitu serbuan prajurit pasti meleset. Tangannya terus bergerak lincah, satu demi satu serangan tinggi menyasar tubuh Ksatria Suci.
Serangan balik sang Ksatria sebagian besar berhasil di-Blokir. Sisa kerusakan yang tersisa sama sekali tidak mempan padanya.
Ini masih disebut pencuri? Ksatria Suci itu merasa pahit di mulut. Dia harus mundur sekarang, kalau tidak akan segera tewas. Satu-satunya harapannya kini adalah partner prajuritnya.
Namun ketika menoleh, yang terlihat hanya bayangan dari belakang sang prajurit yang sedang kabur seperti dikejar asap.
“Kakak, pergilah dengan nyaman, Aku pasti akan membalas dendam untukmu di masa depan.”
