Xishan Bai dalam hatinya berkecamuk antara kaget dan marah, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Di sini adalah game, teknik memimpin memang penting, tapi masih jauh lebih penting perbandingan kekuatan sebenarnya. Kubu Darah yang bergabung dengan Legiun Night Watchers, total kekuatannya jauh melampaui tim PVP Ibu Kota Kejayaan mereka, apalagi sudut dan timing penetrasi Legiun Night Watchers terlalu tepat.
Lu Li, pasti Lu Li!
Xishan Bai dengan neurotik terus mengutuk nama itu, nama yang selama setahun terakhir selalu memberinya mimpi buruk.
"Apa yang terjadi?" Voice chat Xiao Mo tersambung, di ujung sana terdengar suara lelah. Dia melihat kekacauan di saluran guild, langsung tahu ada yang tidak beres.
“Kita sedang bentrok dengan Batalion Berdarah, Pedang Penghakiman datang.” Xishan Bai merangkum situasi dalam satu kalimat singkat. Meski demikian, Xiao Mo langsung memahami posisi sulit Ibu Kota Kejayaan saat ini. Kekuatan Batalion Berdarah sangat ia ketahui - itu adalah lawan utama mereka selama beberapa tahun terakhir. Adapun nama Pedang Penghakiman, meski tidak tahu seberapa hebat Legiun Night Watchers mereka, Xiao Mo lebih memahami Lu Li. Ia merasakan kembali setiap taktik Lu Li yang selalu membuatnya pusing.
“Mengapa Pedang Penghakiman ikut campur?” Xiao Mo menangkap poin krusial ini.
Di kalangan game ada aturan tak tertulis: ketika dua klub super bertarung di medan pertempuran terpencil, pihak lain sebaiknya menjauh. Siapa yang berani ikut mencampuri harus siap menghadapi kemungkinan perhitungan akhir nanti.
Ibu Kota Kejayaan dan Xuese Zhanqi kabur ke Duanbei Shan untuk sesama jenis——oh, tidak, maksudnya saling melukai. Semua serikat atau klub yang biasa beraktivitas di sana sudah mengosongkan area itu, takut dianggap punya niat ikut bertempur. Baik Ibu Kota Kejayaan maupun Xuese Zhanqi, keduanya punya kekuatan yang bisa membuat lawan dimakan mentah-mentah.
Secara teori, Pedang Penghakiman juga tidak seharusnya ikut bertempur.
Lu Li harus mempertimbangkan konsekuensi ikut perang. Xuese Zhanqi tidak akan berterima kasih padanya, Ibu Kota Kejayaan pasti akan menuntut penjelasan——jangan bicara soal permusuhan antar kubu. Mereka sengaja ke Duanbei Shan yang jauh dari area Benteng Hellfire agar tidak diganggu.
Sayangnya, sekarang Pedang Penghakiman sudah ikut berperang, dan itu dilakukan tanpa keraguan sama sekali.
“Mungkin karena Elf Air, Yanbo membuat suatu rencana, kira-kira ingin menggores Lu Li, membuatnya marah.” Xishan Bai berkata dengan senyum pahit. Chengxia Yanbo sebagai kepala intelijen Ibu Kota Kejayaan merasa bahwa kepergian dari Xiao Mo melibatkan peran tidak terpuji dari Lu Li. "Tuan dipermalukan, pengikut pantas mati" - tentu saja dia tidak rela bosnya menerima penghinaan seperti ini, sehingga mati-matian mengawasi dan mengkalkulasi Elf Air.
Momen ini bisa dibilang kejutan yang menyenangkan, seperti kesurupan akhirnya berhasil mengkalkulasi Elf Air.
Sayangnya, perkembangan selanjutnya sudah lepas dari kendali mereka.
"Sampah." Xiao Mo mengolok.
"Ahem, sebenarnya dia hanya merasa tidak puas, niat awalnya baik." Xishan Bai menjelaskan dengan datar untuk membela Chengxia Yanbo.
"Aku tidak menyalahkannya bertindak atas inisiatif sendiri. Setelah menyerahkan dinas intelijen padanya, selama tidak melanggar kepentingan kelompok, biarkan dia bertindak sesukanya. Yang kusebut sampah karena caranya ceroboh, selalu meninggalkan jejak yang bisa ditangkap orang. Nanti sampaikan padanya: jika terulang lagi, dia tak perlu bekerja lagi." Xiao Mo berkata dengan marah: "Sekarang situasinya bagaimana?"
"Situasinya sangat tidak optimis. Semua bertarung dengan susah payah. Bos, kira-kira berapa lama lagi Anda sampai?" Xishan Bai berkata dengan wajah masam.
"Kalau begitu mundur saja. Kehadiranku di sana juga tak berguna." Kata Xiao Mo.
"Jika mundur, kerugian akan terlalu besar. Windwhisper sebentar lagi bisa bawa bala bantuan." Xishan Bai terpana seperti melihat keajaiban. Sebagai komandan pertempuran lapangan senior, dia lebih paham daripada siapapa arti mundur dalam situasi ini.
"Sangat mungkin Lu Li punya kartu as. Bahkan jika An An datang, belum tentu berguna. Ambil tindakan tegas sekarang, perhitungan ini kita selesaikan nanti dengan mereka." Xiao Mo berkata dengan penuh ketegasan.
Maka, Lu Li melihat orang-orang dari Ibu Kota Kejayaan mulai menyesuaikan formasi pertahanan.
"Mereka ingin kabur, Liulangren, tarik mundur beberapa regu untuk mengapit belakang." Kemudian dia juga menjelaskan strategi perang Ibu Kota Kejayaan kepada Shanghua Pinyu.
Xishan Bai jelas tidak menyadari bahwa Lu Li berada di langit yang bisa melihat setiap aksi mereka dengan jelas. Seandainya tahu, mungkin dia sudah teriak memerintahkan semua untuk segera kabur, barangkali masih ada yang bisa selamat.
"Kamu ingin menahan semua peninggalan mereka? Permusuhan ini akan jadi sangat besar." Shanghua Pinyu berpura-pura berpose mempertimbangkan kepentingan Lu Li, padahal dalam hati sangat gembira. Mereka sudah bertarung setengah hari dengan Ibu Kota Kejayaan dan menderita kerugian besar, sejak lama ingin melihat orang-orang Ibu Kota Kejayaan mati seluruhnya.
Keputusan Lu Li sesuai dengan isi hatinya. Segera dia memerintahkan pasukannya untuk terlibat dalam pengepungan.
Menahan semua orang Ibu Kota Kejayaan ini bukan hal mudah. Hanya dengan Xuese Zhanqi sendiri, hampir mustahil. Tapi dengan tambahan Ksatria Suci dari Pedang Penghakiman yang memiliki cara serangan mengerikan, segalanya menjadi mungkin.
Faktanya, ketika Ibu Kota Kejayaan mulai mengintegrasikan formasi mundur mereka, nasib kegagalan sudah ditakdirkan.
Mundur ke kota secara kolektif tidak memungkinkan, mereka terpaksa mundur sambil terus bertarung. Xishan Bai jelas berniat menarik seluruh timnya ke markas Horde di dekatnya, mencoba menggunakan NPC Horde untuk menghadang Guncangan dari Pasukan Gabungan Paviliun Hujan Ringan dan Pedang Penghakiman.
Sayangnya Lu Li di atas sana terus mengawasi, semua persiapan strategis telah disusun rapi sejak lama.
Setelah Elf Air bebas dari kurungan, pasukan besar Paviliun Hujan Ringan dan Kota Wushuang tidak lagi terlibat konflik dengan pengalih perhatian. Di bawah permintaan Lu Li, mereka telah meninggalkan medan pertempuran lebih awal dan bergerak ke area ini. Menyaksikan pergerakan Ibu Kota Kejayaan, Lu Li akhirnya memainkan langkah penentu ini.
Terkepung tiga arah, Ibu Kota Kejayaan benar-benar kehilangan jalan kabur.
Pembantaian!
Sejak debut Xiao Mo, Ibu Kota Kejayaan sudah bertahun-tahun tidak mengalami pertemuan seperti ini. Hanya pada periode awal ketika mereka berjuang membangun bisnis, penguasa sebelumnya yang menghalangi kebangkitan mereka dengan berbagai pengejaran dan blokade yang pernah mengalami hal serupa.
Maut berarti pengalaman terkuras dan kehilangan peralatan, juga mempengaruhi semangat pertempuran tim.
Xishan Bai akhirnya hanya kabur dengan puluhan orang, ribuan tewas tragis - sebagian besar gugur di jalan mundur. Xuese Zhanqi yang terlibat dalam pengepungan kehilangan lebih dari seribu personel, sementara Pedang Penghakiman yang terdiri dari Ksatria Suci dengan mobilitas tinggi hanya menderita kerugian tidak lebih dari seratus orang.
Pemasukan peralatan dalam jumlah besar membuat para peserta pertarungan ini tak bisa menutup mulutnya karena senang.
Namun konsekuensinya jelas: di kemudian hari di Semenanjung Hellfire, Ibu Kota Kejayaan dengan Aliansi Tiga Faksi Pedang Penghakiman, serta Batalyon Berdarah Xuese Zhanqi kerap bentrok. Berkali-kali terjadi perang besar skala ribuan orang dengan kerusakan di kedua pihak.
Terus berlangsung selama lebih dari seminggu, hingga datangnya perang benteng pertama setelah Daratan Terlarang dibuka.
Ibu Kota Kejayaan yang murka jelas takkan melewatkan kesempatan seperti ini. Bahkan orang bodoh pun tahu target serangan Ibu Kota Kejayaan kali ini pasti Xuese Zhanqi atau Pedang Penghakiman, urutan waktunya saja yang berbeda.
Sedangkan melawan dua sekaligus, kemungkinan itu ada tapi Xiao Mo seharusnya tidak akan terlalu sombong.
