Saat nenek tua itu sampai pada bagian ini, kami semua menatap orang gemuk itu. Tatapan kami membuatnya canggung, ia menggaruk kepala sambil berkata: "Jangan kalian semua memandiku seperti itu! Kalian tahu sendiri, meski aku dianggap anggota Yuhuangdao, tapi guruku sudah lama mengajakku keluar dari Yuhuangdao. Jadi apapun yang dilakukan Yuhuangdao sekarang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Tuan Gendut ini!"
“Kami tentu tahu kau tak ada hubungan dengan Yuhuangdao. Tapi jujur saja, Xiao Pang, kami bukan percaya padamu, melainkan pada master-mu He Anxia yang dikenal sebagai sosok jujur. Kalau tidak, kau pikir kau bisa bertahan sampai sekarang? Sun Zhongmou mungkin bisa menahan diri, tapi Ye Jiangnan takkan membiarkanmu. Memaksa seorang ayah membunuh anak kandungnya sendiri, bahkan harus menguliti tubuhnya untuk menyelamatkan nyawa cucunya. Meski Ye Jiangnan itu jarang bicara, dulu saat membunuh, matanya bahkan tak berkedip sedikit pun.” Nenek tua itu tersenyum memandang si gemuk.
“Sepertinya besok aku harus pulang untuk membungkuk-bungkuk tiga kali pada si kakek tua. Kalau bukan karena reputasinya yang terkenal, mungkin Tuan Gendut ini sudah binasa. Tapi nenek, setelah bicara panjang lebar, apa hubungannya dengan tindakan kalian mengikat kami?” kata si gemuk.
"Penjahit Hantu sebelumnya memberi Ye Jiangnan si kakek tua itu sepatu. Sepatu ini adalah pekerjaan yang dia minta Ye Jiangnan lakukan, tapi Ye Jiangnan tidak melakukannya. Jadi kali ini, saya si nenek tua bersama cucu laki-laki saya menemui Penjahit Hantu, baru tahu pekerjaan yang dia minta Ye Jiangnan lakukan, yaitu datang ke sini untuk mencari rahasia yang terkubur di dasar tepian Sungai Kuning. Dan karena saya sudah tua, memang butuh Batu Naga Longtou, jadi kami datang ke sini. Saat kami datang, Penjahit Hantu langsung menyuruh kami naik kapal ini. Hasilnya, kami semua hampir mati di atasnya. Baru tahu kalau kali ini Penjahit Hantu berniat jahat, ingin membunuh saya si nenek tua dan Sun Zhongmou di kapal ini. Kalau bukan karena Sun Zhongmou adalah Raja Hantu Air yang dilatih keluarga Sun dari Sun Congwu, kami benar-benar sudah mati di sana. Jadi ketika saya melihat kalian turun dari kapal dengan utuh, wajar saja saya mengira kalian adalah anak buah Penjahit Hantu. Mana mungkin saya tidak mendendam sampai gigi gemeretak?" kata Nenek Li.
"Kalau begitu, sebenarnya kami sengaja dikirim ke sini oleh Penjahit Hantu?" Aku berkata.
"Nenek Li ini memandangku dengan penuh minat sambil berkata: 'Jinzhi ini nona, ternyata punya dua putra yang baik. Awalnya aku heran mengapa Penjahit Hantu mau mengirim kalian ke sini. Setelah dengar penjelasan Li Qing, barulah aku mengerti. Selama ini kupikir Sun Zhongmou-lah orang yang dipilih Ye Tianhua dan Ye Jiangnan. Tak disangka ternyata kamu. Setidaknya sejauh ini, Zhongmou jauh lebih hebat darimu. Nama besar seumur hidup Ye Jiangnan mungkin akan hancur di tanganmu.'"
"Perkataan Nenek Li ini membuatku sangat canggung. Hal yang paling kutakuti adalah orang menyentil masalah ini, apalagi di saat seperti sekarang. Setelah tahu identitas asli pemuda itu, bahwa dia ternyata adalah penasihat militer Jalan Hantu sekaligus Penjahit Hantu yang paling misterius, aku teringat dua provokasinya yang memecah belah. Pertama, bahwa hanya satu antara aku dan si Gendut yang bisa selamat. Kedua, bahwa Kakak sebenarnya sangat mendendam padaku. Karena status khusus Penjahit Hantu, dua perkataan yang dulu kukira hanya provokasi itu, sangat mungkin benar adanya."
"Kakak memang benar-benar membenciku. Dan antara aku dengan si Gendut, pada akhirnya akan terjadi pertarungan dimana hanya satu yang bisa bertahan hidup."
"'Kalau gitu, Tuan Gendut ini jadi bingung. Katakanlah pemuda itu benar Penjahit Hantu, bukankah cukup dia bawa atau kirim kita langsung ke sini? Ngapain repot-repot muter setengah mati ngirim kita lewat Kapal Hantu Kuno ini? Ini mah kayak buang angin sambil jongkok, nggak ada gunanya!' kata si Gendut dengan wajah penuh tanda tanya."
“Ini tidak sulit, dia sedang mempertahankan diri dari seseorang saja.” Nenek Li berkata dengan santai.
“Siapa?” orang gemuk mengerutkan kening, sebenarnya pertanyaan ini agak tolol, Penjahit Hantu satu kelompok dengan Sun Liancheng, jadi orang yang harus diwaspadainya pastinya hanya Chen Dongfang?
“Apakah Chen Dongfang?” Aku bertanya.
“Penjahit Hantu selalu punya keberatan besar terhadap keluarga Chen, ini alasan dia harus mewaspadai Chen Dongfang. Selain itu, Chen Dongfang adalah orang 'Lao Liu' yang punya identitas khusus. Tipe orang seperti inilah yang paling tidak disukai Penjahit Hantu. Aku tahu betul karakter Chen Dongfang itu, liciknya luar biasa. Tak ada yang bisa membaca isi jantungnya. Jadi kurasa si bajingan itu awalnya ingin menjebak Sun Liancheng, tapi malah terperangkap oleh kerja sama si bajingan kecil itu dengan Penjahit Hantu. Entah mereka akan membohonginya sampai ke mana. Pada akhirnya jika Chen Dongfang tahu kebenaran, pasti dia akan muntah darah.” kata nenek tua itu.
Aku membuka bibir tapi tak bersuara. Perasaan mengatakan aku sudah tak berani memikirkan ini dengan sederhana lagi. Namun kompleksitasnya tetap melampaui imajinasi. Di kapal Sun Liancheng, formasi peti mati dan biksu besar yang kami temui - semua bahaya permukaan itu tak ada artinya dibanding intrik licik yang tersembunyi di balik layar.
“Aku hanya ingin tanya satu hal: Apakah Lao Chen akan menghadapi risiko?” Li Qing berseru pada saat ini.
Nenek Li berkata: "Secara logika seharusnya tidak, Penjahit Hantu tidak akan membunuh, apalagi Chen Dongfang selain status sebagai keturunan langsung Chen Jinzhi, dia juga adalah orang kepercayaan Kakek Enam. Tapi kalau kita bisa memahami Penjahit Hantu, dia bukan lagi Penjahit Hantu."
"Berikan aku sebuah kapal." Li Qing berdiri sambil berkata.
"Kau duduk! Mau pergi kemana? Mencari kematian?" Nenek Li melototi Li Qing.
Tiba-tiba Li Qing mengeluarkan belati dan menempelkannya di leherku, dia menatap para hadirin: "Siapkan kapal untukku. Kalian pasti tahu kemana Penjahit Hantu akan membawa Lao Chen. Beri tahu lokasinya!"
"Li Qing!" Si Gemuk kaget dan berteriak padanya.
"Sampah! Kau tahu apa yang kau lakukan? Kakek Enam sudah berkali-kali bilang, kau akan jadi penerusnya. Keluarga Li butuh penerus yang penurut! Apapun konsekuensi Chen Dongfang, itu akibat perbuatannya sendiri!" Nenek Li berseru.
"Nyonya, kalian semua terlalu menganggap rumit Lao Chen. Aku akui dia licik, dan aku juga tahu dia sangat ingin mengungkap kebenaran kasus ini. Tapi Lao Chen berbeda dengan kalian. Kalian menginginkan Naga Sejati atau keabadian, sedangkan Lao Chen hanya ingin keluar dari urusan ini, memberikan ketenangan untuk keturunannya. Setiap langkahnya penuh kewaspadaan karena tahu kalian tidak percaya padanya sebagai keturunan Chen Jinzhi. Tapi aku percaya! Lao Chen adalah pembimbingku. Aku tidak bisa membiarkannya mati!" kata Li Qing.
“Sampah makhluk, Penjahit Hantu ingin membunuhnya, kau bisa menghentikan?” kata Nenek Li dengan kesal.
“Tak bisa menghentikan pun harus coba. Nyonya, aku tahu kau tak menganggap kami sebagai manusia. Tapi yang harus kulakukan, Li Qing akan lakukan. Seperti saat aku masuk ke kabin kapal meski tahu risikonya, karena mungkin kau ada di dalam. Manusia hidup tak bisa sepenuhnya mengandalkan keinginan sendiri.” kata Li Qing.
Nenek Li memandangi Li Qing: “Yang disukai Lao Chen darimu adalah ketulusanmu. Anak muda, jatuhkan pisaumu, aku anggap ini tak pernah terjadi. Tak akan kukatakan pada Lao Chen, bahkan akan mendukungmu penuh sebagai penerusnya.”
“Ada hal yang harus dilakukan, ada yang tak bisa. Aku tak bisa membiarkan Lao Chen mati. Beri aku kapal. Aku tahu dia sangat penting bagi kalian. Tak ada kapal, tak beri tahu dimana Lao Chen, aku akan langsung membunuhnya. Aku serius.” Setelah berkata demikian, belati Li Qing menyentuh leherku, rasa pedih segera menyebar.
“Beri dia kapal!” Tiba-tiba, kakakku yang terdiam lama akhirnya berbicara.
“Sun Zhongmou, jangan macam-macam dengan Penjahit Hantu itu. Kau bukan lawannya, mengerti?” kata Nenek Li.
Kakakku berdiri, berkata pada Li Qing: “Lepaskan dia. Aku beri kapal, akan kuberitahu kemana mereka pergi.”
Li Qing memandangi kakakku, mendorongku ke depan: “Aku percaya, karena kau Sun Zhongmou. Kau takkan mau berbohong.”
Kakakku diam. Ia mengulurkan tangan ke Nenek Li: “Barangnya.”
Nenek Li berkata dengan kesal: "Sun Zhongmou, apa kamu tahu arti dari perbuatanmu ini?"
"Bagaimana jika aku bilang aku juga percaya Chen Dongfang, kamu percaya?" Kakak menyipitkan mata sambil menatap Nenek Li.
Perkataan Kakak ini membuat jantungku hangat. Terhadap Chen Dongfang, perasaanku telah berubah dari curiga ke percaya, lalu curiga lagi dan percaya kembali, mengalami pasang surut tak terhitung. Hari ini, ucapan Nenek Li membuatku kembali curiga pada Chen Dongfang, bagaimanapun dia memang sosok yang tak bisa kupahami.
Tapi perkataan Kakak ini memberikanku penenang hati.
Aku tak akan lagi meragukan Chen Dongfang.
Karena dua kata "percaya padanya" diucapkan oleh Sun Zhongmou.
