Di TKP berkumpul enam klub yang sedang bertarung sengit.
Tapi yang terburu-buru hanya Shanghua Pinyu.
Shengshi Dynasty dan Hongtu Baye tidak panik. Setelah dikhianati Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir yang bersekutu dengan Xuese Zhanqi, sebagian besar pasukan mereka sudah dihabisi. Mereka kini lebih tepat disebut 【Siapa pukul aku, aku pukul siapa】 ketimbang melakukan perlawanan sengit.
Ordo Ksatria Suci Dewa Sihir juga tak khawatir. Mo Wangfeng sudah melakukan semua tugasnya. Jika Shanghua Pinyu gagal merebut benteng, itu semata kesalahannya sendiri.
Fajar Bersayap semakin tak tergesa-gesa. Dengan sisa 20-30 anggota, Shiyishao kini berprinsip 【Siapa kulihat, akan kupukul】.
Lu Li pun tenang-tenang saja. Ia sudah mengirim tim untuk menghancurkan prasasti benteng. Selama musuh bisa ditahan di sini, benteng itu akhirnya akan jadi miliknya. Maka prinsip mereka kini adalah 【Jangan ada yang pergi! Siapa kabur akan kupukul】.
Beberapa kali Shanghua Pinyu mencoba memisahkan pasukan, tapi selalu dicegat oleh anggota Ordo Ksatria Suci.
Setelah kehilangan beberapa kelompok personel, dia akhirnya menyadari masalahnya. Langsung merapatkan garis pertahanan, dengan ketenangan berhadapan dengan para brengsek ini. Hanya dengan membersihkan musuh di TKP, mereka baru punya kesempatan menghentikan Pedang Penghakiman menyerang prasasti.
Prasasti tidak bisa dihancurkan dalam waktu singkat. Masih ada harapan, Shanghua Pinyu mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Tapi bahkan penonton di luar pun tahu jelas dia sama sekali tidak punya peluang.
Hasil akhirnya, Xuese Zhanqi membersihkan semua musuh. Dalam perjalanan menuju prasasti, batu itu sudah hancur. Dengan kebencian membara, dia terteleportasi keluar dari benteng.
Pedang Penghakiman sukses merebut benteng.
Pertahanan di benteng-benteng lain sudah berakhir. Beberapa benteng milik Pedang Penghakiman berhasil dipertahankan tanpa insiden.
Yang mengejutkan, empat benteng Ibu Kota Kejayaan juga tetap kokoh bagaikan batu. Meskipun Windwhisper masih memiliki cadangan tenaga, dia tidak gegabah melakukan ekspansi. Strategi manajemen klubnya setidaknya pada tahap saat ini cenderung tradisional.
Yang paling memilukan mungkin adalah Fajar Bersayap.
Shiyishao gagal merebut Benteng Kedua Blackshore, Meng Hui Shisan gagal merebut Benteng Kedua Lembah Duri. Bahkan Benteng Kedua Lembah Duri yang sebelumnya mereka miliki, berhasil dirampas oleh Paviliun Hujan Ringan.
Konon setelah kedua saudara ini menerima realitas, pertama-tama mereka memeluk kepala dan menangis, lalu berkelahi cukup lama, akhirnya berpelukan bahu membahu pergi minum bersama.
Pemenang Benteng Kedua Lembah Duri adalah Aoqi Zongheng, sebuah klub yang cukup rendah hati dari faksi Horde dengan peringkat sekitar dua puluh dan kekuatan menengah ke atas. Mereka mungkin menyaksikan krisis Ibu Kota Kejayaan, merasa gunung besar yang selama ini menindas mereka akhirnya goyah, lalu memilih untuk menunjukkan kehadiran mereka.
Di sisi Horde sebenarnya juga ada cukup banyak klub, hanya saja semuanya ditekan mati oleh Ibu Kota Kejayaan.
Selain Aoqi Zongheng, wajah baru dalam perang benteng adalah Langit Bebas. Mereka berhasil mengalahkan Bintang dan merebut Loch Modan. Klub ini tidak memiliki anggota yang terlalu hebat, bahkan tidak ada atlet esports bintang. Namun mereka memiliki mantan atlet yang sekarang menjadi komentator terkenal, Jiu Feng.
Selain itu, perubahan benteng juga terjadi di Bukit Hillsbrad milik Xuese Zhanqi. Shanghua Pinyu terus berusaha merebut benteng orang lain, tapi malah mendapat masalah di rumah sendiri.
Benteng Kedua mereka di Bukit Hillsbrad akhirnya direbut oleh Penjaga Biru Murni.
Di antara klub-klub super, Penjaga Biru Murni tidak lagi kosong. Posisi mereka sekarang digantikan oleh Fajar Bersayap.
Hidup memang penuh dengan ketidakpastian seperti ini.
Pedang Penghakiman langsung menguasai tiga benteng: dua di Blackshore dan satu di Lembah Abu-abu. Secara tidak langsung mengendalikan dua benteng lainnya yaitu Benteng Kedua di Lembah Abu-abu yang ditempati Aliansi Profesi Kehidupan, serta Wintergrasp yang berhasil dipertahankan Tombak Penghakiman.
Di pihak sekutu, Kota Wushuang menggunakan pendekatan stabil dengan menguasai Gunung Batu Cakar dan Pilar Batu Seribu.
Paviliun Hujan Ringan tidak perlu lagi khawatir tentang dua benteng di Barat Jauh, mereka berhasil merebut Benteng Pertama di Lembah Duri.
Aliansi Tiga Faksi secara total menguasai sepuluh benteng, sementara total benteng hanya 23 - lebih dari dua kali lipat Ibu Kota Kejayaan. Seketika mereka menjadi raksasa dalam perang benteng.
Beberapa hari kemudian, pihak resmi melakukan perbaikan pada aturan perang benteng.
Yang awalnya hanya bisa mengirim delapan puluh orang per pertempuran benteng, kini diperluas hingga dua ratus orang. Kereta perang pengepungan pihak bertahan dibatalkan secara tuntas, sementara menambahkan alat seperti katapel dan tangga pengepungan untuk pihak penyerang yang masih mempertahankan kereta perang mereka.
Mesin pelontar batu masih bisa digunakan oleh kedua pihak penyerang dan bertahan, sementara tangga pengepungan hanya bisa dipakai oleh pihak penyerang.
Dari sini terlihat, pihak resmi game tetap ingin terus melemahkan pihak bertahan di benteng.
Prinsip mereka adalah mencegah satu klub menguasai terlalu banyak benteng, karena jika tidak, Perang Benteng akan kehilangan daya tariknya.
Sebenarnya, klub mana pun yang ingin mendominasi kalangan game, selain harus berhadapan dengan klub-klub senior sebelumnya, pasti juga tak bisa menghindari permusuhan dengan pihak resmi game.
Hegemoni!
Anti-hegemoni!
Dalam proses terus-menerus mengalami kegagalan dan kemenangan, hanya yang bisa bertahanlah yang akan menjadi makhluk kelas raksasa.
Grup terakhir di Babak 8 Besar: Xuese Zhanqi vs Fajar Bersayap.
Pertandingan ini hampir tanpa suspense. Di kandang sendiri Xuese Zhanqi menang 5:1, di kandang lawan 5:2. Kedua sesi pertempuran guild mereka kalah, sehingga pertandingan ketiga hanya menjadi laga persahabatan.
Entah apakah ini yang disebut "Orang Bodong Punya Keberuntungannya Sendiri", Fajar Bersayap kehilangan benteng dan kalah dalam pertandingan, namun berhasil mendapatkan pembiayaan gila-gilaan lagi.
Harus diakui, anak yang keluarganya punya tambang ini memang terlalu mudah dalam membangun karier.
Saat mereka main mahjong, bertaruh dengan satu tambang demi satu tambang. Melempar dadu saja bisa membuat yang kalah menyetor ribuan hingga miliaran realitas ke klub mereka.
Uang yang melimpah otomatis meningkatkan kekuatan.
Bisa memberi tim elit guild uang untuk menarik lebih banyak jagoan, bahkan menghamburkan uang untuk merekrut atlet esports.
Orang miskin seperti Lu Li hanya bisa mengembangkan klubnya dengan jujur.
Perluasan tim elit guild berjalan serius, selain itu tak bisa membuat ulah berarti. Uang yang dikumpulkan berbulan-bulan langsung habis untuk membangun tim elit.
Lu Li juga harus mempelajari cara mempertahankan benteng - satu benteng butuh 200 orang, lima berarti seribu!
Jika diurutkan berdasarkan kekuatan, anggota tim elit biasa berada di peringkat seribu ke bawah, yang sama sekali tidak berarti di luar sana.
Ini adalah krisis!
Bahkan krisis besar!
Tapi Lu Li tidak takut. Dia bukan orang yang suka bersenang-senang. Pengalaman masa kecilnya membuatnya memiliki ketakutan bahwa bersenang-senang dan kematian adalah hal yang disetarakan. Semua makhluk menderita, hanya dengan mati baru bisa tenang.
Setelah sukses, dia terus menerobos zona nyaman demi zona nyaman, membuat dirinya terekspos dalam krisis.
Tentu saja, dia sendiri tidak tahu semua ini. Setelah masuk dalam penglihatan kakek Elf Air, secara alami ada yang memperhatikan aturan pertumbuhannya, dan segera menarik kesimpulan seperti ini.
Lu Li adalah Si Kaya Baru, tapi tidak semua orang baru kaya bisa sepadan dengan Putri kecil keluarga Fan.
“Tombak Penghakiman, kalian hanya bisa mengandalkan diri sendiri. Nuoyu, Si Kong Che, dan kalian semua, jika ingin mempertahankan Benteng Wintergrasp, harus bersandar pada kemampuan sendiri.” Setelah kebijakan resmi dirilis, Lu Li segera memberikan penjelasan kepada para atlet esports dan petinggi Tombak Penghakiman.
Dari 80 menjadi 200, jika Pedang Penghakiman menghadapi tantangan besar, maka Tombak Penghakiman bisa dikatakan mengalami bencana besar.
Rencana awal membentuk lima tim elit guild, saat ini baru sekitar tiga tim lebih. Dari 300 lebih anggota ini, 200 orang harus berpartisipasi dalam perang benteng. Dibandingkan dengan semua klub benteng, rasio ini ibarat lelucon kosong.
