Kami hanya bisa memandangi Kakek mendekati sarkofagus batu itu. Sebelumnya si orang gemuk pernah bertarung sengit dengan makhluk di dalamnya. Sungguh sangat berbahaya, karena Raja Mayat Sungai Luoshui di dalamnya selama ini dianggap sebagai Dewa Sungai. Namun di hadapan Kakek, sarkofagus ini justru terlihat tenang. Kakek meninggalkan kapal, melompat ke atas sarkofagus itu, lalu duduk di sana. Sepanjang waktu itu, sarkofagus sama sekali tidak menunjukkan reaksi.
Kakek tetap duduk di sana sementara sarkofagus perlahan tenggelam ke dalam air. Bayangan tubuh Kakek pun perlahan menghilang dalam air. Saat itu, cahaya merah darah di bulan purnama di langit mulai memudar. Permukaan Sungai Luoshui yang sempat surut mulai naik lagi dengan cepat. Tak lama kemudian, air sudah mencapai pergelangan kaki kami dan menenggelamkan seluruh altar ini.
Paman Pilar menarik kapal yang ditumpangi Kakek tadi, lalu mengangkatku dan Kakak ke atas. Setelah itu Paman Pilar mulai mendayung membawa kami keluar dari permukaan air. Begitu sampai di darat, penduduk desa yang semula riang kini hanya memandangi kami dalam diam setelah menyaksikan kejadian tadi. Di sisi lain, Tuan Liu dengan wajah suram membawa Tang Renjie dan rombongan pergi. Chen Dongfang dan Li Qing sudah mendayung perahu mereka ke tengah sungai untuk mencari Raja Iblis yang gagal dikurbankan di atas rakit kayu itu.
Setelah naik ke darat, ibuku menerjang ke dalam pelukanku, Han Xue juga matanya memerah. Aku menepuk punggung ibuku sambil berkata: "Ma, tidak apa-apa, semuanya sudah beres."
A mendekati kami. Ia melihat kakakku dan aku, lalu berkata: "Sebenarnya ini sesuai dengan perkiraan Enam Master. Kakek telah menjadi Shī Wáng terbesar di Sungai Luoshui. Dengan keberadaannya di bawah sana, mungkin sulit bagi siapa pun yang ingin menyelam untuk mengincar barang-barang di dalamnya."
"Dia bukan Shī Wáng. Dia manusia hidup." Aku menatap A sambil berkata.
Ia mengangguk, tersenyum kecil: "Benar juga."
Si Gemuk saat itu mengernyitkan dahinya dengan bingung memandangiku: "Sudah selesai begitu saja? Formasi Murni Yangku belum sempat digunakan sudah berakhir?"
Aku menepuk bahunya: "Bukankah lebih baik tidak perlu digunakan?"
Setelah berkata demikian, aku menoleh memandang ke belakang. Permukaan air perlahan kembali tenang seperti semula. Rahasia Dua Belas Gua Hantu sekali lagi terkubur dalam air. Mulai hari ini, gua hantu itu tidak lagi dipenuhi ribuan roh dendam, namun ditempati oleh kakekku yang kini menjadi bagian dari Jalan Hantu.
Mataku menyapu kerumunan mencari Chen Shitou. Orang yang mengorbankan dirinya sendiri kepada Shī Wáng Sungai Kuning ini jelas menjadi dalang kekacauan. Menurut rencanaku, aku akan menelepon Xiao Wang untuk menangkap Chen Shitou karena tangannya telah menodai nyawa Kakek Tiga. Tapi saat ini aku sudah tak sempat mengurusnya.
"Kami kembali ke rumah, ini pertama kalinya Kakak mau masuk dan duduk di rumah setelah simpul di hatinya terbuka. Hanya saja, dia sepertinya belum bisa move on dari urusan Kakek, seluruh dirinya terlihat sangat kebingungan. Saat ini sudah dini hari, penduduk yang begadang semalaman semuanya sudah pulang. A dan Chen Dongfang tidak ikut, di rumah hanya ada aku, Han Xue, Kakak, Paman Pilar, si Gemuk, dan ibuku. Inilah tim kami saat ini."
"Kali ini Paman Pilar kembali tanpa rasa frustrasi seperti dulu. Mungkin sekarang, semua yang seharusnya dan tidak seharusnya terjadi sudah terjadi, dia tidak lagi memiliki rasa takut."
Si Gemuk bertanya padanya: "Bukannya kamu dibawa pergi oleh Tang Renjie, bagaimana bisa keluar?"
"Itu berkat Paman Ye." kata Paman Pilar.
Si Gemuk mengangguk, kalau Kakekku yang turun tangan menyelamatkan orang, tentu Tang Renjie tidak akan bisa menghentikannya.
Tubuh Paman Pilar penuh bekas luka bakar dari kejadian sebelumnya. Setelah menuangkan teh untuk kami, dia berkata: "Mengingat situasi sudah begini, tentang beberapa hal terkait Dua Belas Gua Hantu, aku tidak perlu lagi menyembunyikannya dari kalian."
Si Gemuk berkata: "Ya! Dari dulu sudah curiga kamu tahu segalanya, seharusnya dari dulu juga sudah cerita!"
Paman Pilar tersenyum dan berkata: "Sebenarnya aku tidak tahu banyak. Kakek buyut keluarga Chen, yaitu kakek Chen Dongfang, dulu memberitahuku rahasia separuh lainnya tentang Batu Naga Longtou. Sebenarnya ini adalah pertikaian antara keluarga Chen dan keluarga Ye. Kalian pasti sudah tahu, Fudigou awalnya adalah tempat tinggal turun-temurun keluarga Ye. Leluhur keluarga Chen, Chen Jinzhi, hampir membantai seluruh anggota keluarga Ye baru bisa menguasai tempat ini."
Aku mengangguk dan berkata: "Aku pernah dengar dari Kakak, memang benar seperti itu."
Paman Pilar menggelengkan kepala: "Secara permukaan memang begitu, tapi sebenarnya tidak. Keluarga Chen dulu memiliki kitab kuno tulisan Chen Jinzhi. Di situ memang tertulis bahwa dia membantai keluarga Ye untuk merebut aliran energi keluarga Ye di Fudigou. Tapi Daun, pernahkah kau berpikir - keluargamu, turun-temurun praktisi Jalan Hantu, bagaimana mungkin meminta tolong Chen Jinzhi untuk mengurus urusan Raja Mayat di Dua Belas Gua Hantu?"
"Apakah keluarga Ye saat itu sudah menjadi praktisi Jalan Hantu?" Aku berteriak kaget. Jika benar demikian, maka seluruh cerita ini benar-benar bisa dibatalkan!
"Tidak semuanya, tapi meski penerus Jalan Hantu tidak banyak, kebanyakan diwariskan dalam keluarga. Setiap generasi hanya mewariskan satu orang. Berbeda dengan keluarga lain, anggota Jalan Hantu dalam sebuah keluarga tidak harus menjadi kepala keluarga, mungkin hanya seorang budak. Mereka bertanggung jawab atas pewarisan Jalan Hantu seluruh keluarga, akan memilih orang yang paling cocok untuk mempelajari rahasia Jalan Hantu dan mengajarkannya. Keluarga Ye seperti itu, dan keluarga Ye di Fudigou sebenarnya hanya menjaga Dua Belas Gua Hantu. Kedatangan keluarga Chen, pembantaian seluruh keluarga Ye oleh Chen Jinzhi, sebenarnya hanyalah perselisihan internal dalam Jalan Hantu. Chen Jinzhi itu sendiri juga anggota Jalan Hantu. Jadi kamu akan menyadari, Kakek Tiamu sebenarnya juga menguasai beberapa mantra." Paman Pilar berkata.
"Perselisihan internal?" Aku mengerutkan kening sambil bertanya, merasa kepala pusing berputar.
"Bisa disebut kerusuhan kecil yang cepat ditumpas. Karena Raja Hantu Jalan Hantu menghilang pada masa itu, sebagian penerus Jalan Hantu bersatu ingin merebut harta karun Jalan Hantu. Hasilnya ditumpas oleh beberapa keluarga besar Jalan Hantu yang memegang surat perintah Raja Hantu. Chen Jinzhi adalah salah satu pemberontak saat itu. Keturunan langsung keluarga Chen, garis keturunan Chen Jinzhi, setelah mati akan dibawa peti mati batu dengan boneka kertas dan kuda kertas, jiwa mereka terjerumus dalam kegelapan malam abadi - ini hukuman Jalan Hantu bagi para pengkhianat. Inilah setengah rahasia Batu Naga Longtou yang diceritakan kepala keluarga Chen kepadaku." Paman Pilar menjelaskan.
“Jalan Hantu itu sebenarnya makhluk apa? Kenapa bayangan mereka ada di mana-mana?” Aku bertanya, sekarang aku benar-benar curiga. Kalau di zaman dulu ada sekte seperti ini masih bisa dimaklumi, tapi kenapa sampai masa kini masih disebut-sebut Jalan Hantu?
“Aku tidak tahu. Untuk hal ini, kamu harus tanya si orang gemuk, dia yang paling paham.” Paman Pilar menatap si orang gemuk sambil berkata.
Orang gemuk itu menggaruk kepala: “Cuma segini yang kau tahu? Tuan Gendut ini kira ada kabar yang bombastis, ternyata setengah hari ini kau cuma mengorek informasi dariku!”
“Katakan saja, Tuan Gendut. Aku perhatikan ujung-ujungnya kaulah yang paling banyak menyimpan rahasia, ayo ngaku!” Aku menatap si orang gemuk sambil berkata.
Orang gemuk itu menyalakan sebatang rokok dan menghela napas, "Tuan Gendut ini jelas belum bisa membahas detail sekarang. Begini saja, setelah runtuhnya Dinasti Qing, Kaisar lenyap. Biasanya saat satu Bintang Kaisar jatuh, akan muncul Bintang Kaisar baru. Intinya seperti bunga yang layu digantikan kuncup baru - inilah yang disebut pergantian dinasti. Tapi waktu itu, langit dalam kekacauan. Bintang Kaisar Qing jatuh tapi tak ada penggantinya. Bagaimana mungkin kerajaan tanpa Kaisar? Para kultivator pun tak ada yang bisa membaca tanda zaman, bahkan sekte kami tak bisa memprediksi masa depan. Setelah Qing, negara dijajah asing lalu perang antar panglima perang berkecamuk, rakyat menderita. Bertahun-tahun kemudian, konstelasi mulai menunjukkan petunjuk. Saat Pasukan Jepang invasi, semua semakin jelas. Waktu itu sekte kami dukung pihak Selatan, sementara Jalan Hantu yang biasanya netral malah pilih kubu seberang. Hasilnya kalian lihat - sekte kami kalah tipis. Lebih dari itu tak perlu dijelaskan, pasti kalian sudah paham betapa hebatnya Jalan Hantu."
“Orang gemuk menjelaskan seperti ini, apakah orang lain mengerti atau tidak sulit dipastikan, mengingat perkataannya sebelumnya padaku, sebenarnya aku paham garis besarnya. Aku penasaran bertanya: "Lalu sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa sekarang sekte kalian terlihat sangat hebat, sedangkan Jalan Hantu sekuat apapun kalian bilang, menurutku malah seperti organisasi swasta?""
“Terlalu kaku. Ada yang ingin mengambil sesuatu dari Jalan Hantu, tapi Jalan Hantu enggan memberikannya. Akhirnya terjadi perpecahan. Jalan Hantu bisa berjaya di era senjata dingin, tapi kerajaan ini sudah berubah. Zaman sudah berbeda, banyak hal pun ikut berubah.” Kata orang gemuk.
