Usai si gemuk bicara demikian, aku segera menahan lengannya. Meski curiga hal yang sama dan dalam hal ini si gemuk memang punya spesialisasi, sebagai orang luar sebaiknya kami tidak banyak komentar.
Tiba-tiba "perempuan muda" itu melangkah maju, menuding si gemuk: "Wah Xiao Pang, empedumu benar-benar membesar ya? Menghidupkan mayat? Jiwa mana yang berani merasuki tubuh di siang hari bolong? Nenek ini lupa kau masih pendeta Tao yunior. Begini saja, tempelkan kertas kuningmu ke dahi nenek. Kalau nenek benar-benar kesurupan, biarlah nasib sial ini kunikmati. Tapi kalau tidak, habis ini nenek akan membuangmu ke Kolam Teratai untuk ditenggelamkan. Percayalah, kali ini bahkan gurumu He Anxia pun takkan bisa menolongmu."
"Dasar setan kecil! Kau kira Tuan Gendut ini takut gertakan?!" Si gemuk melepaskan diri dariku, berlari mendekat, menyambar kertas kuning dan menempelkannya ke dahi perempuan itu. Begitu ditempel, matanya melirik ke atas dan seluruh tubuhnya langsung kaku.
Ini benar-benar membuatku dan para anggota keluarga Li kaget. Si gemuk juga ketakutan, mungkin dia tidak menyangka efek kertas kuningnya bisa langsung terlihat. Saat itu Li Zhenguo maju ke depan, mengerutkan kening sambil melihat A: "Apa sebenarnya yang terjadi?"
A hanya mengangkat bahu tanpa bicara. Tapi kulihat senyum tak peduli terus mengembang di wajahnya seolah ini bukan masalah besar.
Tiba-tiba Xiao Qi berteriak pada si gemuk: "Hey gemuk! Ada masalah!"
Mengikuti arah jari Xiao Qi, aku nyaris tercekik melihat bola mata nenek tua yang baru saja dikendalikan kertas kuning itu tiba-tiba berputar. Dengan gerakan kasar, nenek itu merobek kertas kuning dari dahinya, menggulungnya lalu melemparkan ke muka si gemuk: "Dasar anak kemarin sore! Levelmu masih kalah jauh dari master He Anxia. Gimana? Tadi kan sudah kukatakan akan menceburkanmu ke kolam teratai. Mau lompat sendiri atau kubiarkan tangan usangku ini yang melemparmu?"
Tertimpa gulungan kertas kuning di wajah, si gemuk langsung kebingungan total. Tangannya bergerak ingin menempelkan lagi, tapi berhenti di tengah jalan: "Kau bukan hantu yang menghuni mayat, tapi jelas-jelas bukan nenek sungguhan. Aku pernah dengar tentang teknik meniru suara yang bisa menirukan suara siapapun persis. Jangan kira suara nenek-nenek palsumu ini bisa menipu mata kami!"
"Nenek tua itu melototi si gemuk, setelah itu tidak menghiraukannya. Matanya menyapu sekeliling anggota keluarga Li yang hadir lalu menyeringai sinis, 'Xiao Pang ini tidak mengenaliku, apa kalian semua juga tidak mengenaliku?'"
Hasilnya Li Zhenguo mendekat. Nenek tua ini sekarang berwajah perempuan muda, terlihat seumuran dengan putrinya Li Zhenguo yaitu Xiao Qi. Li Zhenguo yang mendekat itu memandang ekspresi rumit di wajah perempuan muda tersebut, sementara si perempuan muda itu terus menyeringai sinis. Yang pasti, sorot matanya sangat mirip dengan nenek Li Xianglan. Aku pun jadi bingung.
"Ma, apa yang terjadi?" Li Zhenguo berdebat lama dengan dirinya sendiri, akhirnya mengeluarkan kalimat itu.
Begitu keluarga Li mendengar panggilan "Ma" dari Li Zhenguo, mereka segera berbisik-bisik. Ini berarti Li Zhenguo mengakui identitas nenek tua tersebut.
"Li Zhenguo, Tuan Gendut ini pernah dengar orang mengakui maling sebagai ayah, tapi belum pernah lihat orang mengakui maling sebagai ibu. Lihat baik-baik, kalau tidak jelas lihat ya pikir-pikir dulu!" kata si gemuk.
"Diam kau!" Li Zhenguo mengaum ke arah si gemuk.
Xiao Qi mendekati si gemuk dan menarik lengan bajunya berbisik, "Xiao Pang, jangan lanjutkan. Di rumah ada foto nenek waktu muda, persis seperti ini, sama sekali tidak beda."
Orang gemuk masih ingin berkata sesuatu, aku juga menariknya. Aku tahu karakter orang gemuk memang seperti ini, dia pasti akan membongkar hal-hal yang tidak disukainya. Tapi saat ini jelas bukan waktu yang tepat, keluarga Li juga bukan rakyat biasa. Yang paling penting, urusan ini sendiri terlalu kompleks, penilaian orang gemuk juga tidak sepenuhnya benar.
Aku dan Nona Qi sama-sama menahannya, dia diam saja tapi dengan wajah merah padam karena marah mengawasi versi remaja Li Xianglan ini, seolah mencari kelemahan. Sekarang hatiku benar-benar kebingungan. Kakakku bilang dia membunuh Li Xianglan karena Avalokitesvara Bertangan Seribu mirip dengan Han Xue, tapi bagaimana dengan Li Xianglan yang kembali muda ini? Jangan-jangan ini Dewi Abadi?
Setelah Li Zhenguo memanggil "ibu", perempuan muda itu menyapu dingin para anggota keluarga Li yang tersisa dengan tatapannya: "Lao San sudah mengakuiku sebagai ibu, kalian bagaimana? Jika tidak mengakui, pergilah! Aku anggap kalian bukan keturunanku. Tapi kuperingatkan dulu, warisan keluarga Li ini semua hasil kerjaku sendiri. Kalian boleh kabur saat bahaya datang, tapi untuk mengambil barang keluarga Li? Satu helai bulu pun takkan kalian dapat!"
Terlihat jelas, nenek tua ini benar-benar sangat berwibawa di keluarga Li. Para hadirin yang tadi ribut berdebat, setelah tatapan dingin berwibawa Nenek Li menyapu mereka, semuanya seperti kehilangan jiwa. Setelah mendengar ucapan sang nenek, semua orang mengerumuni sambil berseru "ma" dan "niang" bergantian, saling berlomba menunjukkan keakraban. Nenek Li menggelengkan tangannya: "Keluarga Li baru-baru ini mengalami banyak masalah, Liu Ge juga sudah pergi ke Yuhuangdao. Semua urusan ini sudah kuketahui. Kalian semua boleh melanjutkan aktivitas masing-masing. Karena saya sudah kembali, langit tak akan runtuh. Bagi yang berani mengincar keluarga Li, sampaikan pada mereka: Li Xianglan sudah kembali, menanti di kompleks keluarga Li. Yang ingin berbincang atau minum teh, silakan datang kapan saja. Keluarga Li menyambut. Tapi yang berniat jahat, saya jamin ada yang datang tak bisa kembali."
Setelah berkata demikian, anggota keluarga Li masih ingin melanjutkan bicara. Perempuan muda ini mengibaskan tangannya dengan wajah kesal: "Bukannya kalian semua buru-buru mau pergi? Jangan kira saya tak tahu kelakuan kalian. Tak usah menjilat pantat saya. Selama masih anak kandung keluarga Li, saya takkan tersinggung. Tapi kalau lain kali masih panik sebelum ada masalah sampai jahitan sendiri kacau, jangan salahkan saya kalau tak lagi sopan. Ngapain diam saja? Apa tak paham ucapan saya? Atau mau saya ajari cara pergi sana?"
“Orang-orang dari keluarga Li sekarang ekspresinya tidak terlalu enak dilihat, namun di bawah tekanan energi Nenek Li, mereka tetap pergi dengan enggan. Kurasa pasti mereka sangat menyesal sekarang. Tapi sejujurnya, ini bukan sepenuhnya kesalahan mereka. Siapa yang menyangka Nenek Li bisa kembali, apalagi dengan identitas seperti ini?”
Setelah para hadirin pergi, Nenek Li kembali ke aula megah. Ia duduk di kursi kayu antik itu lalu mengangguk ke arah kami: "Untuk apa masih terdiam? Duduklah! Orang gemuk, kamu juga lupa dengan apa yang baru kukatakan tadi? Kolam teratai, cepat mandi! Mempertimbangkan cucuku Ye Zi, urusan ini selesai begitu saja."
"Aku memang tidak akan melompat. Kalau berani, lemparkan sendiri aku ke sana! Kujelas padamu, kamu bisa menipu keluarga Li tapi tidak Tuan Gendutku! Di dunia ini tidak ada yang bisa meremajakan diri, bahkan Dewa Tertinggi Yuhuangdao pun tak mampu, apalagi kamu!" Orang gemuk itu mencibir.
Sang nenek hendak berbicara lagi, namun Li Zhenguo langsung menghampirinya. Ia mengubah keraguan saat memanggil 'ibu' tadi menjadi ekspresi dingin yang menusuk: "Kamu ini siapa sebenarnya?"
"Kamu sudah memanggilku ibu, sekarang masih bertanya siapa aku?" sang nenek membalas bertanya.
"Qiu Li! Jangan macam-macam! Yang tersisa di sini semua sekutu kita!" Tiba-tiba A berteriak ke arah nenek tua versi perempuan muda itu.
"Nona Qi langsung membuka mulutnya lebar-lebar, sementara aku nyaris melompat ketakutan. Nenek tua ini adalah Qiu Li, yang ternyata disamar oleh Raja Iblis?"
Li Zhenguo sepertinya sudah tahu yang asli dan palsu. Ia mengerutkan alis sambil melihat A: "Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Qiu Li, tunjukkan pada Paman Zhenguo." Kata A.
Qiu Li tertawa, kemudian menarik sesuatu di lehernya. Aku semakin terkejut melihat selembar kulit manusia terlepas dari wajahnya. Wajah di balik topeng itu tak lain adalah sang Raja Iblis!
"Sebaiknya kau memberiku penjelasan." Li Zhenguo menatap A.
