“Hancur lalu berdiri tegak!” Piao Ling mengetuk meja dengan buku jarinya perlahan, berkata dengan nada sinis: “Pertama-tama, ubah rasa hormat semua orang terhadap Xiao Mo menjadi kebencian. Kemudian Windwhisper tampil untuk menghibur semangat pasukan. Di arena pertandingan lakukan pembalikan situasi besar. Dengan begitu Windwhisper akan menjadi pahlawan Ibu Kota Kejayaan. Saat dia mengambil alih kepemimpinan Ibu Kota Kejayaan, siapa lagi yang berani menentang? Siapa lagi yang akan terus membandingkannya dengan Xiao Mo?”
Orang ini jarang bicara sebanyak ini. Kali ini ucapannya membuat yang lain membeku seketika.
“Rapat selesai.” Piao Ling berpegangan pada meja sambil berdiri, berjalan limbung ke luar sambil melambaikan tangan: “Aku pergi dulu. Kalian lanjutkan diskusi di sini. Benar-benar sekumpulan orang dungu.”
Setelah diam sejenak, Baba Kucing menggosok-gosok giginya, berkata: “Setelah mendengar penjelasannya, aku rasa cukup masuk akal.”
Roti Putih menurunkan suaranya: "Jika benar seperti ini, aku merasa Piao Ling cukup mengerikan, bagaimana dia bisa melihat hal itu?"
"……" Lu Li membuka mulut tapi tak mengucapkan apa-apa.
Setelah dipikir-pikir, logika ini memang masuk akal. Jika skenario ini terjadi, maka dalam pertandingan di bawah ronde ketiga, Ibu Kota Kejayaan sangat mungkin membalikkan situasi.
Tentu saja, mungkin juga Piao Ling sedang mengumbar omong kosong belaka, maka Paviliun Hujan Ringan akan lolos dengan mulus.
Dua hari berikutnya terjadi banyak peristiwa yang merusak citra individu Xiao Mo secara tuntas, bagaikan raja lalim yang main api untuk hiburan perempuan. Perkembangan situasi yang mengerikan ini mulai lepas kendali - baik Xiao Mo sendiri maupun Ibu Kota Kejayaan sama sekali tidak mengambil tindakan apapun terhadap kampanye hitam ini.
Ini mulai terasa mencurigakan, bahkan Lu Li pun bisa melihat ketidakwajaran dalam persoalan ini.
Xiao Mo baru mengumumkan pensiun, tapi sebenarnya belum resmi mengundurkan diri. Saat ini dia masih menjadi CEO Ibu Kota Kejayaan yang memegang kendali besar.
Bahkan jika dia benar-benar pensiun, dia tetap pemegang saham terbesar di Ibu Kota Kejayaan. Membangun klub yang merosot kelas dua-tiga hingga mencapai situasi sekarang, sebenarnya sudah bisa dianggap memiliki kepemilikan penuh atas klub tersebut.
Windwhisper yang menggantikan posisinya hanya menerima kekuasaan manajemen, mustahil secara tiba-tiba merebut hak kepemilikan tanpa alasan.
Tidak ada satu pun orang normal yang akan diam saja membiarkan diri mereka diganggu, apalagi seorang yang kaya.
Tim humas Ibu Kota Kejayaan bukanlah sekadar hiasan.
Maka ini hanya membuktikan satu hal: Semuanya dikendalikan Xiao Mo sendiri dari belakang layar, bertujuan menciptakan kesempatan bagi Windwhisper untuk mengambil alih dan meraih dukungan penuh dari seluruh anggota Ibu Kota Kejayaan.
Muncul pertanyaan: Bisakah Ibu Kota Kejayaan tanpa Xiao Mo mengalahkan Paviliun Hujan Ringan?
Mampukah membalikkan skor 5:8?
Waktu terus berjalan menyertai pertarungan sengit antara tim pembuka lahan baru Pedang Penghakiman melawan Akumonde, hingga tibalah pertandingan ketiga antara Ibu Kota Kejayaan dan Paviliun Hujan Ringan.
Lu Li telah berdiskusi dengan Elf Air mengenai masalah Xiao Mo. Jika pernyataan Piao Ling benar, Paviliun Hujan Ringan mungkin akan terjebak dalam posisi pasif karena meremehkan musuh, mengingat mereka telah dua kali memenangkan pertandingan tim.
Pada pertarungan arena, Xiao Mo benar-benar tidak ada.
Namun Blood Dagger yang kedua kalinya berhadapan dengan Elf Air di pertandingan kali ini menunjukkan performa yang sama sekali berbeda. Meskipun Elf Air telah bertarung dengan hati-hati, akhirnya tetap dikalahkan.
Peserta kedua Paviliun Hujan Ringan harus mempertaruhkan setengah nyawa baru berhasil mengalahkan Blood Dagger.
Kemudian muncul prajurit gila Long Yan dari Ibu Kota Kejayaan. Dia berhasil mengalahkan peserta Paviliun Hujan Ringan secara berturut-turut, membuat skor pertarungan arena bertengger di 3:1 untuk kemenangan Ibu Kota Kejayaan.
Pertandingan tim yang menjadi masalah utama pun tiba.
Jika Paviliun Hujan Ringan bisa memenangkan pertandingan tim, mereka akan lolos ke empat besar. Namun jika kalah, yang akan lolos adalah Ibu Kota Kejayaan yang sebelumnya mengalami dua kekalahan.
"Piao Ling benar, sebelum berangkat Windwhisper mengorganisir rapat penyemangat seluruh anggota Ibu Kota Kejayaan. Dia menyampaikan pidato yang penuh semangat dan sangat klasik. Mata-mata kita berhasil mengirimkan video rekamannya. Xiao Mo tidak hadir langsung..."
Lu Li melihat laporan intelijen yang dikirim Genhao San, senyum rumit mengembang di wajahnya.
Xiao Mo ini, bahkan saat akan pensiun pun masih bisa menciptakan trik baru.
Di pertandingan tim, Xiao Mo tetap tidak muncul.
Lu Li berpikir, mungkin selamanya dia tak akan bertemu Xiao Mo di panggung kompetisi lagi. Dengan perasaan hampa, dia meninggalkan area penonton tanpa menyaksikan hingga akhir pertarungan tim terakhir.
Hatinya dipenuhi kebingungan.
Seolah tiba-tiba kehilangan semua target hidup.
Dia duduk di anak tangga panjang depan gedung olahraga. Orang-orang lalu lalang di sisinya, tak ada yang memperhatikannya. Dia pun tak mengingat wajah-wajah itu.
Di kehidupan sebelumnya, Xiao Mo berasal dari dua dunia yang berbeda dengannya.
Dalam kehidupan ini, sejak momen ia berhasil membunuh Xiao Mo, persaingan sengit selama dua tahun pun dimulai.
Karena Lu Li, Xiao Mo mengubah rencana untuk mundur ke belakang layar dan tetap aktif di panggung kecil, sementara Lu Li selalu menjadikan Ibu Kota Kejayaan dan Xiao Mo sebagai target pengejaran di depan mata.
Tiba-tiba suatu hari, target itu lenyap.
Mereka sudah tidak bermain lagi.
Dari kejauhan terdengar sorak-sorai dari aula dalam yang memekikkan "Ibu Kota Kejayaan", kadang diselingi teriakan "Windwhisper". Biasanya di momen seperti ini, yang diteriakkan pasti nama Xiao Mo, bahkan sorakan untuk Ibu Kota Kejayaan pun terdengar samar.
Lu Li berdiri dan perlahan menuruni tangga.
Grup ketiga di babak 8 besar adalah Kota Wushuang melawan Surga Ketujuh.
Surga Ketujuh adalah klub dengan poin tertinggi saat babak 16 besar, namun mereka tetap dikalahkan oleh Kota Wushuang.
Qingqi Gujiu mengenakan jubah Naga Hitam yang dipinjam dari Lu Li dan Elf Air, menciptakan dua mitos pertarungan 1 vs 3, menjadi penguasa tunggal dengan kualitas pertandingan terkuat di ring tinju edisi kali ini.
Tepat pada momen ini, saluran dunia menggelindingkan pengumuman bahwa Wei Yun Dan Yue bersama tim pembuka lahan baru Pedang Penghakiman berhasil meraih Pembunuhan Pertama dalam Pertempuran Gunung Hyjal.
Dungeon ini sudah dimainkan selama beberapa minggu. Setelah menyelesaikannya, Lu Li sudah memiliki dua komponen set T6, plus beberapa item loose setingkat.
Skill point juga akhirnya didapatkannya. Bagaimanapun, banyak BOSS yang berulang kali dibunuh dalam kesulitan mimpi buruk - Sistem pun kadang mengantuk.
Drop dari Akumonde, ditambah hadiah Pembunuhan Pertama di bagian selanjutnya.
Benar-benar menghasilkan sejumlah besar barang bagus.
Busur Serangan Kilat yang legendaris: Can Meng meraba satu, lalu Pembunuhan Pertama juga menghadiahkannya satu lagi.
Pisau Malapetaka - ini dihadiahkan untuk Piao Ling. Tapi dia menolak dan memberikannya ke Mu Qiu.
Rasul Argus, senjata yang dihadiahkan untuk Mao Mao Ai Chi Rou, desain unik yang sangat keren dengan atribut yang cukup bagus.
Storm Kekacauan, pedang satu tangan yang dihadiahkan sistem untuk Fat Monkey. Dengan kombinasi Buku Hitam, membuatnya benar-benar lupa seperti apa rasanya berjalan lurus.
Banyak komponen set armor yang muncul, memperkuat kekuatan Pedang Penghakiman. Semua prioritas diberikan kepada atlet esports utama.
Saat ini yang telah masuk semifinal adalah Pedang Penghakiman, Kota Wushuang, dan Ibu Kota Kejayaan. Dua tim tersisa belum bertanding, tapi dalam kondisi normal Fajar Bersayap mustahil mengalahkan Xuese Zhanqi - mereka sudah sering bertarung dan Fajar Bersayap belum pernah menang.
