"Lanjut, Nak. Tapi ingat baik-baik, sekali kamu pergi, masa depan gemilangmu akan hilang selamanya," Nenek Li menatap Li Qing.
"Li Qing memohon maaf atas bimbingan Kakek Enam dan Nyonya." Li Qing mengangguk. Kakak kemudian memberikan peta dan kunci kapal padanya. Li Qing mengucapkan terima kasih pada kakakku, lalu naik ke kapal dan berangkat.
Kemunculan tiba-tiba ini membuatku sangat canggung. Tapi aku tak menyalahkan Li Qing yang saat itu menjadikanku sandera. Sebenarnya, bahkan jika dia memberitahuku, aku tetap akan membantunya. Setelah kepergian Li Qing, acara makan malam ini meski belum selesai, tak ada lagi yang punya selera untuk melanjutkan.
“Nenek, maksud kalian kurang lebih Xiao Pang juga sudah paham. Tapi melihat formasi ini, kalian sudah berada di sini beberapa hari kan? Kenapa masih berkemah di tepi Sungai Kuning ini, tidak mengerjakan urusan lain?” Orang gemuk itu bertanya pada nenek tua itu.
“Kami sedang menunggu Penjahit Hantu. Dia memang tipe orang seperti itu. Kau tahu jelas dia memanfaatkanmu sebagai tombak, tapi dia satu-satunya yang tahu rahasia inti. Tidak bisa menghindar darinya. Dulu tempat mereka mengangkat Batu Naga Longtou berada di tepi Sungai Kuning ini. Beberapa tahun terakhir ketinggian air Sungai Kuning terus menyusut, membuat lokasi itu muncul ke permukaan. Kedengarannya bagus, di darat lebih mudah beraktivasi daripada di air. Tapi penyusutan air ini mengubah medan dan kondisi di sini secara drastis. Ada alasan penting lain: tempat ini dulunya merupakan lokasi rahasia tingkat tinggi Jalan Hantu untuk menguburkan pemimpin. Dirancang sangat rumit. Saat air pasang, Sungai Kuning menjadi cover alaminya. Ketika air surut, lumpur tak berujung menumpuk di sini membentuk rawa. Lokasi itu tersembunyi di bawah lumpur. Ini membuat kami sulit menemukan tempat itu tanpa bantuan Penjahit Hantu.” Nenek tua itu berkata dengan frustasi.
“Begitu rupanya, jadi kalian masih menunggu Penjahit Hantu, tapi Penjahit Hantu malah membawa Chen Dongfang ke tempat lain. Ini benar-benar hal yang membuat resah. Tapi Nenek, barusan Anda bilang apa? Di sini adalah tempat pemakaman Pemimpin Jalan Hantu? Lalu bagaimana peti mati para Pemimpin Jalan Hantu itu bisa berada di kapal hantu dunia bawah itu?” tanya orang gemuk.
“Nenek tua ini mana mungkin bohong padamu? Tempat ini memang kuburan Pemimpin Jalan Hantu, seharusnya menjadi wilayah terlarang inti Jalan Hantu. Tapi beberapa tahun lalu bukankah keluarga Sun menarik keluar peti naga Pemimpin dari berbagai generasi di sini? Ngomong-ngomong, Sun Liancheng yang memberitahu kalian pastinya cuma soal batu nisan yang diangkat, dan akhirnya batu nisan itu disita tentara, ya?” kata nenek tua itu.
Orang gemuk mengangguk dan berkata: “Memang begitu. Masa sih Nenek, Sun Liancheng si nak itu juga berbohong dalam urusan ini?”
Nenek tua itu mencibir dan berkata: "Apakah kau pikir bocah dari keluarga Sun itu bisa jujur? Sekarang juga tidak akan kusembunyikan lagi, dulu ide menggali Batu Naga Longtou di sini memang dariku. Guo Zhongyong sudah mati bertahun-tahun, Penjahit Hantu menghilang bagai menguap dari dunia, anggota kelompok kami dulu juga sudah tua. Kau tahu berapa banyak orang yang mengincar Batu Naga Longtou? Meski harus menguliti dan mengubur, setidaknya bisa menjamin roh mati tidak lenyap, bukan? Jadi dulu aku bersekongkol dengan sekelompok tua-tua di ibukota untuk menggali batu itu. Pertama untuk menyisakan jatah untukku dan Lao Liu, kedua sebagai utang budi pada keluarga Li yang ingin jadi klan abadi - mustahil tanpa bantuan sekutu. Maka kuambil risiko besar melakukan hal ini."
Perkataan sang nenek membuatku terkejut. Dulu selalu kupikir, bagaimana Lao Liu yang begitu hebat bisa membiarkan perempuan tua ini mendominasi keluarga, bahkan anak-anak mereka memakai marga sang nenek. Setelah mendengar pengakuannya, baru kusadari betapa besar kontribusinya bagi keluarga Li.
Dari tindakannya saja sudah bisa dibayangkan manfaatnya bagi keluarga Li. Para sekutu tua-tua itu, dengan bantuan Nenek Li, bisa mempertahankan status roh mati - utang budi sebesar apa lagi yang lebih berharga dari ini?
“Kalau ketemu Sun Liancheng itu lagi, Tuan Gendut pasti akan menguliti kulitnya.” Orang gemuk itu mengumpat. Aku sepenuhnya setuju. Aku tidak bisa memahami bahwa di dunia ini masih ada orang seperti dia, yang sama sekali tidak bisa jujur. Yang paling parah, kebohongannya bahkan tidak meninggalkan celah untuk dideteksi.
“Tapi sebenarnya dia tidak sepenuhnya berbohong. Saat kami sedang mengangkat Batu Naga Longtou, di tengah proses muncul Penjahit Hantu. Meski Penjahit Hantu itu sendirian, semua pengikut Jalan Hantu pasti merasa gentar. Menurutku saat itu rencana harus segera dihentikan. Keluarga Li juga menarik diri. Tapi dua orang gila Sun Congwen dan Sun Liancheng masih terus mengangkat. Penjahit Hantu tidak menghentikan mereka, tapi setelah batu itu berhasil diangkat dan hendak diangkut, kapalnya tenggelam. Keluarga Sun kehilangan banyak orang. Inilah gaya khas Penjahit Hantu - jika sudah bertindak, pasti akan membuatmu membayar mahal. Setelah kapal tenggelam, dia tidak mengubur kembali batu-batu itu, tapi menaruhnya di Kapal Hantu Underworld. Tentu saja, ini baru kuketahui beberapa hari lalu saat naik kapal itu.” Kata nenek tua itu.
Jarang-jarang kami menemukan nenek yang bicara terus terang. Aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali informasi lebih banyak. Kutanyakan: “Bagaimana dengan sisik naga? Apakah Sun Liancheng juga berbohong tentang itu?”
“Sulit membedakan kebohongan si nak itu karena ucapannya selalu setengah benar setengah palsu. Setelah keluarga Sun kehilangan banyak personil, apakah Anda percaya Sun Liancheng akhirnya berhasil meraih petunjuk dari Penjahit Hantu? Sejak saat itu, si nak ini menjadi anjing peliharaan Penjahit Hantu. Ekskavasi lanjutan di lokasi ini ternyata merupakan kerja sama Sun Liancheng dengan Penjahit Hantu. Tapi jika Anda benar-benar mempercayai si licik ini, Anda sudah kalah. Di satu sisi dia menyerah pada Penjahit Hantu bahkan mengorbankan banyak nyawa dan uang untuk menjadi anjingnya, di sisi lain dia menghubungi saya untuk kerja sama strategi 'menjadi burung di belakang'. Rencananya, setelah Penjahit Hantu menggali sesuatu yang lebih dalam, saya akan muncul untuk merebutnya.” kata sang nenek.
“Dengan apa Sun Liancheng ini dibesarkan? Aduh, licin sekali akal bulusnya!” kata si gemuk tak mampu menahan decak kagum. Aku sendiri sampai terdiam membeku. Sun Liancheng terus-menerus membuatku tercengang. Di satu sisi aku muak padanya, di sisi lain aku juga mengagumi keberanian dan kelicikannya.
Berani menjebak Penjahit Hantu yang sudah ketahuan identitasnya? Bukankah ini seperti merampas kulit harimau?
"Sebenarnya, seumur hidupku sebagai nenek tua, yang paling tidak ingin kuganggu adalah Penjahit Hantu. Aku juga takut kalau-kalau Sun Liancheng bekerjasama dengan Penjahit Hantu menjebakku dalam Formasi Gerbang Naga? Namun kemudian Sun Liancheng sendiri menggunakan akalnya untuk mengetahui bahwa kotak yang diambil Penjahit Hantu berisi sisik naga. Setelah mengetahuinya, aku semakin tidak berani bergerak. Lalu Sun Liancheng menghubungi Liu Kaifeng, yaitu Tuan Liu yang selalu kalian sebut. Dia tidak sejalan dengan keluarga Li. Begitu Tuan Liu melihat sisik naga dan rahasia Jalan Hantu, ditambah latar belakang militernya di Luoyang dulu yang mengetahui rahasia Dua Belas Gua Hantu, rasa ingin tahunya terhadap hal-hal mistis membuatnya benar-benar membantu Sun Liancheng merebut sisik naga milik Penjahit Hantu." kata sang nenek.
Aku dan si gemuk saling memandang, sama-sama melihat kejutan di mata masing-masing. Dalam hal ini, Sun Liancheng memang tidak berbohong. Chen Dongfang juga pernah mengatakan bahwa orang yang memperhatikan kasus ini dan mengendalikan perampokan sisik naga dari jarak jauh pada masa itu, memang Tuan Liu Kaifeng.
"Lalu bagaimana?" tanyaku penasaran.
Sun Liancheng tidak pernah menceritakan kelanjutannya. Kini karena sang nenek telah memulai cerita, tentu saja aku ingin mengetahuinya sampai tuntas.
“Belakangan? Aku belum pernah melihat siapa pun yang bisa merebut barang dari tangan Penjahit Hantu. Si tua Liu Kaifeng bukan hanya mengembalikan sisik naga ke Penjahit Hantu, tapi juga membayar mahal. Konon katanya Penjahit Hantu pergi sendirian ke kompleks keluarga Liu, melukai tiga puluh enam orang tanpa membunuh, lalu menodongkan pisau ke leher Liu Kaifeng.” kata nenek tua.
