Lu Li yang telah berubah menjadi "manusia seutuhnya", langsung menjadi selebritas di seluruh Sanctuary of Cenarius.
"Dia menyebut Remulos!"
"Apakah itu Remulos yang saya kenal?"
"Pasti Dia! Tak ada yang berani menghujat nama asli Tuhan!"
"Yang Mulia Penjaga Hutan, Dia telah mengirim perwakilan! Kita... sepertinya memiliki harapan pulang. Meski aku sudah berniat gugur dalam pertempuran atau mati tua di sini, tapi jika bisa mencium tanah Azeroth sekali lagi seumur hidupku..."
Situasi ini agak melampaui dugaan Lu Li. Dia tak menyangka nama Remulos memiliki daya hancur seperti ini.
Lu Li hanya tahu bahwa Pasukan Ekspedisi Cenarius adalah tim ekspedisi yang dikirim Dewan Cenarius ke Daratan Terlarang untuk mempelajari ekosistem. Awalnya hanya pasukan kecil di bawah Dewan Cenarius, namun setelah Gerbang Kegelapan diaktifkan, pasukan ekspedisi berkembang pesat dan memperoleh hak otonomi.
Dan saat ini, Gerbang Kegelapan masih belum bisa digunakan secara normal, jadi tempat ini tetap menjadi tanah keputusasaan yang hidup hari demi hari tanpa jaminan esok.
"Yang Mulia Remulos, serta para tokoh penting yang mampu memutuskan persoalan, mereka tidak melupakan kalian semua di sini. Akan semakin banyak orang yang melintasi Gerbang Kegelapan ke sini. Kita bisa mengalahkan musuh, menembus semua saluran di Daratan Terlarang. Kalian akan melihat Shattrath, di sana kita akan membangun pintu teleportasi yang terhubung dengan Azeroth..." Lu Li mengandalkan ingatannya, menggambarkan masa depan yang tidak jauh kepada para pahlawan yang terisolasi bertempur di negeri asing ini.
Di luar dugaan, hampir tidak ada yang mempercayai Lu Li.
Namun, gambaran yang indah selalu membuat orang ingin ikut merindukannya. Semua orang mengelilingi Lu Li dengan semangat membara sambil berdiskusi.
Tanpa disadari, Lu Li menemukan titik masuk tugas yang tepat selama proses diskusi tersebut.
Jika yang berada di posisi itu adalah Xiao Ba Jiang, mungkin NPC akan aktif memberikan tugas——ini adalah hal yang tidak bisa dihindari. Karena sistem telah menetapkan properti tersembunyi "nilai daya tarik", mustahil semua orang diperlakukan sama oleh sistem di area dimana daya tarik bisa berperan.
"Fured sudah menghilang selama tiga hari. Ini saudara keberapa yang kita kehilangan?" Seorang NPC berkata dengan wajah masam.
"Yang ketiga belas. Tapi Fured tidak akan mudah mati, teman-temanku. Jangan lupa dia adalah Bayangan Penyusup terhebat di antara kita." Yang lain menyampaikan pendapat yang bertentangan.
"Kita harus mencarinya! Mungkin Fured masih hidup!"
"Uh..." Lu Li mengangkat tangannya, menyela diskusi mereka: "Aku bersedia membantu. Aku seorang pencuri. Aku bisa mencari Fured yang kalian sebutkan. Jika dia masih hidup, pasti akan kutemukan."
"Fured, kawan. Kamu yakin mau mencari Fured?" Seorang elf berambut hijau bertanya.
"Ya, aku sangat mengagumi kalian. Aku ingin menyumbang satu poin tenagaku yang kecil ini. Selama Fred masih hidup, aku bersumpah pasti akan menemukannya." Lu Li berkata dengan penuh ketegasan.
"Tapi ini sangat berbahaya, sedangkan kamu..." Anggota klan Elf itu terlihat tidak mempercayai Lu Li. Menurut algoritma usia Elf, Lu Li masih dianggap anak kecil.
"Aku masih punya banyak teman, dan kami semua tidak takut mati!" Lu Li mulai terlihat gelisah.
Meski terlihat mengkhawatirkan keselamatannya, sebenarnya mereka tidak ingin mempublikasikan tugas ini kepadanya.
Beberapa NPC bergumam dalam hati setengah hari, akhirnya seorang Druid tua bernama Laysen Moonfire memberikan dua tugas sekaligus kepada Lu Li: Mencari Fred dan 【Keseimbangan yang Runtuh】. Isi tugas tersebut berbunyi——
Teman, pernahkah kamu mengamati lingkungan sekeliling? Tanah ini menunjukkan kondisi sakit yang jelas, ia berjuang untuk mempertahankan keseimbangan namun gagal.
Jika kamu memperhatikan ekosistem rawa, pasti bisa melihat beberapa tanda keunggulan. Beberapa makhluk hidup tumbuh dengan kecepatan yang mencengangkan, postur tubuhnya jauh melebihi spesies sejenis, menjadi semakin agresif.
Cambuk Rawa adalah contoh khas makhluk hidup yang tumbuh tak terkendali dan berlebihan. Jika kamu berminat, pergilah ke rawa di selatan Sanctuary untuk melihatnya langsung.
Persiapkan pertahanan dengan baik, monster ini tidak mengerti apa itu kemurahan hati.
Fred menghilang karena Cambuk Rawa itu. Jika Lu Li berhasil menyelesaikan tugas ini, para peneliti tidak perlu lagi mengambil risiko mencari petunjuk tugas.
Sebelum pergi, mereka memberikan beberapa botol ramuan resistensi alam kepada Lu Li, selain itu tidak ada yang lain.
Sebenarnya Lu Li juga licik. Dia tahu NPC Fred ini, di kehidupan sebelumnya pernah mengerjakan tugas Fred yang terperangkap di sumur kering di rawa, dikepung beberapa Cambuk Rawa sehingga tidak berani keluar.
Orang lain mungkin harus bersusah payah mencari, tapi bagi Lu Li, kedua tugas ini sederhana seperti minum air dan makan.
Tapi dia sengaja tidak memberitahu, karena hadiah tugas "Fajar" sangat berkaitan erat dengan kesulitan tugas. Tugas yang bisa diselesaikan hanya dengan retorika, mustahil memberikan hadiah yang melimpah.
Sekarang, Lu Li harus berpura-pura seperti "saya rela mengorbankan segalanya, bahkan nyawa untuk menemukan Fred", agar hadiah pengalaman setelah menyelesaikan tugas menjadi sangat besar — Pasukan Ekspedisi Cenarion yang miskin ini memang tidak bisa memberikan hadiah layak, tapi mereka sangat royal dengan poin pengalaman.
Untuk cepat upgrade, Lu Li selalu memilih tugas-tugas semacam ini.
Rawa sangat berbahaya, bukan hanya ada monster yang menyelinap di lumpur, pemain yang terjebak lubang lumpur akan mati tanpa tempat dikuburkan, bahkan tidak bisa kabur ke mayat karena tidak bisa menemukan jenazah mereka sendiri.
Dan, pada awalnya, ketika terperangkap dalam lumpur, HP terkuras sangat lambat, pemain sangat mungkin harus terjebak dalam lumpur untuk waktu yang cukup lama sebelum akhirnya mati.
Banyak yang memprotes hal ini, menganggap konten game telah merusak fisik dan mental pemain. Tidak sedikit ahli psikologi yang peduli sosial turut serta, memaksa perusahaan game mengubah pengaturan: begitu pemain terendam hingga bahu dan belum mendapat pertolongan dari luar, Sistem akan langsung menghakimi pemain sebagai sudah mati.
Lu Li tidak perlu khawatir tentang hal ini - dia bisa terbang.
Bisa terbang, benar-benar bisa berbuat semaunya.
Dengan bangga ia melayang-layang di atas rawa berwarna-warni, gelembung dan cahaya fosfor membuat pemandangan ini terlihat seperti mimpi. Banyak pemain menyukai tempat ini karena mudah untuk swafoto - industri pariwisata memang seperti ini, tidak peduli seberapa cantik pemandangannya, yang penting cewek-cewek bisa mengambil foto yang keren.
Seperti pepatah mengatakan: "Sombong akan membawa kehancuran, sukacita berujung nestapa" - Lu Li segera membuktikan kebenaran mutlak ini.
Sebuah kilatan listrik biubiu menghantam tubuhnya, sayangnya burung gagaknya sama sekali tidak punya pertahanan, langsung terjatuh di tempat. Untungnya HP-nya sekarang sudah sangat tebal, sehingga tidak langsung mati, masih tersisa lapisan darah tipis.
Cambuk Rawa!
Itu adalah makhluk spora yang tidak terlalu terlihat seperti organisme hidup, memiliki kepala besar tanpa tubuh, di bawah kepala terdapat sesuatu yang mirip kaki panjang atau sulur, seluruh tubuhnya seolah mengapung di rawa.
