Broken Ones Kurenei sendiri sudah memusuhi orang asing. Saat pemain pertama kali tiba di sini, reputasi mereka otomatis dingin - seperti diacuhkan saja.
Apalagi nilai daya tarik Lu Li yang sangat rendah membuatnya hampir mustahil mendapat pertolongan Alfred. Setelah mengetahui asal-usul Takhta Elemen, Lu Li pun teringat pada mentornya, Garona.
Memiliki satu orang tua di rumah seperti memiliki harta karun.
Sudah saatnya menghubungi mentor untuk mempererat hubungan.
“Mentormu? Siapa?” Alfred bertanya penasaran.
"Garona, entah kau kenal atau tidak?" Lu Li ragu sejenak, merasa tidak perlu menyembunyikan. Mentornya bukanlah sosok yang memalukan, meskipun sebagai pencuri, Garona tidak pernah berniat menjadi terkenal.
"Garona? Itu..." Alfred cepat-cepat menahan ucapannya.
Lu Li bisa membayangkan apa yang akan dikatakannya - pasti bukan perkataan baik. Hanya karena reputasi menyeramkan Garona yang ditakuti semua orang di Draenor, barulah dia tidak berani mengutarakannya.
"Mentorku akan segera menginjak kembali tanah airnya ini." Senyum misterius mengembang di wajah Lu Li. "Mungkin ada beberapa utang lama yang perlu diselesaikan. Entah orang sial mana yang akan kena peluru."
"Ya, ini memang tanah kelahirannya. Dia bebas datang dan pergi." Alfred menundukkan kelopak matanya, suaranya bergema dalam wadah logam.
“Kalau di sini tidak ada petunjuk yang kucari, bukankah seharusnya kudapatkan hadiah yang semestinya? Aku kan sudah membantu kalian membersihkan satu saluran.” Melihat situasi ini, Lu Li langsung meminta lebih. Sebenarnya dia sempat khawatir gelar mentornya tidak diakui di tempat ini.
Sebenarnya, reputasi Garona di Draenor jauh lebih ditakuti daripada di Azeroth.
Sepanjang hidupnya sebagai mata-mata dan pembunuh langsung Gul'dan untuk Dewan Bayangan, Garona telah menjalankan banyak tugas penting termasuk percobaan pembunuhan Raja Llane dari Stormwind dalam Perang Pertama. Dia juga secara langsung menyebabkan kehancuran Dewan Bayangan, karena setelah ditangkap dan disiksa oleh Orgrim Doomhammer, dialah yang mengungkapkan lokasi markas besar Dewan Bayangan.
"Legenda mengatakan ketika Garona menjalankan tugas pembunuhan, dia tidak sering menggunakan pisau belati yang ringan, melainkan membawa pedang dengan desain unik yang mengerikan. Seperti ilusi, dalam sekejap mata kilatan beberapa bilah pedang berturut-turut menyambar, mangsa langsung penuh luka dan runtuh tanpa suara."
Saat masih lemah, bangsa orc menganggapnya sebagai orang aneh yang lemah. Semua orang meremehkannya.
Ketika kekuatannya tak tertandingi, seluruh Draenor gemetar di bawah pedangnya. Alfred pernah mengalami era itu, tahu betapa putus asanya orang Draenei dan orc yang dibunuh Garona.
"Sebenarnya ada petunjuk. Setidaknya aku tahu Shaman bangsa orc Gal'koth bisa berkomunikasi dengan elemen. Mungkin dia bisa memberitahumu langkah selanjutnya, dengan premis kau bisa membuatnya meninggalkan prasangka kubu." Alfred akhirnya mengakui ketakutannya.
“Yang Terhormat, laporan intelijen Anda benar-benar tidak bernilai, ternyata menyuruhku meminta pertolongan dari bangsa orc.” Lu Li justru tidak mau memberi konsesi.
Meski terlihat terus memaksa, sebenarnya dia sudah mencatat nama Shamans bangsa orc Galok di buku catatan kecilnya.
NPC Horde sebenarnya tidak sepenuhnya tidak bisa di-tackle, lagipula belum tentu dia perlu menerima tugas dari Shamans bangsa orc Galok, cukup mencari tahu metode masuk ke Takhta Elemen saja.
Manikam Tipuan bisa membuat Lu Li menyamar dengan sederhana.
"Ini memang petunjuk ke Takhta Elemen." Alfred terlihat agak canggung.
"Dalam kondisi normal, hadiah apa yang akan didapat kalau membantu membersihkan saluran?" Lu Li berkata dengan kelicikan: "Teman-temanku bisa membersihkan saluran dalam waktu singkat, mereka juga punya kemampuan membuat saluran itu jadi sangat berbahaya."
"Kamu..." Alfred langsung meluapkan amarahnya.
"Jika bukan karena meragukan gelar Garona, tongkat sihirnya benar-benar akan diangkat."
"Aku membantumu mengerjakan sesuatu, kamu memberiku hadiah tertentu, ini hal yang wajar. Aku sungguh tidak mengerti mengapa kamu marah, Yang Terhormat. Menurutku, di dunia ini tidak ada makan siang gratis. Dan selama ini kupikir Draenei adalah ras paling berbudi luhur." Lu Li berkata tanpa ampun.
Jika digantikan dengan pemain biasa, mungkin akan asal-asalan dihabisi.
Sebagai yang terlahir kembali, Lu Li sangat paham alur normal NPC ini. Sayangnya NPC tak pernah tahu taktiknya.
Di belakang layar ada yang mendukungku!
Sebuah peralatan legenda level 65 langsung diberikan ke tangan Lu Li. Sayangnya khusus untuk profesi Shamans. Meski tiga efek tambahannya mengesankan - salah satunya meningkatkan perolehan pengalaman - Luo Ying Hui Yi pasti sangat menyukainya.
Luo Ying Hui Yi saat ini peringkat pertama daftar level. Maniak leveling tetaplah maniak leveling.
Nilai pengalaman, nilai reputasi.
Jumlahnya tidak bisa dibilang melimpah, tapi Lu Li sudah cukup puas, lagipula memiliki sesuatu lebih baik daripada tidak sama sekali, apalagi dia sudah mendapatkan petunjuk yang diinginkan.
Alfred hampir-hampir merasa lega melihat kepergian Lu Li. Ia bergumam menyebut nama Garona, merasa nama itu seperti kutukan yang membuat pusing. Mungkin Garona bukan yang terkuat, tapi sebagai pencuri top, bahkan orang jauh lebih kuat darinya bisa tewas di tangannya.
Batu Portal Lu Li sudah terikat ke Kota Shattrath.
Kota Shattrath adalah kota utama baru yang dibuka dalam versi saat ini. Dulunya merupakan ibu kota orang Draenei di Draenor, namanya berarti "Tempat Cahaya Suci". Setelah Burning Legion menghasut bangsa orc untuk menyerang Draenei, pertempuran sengit pernah meletus di sini.
Meski orang Draenei mempertahankan ibu kota, Shattrath akhirnya runtuh, seluruh kota berubah menjadi reruntuhan, sampai Shatarr tiba di sini.
Shatarr yang berarti "lahir dalam cahaya suci", adalah sekelompok Naaru yang datang ke Daratan Terlarang untuk membasmi Burning Legion. Para Naaru menetap di reruntuhan Shattrath, bersama segelintir imam Draenei yang bertahan dan terus melakukan ritual suci di reruntuhan kuil di dalam kota.
Seiring kabar kedatangan Shatarr yang semakin tersebar, para imam yang disebut Aldor ini segera kembali memperoleh kehidupan baru.
Proses rekonstruksi Shattrath berlangsung cepat. Andai saja tidak ada gelombang penjajah baru yang datang, pemulihan kota pasti sudah selesai.
Serangan kali ini datang dari pasukan Illidan Badai Kemarahan. Sekutu Illidan, Kael'thas Sunstrider, mengirimkan batalion besar Elf Darah untuk menghancurkan kota ini.
Ketika Legiun Elf Darah menyeberangi jembatan, Uskup Aldor dan para umat beriman pun berbaris keluar, bersumpah mempertahankan Kubah Cahaya Suci hingga titik darah penghabisan.
Namun kemudian, hal tak terduga terjadi: Para Elf Darah melemparkan senjata mereka di hadapan pasukan penjaga.
Pemimpin legiun, seorang Elder Elf Darah bernama Voren'thal, menerobos masuk ke Kubah Cahaya Suci dan memohon audiensi dengan A'dal. Saat berhadapan dengan Naaru, Voren'thal berlutut dan berkata: "Aku telah menyaksikan ilusi-Mu, wahai Naaru. Hanya Engkau yang dapat menyelamatkan kerabatku. Aku dan para pengikutku bersedia mengabdi pada-Mu."
Pembelotan Voren'thal beserta pengikutnya merupakan tindakan khianat terparah yang pernah terjadi dalam pasukan Kael'thas.
Pada saat yang sama, hal ini menimbulkan getaran besar di kalangan Elf Darah lainnya. Banyak bijak dan penyihir paling hebat di bawah komando Kael'thas mulai goyah. Naaru menerima para pembelot yang mengganti nama menjadi Kaum Astromancer. Mereka menetap di Astromancer's Terrace di sebelah selatan Kota Shattrath, dan hanya mereka yang diterima oleh Kaum Astromancer yang bisa memasuki area tersebut.
Kaum Astromancer adalah salah satu dari enam reputasi besar di Shattrath City, dengan Aldor sebagai musuh bebuyutan mereka.
Aldor adalah pengikut cahaya suci. Pengampunan dan penyelamatan adalah ajaran mereka, namun mereka tak bisa melupakan perbuatan Kaum Astromancer semasa masih menjadi bawahan Kael'thas. Memang benar, para penyihir yang kini melayani Naaru itu pernah membunuh banyak anggota Aldor.
Kuil Aldor dan bangunan lainnya terletak di Aldor Rise di sisi barat Shattrath City. Dari sana seseorang bisa memandang ke bawah seluruh kota.
Kuil ini sebagai tanah suci Aldor, juga hanya mengizinkan mereka yang telah diterima untuk masuk.
Pemain perlu memilih antara kedua kubu ini, pilihan ini hanya berlaku di dalam Kota Pasir. Di wilayah lain, pemain tetap menggunakan Horde dan Alliance untuk membedakan musuh dan sekutu.
Meski terpengaruh oleh pembelotan para Penilik Bintang, serangan terhadap Kota Shattrath belum berhenti.
Namun Shattrath belum runtuh.
Sebaliknya, di bawah pimpinan Naaru X'iri, Aldor dan Penilik Bintang melancarkan serangan mendadak yang sukses ke Lembah Bulan Bayangan - "halaman depan" Illidan. Tapi kedua kubu yang saling bermusuhan ini gagal merukunkan perbedaan, mereka justru bersaing sengit untuk meraih kehormatan membantu X'iri berperang.
Setiap hari, A'dal yang memutuskan prajurit terpilih mana yang akan dikirim. Para pejuang yang terpilih harus berkumpul di Kubah Cahaya Suci untuk menerima restu A'dal sebelum bergerak ke Lembah Bulan Bayangan. Petualang yang ingin membantu Shattrath harus bersekutu dengan Aldor atau Penilik Bintang. Tentu saja, bantuan dari pihak manapun akan menimbulkan protes dari pihak lain.
Di sini, akan segera dibangun pintu teleportasi baru yang masing-masing terhubung dengan kota utama di benua lama.
Kemungkinan akan selesai dibangun pada pembaruan sistem berikutnya. Saat ini Lu Li masih harus meminta penyihir untuk membukakan pintu baginya, targetnya adalah benua lama Azeroth. Tak lama kemudian dia bertemu mentornya.
Ketika Lu Li kembali, Garona sedang bertempur.
