Agar tidak menjadi sasaran kemarahan bersama, strategi terbaik adalah bersembunyi sementara.
Bersembunyi bukan berarti mengurung diri di pojok gelap. Lu Li memberi petunjuk dari ketinggian, menemukan klub yang punya niat menghindari pertempuran.
Klub ini pernah dikepung Lu Li sebelumnya, kini tersisa 40-an orang. Mereka berencana sembunyi sampai klub lain habis bertarung, baru menentukan pemenang.
Diam-diam menyerang prasasti benteng? Itu jelas tindakan cari mati.
Prasasti butuh lima menit untuk dihancurkan. Begitu disentuh, seluruh peta langsung dapat pemberitahuan. Saat itu terjadi, kita akan jadi sasaran semua orang.
Empat puluh sekian orang ini mengira diri mereka burung gereja, tapi tak tahu di belakang burung gereja ada anak beruang yang membawa ketapel.
Lu Li tidak turun tangan, tak perlu dia turun ke medan. Tujuh puluh orang melawan empat puluh orang jika masih tak bisa menang, lalu siapa yang akan diserahkannya untuk mempertahankan benteng ini?
Wei Yun Dan Yue perlu mandiri, Tombak Penghakiman juga perlu tumbuh.
Di kalangan game, serikat utama dan cabang yang terbaik adalah Paviliun Hujan Ringan dan Ibu Kota Kejayaan. Kota Wushuang milik Paviliun Hujan Ringan termasuk sepuluh besar, sementara Legiun Angin Kencang milik Ibu Kota Kejayaan sebenarnya hampir setara, semuanya pada fase awal dipisahkan seperti Tombak Penghakiman ini.
Lu Li mengamati perkelahian kacau di bagian tengah, dia menemukan orang-orang ini bertarung dengan sangat tradisional.
Semua pertempuran berkelompok kecil, seringkali baru bersentuhan langsung lalu mengundurkan diri, seolah menunggu sesuatu.
Jelas terlihat, mereka menunggu Tombak Penghakiman yang di belakangnya berdiri Pedang Penghakiman, sepertinya benar-benar bertekad ingin melahap Tombak Penghakiman lebih dulu.
Orang-orang ini benar-benar cantik – hanya cantik dalam khayalannya.
Dengan Lu Li mengawasi dari langit, klub-klub lain hampir mustahil bisa menyentuh Tombak Penghakiman.
Sambil menikmati keramaian, pasukan Tombak Penghakiman berhasil mengeliminasi 40 lebih lawan mereka. Hanya beberapa yang berhasil kabur, meski Tombak Penghakiman sendiri kini tersisa di level enam puluh-an.
Sehebat apapun pasukan, mustahil tidak mengalami pengurangan anggota tim dalam situasi multi-lawan seperti ini.
"Lakukan perang gerilya. Serang kalau ada kesempatan, sembunyi kalau tidak. Aku tak percaya klub-klub ini benar-benar bisa bersatu seperti keluarga harmonis." Lu Li sama sekali tidak percaya. Dia tahu betapa jeleknya hati manusia, apalagi ketika menyangkut kepentingan.
Klub-klub yang baru mencapai konsensus dadakan ini sama sekali tidak punya dasar kerja sama.
Benar saja, setelah belasan menit mencari tanpa hasil, akhirnya satu klub tak tahan dan menyerang Prasasti Benteng. Seluruh peta mengumumkan serangan terhadap prasasti itu.
Pertempuran langsung meletus. Klub penyerang prasasti itu menjadi sasaran kemarahan bersama.
“Kalian cari tempat berburu monster saja, cepat naik ke level tujuh puluh, kumpulkan peralatan, tidak perlu ikut bertempur, biarkan mereka yang duluan.”
Lu Li khawatir itu jebakan, menghentikan rencana serangan anggota tim lainnya.
Diam-diam ia mencari kesempatan mengalahkan beberapa pemain yang terpisah dari kelompok, berhasil naik ke level tujuh puluh.
Sementara para pemain yang berantem kacau itu banyak yang belum mencapai level tujuh puluh, mengingat para pemain Tombak Penghakiman sudah melenyapkan banyak pemain - pengalaman yang didapat memang jumlahnya luar biasa besar.
Setelah mengamati sejenak dan memastikan keributan ini bukan akting, ia mulai memerintahkan rekan-rekannya untuk mendekati Prasasti Benteng.
Setelah Prasasti Benteng jatuh ke dalam tas pemain yang mengambilnya, pertempuran tidak langsung berakhir. Pemegang prasasti harus melindunginya selama lima menit tanpa kehilangan, barulah kemenangan terakhir tercapai.
Yang akhirnya mendapatkan prasasti adalah seorang prajurit berbaju pertahanan tebal, dikelilingi beberapa rekan yang melindunginya.
"Sekarang juga tidak ragu-ragu," setelah menerobos kepungan, langsung lari kencang sepanjang jalan.
Asal bisa bertahan lima menit tanpa mati, merekalah tuan benteng, tak peduli musuh sebanyak apapun.
Klub-klub lain langsung panik, sekarang juga berhenti saling serang, buat apa saling serang sekarang? Di perang benteng biasa setelah membunuh lawan paling tidak bisa mengambil peralatan musuh, tapi di perkelahian kacau semua masuk telanjang, tentu tak bisa membawa apapun.
Pemegang prasasti tertawa terbahak-bahak, "Orang-orang semua di belakang, kecepatan kuda kita hampir sama, sepertinya tidak mungkin mengejarku!"
Senyum di sudut bibirnya belum sempat menghilang, tiba-tiba sekelompok orang muncul berbaris di depannya. Mereka membentuk lingkaran kepungan, tanpa disadari telah mengurung mereka di tengah.
Atau lebih tepatnya, merekalah yang terjun masuk ke dalam kepungan ini.
"Tim Satu dan Tim Dua bertugas membunuh, yang lain halau musuk yang datang. Selesaikan cepat-cepat, lalu prasasti akan aku ambil." Lu Li mengeluarkan perintah serangan, tubuhnya terjun dari langit menerjang orang yang membawa prasasti itu.
Orang ini memancarkan kilatan keemasan di sekujur tubuhnya, sama sekali tidak perlu khawatir salah mengenali.
Sepuluh orang membunuh tiga target, sama sekali tidak membutuhkan waktu. Setelah Lu Li mengambil prasasti, ia langsung membaca mantra Transformasi Burung Gagak, sementara yang lain menghadapi pasukan pengejar dari belakang untuk membelikannya waktu.
Seekor burung gagak merah gelap yang berpendar keemasan melesat ke angkasa, mengepakkan sayapnya di bawah penglihatan semua orang hingga menghilang.
Ini sekaligus mengumumkan berakhirnya perang benteng kali ini.
Tombak Penghakiman merebut Benteng Wintergrasp, menjadi tuan bagi benteng baru ini.
Sementara itu, Fat Monkey dan kawan-kawan yang sebelumnya miskin berbunyi 'ding' karena bersikeras membayar sendiri dan menolak usulan Genhao San untuk mengklaim biaya klub, kini kembali makmur.
Lu Li yang datang sendiri, mungkin gagal merebut benteng?
Sama sekali tidak perlu dipertimbangkan lagi! Fat Monkey mengumpulkan modal taruhan secukupnya dari sana-sini, mempertaruhkan semuanya pada Tombak Penghakiman yang akan merebut benteng.
Sedangkan para penjudi lainnya sebenarnya tidak terlalu yakin dengan Tombak Penghakiman.
Semua orang bahkan menganggap Tombak Penghakiman sangat mungkin menjadi klub pertama yang tersingkir, karena klub-klub lain kekuatannya kalah mentereng, dan semua tahu Pedang Penghakiman pasti akan mengirim perwakilan bertempur.
Tiga benteng Pedang Penghakiman di bawah perlindungan Mekanika Kegelapan sekuat gunung, Wei Yun Dan Yue sebelumnya sudah berani membawa sejumlah orang menghabisi siapapun.
Jadi, kebanyakan mereka membeli odds klub lain, membuat pembayaran kemenangan jadi sangat menggiurkan.
Kali ini Lu Li tidak mencoba mengeksploitasi Fat Monkey dkk. Pertama, klub tidak kekurangan uang akhir-akhir ini. Kedua, harus memberi kuda makan rumput - semua yang ikut dia ingin hidup enak.
Perang benteng kali ini perubahan kecil, secara bertahap membentuk peta kekuasaan masing-masing.
Hanya dua benteng baru yang menjadi fokus.
Loch Modan berhasil dikuasai oleh Klub Bintang. Selain benteng baru ini, Klub Bintang juga menduduki Benteng Dataran Tinggi Arathi, sehingga sukses menjadi raksasa yang menguasai dua benteng sekaligus.
Pedang Penghakiman, Paviliun Hujan Ringan, Kota Wushuang, Ibu Kota Kejayaan, Xuese Zhanqi, Surga Ketujuh, ditambah Klub Bintang - ketujuh klub super ini secara nominal menduduki dua benteng masing-masing. Beberapa klub lain hanya menguasai satu benteng, atau memiliki hubungan patron-klien dengan tujuh klub besar tersebut.
Dapat diprediksikan betapa sengitnya perang benteng berikutnya nanti.
Saat itu, Pedang Penghakiman mungkin tidak bisa mengerahkan banyak pasukan untuk membantu Tombak Penghakiman. Paling-paling hanya memberikan dua unit Mekanika Kegelapan. Bertahan atau tidaknya bergantung pada kemampuan mereka sendiri.
