Cerita Tibet yang diceritakan Liu Qingci tampak rumit dan kompleks. Tapi setelah kami saling bertukar informasi, kami berhasil merekonstruksi rahasia era Liu Bowen di masa Dinasti Ming. Kami tak lagi bercanda. Aku menceritakan semua yang kuketahui tanpa tedeng aling-aling kepada Liu Qingci. Ini adalah pertukaran dan sinergi informasi. Akhirnya kami menyimpulkan sebuah konklusi yang bahkan bisa divisualisasikan dalam bentuk cerita mitos.
Rumit, tapi sekaligus sederhana.
Menurut pemahaman kami sebelumnya, aku memiliki hubungan tertentu dengan Long (naga), maka "ras sejati"-ku dijelaskan sebagai ras Longzu. Terdapat kontradiksi antara ras Longzu dengan ras Penjahit Hantu dan Avalokitesvara Bertangan Seribu. Kemudian, tempat asal ras Longzu dan Avalokitesvara disebut sebagai "dunia lain."
Di dunia lain itu, ras Longzu dikalahkan oleh ras mereka. Dalam kondisi kalah perang, dua Long mengangkut batu yang berisi peti naga emas di dalamnya, tujuannya untuk mengeluarkan aku dan Qiu Li - mirip dengan plot dalam drama TV, agak seperti menjaga api pengharapan. Namun bagi ras musuh, ini merupakan ancaman potensial yang harus diberantas hingga ke akarnya. Maka Penjahit Hantu dan Avalokitesvara mengejar kami dari dunia itu ke dunia sekarang, bertujuan membunuh naga raksasa serta aku dan Qiu Li - saat itu kami sebenarnya adalah dua bayi di dalam peti naga emas itu.
Karena kesalahan takdir, mengingat naga adalah totem Bangsa Tiongkok, dua Long datang mengangkut batu. Dua anak saat itu dianggap sebagai Dewa Turun ke Dunia. Para kultivator Bumi yang dipimpin Liu Bowen dari Yuhuangdao memandang kami sebagai dewa abadi yang harus dilindungi. Maka ketika Penjahit Hantu dan Avalokitesvara mengejar ke bawah, terjadi pertikaian di antara mereka.
Inilah yang digambarkan dalam lukisan dinding: Liu Bowen memimpin sekelompok kultivator Bumi seperti biksu dan pendeta Tao, bertempur melawan bayangan manusia hitam berbentuk bayangan yang dipimpin Penjahit Hantu.
Akibatnya, yang lebih karena kesalahan takdir adalah, di area lebih dalam Himalaya, tepatnya di area lebih dalam gunung bersalju, masih tersembunyi seorang manusia dari ras yang sama dengan kedua anak ini. Kami tetap berhipotesis sebagai ras Long. Orang Long ini terus berada di area lebih dalam gunung bersalju. Jadi setelah Dewi Ribuan Tangan turun, dia tidak datang ke daratan tengah untuk membunuh kedua anak itu. Dia ingin menyelesaikan dulu orang Long di kedalaman gunung bersalju ini.
Ternyata Dewi Ribuan Tangan menemukan bahwa orang Long ini adalah tulang yang keras. Alih-alih berhasil mempelajarinya, dia hampir terbunuh. Jadi dia segera mengirim sinyal ke sekutunya, yaitu Penjahit Hantu, mengundang Penjahit Hantu untuk membantunya mengurus orang di kedalaman gunung bersalju. Namun kerja sama Penjahit Hantu dan Dewi Ribuan Tangan tetap tidak bisa menangani orang Long di kedalaman gunung bersalju itu. Tentu karena berbagai alasan, orang Long di kedalaman gunung bersalju itu juga tidak bisa membunuh mereka berdua.
Penjahit Hantu mengalami kekalahan di daratan tengah karena resistensi Yuhuangdao dan Liu Bowen, sementara Dewi Ribuan Tangan terhambat di Tibet oleh orang Long dari kedalaman gunung bersalju. Akhirnya mereka mencapai keseimbangan: saling tidak mengganggu.
Tapi kedatangan Penjahit Hantu dan Dewi Ribuan Tangan ke sini memiliki tugas. Dalam situasi tugas terhambat, mereka berdua tidak bisa mengubah situasi sehingga harus kembali ke dunia itu. Secara logis, kita bisa memahami bahwa mereka pulang untuk memanggil bala bantuan.
——Tetapi satu masalah yang dihadapi Penjahit Hantu dan Kwan Im Bertangan Seribu adalah, meski mereka bisa datang, namun tidak bisa pergi. Kwan Im telah mencoba berbagai cara bahkan membangun tangga langit, namun jelas-jelas gagal. Tangga langit dihancurkan oleh Petir. Mereka menyadari, mereka tidak hanya tidak bisa kembali untuk melaporkan situasi di sini dan meminta bala bantuan, bahkan pulang pun menjadi masalah.
——Karena itu di tempat ini, target mereka mengalami perubahan kualitas. Dari awalnya ingin membunuh kedua anak itu, berubah menjadi mencoba pulang karena mungkin mereka mengira cara kembali ke dunia mereka adalah dengan menaiki peti naga Pemimpin itu. Kwan Im jelas lebih terburu-buru dibanding Penjahit Hantu. Dia tidak hanya berpikir, tapi juga mencoba - benar-benar mengurung diri dalam peti kepala naga keemasan, berharap bisa pulang.
Hasilnya, dia tidak hanya gagal pulang, malah ditumpas selamanya di Istana Kristal bawah Sungai Kuning oleh orang-orang Long dari kedalaman gunung bersalju menggunakan separuh tulangnya sendiri.
Sedangkan Penjahit Hantu, jelas lebih sabar dibanding Kwan Im Bertangan Seribu.
Dia mulai menyusun Strategi langkah demi langkah untuk kembali, membina Jalan Hantu juga merupakan salah satu caranya.
——Saat Penjahit Hantu dan anggota bayangan sukunya bergerak, Liu Bowen juga tidak tinggal diam. Karena Liu Bowen adalah satu-satunya yang mendapatkan kitab tanpa huruf dari peti naga emas. Isi kitab ini pasti mengandung rahasia tentang asal usul kedua anak tersebut. Liu Bowen yang mengetahui kebenaran bersama Yuhuangdao mulai menyusun Strategi untuk melawan Jalan Hantu. Naga sejati yang mati dalam pertarungan melawan Penjahit Hantu dipotong-potong oleh Liu Bowen dan dikuburkan di beberapa tempat: sisik naga di dasar Sungai Kuning, tubuh naga di Shennongjia, dan inti naga di Dua Belas Gua Hantu.
Ini mirip dengan makam simbolis yang dibangun keluarga kaya di zaman kuno. Untuk mencegah pencurian, banyak makam palsu dibuat dengan hanya satu yang asli. Akhirnya, Liu Bowen memilih menguburkan kedua anak itu di bawah Shennongjia - tempat yang dijaga oleh sepuluh ribu mayat dan ular raksasa, seolah tak tergoyahkan. Namun suatu hari, prajurit khusus dengan peralatan tempur mutakhir menyerbu dan membawa keluar kedua anak itu.
Satu dibawa oleh Ye Tianhua.
Satunya lagi dibawa oleh A.
Yang satu adalah aku, satunya lagi si nona Qiuli. Tindakan ini memprovokasi Yuhuangdao yang mengetahui rahasia. Mereka memaksa kakekku Ye Jiangnan membunuh ayahku Ye Tianhua sebagai hukuman mati, lalu menahanku dengan mematikan satu lampu jiwaku sebagai bayaran.
“Ketika aku dan Liu Qingci membicarakan ini, kami saling memandang lalu tak bisa menahan tawa. Semua ini hanyalah analisisku.” Dia tersenyum sambil berkata, “Kamu benar-benar membuang bakat jika tidak menulis novel fantasi.”
“Bukan aku yang membuatnya terlihat mistis, tapi kenyataannya memang begitu. Dewi Seribu Tangan, Naga Sejati, kupikir ini hanya ada dalam legenda.” Aku tertawa pahit.
Kini kusadari, betapapun informasi yang kudapat mengubah dan memperkaya cerita ini, aku tetap menjadi tokoh utamanya. Keinginanku untuk kembali ke Fudigou dan melepaskan segalanya terasa sangat kekanak-kanakan. Aku terjebak di pusat pusaran ini, mustahil melarikan diri.
“Menurutmu, apakah ini kebenaran sebenarnya?” tiba-tiba Liu Qingci bertanya.
Aku mengangkat bahu – gerakan khas Sun Liancheng yang kini sering kulakukan. “Hantu saja yang tahu,” jawabku sambil tertawa.
“Lalu, apakah kau berharap ini benar? Menjadi Pangeran Long, wah, membayangkannya saja sudah menggembirakan.” Dia menutupi mulutnya sambil tertawa.
“Entahlah. Jujur, aku mendambakan kekuatan itu. Tapi juga takut. Jika benar ada tanggung jawab membalas dendam dan memulihkan kejayaan Long di pundakku, postur tubuh kecilku ini takkan sanggup memikulnya.”
“Kamu benar-benar pengecut sekaligus lucu.” Gelaknya terdengar.
Kumenyalakan sebatang rokok: “Kalau begitu, menurutmu apakah cerita misterius dan aneh yang kita bahas ini bisa jadi kenyataan?”
“Hantu yang tahu.” Dia menggunakan jawabanku tadi untuk menjawabku.
——Setelah itu, tiba-tiba kami berdua terdiam, suasana pun menjadi hening. Setelah beberapa lama, sinar matahari di luar mulai menyinari rumah ini. Aku berdiri sambil menggeliat berkata: "Kurasa aku harus pergi."
"Ya, seharusnya momen satu malam di musim semi bernilai seribu Jin ini terbuang percuma." Dia menghela napas.
"Ada yang ingin kau tambahkan? Jika tidak, aku akan pergi." Aku berkata.
"Kau tidak bertanya apa yang ingin kulakukan?" Dia heran melihatku.
"Apakah kau akan jujur memberitahuku? Baiklah, aku akui penasaran. Cerita yang kau sampaikan ini lenyap sejak Dewi Ribuan Tangan menghilang, sementara kelompok kalian mulai memuja dewa sejati di area lebih dalam gunung bersalju. Bahkan perempuan tercantik di suku kalian seperti dirimu dikurbankan. Tapi menurut pengetahuanku tentangmu, orang sepertimu takkan hanya menunggu. Pasti ada yang kalian lakukan. Aku tak percaya kau bisa bertahan hanya menunggu." Aku berkata.
