Shamans bangsa orc Garlok tidak berbohong.
Lu Li menyaksikan langsung, dia memasukkan semua material ke altar ritual persembahan, bahkan mengeluarkan tumpukan berbagai batu permata, dan...
Darah?
Sebagian besar terlihat seperti darah iblis, meski Lu Li merasa jijik, tapi mengingat Remulos pernah memberinya petunjuk menggunakan darah iblis untuk meningkatkan tenaga cincin, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Hanya saja tidak menyangka, seorang tua bangsa orc yang sudah sepuh seperti ini ternyata bisa membawa begitu banyak material.
Setelah semua material terkumpul, barulah Lu Li merasa malu menyadari bahwa material yang dia sediakan memang tidak seberapa. Shamans bangsa orc Garlok mengeluarkan jumlah yang hampir setara.
Lalu, ini justru semakin aneh.
Mengapa dia harus membayar harga sebesar ini untuk membantu upgrade cincin milikku?
Saat itu, cincin Lu Li sekali lagi lepas dari kendalinya, tertarik oleh energi meninggalkan Lu Li, mengapung di atas altar elemen.
Energi menerpa cincin, membuat simbol di atasnya mulai berdistorsi, perlahan berubah menjadi wujud lain.
Kilat menyambar dan guruh menggelegar, seluruh Takhta Elemen sedang mengamuk.
Ditambah dengan raungan tak terhitung yang mengerikan dan supernatural, darah iblis itu tak hanya mengandung energi, tapi juga jiwa abadi iblis. Jika darah ini dibawa ke kehampaan, iblis akan terlahir kembali.
Tapi sekarang mereka tak punya kesempatan seperti ini lagi.
Takhta Elemen dan Cincin Supreme membalikkan sifat keabadian iblis, mereka semua akan mati.
Proses upgrade tidak berlangsung lama.
Semua terjadi dalam waktu sangat singkat, diselesaikan dalam kondisi ekstrem. Setelah segalanya tenang, hanya tersisa satu cincin kelabu kusam berputar cepat di sana.
Menurut pengalaman Lu Li sebelumnya, cincin itu seharusnya sudah kembali.
Lu Li adalah tuan cincin, sesuai aturan Sistem, ini adalah peralatan terikat yang tak bisa dipisahkan darinya dengan tenaga biasa.
Tiba-tiba, transformasi aneh terjadi.
Sebuah tangan muncul dari kegelapan kehampaan, tepat mengarah ke cincin Lu Li.
Tangan raksasa itu terlihat lambat namun bergerak sangat cepat, kemampuan Lu Li tak cukup untuk merebutnya.
Saat tangan itu hampir menggenggam cincin, sesuatu berbentuk kuku menginjak-injak tangan tersebut dengan keras.
Remulos?
Lu Li merasa lega, jika Dia datang langsung, mungkin masih ada kesempatan.
Sekarang dia juga sudah paham, Shamans bangsa orc Gharok memang sudah merosot. Makanya dia setuju membantu Lu Li upgrade cincin, bahkan rela mengorbankan banyak material. Itu sebabnya dia bisa menyediakan darah iblis sebanyak ini, termasuk darah Iblis atasan yang kuat.
Hanya saja tidak diketahui siapa tuan di belakang layar yang mengendalikannya.
"Bukan Tuhan, bukan Tuhan. Tuhan sudah Mati." Pemilik tangan raksasa itu sempat terkejut sejenak, tapi segera kembali kalem.
"Anak muda dari keluarga Angin Kemarahan, kenapa kau mengincar barang yang bukan milikmu?" Kuku itu kembali menghantam keras tangan raksasa, memaksa pemiliknya mundur tuntas. Perlahan sosok aslinya mulai menampakkan pasukan sekuat ini.
Itu adalah...
"Zalhtar, ternyata kau tidak mati!"
Ternyata bukan Remulos, melainkan adik Remulos, Zalhtar. Konon Zalhtar juga merupakan anak semi-dewa Cenarius. Dia menikahi Putri Terradue dan meninggalkan keturunan ras centaur. Pada akhirnya Zalhtar dibunuh oleh anak-anaknya sendiri para centaur. Putri Terradue mengurung jiwa Zalhtar dan membawanya ke sebuah gua.
Itulah alur cerita dungeon Maraudon yang pernah ditaklukkan Lu Li.
"Mati? Kamu benar-benar meremehkan tenaga semi-dewa. Sebagai penerus kekuatan alam, aku abadi."
Barulah Lu Li teringat, saat pihak resmi memperkenalkan dungeon Maraudon, tertulis di atasnya: Maraudon adalah kuil agung Zalhtar. Zalhtar adalah salah satu anak abadi semi-dewa Cenarius.
Ternyata keabadian bukan sekadar kata sifat sederhana.
“Bahkan Tuhan sendiri sudah mati, masih bicara tentang keabadian.” Pemilik tangan raksasa itu mulai merobek kehampaan, Dia harus turun langsung ke medan perang, jika tidak mustahil mengalahkan putra semi-dewa yang statusnya terlihat sangat aneh ini.
“Illidan, kau takkan paham, dan memang tak perlu paham, apa sebenarnya eksistensi ayahku.” Zalhtar kembali mengangkat kukunya.
Kali ini, dia tidak menyerang Illidan yang sedang turun ke dunia, tapi secara mengejutkan justru menyerang cincin tersebut.
“Tidak!” Illidan mengaum marah.
Cincin yang diserang putra semi-dewa itu hampir saja dianggap akan hancur oleh Lu Li, namun alur cerita klise ini ternyata tidak terjadi. Cincin itu terlepas dari ikatan altar, melesat bagai meteor.
Arahnya ternyata——
LU LI!
Lu Li menyambar cincin itu dengan cepat dan langsung memakainya di jari. Bahkan belum sempat melihat sifat-sifatnya, dia sudah ditendang sampai mati oleh Zalhtar yang menyusul datang.
Ditendang sampai mati...
Mati...
Ada satu kalimat MMP tidak tahu pantas diucapkan atau tidak.
Setelah Lu Li menghilang, Illidan akhirnya berdiri di tanah Nagrand. Berpindah dari Kuil Kegelapan yang nyata (bukan dungeon Kuil Kegelapan) ke sini, meski sekuat apa pun dirinya tetap membutuhkan waktu tertentu.
Memanfaatkan selisih waktu ini, Zalhtar menendang cincin ke Lu Li, lalu membunuh Lu Li dalam sekejap, secara tuntas menghilangkan kemungkinan Illidan merebut cincin.
"Kukira kau akan merebut Cincin Sihir Tertinggi?" Karena sudah tak ada harapan, Illidan pun tidak terburu-buru.
"Haha, asalkan bukan kau yang mendapatkannya, atau DIA yang mendapatkannya, aku sama sekali tidak peduli SIAPA yang akan mendapatkan Cincin Sihir." Zalhtar tertawa terbahak-bahak. "DIA" yang dimaksudnya jelas merujuk pada kakak laki-lakinya, Remulos.
"Cincin Sihir Tertinggi adalah milikku." Illidan berkata dengan suara berat.
“Ya, dia seharusnya pernah menjadi milikmu, tapi kau memilih jalan lain. Akibatnya, cincin itu hilang di Abyss yang Tak Terbatas. Illidan, kau tidak memiliki hati yang teguh.” Zalhtar berkata.
“Hati yang teguh? Zalhtar, kau sama sekali tidak mengerti. Kau hanya iri pada segala yang tak bisa kau raih. Setelah bertahun-tahun, kau masih seperti anak kecil.” Suara Illidan dipenuhi kekesalan dan kepedihan.
“Aku adalah putra semi-dewa, penerus kekuatan alam. Saat ayahku kembali, aku akan menjadi kebanggaan terbesarnya!” Zalhtar berseru dengan lantang.
Secara umum diyakini bahwa Cenarius telah tewas, dibunuh oleh Grom Hellscream.
Grom Hellscream menemukan Mata Air Kehidupan yang memancarkan magis kuat. Di bawah godaan Mannoroth, dia cepat menyerah dan yakin kekuatan ini akan membantunya mengalahkan semi-dewa Cenarius.
Maka suku bangsa orc yang dipimpin Grom Hellscream meminum air danau yang terinfeksi ini, dan menjadi kecanduan pada kekuatan yang diberikan iblis kepada mereka.
Dengan kebencian dan amarah yang melampaui batas normal, Grom bersama prajuritnya melakukan serangan balik terhadap Cenarius dan sekutunya. Pada akhirnya bangsa orc berhasil membunuh semi-dewa tersebut. Hingga kini, night elf dan banyak makhluk hidup lainnya masih berkabung atas kematian tragis Cenarius.
Meski Cenarius telah mati, banyak manusia percaya bahwa ia akan terlahir kembali dalam bentuk lain.
Semi-dewa yang kuat tidak akan mati, dan mekanisme regenerasi mereka berbeda dengan dimensi elemen maupun Twisting Nether Iblis. Mereka tidak bergantung pada dimensi tertentu seperti Mimpi Giok. Dibandingkan jiwa biasa, mereka lebih menyerupai bentuk esensi kehidupan yang hanya bisa dikorupsi atau dibersihkan secara total namun tidak bisa dihancurkan. Kematian fisik hanyalah istirahat sementara bagi mereka, dan saat diperlukan masih bisa kembali ke dunia nyata, tinggal menunggu waktu saja.
Bagi semi-dewa, tidak ada konsep maut.
Setidaknya Zalhtar yakin akan hal ini.
"Haha, Zalhtar kau memang tragedi. Ayahmu, yang paling dibanggakannya adalah muridnya, Kakakku yang agung itu, si perampas segalaku."
