"Sekarang semua tergantung Xiao Mo. Ah, sayang sekali nasib Xiao Mo." Deep Tone Secepat Angin berkata dengan penuh penyesalan.
Secara logis, sebagai seorang komentator, seharusnya dia tidak menunjukkan posisi yang begitu jelas di kursi komentator. Tapi mungkin dia benar-benar tidak bisa menahan diri. Saat Xiao Mo mulai muncul, itu juga merupakan periode kenaikan kariernya dengan cepat. Bisa dikatakan justru dengan mengomentari pertandingan Xiao Mo-lah dia memenangkan status di dunia komentator.
Sejak saat itu, hampir setiap pertandingan Xiao Mo dia selalu berusaha mendapatkan satu posisi di kursi komentator.
Sekarang, keputusan Xiao Mo untuk pensiun setelah pertandingan kali ini membuatnya merasa haru, seperti perasaan sedih melihat kematian rubah saat kelinci mati.
"Setiap individu memiliki pilihan mereka sendiri. Hal yang terlihat menyedihkan bagi kita, mungkin bagi pihak terkait justru terasa sangat layak dilakukan." Lu Li berkata setelah berpikir sejenak.
Dia sangat mengagumi Xiao Mo. Jika bertukar posisi, dia tidak yakin apakah bisa melepaskan segalanya seperti Xiao Mo.
Namun, ada juga kabar burung yang sangat tidak ramah dari dunia luar.
Mengatakan Lu Li adalah seorang konspirator yang menaklukkan Ibu Kota Kejayaan dari dalam, sejak Ye Shi bergabung dengan Pedang Penghakiman dulu, Lu Li sebenarnya sedang menyusun strategi besar. Langkah ini telah berjalan selama dua tahun, akhirnya berhasil memberi skakmat pada Ibu Kota Kejayaan.
Omong kosong belaka. Sebenarnya Lu Li adalah orang yang sangat sombong, mana mungkin dia tahu Xiao Mo akan bertindak seperti ini.
Ketidakmampuan mengalahkan Xiao Mo secara terhormat membuat dirinya sendiri dipenuhi penyesalan.
Bukankah ada pepatah: "Satu-satunya yang bisa mengalahkan Xiao Mo adalah dirinya sendiri, bukan Xuese Zhanqi, apalagi Lu Li."
Secara keseluruhan, Ibu Kota Kejayaan di bawah kepemimpinan Xiao Mo tetap menjadi penguasa yang kebal di kalangan game. Sementara Pedang Penghakiman milik Lu Li, jika dibandingkan, masih seperti anak kecil yang kurus lemah dengan ketidakseimbangan kemampuan parah.
Contoh paling nyata adalah BOSS liar yang masih dikuasai mayoritas oleh Ibu Kota Kejayaan.
Hanya bagian yang mereka relakan, itulah sisa-sisa yang diperebutkan klub-klub lain. Bahkan aliansi tiga guild Paviliun Hujan Ringan, Kota Wushuang, dan Pedang Penghakiman pun tidak memiliki tekad sekuat "menenggelamkan perahu" untuk bertarung habis-habisan melawan Ibu Kota Kejayaan.
Membangun klub bukanlah karier yang bisa diraih dalam semalam.
Pedang Penghakiman hanya memiliki sekelompok jagoan inti yang dikumpulkan dan dilatih Lu Li. Kualitas mereka tak kalah jauh dari Ibu Kota Kejayaan, namun jumlahnya jauh lebih sedikit.
Ibu Kota Kejayaan setidaknya memiliki sepuluh tim elit guild yang semuanya layak menjadi inti elit di Pedang Penghakiman.
Sementara mereka punya lima ratus tim elit!
Pedang Penghakiman hanya punya sekitar sepuluh.
Satu-satunya yang bisa mengalahkan Xiao Mo adalah dirinya sendiri. Dengan puluhan tahun, dia telah menarik Ibu Kota Kejayaan ke takhta tertinggi kalangan game.
Ini adalah pertarungan pertamanya sejak mengumumkan pensiun, menghadapi Elf Air Pencuri yang sudah kehilangan separuh HP.
Setelah saling mengangguk memberi salam, keduanya memasuki status pertempuran.
Elf Air mengambil inisiatif menyerang, tugas pertempurannya adalah menghabiskan HP Xiao Mo sebanyak mungkin untuk menciptakan kesempatan bagi anggota tim yang akan maju berikutnya.
Kemampuan bertarung Xiao Mo tetap stabil dan mumpuni, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda performa yang menurun.
"Xiao Mo tetaplah Xiao Mo!" Deep Tone Secepat Angin berkata sambil tertawa.
Elf Air kalah.
Anggota Paviliun Hujan Ringan berikutnya yang maju juga tumbang.
Tiga orang sekalipun gagal menjatuhkan Xiao Mo, gelar Dewa Sihir bukanlah gembar-gembor belaka. Banyak orang hanya melihat Xiao Mo sebagai tuan Ibu Kota Kejayaan, tapi mengabaikan fakta bahwa dirinya sendiri adalah jagoan kelas kakap.
Dialah orang yang terus memaksa Aliansi Profesi Game melakukan revisi aturan pertandingan.
Skor pertarungan arena antara Ibu Kota Kejayaan dan Paviliun Hujan Ringan: 3-1.
Selanjutnya adalah pertandingan tim.
Semula dikira dengan kepemimpinan Xiao Mo, pertandingan tim akan melanjutkan kejayaan dengan menghancurkan Paviliun Hujan Ringan secara mutlak, namun di luar dugaan Ibu Kota Kejayaan justru mengalami kekalahan telak dalam pertandingan tim.
Hasil akhir 3:3, pertandingan berakhir imbang.
"Ah, sulit diungkapkan dengan kata-kata." Nada bicara Deep Tone Secepat Angin terasa sedih tanpa alasan, menyimpang dari kebiasaannya yang biasanya memberikan komentar panjang lebar setelah pertandingan.
Paviliun Hujan Ringan bertanding di kandang sendiri melawan Ibu Kota Kejayaan, Xiao Mo bahkan tidak turun dalam pertandingan arena.
Pertandingan arena justru berbalik menjadi 3:2, keunggulan berada di pihak Paviliun Hujan Ringan.
Dalam pertandingan tim, koordinasi Xiao Mo jelas terputus dengan rekan satu tim, entah karena dia tidak bisa bekerjasama atau rekan tim yang tidak bisa menyelaraskan, yang jelas berbagai masalah muncul sehingga alamiah tidak meraih kemenangan.
Ibu Kota Kejayaan kalah 2:5 dari Paviliun Hujan Ringan.
Total dua pertandingan menjadi 5:8——ketinggalan tiga poin.
Meski masih ada harapan untuk comeback, tapi peluangnya sudah tipis, setidaknya sebelum Ibu Kota Kejayaan menyelesaikan masalah pertarungan tim mereka, harapan itu tidak akan terwujud.
Ibu Kota Kejayaan akan dikalahkan oleh Paviliun Hujan Ringan.
Perkembangan situasi yang nyaris absurd ini sampai membuat berbagai media menyelimuti langit dan bumi dengan pemberitaan.
Secara keseluruhan, semua tuduhan mengarah pada Xiao Mo yang dianggap mementingkan kepentingan pribadi sehingga membuat seluruh klub terkena dampak, menjerumuskan Klub Ibu Kota Kejayaan ke dalam krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kejayaan megah yang dibangun puluhan tahun dalam sekejap tercerai-berai.
Ada juga kabar bahwa Blood Dagger sudah menemukan rumah baru dan akan pindah guild setelah pertandingan kali ini berakhir. Beberapa pihak mengaku memiliki informasi valid bahwa Xishan Bai mungkin akan meninggalkan Ibu Kota Kejayaan, bahkan ada investor yang berminat mendirikan klub baru untuknya. Kabar lainnya menyebutkan...
Lu Li melempar tumpukan data ke meja sambil mengusap pelipisnya yang pusing.
"Takut ketemu istrimu di final ya?" Genhao San berusaha mencairkan suasana dengan meledek Lu Li.
Seluruh petinggi Pedang Penghakiman berkumpul dalam rapat untuk mempelajari situasi terkini. Mereka tidak percaya Ibu Kota Kejayaan akan tumbang begitu saja, namun juga tidak memahami di mana letak kesalahan dari segala yang terjadi di hadapan mereka.
“Jika benar-benar akan tumbang, menurutku ini kesempatan baik. Kita bisa menyerap tim elit guild Kejayaan dalam jumlah besar, ini akan menjadi pesta pembagian.” Baba Kucing bersemangat, dia sudah menyaksikan terlalu banyak adegan ambruknya gedung pencakar langit. Setiap kali klub super runtuh, itu berkah besar bagi klub-klub lain.
“Dukungan finansial sangat kurang.” Roti Putih dengan wajah masam.
“Bisa pinjam ke Aliansi Profesi Kehidupan, mereka sangat kaya.” Lu Li berkata.
“Kenapa tidak cari istrimu saja?” Genhao San penasaran.
……
“Kalian belum selesai juga? Apa yang perlu didiskusikan!” Piao Ling yang sedang tidur telentang di sudut ruangan terbangun oleh diskusi mereka yang semakin panas, dengan kesal dia berkata: “Kita saja yang tumbang, Ibu Kota Kejayaan tidak mungkin tumbang. Apa kalian tidak melihat semua ini palsu?”
“Palsu?” Para pelaku lainnya ragu.
“Apa yang palsu? Skor tidak mungkin dipalsukan! Xiao Mo juga tidak mungkin pura-pura pensiun. Konferensi pers sudah digelar, melanggar janji pasti akan mempengaruhi citra pribadinya......”
“Ya ampun, kecerdasan kalian kok bisa serendah ini.” Piao Ling menopang dahinya sambil bersandar di meja, suaranya membosankan: “Kalian tidak bawa otak hari ini?”
“Ahem, kami memang agak bodoh. Maukah kau menjelaskan pada kami?” Lu Li merendahkan sikapnya.
“Siapa Xiao Mo? Dia adalah Dewa Ibu Kota Kejayaan. Warisan sebesar ini yang ditinggalkannya, siapa yang bisa menggantikannya? Windwhisper tidak mampu. Apa dia? Cuma petinggi kecil di cabang. Atas dasar apa dia bisa menggantikan Xiao Mo? Bagaimana mungkin menggantikan Ibu Kota Kejayaan yang penuh dengan gaya khas Xiao Mo ini......”
