“Kamu mau mengambil tugas ini?” Garona membeku sejenak, tapi setelah merenung, dia pun mengerti.
Dari tiga tugas ini, dua pertama membutuhkan kekuatan yang kuat - jelas di luar kemampuan muridnya. Sedangkan tugas terakhir, semua orang tak punya petunjuk, dan petunjuk semacam ini benar-benar tidak ada hubungan sama sekali dengan kekuatan.
“Sepertinya aku tahu beberapa petunjuk. Permisi, kepada siapa harus menyerahkan tugas ini?” tanya Lu Li.
"Temui Jaina, tapi..." Garona berhenti sejenak kemudian mengingatkan muridnya, "Lebih baik kamu memastikan - konsekuensi mempermainkan seorang Mage Agung tidak akan mampu kamu tanggung."
"Ya, Mentor. Aku yakin bisa menyelesaikan tugas ini. Anda belum memberitahuku apa hadiah tugasnya?"
"Kamu bukan penyihir. Janjinya untuk menerima murid tidak berlaku. Jika ingin skill book, dia bisa memberimu buku penguatan perisai es untuk penyihir. Jika memilih peralatan, dia punya tongkat sihir level legenda. Jika bersikeras ingin barang pencuri, kamu harus berunding langsung dengannya." Menghadapi murid sendiri yang jelas orang dalam, Garona tanpa ampun membongkar semua senjata rahasia Jaina.
"Terima kasih, Mentor. Aku akan kembali mengunjungimu setelah menyelesaikan tugas."
"Apa kamu tahu Aegwynn?" tiba-tiba Garona bertanya ketika Lu Li sudah hendak keluar pintu.
"Tentu, dia adalah seorang Mage Agung, Penjaga Dewan Tirisfal, mantan Penjaga. Konon katanya dia sudah Mati, ada juga yang bilang dia hidup sebagai pertapa di wilayah tak dikenal." Lu Li menimbang-nimbang, memberikan jawabannya.
"Ah, sayangnya kamu bukan penyihir. Ayo pergi." Garona melambaikan tangan, tak berniat melanjutkan percakapan.
Dalam hati Lu Li sepuluh ribu "kuda rumput" berlarian liar. Apakah hari ini dia datang untuk mewakili seorang penyihir?
Tak diragukan lagi, tugas Jaina juga dibuat khusus untuk penyihir. Apapun Pilihan dari tiga hadiah itu, semuanya dengan pasti mengubah burung gereja menjadi Phoenix. Senjata legendaris level 70 sampai sekarang seharusnya belum muncul.
Jika Xiao Mo berhasil merebut senjata itu, dengan pasti akan mengalahkan Lu Li dengan mudah.
Lalu tentang Aegwynn, ini jelas juga harus menjadi tugas khusus penyihir.
Dari Syarat yang ada, dengan asosiasi kreatif tentang usia dan kondisi Aegwynn saat ini, sudah pasti ini adalah pencarian penerus warisan di antara para pemain.
Tugas pertama sangat sulit dipilih, meski skill book penguatan sangat berharga, mungkin tidak ada yang memilihnya karena peningkatan kekuatan tidak langsung terasa. Sebagian besar akan memilih tongkat legenda, tapi sebagian orang mungkin berpikir mencari Mage Agung profesional sebagai mentor.
Saat ini di Azeroth, hampir tidak ada penyihir yang lebih profesional daripada Jaina.
Setelah menerima Guru, peralatan dan buku skill bukan lagi mimpi.
Dengan adanya tugas kedua, tugas pertama jadi mudah dipilih. Bisa memilih Aegwynn sebagai mentor, lalu mengambil tongkat sihir atau skill book penguatan dari Jaina.
Soal siapa yang lebih kuat antara Jaina dan Aegwynn, sebenarnya mudah dinilai.
Aegwynn adalah mentor parsial bagi Jaina.
Jika menerima Aegwynn sebagai mentor, maka Jaina adalah Kakak Seperguruanmu. Tidak perlu bimbang untuk ini.
Jika tidak salah tebak, Aegwynn seharusnya berada di sisi Jaina, di satu pihak mengajarkan pengetahuan sihir kuno padanya, di pihak lain menjadi penasihat administratifnya, menikmati masa tua terakhirnya dengan cara seperti ini.
Andai Lu Li adalah seorang penyihir, dia pasti tanpa ragu akan menerima Aegwynn sebagai guru.
Sayangnya, Lu Li sekarang hanya bisa pergi ke Theramore untuk menemui Jaina.
Jaina tentu saja manusia, ras manusia sepertinya memiliki bakat alami dalam profesi penyihir, monster-monster ras lain yang bisa hidup hingga sepuluh ribu tahun pun belum tentu lebih kuat.
"Aku datang atas perintah. Setelah melihat ini, kurasa Nyonya Jaina akan menerimaku." Yang Lu Li sodorkan adalah sebuah pisau belati —— Fragmen Penyakit.
Setelah diundang bergabung dengan Assassin Alliance, mereka akan memberimu kode yang mewakili identitasmu dan sebuah benda kecil (biasanya anting-anting, cincin, atau mungkin pisau belati) yang mungkin memiliki simbol atau pola tertentu. Kode rahasia ini hanya dapat dipahami oleh Assassin Alliance atau klien mereka.
Lu Li segera diantar masuk, lalu ia melihat Jaina.
Dia adalah putri Daelin Proudmoore. Ayahnya adalah penguasa tertinggi kerajaan pesisir Kul Tiras, sekaligus Laksamana Angkatan Laut Alliance selama Perang Kedua.
Sejak kecil, Jaina telah menunjukkan bakat luar biasa dalam pembelajaran sihir. Dia belajar di bawah bimbingan Antonidas, pemimpin Kirin Tor - sebuah Dewan Penyihir yang tinggal dan bekerja di ibu kota sihir Dalaran.
Pada periode awal kedewasaan Jaina, dia berdedikasi untuk mencegah propagasi Wabah Kelaparan yang akan memicu Perang Ketiga, sekaligus menyaksikan sahabat sekaligus simpanan romantisnya, Pangeran Arthas Menethil, melangkah demi melangkah menuju Abyss.
Saat pertempuran semakin intensif, Jaina memperoleh kepercayaan dari Warchief Thrall dari Horde Baru, menjadi faktor penentu yang menyatukan berbagai ras Azeroth melawan Burning Legion.
Lu Li tak bisa memperkirakan usianya, namun Jaina yang dihadapinya saat ini sebenarnya tidak terlalu muda lagi, namun secara penampilan tetap terlihat seperti wanita cantik berambut pirang 18 tahun.
"Wanita sejati yang terhormat, Yang Mulia Mage Agung, saya membawa salam dari mentor." Meski Lu Li tak sepenuhnya menyaksikan gaya bertindak Jaina, sikap hormat minimal terhadap petarung kuat harus ditunjukkannya.
Jaina mengurus pulau Theramore, bisa dikatakan sebagai seorang pemimpin wilayah.
"Aku mengenalmu, Garona pernah menyebutkan. Apakah dia baik-baik saja?"
“Aku juga tidak tahu, menurut perkataannya, dia sedang menunggu dengan tenang hingga maut datang menjemput.”
“Maut tidak akan datang padanya. Di tubuhnya terdapat kekuatan magis yang tak bisa ditembus oleh kematian. Lebih baik kita bicara tentang tujuan kedatanganmu.” Jaina memberi isyarat pada Lu Li untuk duduk, lalu pelayan menghidangkan buah-buahan dan teh bunga.
Seandainya ini kunjungan ke seorang petualang, mungkin teh bunga akan diganti dengan minuman keras.
“Ini tentang Pangeran Varian. Kudengar Anda sedang menyelidiki kasus ini, dan sebelumnya aku pernah mengunjungi istana Stormwind. Di sana, bersama seorang teman lama, kami menghentikan tugas pembunuhan yang menargetkan raja.” kata Lu Li.
“Sedikit pernah dengar. Rupanya petualang kuat yang dimaksud itu adalah murid Garona.”
“Kuat belum pantas disebut. Mari kita lanjutkan tentang Raja Varian. Aku menemukan ada yang tidak beres padanya, lalu mulai melakukan penyelidikan. Setelah sibuk beberapa waktu, akhirnya ada sedikit petunjuk. Kalau di pihak Anda, ada pengalaman apa saja yang ditemui?”
"Persoalan sebenarnya sangat rumit. Jika direnungkan kembali, sekitar beberapa bulan yang lalu, aku berhasil membongkar suatu konspirasi. Ada beberapa umat beriman iblis yang mencoba memicu kebencian antara Horde dan Theramore. Karena itu, aku aktif menghubungi Varian, menjembatani dirinya dengan Thrall, berusaha mencapai perdamaian abadi antara Alliance dan Horde."
"Aku bisa memahami. Apa yang terjadi saat itu?" kata Lu Li.
Dia tidak terlalu menyukai perilaku memaksa jodoh seperti ini, namun dalam arti tertentu, tanpa kerja sama Horde dan Alliance, Azeroth sudah lama lenyapkan.
