Dua Hellfire memperlambat serangan Pedang Penghakiman, tapi setelah Fat Monkey dan Wei Lan Hai Feng mengendarai Mekanika Kegelapan kembali ke medan pertempuran, situasi langsung kembali ke bentuk aslinya.
Kita akan kalah!
Xiao Mo mengusap kerutan di antara alisnya, menghela napas pelan.
Cukup beri dia waktu penyangga dua edisi lagi, hanya dua edisi, dia bisa mengintegrasikan kekuatan pertahanan baru. Saat itu datang, siapapun yang menyerang tidak akan membuatnya sepasif sekarang.
Lu Li tidak tahu apa yang dipikirkan Xiao Mo. Jika dia tahu, mungkin akan mengejek habis-habisan.
Satu klub memiliki enam benteng, pikir sistem game tidak akan melakukan intervensi makroekonomi? Pasti akan melemahkan kekuatan pihak bertahan, mengembalikan perang benteng ke situasi ketidakpastian hasil.
Kemenangan!
Lembah Duri berganti pemilik, Pedang Penghakiman menjadi penguasa baru Benteng Lembah Duri.
Benteng yang sudah dibangun berubah menjadi barang seperti model dibawa pergi oleh Ibu Kota Kejayaan, tapi Pedang Penghakiman mendapatkan hak untuk menempatkan benteng yang sudah ada di Lembah Duri atau membangun benteng baru.
Mungkin karena tekanan dari Pedang Penghakiman, kekuatan pertahanan benteng-benteng lain menjadi semakin menipis. Xuese Zhanqi akhirnya berbalik mengalahkan Ibu Kota Kejayaan, merebut kembali benteng pertama mereka di Bukit Hillsbrad. Namun Benteng Kedua masih dikuasai Legiun Angin Kencang, dan untuk sementara mereka belum memiliki kekuatan untuk merebutnya kembali.
Dengan demikian, dari enam benteng yang dimiliki Ibu Kota Kejayaan, kini hanya tersisa empat. Dua benteng hilang dalam satu perang benteng.
Entah apa yang dirasakan Xiao Mo di dalam hatinya.
Benteng Paviliun Hujan Ringan dan Pedang Penghakiman juga diserang banyak orang, namun penyerangnya hanyalah klub-klub kecil-menengah yang tidak masuk peringkat. Mereka terlalu terpaku pada kemenangan/lawan di arena, akhirnya justru rugi dua kali lipat.
Kerja sama antara Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir dan Twilight of the Gods di Pilar Batu Seribu hanya bertahan selama dua edisi perang benteng, kemudian dengan cepat direbut oleh Penjaga Biru Murni.
Bagaimanapun juga, kekuatan Penjaga Biru Murni tetap ada di sana. Meskipun untuk sementara tidak memiliki benteng atas namanya sendiri, semua orang tahu mereka pasti akan merebut benteng yang menjadi milik mereka. Hanya saja tidak diketahui siapa orang sial yang menjadi target mereka.
Penjaga Biru Murni minggu lalu hanya mempertahankan Dataran Tinggi Arathi selama satu edisi sebelum kembali ke bintang.
Dari visi teknis Lu Li, jelas ada kejanggalan yang tidak dipahami orang biasa. Jika tidak, Penjaga Biru Murni tidak akan mengerahkan seluruh tenaga untuk Merebut Mangsa dari Mulut Harimau sambil harus mempertahankan satu benteng.
Dalam perang benteng kali ini, Pedang Penghakiman dan Xuese Zhanqi menjadi pemenang terbesar.
Masing-masing mereka berhasil merebut satu benteng dari Ibu Kota Kejayaan. Xuese Zhanqi juga menjadi klub super dengan beberapa benteng, yaitu Benteng Pertama Bukit Hillsbrad dan Tanah Berduka yang berada di bawah nama mereka.
Dengan demikian, target balas dendam Ibu Kota Kejayaan minggu depan menjadi topik hangat para pengamat.
Klub-klub yang semangat ingin mencoba mengganggu Pedang Penghakiman dan menjadikannya batu pijakan pun mulai tenang.
Lu Li merasa sangat kecewa, ingin sekali berdiri di menara Stormwind sambil berteriak: "Aku benar-benar mudah dijahili, ayo serang aku! Serang aku! Ah..."
Orang-orang memang datang, tapi bukan untuk menyerangnya. Mereka justru mengirimkan uang - datanglah Fajar Bersayap, si anak yang belum reda semangatnya.
"Lho, kenapa Shiyishao tidak datang?" tanya Lu Li yang duduk bersila di kursi utama, sambil terkagum-kagum pada kemewahan klub dalam game dan berpura-pura santai. Hatinya berdarah melihat pengeluaran 4 jam sewa plus minuman yang menghabiskan sepuluh ribu realitas.
"Dia tidak mau ketemu kamu. Langsung ke urusan utama saja. Ini kan pertama kalinya kamu menyambut tamu hari ini." Meng Hui Shisan meniru gaya duduk bersila di hadapan Lu Li.
“Aduh, mempermainkan sifat kekanak-kanakan, tunggu—semakin kudengar perkataanmu semakin tidak beres.” Lu Li menggerutu, ada dorongan untuk P orang.
“Sudahlah bicara hal berguna atau tidak, tetapkan harga! Lembah Duri, berapa uangnya?” Meng Hui Shisan melambaikan tangan dengan kekayaan melimpah: “Benteng ini pasti akan kami dapatkan.”
Lembah Duri merupakan salah satu peta benteng terbesar Fajar saat ini, kaya sumber daya dan lingkungan indah. Tak peduli level siapa pun, tempat ini tak pernah sepi. Keberadaan dungeon besar Zul'Gurub yang mengeluarkan mount juga menjamin kelanjutan arus pengunjung.
Dalam arti tertentu, masih lebih kuat dibanding Lembah Abu-abu dan Blackshore.
Sayangnya ambisi Lu Li bukan di sini. Dia adalah jantan yang berharap suatu hari nanti bisa mendominasi kota utama Elf.
Mekanika Kegelapan cepat atau lambat pasti akan dihapuskan, entah dengan mengurangi Daya Tahan atau mengurangi daya penghancurannya. Setidaknya tidak bisa lagi menjadi BUG yang bisa bertarung dari awal sampai akhir. Munculnya Pedang Penghakiman telah merusak keseimbangan dalam kenangan Lu Li, peran Mekanika Kegelapan menjadi semakin sebesar.
Hellfire saja sudah dihapuskan, apakah Mekanika Kegelapan masih jauh tertinggal?
Pembaruan perang benteng berikutnya akan membuat pihak bertahan semakin kesulitan. Jadi mempertahankan terlalu banyak benteng jelas bukan hal baik. Menjualnya menjadi pilihan yang cukup bijaksana bagi Lu Li.
Tentang siapa yang akan membeli, Fajar Bersayap tentu bukan pilihan satu-satunya.
Tapi, merekalah pilihan pertama.
Alasan pertama adalah Fajar Bersayap saat ini tidak memiliki benteng. Sebagai klub yang bisa mengalahkan Pedang Penghakiman di panggung kecil, tidak memiliki benteng itu sangat tidak pantas.
Kedua karena Fajar Bersayap memiliki uang, keluarga Meng Hui Shisan dan Shiyishao sendiri adalah orang kaya, bahkan telah menyerap suntikan modal dari berbagai pihak. Jika hanya menghitung uang, mereka tidak kalah dibandingkan Ibu Kota Kejayaan.
Ketiga, Fajar Bersayap ingin go public, atau lebih tepatnya klub-klub besar legendaris ini semua ingin go public untuk mengumpulkan uang.
Tanpa benteng atas nama mereka, bagaimana mungkin para "sayuran kucai" mempercayai kekuatanmu? Lagipula sebagian besar "sayuran kucai" juga memainkan game "Fajar" ini.
Untuk calon pasangan alternatif lainnya, Lu Li juga telah menyebarkan informasi.
"200 juta, ditambah 20% pendapatan setiap edisi dari benteng ini, maka benteng ini akan menjadi milik kalian." Senyum khas Lu Li mengembang.
"Kamu mengerjai siapa? 200 juta? Berani sekali kamu mengajukan harga segitu, bahkan masih minta bagi hasil edisi selanjutnya." Meng Hui Shisan melompat seolah terkejut, menunjuk hidung Lu Li sambil berteriak: "Apa benteng ini terbuat dari tumpukan koin emas?!"
"Kalau tidak mau beli..." Lu Li tetap tenang mengucapkan kata terakhir: "Pergi sejauh mungkin~"
"Kalian brengsek, kamu kejam." Meng Hui Shisan tentu tidak akan pergi. Dia jatuh kembali ke kursi, mengeluarkan napas berat sambil berkata: "Tapi harganya terlalu tinggi. Kita harus bernegosiasi. Ayo, mari berdebat dengan prinsip, setuju?"
"Tiga menit lagi, Shanghua Pinyu akan masuk. Tiga belas menit kemudian, Mo Wangfeng. Hehe, jangan kira kamu satu-satunya tamu di sini." Lu Li memberikan petunjuk.
"Baik! Tamu-tamumu banyak, kamu bintang top, begitu? Kamu yakin bisa mengeruk kami habis-habisan?" Meng Hui Shisan pusing, dia tahu Lu Li tidak sedang menakuti. Pasti Shanghua Pinyu dkk akan membeli.
"Tentu. Siapa suruh kalian tidak punya benteng?" Lu Li mengangkat bahu.
"200 juta masih bisa diterima. Dua puluh persen keuntungan keterlaluan. Bagaimana kalau kami beri 250 juta, dan kamu batalkan klausul kedua?" Meng Hui Shisan terpaksa mempertimbangkan tawaran Lu Li dengan serius.
"300 juta, harga langsung. Atau urusan selesai di sini." Lu Li berubah menjadi pedagang pasar, mengangkat lengan bajunya, bersiap bertarung 300 putaran dengan Meng Hui Shisan.
“Bagus, sudah sepakat seperti ini.” Meng Hui Shisan berpikir sejenak, lalu mengangguk dengan tegas.
Lu Li: ……
