Bersamaan dengan hilangnya kekuatan dahsyat yang tak tertandingi dari seluruh tubuhku, bayangan manusia dan suara di kepalaku juga ikut menghilang. Perasaanku saat ini sangat frustasi, seperti saat menonton film seru yang tiba-tiba mati lampu di bagian klimaks. Aku segera menoleh ke si Gemuk dan berteriak: "Gemuk! Pasang lagi jimat kuning untukku!"
"Tiarap! Tiarap!" Saat itu, aku mendengar Kakak dan yang lain di belakangku berteriak histeris padaku.
Aku menoleh ke belakang, sebutir peluru nyaris menggesek ubun-ubun kepalaku. Baru saat itu aku tersadar bahwa kekuatan itu telah hilang dariku. Tak lagi bisa mengabaikan peluru-peluru itu seperti sebelumnya. Meski wajah Liu Kaifeng dan anak buahnya masih dipenuhi ketakutan, mereka terus menembakiku. Jika kena tembakan sekarang, nyawaku pasti melayang! Aku segera tiarap di tanah. Persis di saat itu, kulihat Naduo yang selama ini berdiri di depan Liu Kaifeng sepertinya membisikkan sesuatu padanya. Liu Kaifeng lalu melambaikan tangan pada anak buahnya. Beberapa dari mereka mulai menggempur Kakak dengan tembakan gila-gilaan untuk mengendalikan serangan, sementara sisanya menghunus senapan dan berlari ke arahku.
Tang Renjie sudah mati. Pasukan yang dibawa Liu Kaifeng kali ini bukan lagi prajurit-prajurit tak terlatih seperti kelompok Tang Renjie. Kemampuan tempur mereka jauh melebihi satu level. Dengan cepat mereka mengepungku. Dari kejauhan, Kakak dan yang lain terlihat panik tapi tak bisa membantu karena terkepung tembakan dari sisi lain. Ketika aku mengangkat kepala, beberapa lubang laras hitam pekat sudah mengarah ke wajahku. Refleks kuangkat kedua tangan tanda menyerah. Mereka lalu menyergapku dan menggiringku ke arah Liu Kaifeng.
Saat sampai di hadapan Liu Kaifeng, ia memandangku penuh rasa ingin tahu sambil bertanya pada Naduo: "Sejak awal sudah kuduga ada yang istimewa dari bocah ini. Naduo, barusan kau bilang dia ini apa?"
“Kunci, dialah kunci yang membuka semua ini.” Naduo menatapku berkata, kepala dukun Miao ini dipenuhi kegilaan.
“Ikat dia.” Liu Kaifeng berkata. Begitu selesai bicara, seseorang langsung mengeluarkan tali dan mengikatku dengan teknik lima ikatan persis seperti mengikat Ah Wang. Aku bahkan curiga apakah selanjutnya Liu Kaifeng akan mengeluarkan pistol dan menyumpalkannya ke mulutku sialan lalu menembakku mati. Tapi tiba-tiba Naduo membisikkan sesuatu di telinga Liu Kaifeng. Liu Kaifeng mengangguk dan berkata: “Sebenarnya aku juga punya rencana serupa. Kau tahu, selain alasan pribadi, banyak jalan kulakukan demi anak cucuku yang tidak berguna ini. Jadi memang tak perlu kita musuhi mati-matian orang-orang ini. Lagipula dua monster tua itu masih hidup: si Punggung Bengkok Lao Liu dan Sarjana Jalan Hantu Ye Jiangnan. Kalau sampai mereka semua kita bunuh, meski bisa menjatuhkan keluarga Li dan Ye ke dalam kehancuran abadi, dua monster tua ini kalau sudah mengamuk, dewa abadi pun takkan bisa menghentikan.”
Tapi setelah berkata begitu, Liu Kaifeng tiba-tiba mengerutkan kening: “Tapi orang-orang ini sulit dikontrol, terutama si nak ini. Kau lihat sikapnya tadi?”
Naduo menjawab: “Tenang, aku pun banyak akal untuk membuat mereka tak bisa berbuat macam-macam.”
Setelah berkata demikian, Naduo mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku. Ini adalah kotak yang sangat detail sempurna. Dengan satu jarinya, dia membuka kotak itu. Aku melihat ada serangga kecil keemasan di dalamnya. Tubuh serangga itu memiliki banyak cakar, terlihat seperti lipan keemasan. Sejak kecil, aku sudah punya rasa tidak suka alami terhadap serangga berkaki banyak seperti ini. Jadi saat melihat serangga ini, bulu kudukku langsung meremang seluruhnya. Aku melototi Naduo dan bertanya: "Apa yang kau rencanakan?"
Naduo menyunggingkan senyuman sinis padaku. Dia mendekatiku, membuka paksa mulutku dengan satu tangan, sementara tangan satunya menjepit lipan keemasan dari kotak itu dan langsung melemparkannya ke dalam mulutku. Kurasakan lipan emas itu masuk ke tubuhku melalui mulut seketika. Perasaan saat itu benar-benar tak terkatakan. Naduo melepaskan cengkeramannya dan menepuk mulutku: "Dia akan masuk ke jantungmu. Begitu aku meniup peluit ini, dia akan langsung mulai menggerogotimu dari dalam jantung. Tak peduli sehebat apa kau, dalam tiga detik, kau akan mati."
Setelah itu, Naduo tersenyum sambil melepaskan tali yang mengikatku. Dia mendorongku untuk berjalan maju, lalu berkata pada kerumunan yang sudah berdiri di sana: "Ye Jihuan yang sangat kalian hormati sekarang ada di tanganku. Dia sudah menelan Lipan Emas-ku. Aku bisa mencabut nyawanya kapan saja, tapi juga bisa menyelamatkannya. Bagaimana, mau kerja sama?"
Kakak yang berada di sana mulai berjalan mendekat. Tangannya menggenggam pisau terbalik, langkahnya perlahan. Orang-orang Liu Kaifeng ini sepertinya tahu betapa hebatnya Kakak. Saat Kakak mendekat, formasi pertahanan mereka dengan cepat menyusut dan berkumpul di depan Liu Kaifeng.
Jarak Kakak semakin dekat ke sini.
Seratus langkah.
Lima puluh langkah.
Liu Kaifeng perlahan-lahan menyipitkan matanya, dia mengangkat tangan dan menembakkan satu peluru di depan kaki Kakak. Dengan senyuman sinis dia berkata: "Sun Zhongmou ya? Yuhuangdao benar-benar sekumpulan sampah, sampai sekarang belum juga membunuhmu dan Lao Liu si Punggung Bengkok. Berhentilah, nyawa adikmu ada di tangan kami. Aku tahu si tua bangka Lao Liu itu menerimamu sebagai murid, tapi ilmu pedangmu masih belum matang dibandingkan dia. Kau butuh mendekat 50 langkah lagi. Dulu Lao Liu si Punggung Bengkok, dalam 300 langkah sambil memegang pisau bisa membunuh satu orang tiap 10 langkah meski lawan pakai tombak."
"Kerja samanya bagaimana?" Kakak menghentikan langkahnya. Kulihat kemarahan yang menyala di matanya.
"Karena nak ini adalah kunci, bawa kami ke tempat itu. Masuk dan ambil barang yang kuinginkan. Sementara itu cukup. Untuk urusan Yuan Long di Dua Belas Gua Hantu, kita bicarakan setelah pulang." Liu Kaifeng tersenyum.
"Baik, aku setuju." Kakak menjawab.
"Aku suka berurusan dengan orang blak-blakan sepertimu." Liu Kaifeng tertawa.
“Kamu sudah menanam cacing gu di tubuhnya, pasti bisa melepaskannya sekarang, kan?” Saat ini Chen Dongfang dan si gemuk juga keluar sambil berkata.
Aku menatap Naduo dengan tegang, sekarang aku benar-benar tidak takut pada cacing gu atau tombak Liu Kaifeng, karena aku bisa merasakan bahwa selama lampu jiwa dinyalakan, semua ini bukan masalah. Masalahnya sekarang adalah apakah Naduo mau melepaskanku. Sejauh ini, mereka tampaknya tidak akan membunuhku, tapi perasaan menjadi tawanan sangat tidak nyaman.
Naduo tampaknya sangat percaya pada cacing gu-nya. Ia menoleh ke Liu Kaifeng: "Bisa dilepas, Tuan Liu. Tenang saja, jika mereka bermain curang, aku bisa mencabut nyawanya kapan saja."
Liu Kaifeng mengangguk: "Aku percaya pada ahli racun seperti kalian. Terserah kamu, tapi kali ini tidak boleh ada kesalahan. Jika terulang seperti sebelumnya, kamu tahu konsekuensinya."
Naduo tersenyum: "Tenang, tempat ini berbeda dengan tempat itu."
Setelah berkata demikian, Naduo langsung mendorongku ke samping kakak. Tombak kakak menyambar memutus semua tali di tubuhku, lalu menarikku kembali ke depan kuil. Chen Dongfang dan si gemuk juga mundur ke sini.
Liu Qingci mengerutkan kening mendekat: "Cacing gu orang itu sangat berbahaya. Kamu tidak apa-apa?"
Qiu Li menambahkan: "Coba korek tenggorokanmu, siapa tahu bisa dimuntahkan."
“Sudah masuk ke jantung, muntah bulu apa, Tuan Gendut, berikan saya kertas kuning. Asal saya nyalakan lampu jiwa, darah di tubuh berubah menjadi keemasan, maka semuanya bisa dibicarakan. Lipan keemasan sialan apapun bisa kita bunuh.” Aku berkata.
“Tuan Gendut juga berpikir begitu, pada dasarnya Naduo itu meremehkan Daun kita.” Orang gemuk tertawa, setelah itu dia hendak mengeluarkan kertas kuning dari kotak harta karunnya, tapi tiba-tiba Kakak mengulurkan tangan menghalanginya: "Pemikat Gu Miao dan cacing Gu punya hubungan telepati! Begitu serangganya mati, dia langsung akan merasakan!"
“Lipan yang sudah masuk ke jantung Daun, tidak segera dibunuh mau disimpan untuk tahun baru?” Orang gemuk bertanya.
Chen Dongfang jelas memahami maksud Kakak, dia memandang aneh ke arah Kakak: “Benarkah kamu mau bekerja sama dengan Liu Kaifeng karena orang Miao Naduo itu?”
Kakak mengangguk: “Formasi sepuluh ribu mayat di bawah Shennongjia, Raja Mayat di bawah Dua Belas Gua Hantu Fudigou, termasuk cacing Gu di sini - semua ini berkaitan erat dengan orang Miao. Naduo ini pasti bukan sekadar penjilat Liu Kaifeng.”
