Untungnya mati sekarang tidak perlu melawan BOSS lagi, dan skill point dari membunuh BOSS sudah dibagikan ke pemain. Dua orang berhasil mendapatkan skill point.
Meski Lu Li bukan salah satunya, tapi istrinya dapat, jadi dia tetap senang.
Yang perlu regenerasi melakukan regenerasi, yang mau meraba peralatan langsung meraba.
Asal tidak ada skill book penguatan yang keluar, hadiah sampah di depan itu tidak layak disambut sorak-sorai.
Yang paling ditunggu tetap peralatan. Azgalor adalah BOSS yang mengeluarkan komponen T6!
Set T6 jelas adalah peralatan tingkat tertinggi terkini——kecuali beberapa barang legenda milik Lu Li dan Elf Air, kesempatan seperti ini sampai kapan belum tentu bisa didapatkan.
Kesakitan yang tak berujung！
"Istri, barangmu, kamu yang bagi poinnya." Lu Li terang-terangan PDKT-PDKTan.
"Keterlaluan, pisau belati sebagus ini, kenapa tidak kamu butuhkan?" Orang di sebelah tidak tahan melihatnya.
"Tidak lihatkah aku sekarang pakai pedang kembar? Mentorku bilang, Sang Telur menjatuhkan dua pedang satu tangan legendaris, dibuat khusus untukku." Dengan muka tembok, Lu Li membiarkan Elf Air mengambil peralatan dengan poin dasar.
Hanya ada dua pencuri dalam pasukan ini.
"Aku juga bisa pakai pedang satu tangan, masa bodoh, nanti kita lihat siapa yang menang DKP!" Wei Lan Hai Feng tersenyum dingin, memberikan pandangan merendahkan seorang raja ke Lu Li.
Lu Li mengabaikannya, mendesak Can Meng untuk melanjutkan meraba peralatan.
Jas hujan Rigel！
Baju legendaris Druid penyembuh, Tongyan Wuji mengambil peralatan itu.
Sarung Tangan Penakluk yang Terlupakan!
T6 tangan untuk Paladin-Priest-Druid.
Ini juga pertama kalinya Pedang Penghakiman mendapatkan tangan T6, akhirnya direbut oleh Hujan Maret.
Sarung Tangan Pelindung yang Terlupakan!
T6 tangan untuk Warrior-Hunter-Shaman.
Sangat mengecewakan, trio Pencuri-Mage-Druid menatap penuh harap ke Can Meng, berharap dia bisa mengeluarkan satu barang lagi. Sayangnya, hasilnya tetap membuat semua kecewa.
Setelah bos keempat Akumonde, Lu Li dan Elf Air yang merupakan atlet esports tidak punya waktu untuk melanjutkan.
Liga profesional telah memasuki babak semifinal.
Ibu Kota Kejayaan, Paviliun Hujan Ringan, Pedang Penghakiman, Fajar Bersayap, Xuese Zhanqi, Penjaga Biru Murni.
Sebelumnya Fajar Bersayap dan Xuese Zhanqi bertarung di pertandingan pertama Babak 8 Besar, bahkan di kandang sendiri tidak bisa unggul. Bisa diprediksi, edisi liga ini perjalanan mereka sudah berakhir.
Selanjutnya adalah tantangan tandang Pedang Penghakiman melawan Penjaga Biru Murni.
Jika bisa menunjukkan keunggulan di kandang lawan, Pedang Penghakiman akan cukup aman dalam momen ini.
Pesawat terbang mendarat di pagi hari, pertandingan dimulai pada sore hari. Setelah selesai langsung pergi, tanpa berhenti sejenak pun.
Penjaga Biru Murni mengirim penyihir Sihir Merintih untuk pertarungan arena - ini sudah pasti, meskipun atlet pencuri Jubu Tanhan sangat ingin bertarung dengan Lu Li untuk melihat perkembangan kakaknya dalam setengah tahun terakhir.
Tapi bagaimana jika Pedang Penghakiman mengirimkan Moonlight?
Di versi terkini, pencuri melawan pejuang tanpa keunggulan teknologi dan peralatan hampir menjadi masalah tak tersolusi.
Jadi mengirim penyihir adalah rencana paling komprehensif - baik melawan pejuang maupun pencuri, para penyihir bisa menanganinya.
Pedang Penghakiman mengirim Lu Li.
Sedikit penyesalan tidak berhadapan dengan Jubu Tanhan, tapi penyihir juga tidak mengerikan. Pencuri tidak menahan diri terhadap penyihir, namun juga tidak terkekang oleh mereka.
Fajar dalam aspek mekanisme PVP selalu memiliki tingkat kemenangan yang stabil dalam perang saudara antara Pencuri dan Penyihir. Dua profesi ini bertemu dengan peluang 50-50.
Setelah level 70, HP dan pertahanan semua karakter telah meningkat drastis. Ingin mengalahkan satu profesi dengan satu set skill, tidak mungkin meski karakternya rapuh, kecuali ada kesenjangan peralatan dan teknik yang sangat besar.
Sudah masuk 8 besar, mana mungkin ada kesenjangan besar.
Lu Li menyelinap untuk menyergap, Sihir Merintih membatalkan kontrol dan berbalik, langsung mengeluarkan Cincin Es diam-diam.
Jika sampai membeku, bahaya! Lu Li segera mengaktifkan tudung jubah untuk membatalkan efek diam dan kontrol. Setelah bebas, Sihir Merintih juga menggunakan kilatan cahaya untuk kabur.
Penyihir paling lemah sekalipun tahu harus menjaga jarak saat bertarung dengan Pencuri.
Aku gunakan Langkah Bayangan + Pukulan Ginjal, kamu pakai Kulkas untuk membatalkan...
Saling serang, Lu Li melakukan dua kali eksperimen tapi dipukul mundur. Namun dia tidak dirugikan, skill Sihir Merintih juga terkuras.
Semua mencari celah, atau menciptakan situasi untuk memaksa lawan menunjukkan kelemahan.
Harus diakui, kemajuan Sihir Merintih sangat signifikan. Saat pertarungan terakhir, Lu Li belum mengalami kesulitan sebesar ini saat melawannya.
Tentu saja, ini karena Lu Li enggan menggunakan peralatan legenda. Dia bertarung sangat tradisional, tidak terburu-buru, dan tidak memiliki ambisi untuk mengalahkan tiga lawan sekaligus.
Bertarung di kandang lawan, cukup dengan memperoleh sedikit keunggulan saja.
Lu Li tetap tenang, sementara Sihir Merintih mulai kehilangan kesabaran.
Mengingat mereka bertarung di wilayah kekuasaan sendiri, jika bisa meraih keunggulan di pertarungan pertama, semangat tim mereka akan melonjak drastis. Karena itu serangannya mulai disertai api permusuhan.
Lu Li justru semakin tidak terburu-buru.
Jika ingin menghancurkan seseorang, biarkan dia menjadi gila terlebih dahulu.
Semakin gegabah Sihir Merintih, semakin banyak celah yang bisa dimanfaatkan Lu Li untuk mencari inisiatif menyerang.
Seperti kata peribahasa "pengamat yang objektif", tidak hanya komentator dan atlet esports, bahkan penonton biasa pun bisa melihat perbandingan yang jelas ini.
Saat secercah kesempatan muncul di hadapannya, Lu Li mengambil tindakan tegas untuk mengalahkan lawan. Satu set skill-nya menguras sebagian besar HP Mo Ming. Ditambah darah yang terkuras selama pertukaran serangan sebelumnya, Mo Ming kini sudah memasuki status darah tersisa.
Meski menggunakan cara regenerasi darah, Mo Ming tak kuasa menahan gangguan terus-menerus dari Lu Li di sekitarnya.
Manfaatkan kelemahanmu untuk mengambil nyawamu, kalau tidak sekarang kapan lagi?
Bahkan serangan biasa Lu Li saja sudah membuat Mo Ming kewalahan. Lu Li pun tak lagi mempedulikan HP-nya sendiri, sementara Mo Ming hanya sempat melakukan beberapa serangan lemah sebelum akhirnya tumbang.
"Hah!"
Berdiri di panggung kecil pertandingan, Lu Li mengawasi dengan tenang siluet lawannya yang roboh. Dalam hati, ia sebenarnya melepaskan napas lega.
Ketika baru mulai bermain dulu, keunggulannya terletak pada kemampuan regenerasi. Bahkan di liga profesional sebelumnya, Lu Li sebenarnya masih mengandalkan keahlian lamanya untuk menekan para dewa game di kalangan bawah.
Kini sudah lebih dari dua tahun berlalu.
Hal-hal yang bisa dimanfaatkan semakin sedikit, terutama keunggulan di aspek teknis yang sebenarnya tidak ada.
Lu Li berhasil mengalahkan Sihir Merintih murni mengandalkan kekuatan sejati. Bahkan masih banyak taktik lain yang belum ia gunakan.
Ini membuktikan: meski tidak terlahir kembali, asal diberi garis start yang tepat, Lu Li tetap bisa sejajar dengan dewa-dewa game di kalangan ini.
Peserta kedua yang naik panggung adalah Jubu Tanhan.
Dua pencuri ini saling menyapa dan mengobrol sebentar, baru kemudian bersama-sama masuk ke mode penyamaran.
Jubu Tanhan tidak terburu-buru. Belajar dari pelajaran Sihir Merintih, kali ini sama sekali tidak ada api permusuhan - ia memilih pendekatan stabil dalam pertempuran.
Sebenarnya Lu Li agak khawatir kalau lawannya nekat mati-matian.
Pertarungan dengan konsentrasi mental tinggi baru saja selesai. Kini harus menghadapi rekan seprofesi yang bisa dilumpuhkan satu gelombang jika lengah. Jubu Tanhan sebagai pencuri top juga tidak kalah hebat darinya.
Lebih baik istirahat lebih lama, siapa tahu semua skill bisa kembali ke cooldown.
Sayangnya, Jubu Tanhan bukan bodoh. Meski hati-hati, dia tak berniat menunggu Lu Li memulihkan status optimal sebelum bertarung.
Dua pencuri yang bergerak di panggung kecil ini akhirnya saling berpapasan.
