"Bagaimana kau bisa tahu sedetail ini?" tanya orang gemuk pada Chen Dongfang. Chen Dongfang tampak agak mabuk, gerakannya menjadi berlebihan. Dia bahkan meniru gerakan mengangkat bahu khas Sun Liancheng: "Kau pikir pasar gelap itu tempat pengumpulan intel terbaik? Apa kau benar-benar paham organisasi kami?"
Orang gemuk mengangguk, tidak berbicara lagi. Sebenarnya aku cukup menyukai suasana sekarang - orang gemuk mengajukan keraguan, Chen Dongfang memberi penjelasan yang tanpa celah, tidak seperti Kakak yang bersikap "Aku tak peduli pemikiranmu, pokoknya tak akan kujelaskan".
Saat itu, Chen Dongfang menatap kami: "Kalian tahu alasan sesungguhnya dihentikannya Rencana A rahasia dulu?"
Aku menggeleng sambil tertawa pahit: "Paman Chen, lebih baik Bapak langsung jelaskan. Apa yang bisa kuketahui?"
"Karena setelah kami keluar dari Shennongjia, radio militer menerima sinyal aneh. Ini adalah gelombang frekuensi yang misterius, berasal dari Danau Tianchi di Gunung Changbai. Tidak bisa dipecahkan makna gelombang ini, akhirnya para ahli menafsirkannya sebagai kemarahan naga lainnya. Artinya, karena kami memasuki area Shennongjia, mungkin mengganggu ketenangan mayat naga itu, dan akhirnya menyebabkan runtuhnya area tersebut. Ini memicu kemarahan naga lain, atau mungkin peringatan untuk kami." Chen Dongfang berkata.
Saat Chen Dongfang mengatakan ini, ia memegang gelas anggur. Aku langsung terkejut hingga berdiri. Li Qing mengerutkan kening dan berusaha merebut gelas dari tangan Chen Dongfang. Dengan gesit Chen Dongfang menghindar. Li Qing menatapnya: "Kamu sudah mabuk, sekarang tidurlah."
“Sedikit minuman seperti ini, mana mungkin bisa membuat orang mabuk? Daun sudah besar, karena Lampu Jiwa Tuan Gendut, dia mungkin akan menghadapi banyak hal selanjutnya. Jadi dia perlu mendapatkan lebih banyak hal untuk menghadapi situasi darurat. Daun, aku dan kakakmu sudah berdiskusi, saat urusan di sini mulai tenang, aku akan membawamu menemui Kakek Enam. Di sana kamu akan menjalani pelatihan setan, pertama-tama harus melatihmu menjadi penyimpang seperti kakakmu. Mengolah besi harus punya tubuh kuat, pertama-tama kamu harus cukup tangguh, baru bisa menguasai kekuatan dahsyat dalam tubuhmu setelah benar-benar menyalakan Lentera Langit.” Chen Dongfang berkata.
“Ah?” Aku terdiam, maksud Chen Dongfang, apakah aku harus bergabung dengan organisasi mereka?
“Sudahlah, tidak usah bahas ini. Masih terlalu dini. Sepertinya aku benar-benar mabuk. Li Qing, hubungi Sun Liancheng, suruh dia cari kapal, bawa kita ke jalur pelayaran yang pernah dikunjungi tukang jahit hantu beberapa tahun lalu. Dan si nakal itu, kalau dia tidak mau ikut tidak bisa diandalkan, ikat saja dia ke kapal kalau perlu.” Setelah berkata demikian, Chen Dongfang menghabiskan anggur di gelasnya lalu bergoyang-goyang masuk ke kamar tidur.
Setelah Chen Dongfang tidur, aku dan si Gendut tidak punya alasan untuk tetap di sini. Kami pergi ke kamarku dulu, memeriksa sekeliling. Untungnya tidak menemukan monitor. Diawasi Sun Liancheng membuatku tidak nyaman, tapi tidak diawasi sama sekali malah bikin sakit hati, apa aku memang tidak layak diawasi?
“Apa kamu tidak merasa Chen Dongfang hari ini agak aneh？” kata orang gemuk。
“Maksudmu dia hari ini tiba-tiba membuka mulut membicarakan rahasia ini aneh？ Menurutku biasa saja, sebenarnya urusan hari ini kalau tidak dia katakan pun kita bisa menebaknya, mayat naga di Shennongjia, Yuan Long di Dua Belas Gua Hantu, ditambah sisik naga yang dikatakan Sun Liancheng. Aku sama sekali tidak merasa dia aneh, malah merasa kamu hari ini sangat aneh. Jangan-jangan kamu benar-benar tertarik pada nona Xiaoqi itu？” Aku menatap orang gemuk itu。
Orang yang biasanya tebal muka seperti dia, tiba-tiba wajahnya memerah lagi. Dia menggaruk kepala sambil berkata: “Tuan Gendut ini sudah menjelajah ke mana-mana, mana ada cewek yang belum pernah kulihat？”
“Jangan ngelantur. Kalau bukan begitu, kenapa mukamu merah？” kataku。
Dengan malu-malu orang gemuk itu berkata: “Baiklah, Tuan Gendut akan jujur. Pada waktu pertama kali pergi ke keluarga Li dulu, aku sudah merasa nona yang selalu menemani nenek Li itu sangat lucu dan lincah. Sudah bertahun-tahun tidak bertemu, baru-baru ini bertemu di Fudigou. Dia mencatat nomor teleponku, lalu menambahkan WeChat. Setelah ngobrol beberapa kali, Tuan Gendut mulai merasa ada sesuatu。”
“Waduh, kapan urusan ini？ Kamu sampai mencatat nomor telepon dan menambahkan WeChat. Keren juga！” kataku。
Orang gemuk itu menggaruk kepalanya: “Terutama karena nona ini agak mirip dengan cewek yang dulu kulewatkan. Aku juga bingung ini sebenarnya bagaimana。”
“Rupanya perasaan cinta pertama。” Melihat ekspresinya, aku merasa sangat menggemaskan。
"Aku merapikan barang-barangku," aku berkata, "Ayo pergi."
"Ke mana?" Si Gemuk bertanya.
"Ke rumah sakit! Apa, kamu benar-benar ingin Sun Liancheng lebih dulu datang? Waktu itu bagaimana caramu membujukku untuk melepaskan Han Xue, jangan bilang kamu cuma bisa teori belaka."
Benar saja, Si Gemuk yang biasanya ceplas-ceplos akhirnya nyaris kuseret ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, bayangan Sun Liancheng pun tak terlihat. Si Gemuk menggerutu, "Sudah kuduga si Sun Liancheng ini mulut tidak berbulu, urusan tidak bisa diandalkan."
"Sudahlah, rival cintamu tidak ada, senyum-senyum sendiri saja," kataku.
Kami masuk ke kamar pasien. Xiaoqi sudah cukup stabil. Meski tak ada bahaya maut, kondisinya masih sangat lemah. Dia masih tertidur, terlihat sangat lesu. Setelah melalui masa-masa ini, perasaan kekeluargaan mulai tumbuh terhadap sepupu yang tak terlalu kukenal ini. Terutama saat dia nekat mendorongku dan menahan peluru itu sendiri, membuatku tersentuh luar biasa. Tak lama duduk, bulu mata Xiaoqi berkedut lalu matanya perlahan terbuka. Kuceritakan secara garis besar kejadian setelah dia pingsan, tanpa detail berlebihan. Setelah menyuruhnya beristirahat, kusuruh Si Gemuk pergi. Orang ini, datangnya malu-malu, perginya tambah enggan.
Setelah keluar dari rumah sakit, aku dan si orang gemuk kembali menjadi tidak ada kegiatan. Pasti butuh waktu untuk persiapan yang diatur Sun Liancheng. Sekarang kakak tidak diketahui keberadaannya, dan kami juga tidak punya teman di Jinan. Akhirnya kami pergi berkeliling mall untuk membeli beberapa setel baju. Dari awal kami memang tidak membawa banyak pakaian, baju yang dipakai selama dua hari ini sudah mulai bau. Tentu saja, beli baju tetap pakai kartu si orang gemuk. Uang pria ini seolah tak ada habisnya. Hanya saja di akhir, tatapan para pramuniaga mall kepadaku seperti aku adalah wajah tampan yang dijadikan simpanan oleh si orang gemuk. Bahkan ada yang diam-diam memotret kami berdua dengan ponsel.
Berbelanja benar-benar pekerjaan yang mengkonsumsi energi. Setelah kembali ke hotel, aku langsung mandi dan terlelap di tempat tidur. Tidur ini sangat lelap sampai dunia runtuh pun tak bisa membangunkanku. Aku tidur dari sore hari itu sampai tengah hari keesokan harinya. Setelah bangun dan makan, ternyata belum ada perkembangan dari Chen Dongfang. Dengan kepala yang masih linglung, aku kembali ke kamar untuk tidur lagi. Tapi tidur kali ini tidak lama, karena tiba-tiba dibangunkan oleh telepon Chen Dongfang yang langsung berkata: "Jangan tidur! Ke rumah sakit!"
Rasa kantukku langsung hilang karena ucapan Chen Dongfang itu. Aku berkata: "Bukannya Xiaoqi sudah tidak apa-apa?"
"Aku tidak bilang dia ada masalah. Ini situasi lain. Cepat turun ke bawah! Jangan ajak si gemuk. Aku menunggimu di garasi bawah tanah," kata Chen Dongfang.
Satu-satunya orang yang sekarang di rumah sakit adalah Xiao Qi, Chen Dongfang tidak menjelaskan situasinya, bagaimana aku bisa tidak tegang? Aku cepat-cepat cuci muka, kenakan baju lalu turun ke lantai bawah, masuk ke garasi bawah tanah dan naik mobil Chen Dongfang.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyaku pada Chen Dongfang, tanpa disadari sekarang sudah larut malam. Datang ke rumah sakit sepagi ini, apa benar tidak ada masalah?
"Nanti setelah sampai kamu akan tahu." kata Chen Dongfang.
Chen Dongfang menyetir mobilnya seperti terbang, aku pun tidak bertanya lagi. Sesampai di rumah sakit, sudah ada beberapa dokter berbaju lab putih menunggu di pintu. Chen Dongfang bertanya pada mereka: "Bagaimana keadaannya?"
"Beberapa ahli masih melakukan konsultasi bersama. Tapi harus diakui, ini seperti suatu keajaiban." kata seorang dokter.
"Keajaiban apa? Kalian membicarakan apa?" tanyaku.
"Luka Nona Xiao Qi telah sembuh dalam semalam." jawab dokter.
