“Houzi duduk yang manis, rapat hari ini dimulai.” Genhao San dengan ramah menyuruh Fat Monkey duduk, lalu mengumumkan dimulainya rapat rutin petinggi Pedang Penghakiman.
“Perkiraan saya semua sudah tahu, Benteng Lembah Duri kita sengaja dikalahkan.” Genhao San berkata: “Jadi tolong perhatikan upaya penghiburan, kalau perlu bocorin diam-diam kabar ini.”
Lagian hukuman resmi buat cheat cuma berlaku saat perang benteng berlangsung, setelah selesai gak akan dituntut.
Lalu mengulas kembali perjuangan berat mendirikan Pedang Penghakiman. Klub baru dua tahun berdiri, hampir semua anggota mengalami proses ini. Sekarang mengenangnya bikin haru.
Lalu memproyeksikan masa depan yang bukan cuma enak-enakan semata.
Akhirnya adalah realitas saat ini.
Genhao San mulai meratapi kemiskinan, semua aspek membutuhkan uang, peralatan atlet esports juga harus disiapkan, sebentar lagi level 70 dan menghadapi pembukaan lahan baru...
Singkatnya, gambaran klub yang hampir bangkrut dan prospek cerah semua orang yang hampir gagal total.
Bahkan Lu Li disebutkan sebagai contoh, dividen tiap edisi hampir tidak pernah diambil, semua disimpan di klub sebagai darah pengembangan, berbagai alat dan peralatan langka dibagikan gratis ke anggota.
Termasuk Mekanika Kegelapan yang menghancurkan klub lain dalam Perang Benteng, semuanya dikelola oleh Lu Li.
Hingga Si Hitam Lu sendiri agak malu, ternyata dirinya begitu luar biasa.
"Katanya kalian baru dapat harta karun dari Perang Benteng, bagaimana kalau uang menganggur di kartu itu dialokasikan untuk pengembangan serikat yang mulia ini?" Setengah hari berpidato, akhirnya ekor rubahnya terlihat.
Belum sempat yang lain berkata apa-apa, Lu Li segera menambahkan: "Tentu tidak akan meminta secara gratis. Kali ini akan menggunakan bentuk saham sebagai umpan balik untuk kalian - sebagian berupa saham virtual yang hanya bisa bagi hasil, sebagian lagi saham nyata yang bisa diperjualbelikan..."
"Aku yang tanggung. Berapa kekurangan dana yang dibutuhkan? Aku sendiri yang bayar." Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou langsung bersemangat.
Meski termasuk dalam jajaran petinggi Pedang Penghakiman, dia baru bergabung belakangan. Jangankan kepemilikan saham nyata, bahkan saham virtual pun tak dimilikinya.
"Hah." Lu Li heran memandangi Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou. Tadinya khawatir suasana jadi canggung dan sempat berpikir mencari 'tumbuhan' pancingan, tak menyangka ada yang begitu aktif. Tapi dia menggelengkan kepala: "Kalau butuh penerimaan modal, sudah dari dulu kami lakukan."
"Aku paham. Semua dari kantongku sendiri, bisa kukelola sepenuhnya." Yi Ren Lei Nuo Zhi Ro berujung tergesa-gesa.
"Xiao Rou jangan usil, kuota subkripsi setiap orang sudah ditetapkan. Roti, bagikan dokumennya ke semua orang." Genhao San mencoba meredakan situasi, namun akhirnya tetap menolak masuknya dana besar.
Roti Putih mengeluarkan setumpuk dokumen, lalu membagikannya ke masing-masing individu sesuai nomor yang tertera.
Yi Ren Lei Nuo Zhi Rou langsung kecewa begitu membuka dokumen, isinya jauh dari ekspektasinya. Tapi dia paham ini bagian dari Keteguhan Lu Li - Pedang Penghakiman memang terkenal dengan mentalitas petani kecil.
Tapi dapat sedikit saham nyata masih lebih baik daripada tidak sama sekali.
"Uangku buat nikah nanti." Biru Muda Laut Angin bimbang. Dia enggan mengeluarkan uang, tapi sekalipun bodoh dia tahu nilai kepemilikan saham ini. Orang luar sudah menawarkan 'harga langit' untuk saham Pedang Penghakiman, sayangnya Lu Li kukuh tidak bisa dirayu.
“Ngapain butuh uang buat nikah, kamu kan bukan beli istri. Cinta yang dibeli pake uang itu namanya cinta?” Lu Li tidak tahan lagi merendahkan dia.
“Dasar anjing hidup santai, diam!” Biru Muda Laut Angin malu dan kesal.
“Coba kamu kasih tahu berapa kepemilikan Pedang Penghakiman yang kamu punya, pasti antrean gadis ngincerinmu.” Genhao San juga ikut nimbrung.
“Muka bego kayak gitu, cari yang buta biar awet.” Piao Ling yang terkapai di kursinya tiba-tiba nyerocos, menusuk hati.
“Diam juga kamu, emang ada duit buat beli saham? Miskin!” Biru Muda Laut Angin balas nyerang.
“Haha, saham segini doang perlu duit? Aku ambil dua job perwakilan, bakal minta bayaran di depan.” Piao Ling dengan santai menyelesaikan masalah. Cuma orang tolol yang perlu pake otak buat cari uang.
“Sepertinya aku seperti melayani tamu, Hmph! Punya wajah cantik merasa hebat ya? Punya rupa menarik bisa berbuat semaunya ya.” Biru Muda Laut Angin membanting meja dengan geram: "Semua aku tanggung!"
"Aku ikut keputusan adikku." Perpisahan di Bunga memalingkan wajah, sepenuhnya mengikuti langkah sang adik.
"Uang tidak cukup…" Hujan Maret agak kesulitan. Nilai gabungan dirinya dan kakak cukup tinggi, tapi mereka baru membeli properti dll sehingga sisa uang di tangan tidak banyak. Belum lagi kakaknya beberapa hari lalu mengambil banyak uang, entah untuk keperluan apa.
"Adik, Kakak punya uang." Perpisahan di Bunga tiba-tiba mendekat ke Hujan Maret dengan suara "Syuuk", memperlihatkan sejumlah uang fantastis di rekening barunya.
"Kakak, dari mana dapat uang sebanyak ini?" Hujan Maret terkejut.
Jumlah mendadak sebesar ini melebihi total pendapatan mereka berdua selama satu tahun terakhir.
“Hehe, sebenarnya Kakak juga cukup hebat.” Hua Di Li Qing (Perpisahan di Bunga) menegakkan dadanya, dalam sekejap terasa segar dan bersemangat, perasaan tertekan yang lama menghimpit hatinya langsung lenyap.
Sebagai seorang kakak, penghasilan lebih sedikit daripada adik perempuan, ini bagaikan kiamat dunia.
“Uh-huh, Kakak benar-benar hebat, kalau begitu kita berdua akan berlangganan saham.” Hujan Maret (Maret) memandang kakaknya dengan penuh kekaguman.
Ah, kejayaan masa lalu kembali menyelimuti dirinya, Hua Di Li Qing dengan penuh harga diri meregangkan senyum lebar.
“Aku juga ikut berlangganan. Uang sebanyak ini, mengeluarkan separuhnya saja sudah cukup.” Luo Ying Hui Yi (Kenangan Kelopak Jatuh) dengan gaya berwibawa melambaikan tangan besar-besar.
Fat Monkey (Monyet Gemuk) dan Wei Lan Hai Feng (Biru Muda Angin Laut) memandangnya dengan penuh harap, iri hati. Mereka merasa sudah menginvestasikan banyak uang, tapi dibandingkan dengan Luo Ying Hui Yi masih jauh tertinggal. Jarang ada cewek yang memiliki kewibawaan sebesar itu.
Luo Ying Hui Yi ternyata mencuri uang orang tuanya untuk berjudi, untungnya tidak hanya berhasil mengembalikan uang itu dengan selamat, tapi juga mendapat keuntungan besar.
Begitu ada masalah, orang-orang seperti inilah yang akan pergi ke langit.
"Ahem, sebenarnya aku cukup paham tentang investasi. Sekarang berinvestasi di situs web novel anime bukanlah ide bagus, industri ini pada dasarnya sudah mencapai titik jenuh." Genhao San mungkin pernah mendengar rencana Luo Ying Hui Yi.
"Tidak terpikir untuk menghasilkan uang, ini hanya preferensi pribadi." Luo Ying Hui Yi berkata.
"Kalau begitu kamu bisa membeli situs web yang sudah matang, banyak yang mengalami kesulitan operasional bisa dibeli dengan harga murah." Genhao San mengangkat bahu, memilih tidak melanjutkan nasihatnya.
"Benar juga, terima kasih San Ge." Mata Luo Ying Hui Yi berbinar, ia berterima kasih: "Nanti setelah semuanya siap, aku akan sering minta petunjuk San Ge. Aku akan tambahkan porsi adeganmu di novel, bahkan menjadikanmu karakter utama perempuan bukan tidak mungkin..."
Wajah Genhao San langsung menghitam legam.
Para pelaku lainnya juga ramai-ramai membeli saham mereka, bahkan termasuk Semut Hitam Cacat dan Li Dago si Penyair Pengembara yang baru saja bergabung dengan klub. Orang-orang berkemampuan selalu bersinar di mana pun.
"Bagaimana denganmu, Houzi?" tanya Lu Li, menunggu komentar dari satu-satunya yang belum berbicara.
"Hah, berani kamu bertanya padaku? Merebut posisi pembuka ku saja sudah keterlaluan, janji mentraktirku makan pun baru semalam terpenuhi. Itu juga cuma menyuruhku makan sekenanya di warung Shaxian dan Lanzhou..."
"Ah, Houzi, itu kan cuma bercanda. Bukannya akhirnya kamu tetap bisa makan ikan panggang?"
"Omong kosong! Aku yang bayar!" geram Fat Monkey sambil mengumpat.
"Oh iya, kamu yang bayar. Waktu itu kan aku ketemu Xue'er lalu nemenin dia jalan-jalan. Next time pasti ku traktir lagi." Wajah Lu Li memerah, buru-buru menambahkan: "Ini kesempatan emas, jangan sampai dilewatkan. Jangan bersikap semena-mena."
“Aku harus menyimpan sedikit untuk makan enak-enak.” Fat Monkey berpikir sejenak, lalu berkata: “Sisanya kamu yang bantu isi.”
“Aku miskin seperti anjing,” Lu Li mengangkat tangan.
“Jangan menghina anjing, Houzi kamu kekurangan berapa? Aku yang bantu.” Biru Muda Laut Angin berkata dengan murah hati, lalu menambahkan: “Kalau makan enak-enak ajak aku juga ya.”
