"Coba dulu, kalau bisa lawan ya lawan, kalau tidak bisa baru bicara." Lu Li berkata demikian.
Menemui BOSS tapi tidak melawan tidak sesuai dengan gayanya. Yue Lao ini punya probabilitas tertentu untuk menjatuhkan mount, juga beberapa Kotak Hadiah Ikatan Asmara yang bisa dibuka untuk mendapatkan barang bagus.
Tentu saja tidak mungkin membiarkan istri maju duluan. Lu Li terpaksa menyerbu dengan gigih sendiri.
"Anak muda, masuklah ke pintu rindu-Ku, pahamilah pahitnya kerinduan-Ku." Tongkat di tangan Yue Lao bergerak halus, lingkaran cahaya keemasan meledak di depan Lu Li menyebabkan sekitar 600 damage, disertai efek perlambatan dan pukulan mundur. Lu Li terpaksa mengaktifkan skill mobilitas untuk langsung pindah ke belakang Yue Lao.
Pembuka dengan Serangan Bayangan, tingkat penyelesaian mencapai 95%, memberikan damage lebih dari seribu poin sekaligus membuat pingsan selama dua detik.
Syukurlah, selama bisa dikendalikan akan lebih mudah. Yang paling ditakutkan Lu Li adalah kalau orang tua ini kebal terhadap kontrol.
"Dua cinta yang abadi, tak perlu melekat siang malam." Yue Lao tertawa terbahak-bahak, mengayunkan tongkat sihirnya lagi. Tiba-tiba Lu Li menyadari posisinya telah bertukar dengan Elf Air. Kini Elf Air-lah yang menerima pukulan tongkat tepat di kepala dari Yue Lao. Benar-benar pukulan di kepala! Elf Air merasa kepalanya berkunang-kunang, langsung pingsan selama dua detik.
"Apa yang diucapkan orang tua ini terus-menerus?" Lu Li terpaksa kembali menyerang.
"Dasar buta huruf! Itu puisi cinta kuno!" Elf Air membalas serangan Yue Lao sambil merasa bingung antara ingin tertawa dan menangis mendengar pertanyaan Lu Li. Jika waktu diputar mundur beberapa tahun lalu, bila ada yang bilang dia akan jatuh cinta pada seseorang yang bahkan tak tahu [Dua cinta yang abadi, tak perlu melekat siang malam], pasti akan dianggapnya sebagai lelucon terbesar di dunia.
"Oh, ternyata puisi kuno ya." Suaranya terdengar agak canggung.
Terkadang, Lu Li juga merasa kurang meyakinkan diri. Meski dia memiliki status yang sangat mencolok di industri game dan kekayaan pribadi sudah mencapai ratusan juta, kebiasaan kasar dan ketidaktahuan yang sering terpapar semakin jelas terlihat.
Kalau cuma seorang preman jalanan, justru tidak wajar kalau kamu tidak bersikap kasar.
Tapi begitu seseorang punya karier mapan, plus istri yang wajahnya seperti Sang Dewi, aura seperti Sang Dewi, bahkan percakapannya pun bernuansa Sang Dewi - kekasaran seperti itu akan tampak diperbesar tanpa batas.
Bukan cuma Lu Li yang berpikir demikian. Kebanyakan orang yang meremehkan pasangan kekasih ini beranggapan Lu Li tidak sepadan dengan Elf Air. Kemahiran bermain game tidak membuktikan apa-apa, karena game bukan segalanya dalam hidup. Bahkan bisa dibilang hanya fragmen kecil dari kehidupan.
Hidup sendiri adalah proses yang sangat panjang. Dua orang hidup bersama adalah realita kehidupan, bukan sekadar bermain game.
Lantas, sampai berapa lama Lu Li dan Elf Air bisa bertahan?
Sambil menertawakannya, Lu Li sebenarnya sudah dilanda kecemasan. Karena itu, setelah semester baru dimulai, ia berencana sering mengikuti kuliah di kampus dan memesan buku-buku peningkatan wawasan secara online untuk dipelajari.
Perubahan ini bukan pengorbanan diri, melainkan transformasi yang ia jalani dengan sukarela.
"Apa yang dipikirkan? Cepat serang! Darahku hampir habis!" seru Elf Air dengan nada manja. Dalam hati, ia menyesal sering menyebut Lu Li buta huruf, khawatir perkataannya menyakiti perasaan sang kekasih.
"Sebentar! Jangan langsung menyerang. Biarkan aku menarik aggro dulu." Tanpa skill mengejek, dua pencuri harus bersaing damage. Ketika DPS (Damage Per Second) salah satu melebihi 20%, aggro akan mulai berpindah secara bertahap.
"Tangan berjalin di taman bunga. Cawan anggur terus dihabiskan. Wahai sang jelita, janganlah engkau mengerutkan alis indah!"
"Suara belum habis, Lu Li dan Elf Air sama-sama mendapatkan BOSS yang mabuk, jalan yang miring-miring pun sulit dilalui, dan mereka terus kehilangan HP.
"Hati bagai jaring kembar, terikat seribu simpul di dalamnya!" Skill baru muncul di sisi ini tak lama setelah skill di sana selesai digunakan.
Di permukaan tanah tiba-tiba muncul jaring-jaring berturut-turut. Lu Li tak sengaja menginjaknya, HP-nya langsung terkuras sepertiga. Terkejut, ia segera menggunakan Langkah Angin yang tidak hanya membatalkan status mabuk, tapi juga menghilangkan kerusakan berikutnya.
"Xue'er jangan menginjak jaring 'itu'." Lu Li mengingatkan.
Sementara Elf Air yang lebih hati-hati sebenarnya sudah membatalkan status mabuk saat jaring pertama muncul, dan menjauh dari area tersebut. Hanya Lu Li yang nekat melakukan demonstrasi kesalahan dengan mengorbankan diri.
"Bintang-bintang ini bukan milik malam semalam, untuk Siapa berdirimu dalam angin dan embun hingga tengah malam!"
Kali ini, nama skill tidak diketahui Lu Li. Dia hanya melihat angin kencang berhembus kencang di seluruh arena, menerbangkan dia dan Elf Air ke satu arah, dengan tujuan akhir sebuah pusaran yang menyerupai pintu ruang.
Lu Li juga tidak tahu apa yang akan terjadi setelah masuk, tapi pasti bukan hal baik.
Mereka berdua bergerak susah payah menuju BOSS, sayangnya tetap tidak bisa menghentikan diri tertarik ke pusaran. Jika tidak ada kejutan, dalam 3-5 detik mereka akan terjebak pusaran dan diperkirakan akan dihabisi.
“Sayap warna-warni tak bersayap, hati yang selaras tersambung seketika!”
Saat ini Yue Lao kembali melantunkan puisi. BOSS bergaya Tiongkok murni ini mungkin akan membuat pemain asing kebingungan total saat bertarung, sama sekali tidak mengerti makna dialog BOSS.
“Genggam tanganku!” teriak Elf Air.
Lu Li tanpa sadar menggenggam tangan yang diulurkan Elf Air. Dengan terkejut, dia menemukan kecepatan mereka tertarik ke pusaran berkurang, kini sudah bisa bergerak stabil menuju BOSS.
Saat mereka sampai di sisi BOSS, serangan berhasil mengenai BOSS, angin topan yang memenuhi medan pertempuran pun berhenti. HP mereka yang terus berkurang akhirnya tidak turun lagi.
"Xue'er kamu hebat sekali, bagaimana bisa tahu harus berpegangan tangan?" Lu Li terlihat sangat terkejut.
"BOSS Hari Valentine bisa main trik apa lagi? 'Terbang berpasangan sayap kembar', tanpa sayap ya harus berpegangan tangan untuk terbang," kata Elf Air.
"Sayang, terlambat menyadarinya. BOSS ini tidak bisa kita kalahkan," Lu Li berkesedihan.
HP Yue Lao baru turun enam puluh persen, sementara HP mereka berdua sudah hampir habis. Segala taktik regenerasi darah juga sudah terkuras.
"Aku yang tanking, kamu kabur dulu. Kita mulai lagi dari awal." Elf Air paham situasi genting ini tidak mengizinkan mereka melanjutkan. BOSS festival akan direfresh, jika keduanya mati, BOSS akan hilang dan tidak bisa ditemui meski masuk dungeon lagi.
"Aku yang tanking, kamu kaburlah. Siapa tahu aku bisa lolos." Tentu saja Lu Li tidak mungkin membiarkan istrinya yang tanking sementara dirinya kabur.
Namun, peralatan 【kenangan maut】 yang diberikan Garona padanya sudah disimpan di gudang. Sekarang meski mati pun tak masalah, di dungeon tidak ada penalti kehilangan pengalaman atau peralatan.
Elf Air meliriknya sejenak, lalu dengan tindakan tegas menjauhi BOSS dan menyelinap ke samping untuk lepas dari pertempuran.
Sebagian besar BOSS di "Fajar" memiliki sistem kebencian seluruh dungeon. Begitu diawasi BOSS, ia akan mengejar hingga ke pintu dungeon. Kecuali bisa kabur sebelum terbunuh - yang mustahil bagi mayoritas kecepatan gerak pemain.
Pencuri berbeda. Cukup menjauhi BOSS dan menggunakan skill menghilang untuk lepas dari pertempuran. BOSS pun tak akan mencari masalah lagi.
Setelah Elf Air lepas dari pertempuran, Lu Li pertama-tama menarik BOSS ke sudut terjauh. Lalu menggunakan Kabur untuk menjauh, ditambah skill kabur ekstra demi memastikan BOSS tak mengejar, baru kemudian menghilang.
Yue Lao kehilangan target kebenciannya, kembali ke posisi semula dengan wajah kecewa. Darahnya otomatis terisi penuh kembali.
