Sebenarnya aku juga merasa urusan ini tidak sepenuhnya tepat, namun tidak bisa menjelaskan di bagian mana ketidaktepatannya. Akhirnya aku bertanya pada Nona Qi: "Apakah Kakakku tahu kalian melakukan ini?"
"Tentu saja dia tahu. Urusan pekerjaan Kakek tidak perlu kau khawatirkan. Kali ini aku dengar ada orang-orang Yuhuangdao yang ikut serta, tapi di wilayah Tianjin, siapapun tidak akan berani lancang di bawah pengawasan Kakek." kata Nona Qi.
Perkataannya penuh keangkeran, tapi aku tahu ini ada dasarnya. Setelah berdiskusi dengan si Gemuk, kami sama-sama merasa pengaturan Kakek Enam ini sangat aneh. Tapi sepertinya tidak akan ada masalah. Keluarga Li yang sudah berpengalaman bertahun-tahun di Tianjin sendiri ibarat ular tanah, ditambah status resmi Lao Liu si Punggung Bengkok, siapapun pasti akan memberi muka - dan bukan sekadar tiga poin kehormatan biasa.
Dua hari kemudian adalah lelang. Selama dua hari ini kami tidak pernah bertemu anggota keluarga Li, bahkan Chen Dongfang dan A pun tidak terlihat. Hanya kami berempat yang terus bersama. Nona Qi selain menyiapkan setelan luar biasa untukku, juga mengajakku ke banyak restoran dan acara mewah. Di satu sisi sebagai tuan rumah yang menyambut aku dan si Gemuk, di sisi lain menurutnya ini untuk menghilangkan aura kampunganku dengan membiasakanku di lingkungan mewah, agar berubah menjadi pria tampan kaya raya sejati.
"Meski orang gemuk tidak kekurangan uang, tapi tulang keemasan ini harga awalnya sudah 100 juta, ditambah aku akan menghalang-halangi, kurasa harga akhirnya akan jadi harga selangit." Dia tertawa, "Qi Mei, sepertinya kamu malah menyakiti sepupu Ye ini. Sudah berhasil membentuk aura pria tampan kaya raya padanya. Setelah lelang ini, dia pasti kembali jadi orang biasa. Manusia itu tidak takir miskin, yang ditakutkan adalah jadi miskin lagi setelah kaya. Orang yang pernah makan daging naga pasti tak mau lagi makan belut, ini prinsipnya. Keluarga Li kalau banyak uang, harusnya bantu sepupumu. Lagi pula kalau sepupumu kaya, tidak akan mempermalukanmu kan?"
Nona Qi yang cerdas segera menangkap maksud si gemuk. Dia tersenyum, "Kalau cuma beberapa juta, aku bisa putuskan sendiri. Tapi lelang kali ini langsung melambung ke ratusan juta, bahkan harga akhirnya bisa mencapai angka astronomi. Aku tidak berwenang memutuskan."
"Apa maksud tidak berwenang? Ini kan barang milikku sendiri!" protesku sambil tertawa.
"Sudahlah, nanti aku bicara dengan keluarga. Bukannya kamu mau menikahi saudari ipar? Anggap saja ini hadiah pernikahan. Kemarin saudari ipar meneleponku, minta aku mengawasimu jangan sampai main serong. Ketika aku bilang gadis Qiu Li itu ingin menggaetmu, nyaris saja dia langsung terbang ke Tianjin kalau tidak kuenakkan dulu." ujar Nona Qi.
Tidak perlu dipikirkan lagi pasti Qiu Li adalah nona dari keluarga A itu. Mendengar ucapan Nona Qi, bulu kudukku merinding. "Kenapa kamu bilang semua ke dia?" protesku.
Nona Qi menjulurkan lidahnya. "Jangan takut gitu dong, aku cuma bercanda. Sudah, serius sekarang. Uang lelang kali ini tidak bisa langsung diberikan ke kamu karena jumlahnya terlalu besar. Sebagai peserta lelang, jika uang mengalir ke kamu, reputasi keluarga Li bisa hancur kalau ketahuan. Tunggu sampai sorotan mereda, pasti akan ditransfer ke rekeningmu. Papa dan Kakek selalu ingat Bibi Jinzhi. Selama ini kami bukan tidak mau membantu, tapi Bibi sendiri yang menolak."
Membahas hal ini membuat suasana jadi berat. Aku memang merasa bersalah atas kematian Nenek Li. Andai bukan karena patung Dewi Kwan Im yang mirip Han Xue, Kakak pasti tidak akan membuat pilihan itu. Seandainya Nenek Li dikuburkan di peti naga Pemimpin, mungkin segalanya akan berbeda.
Dua hari kemudian pagi-pagi, Nona Qi memanggil stylist untuk merapikan penampilanku. Aku mengenakan baju yang dibawanya - tidak pernah kucoba sebelumnya tapi pas sekali. Saat kukenakan cincin kepala hantu itu, pandangan mereka berubah total. Si Gemuk mengedip-ngedipkan mata. "Benar juga pepatah 'penampilan dipengaruhi pakaian'! Dihias dikit, lu jadi mirip manusia beneran sialan!"
“Dasar kau benar-benar mulut anjing tak bisa mengeluarkan gading.” Aku melototi si gemuk lalu berjalan ke depan cermin. Sejujurnya, saat ini aku juga agak tak mengenali diri sendiri. Selain pakaian yang rapi ini, cincin hantu ini saja sudah memberikanku aura misterius yang tak kasat mata. Dua hari ini aku meneliti cincin hantu ini. Alasan disebut demikian bukan hanya karena dulu menjadi benda yang mewakili identitas Guo Zhongyong, tapi juga karena pada permukaan jade-nya, jika dilihat dari samping, akan memantulkan bayangan samar-samar tengkorak kepala, seolah ada hantu legendaris terperangkap di dalam jade.
Si gemuk dan Li Qing hari ini juga berganti kostum. Si gemuk mengenakan jas hitam yang sepertinya dibuat khusus, berhasil menutupi perut gendutnya dengan rapat. Sementara Li Qing tetap memakai baju bergaya Tiongkok berwarna putih. Seluruh warna putihnya membuat bunga teratai merah di kepalanya semakin terlihat mencolok. Untungnya hari ini dia tidak cosplay karakter dari game itu, tidak menutupi matanya dengan kain merah. Setelah kami semua berdandan, Nona Qi memerah wajahnya dan berkata: "Kalian semua sudah siap, aku ganti baju dulu lalu kita berangkat."
Saat Nona Qi selesai berganti pakaian dan keluar dari kamar, si orang gemuk langsung terpana melihatnya. Kalau tidak kusentak, mungkin air liurnya sudah mengalir deras. Sebenarnya bukan salah si gemuk, penampilan Nona Qi memang benar-benar memesona. Di usia awal dua puluhan, aura keceriannya masih terasa. Sifat kekanak-kanakannya yang sehari-hari tiba-tiba berubah total dengan gaun qipao warna merah muda pucat yang dipakainya. Belahan gaunnya tinggi hingga pangkal paha, ditambah sepatu hak tinggi yang membuat kaki rampingnya terlihat sepanjang 180cm. Meski tidak memakai stocking, kulit kakinya yang putih mulus tak kalah dengan Han Xue, bahkan lebih jenjang. Gaun tradisional itu seperti diukir khusus untuk tubuhnya, menciptakan kesempurnaan layaknya giok pahatan alam.
"Semangat, Gemuk! Adik sepupuku ini lebih pantas dinikahkan dengan saudara terbaikku daripada Sun Liancheng. Aku saja merasa sayang!" kataku pada si gemuk.
"Tenang, mulai besok Laozi akan diet mati-matian!" Si gemuk menggigit giginya dengan tekad.
Meski sehari-hari bersikap kekanak-kanakan, Nona Qi kini menunjukkan aura putri keluarga terhormat Li. Di bawah tatapan ketiga pria, dia sama sekali tidak canggung. Dengan langkah anggun, dia mendekatiku sambil tersipu: "Sepupu, apakah aku cantik?"
"Cantik. Cantik sekali," jawabku.
“Lihatlah betapa tidak bergunanya kamu, kalau mau melihat sekarang lihatlah sampai puas. Hari ini aku adalah pelayan wanita pendampingmu, nanti jika kamu terus-terusan menatapku dengan tajam, mata orang-orang itu sangat jeli. Mereka bisa langsung melihat bahwa kamu kuat di luar tapi lemah di dalam. Ingat kata-kataku, pertahankan senyum penuh teka-teki di wajahmu, usahakan sedikit bicara, tersenyumlah pada semua orang, terutama saat orang melihatmu. Kamu harus menatap balik dengan lebih dominan. Sorot matamu mewakili kekuatanmu.” kata Xiao Qi.
Perkataannya sekali lagi membuatku gugup. Kemudian Xiao Qi membungkuk sedikit dan berkata, “Tuan Muda, mari kita pergi.”
Kuambil napas dalam-dalam dan melangkah maju. Kuberkata pada diriku sendiri: Hari ini Laozi adalah Tuan Muda Kedua keluarga Ye! Tidak kekurangan uang! Menghamburkan emas seperti debu! Lagipula ini bukan uangku sendiri!
Kami keluar dari hotel dan naik Bentley dengan plat nomor yang sangat luar biasa. Setelah masuk mobil, Xiao Qi berkata pada sopir, “Kelilingi Tianjin dulu satu putaran.”
“Ngapain muter-muter?” tanyaku.
“Di luar hotel ini sudah banyak yang mengawasimu. Lebih baik berputar dulu. Tapi yang terpenting, kita tidak boleh sampai terlalu awal. Sebagai penutup acara, semakin malam kedatangan kita semakin baik.” jelas Xiao Qi.
Aku tidak berkata lagi. Meski dikatakan aku pemeran utama hari ini, sebenarnya Xiao Qi-lah sutradaranya. Dia memang bertugas sebagai pelayan pendampingku, tapi pada kenyataannya aku hanyalah boneka kayu yang digerakkan talinya olehnya.
Kami berputar-putar di kota Tianjin hampir satu jam sebelum akhirnya menuju Menara Guhua. Li Qing dan si gemuk turun terlebih dahulu, membantu membuka pintu mobil. Akting mereka cukup baik - Li Qing memang memerankan dirinya sendiri, tapi si gemuk benar-benar aktor berbakat. Dengan wajah masam nan dingin, dia membukakan pintu untukku. Kemudian Nona Qi turun. Kecantikannya hari ini langsung menyedot perhatian. Lalu dia mengulurkan tangan padaku.
Ini semua sudah direncanakan.
Aku memegang tangan Nona Qi dan turun dari mobil.
