"Kakak saat ini juga sangat canggung, mengingat dia terus-menerus mengatakan atau memberi implikasi bahwa si orang gemuk adalah kuda hitam dalam rombongan kami. Tapi setelah setengah hari, tiba-tiba si orang gemuk secara telanjang membongkar bahwa dialah yang melakukan gerakan licik di belakang kami. Kami semua menatap Kakak, tapi kami semua tahu, dengan karakteristik khasnya, dia pasti tidak akan memberikan penjelasan apapun kepada siapapun. Benar saja, setelah menyerahkan tutup ubun-ubun keemasan itu ke si orang gemuk, dia langsung memalingkan wajah, bahkan tidak mau melakukan kontak mata dengan kami.
"Jangan salahkan Tuan Gendut ini yang mempermalukanmu di depan umum, siapa yang suruh kau memprovokasi perpecahan tadi?" kata orang gemuk sambil tertawa.
"Jangan banyak omong! Apakah pantatmu sendiri bersih? Bagaimana kau tahu ada pola bagua di bawah patung Tiga Kemurnian? Dan bagaimana kau tahu sarkofagus batu itu berisi tengkorak kepala Chiyou?" Kakak melototi si orang gemuk.
“Gou menggigit Gou, sama-sama berbulu. Singkatnya, pantat kalian berdua sama-sama tidak bersih.” Qiu Li berkata kepada mereka berdua. Menurutku setidaknya di sekelilingku, Qiu Li pasti orang pertama yang berani bicara seperti itu kepada Kakak. Bahkan Liu Qingci, perempuan yang tak takut Tian maupun Bupa itu, masih terlihat kaku di depan Kakak. Bukan karena Kakak memiliki medan energi yang kuat, tapi terutama karena daya tarik karismatiknya yang dingin dan sifatnya yang bisa berkhianat kapan saja sangat merepotkan. Dan pengkhianatannya sama sekali bukan bercanda. Jika saat itu kau tidak tahu berhenti di sini, dia pasti akan serius menghadapimu.
Namun harus diakui, meski kata-kata Qiu Li tidak enak didengar, tapi sangat tepat. Setelah dia bicara, Chen Dongfang tidak bisa menahan tawa, Liu Qingci juga terkikik. Kakak segera melototi kami: "Apa lucu sekali?!"
"Jangan macam-macam lagi, orang gemuk. Cepat kerjakan urusan penting." Chen Dongfang menyuruh si gemuk.
Si gemuk mengangguk. Dia orang yang tahu prioritas. Balas dendam kecil terhadap Kakakku sudah cukup. Kalau benar-benar membuat Kakak marah, dia juga tidak akan mendapat hasil baik. Si gemuk lalu berbalik. Dia mengangkat tengkorak kepala itu dan meletakkannya di posisi awal tempatnya berdiri tadi, yang menurutnya adalah letak gerbang kehidupan Bagua. Kemudian si gemuk bersimpuh, melakukan ritual tiga sujud sembilan ketukan dengan sangat taat kepada tengkorak itu.
Setelah melakukan ritual penghormatan, orang gemuk itu mengangkat kepala. Ia menggigit jari tengahnya sendiri, lalu menggunakan tangan sebagai kuas dan darah sebagai tinta, mulai melukis di atas ubun-ubun tengkorak ini. Aku tidak terlalu jauh, pola yang ia gambar bisa kulihat jelas, tapi aku tidak mengenali benda apa ini. Jika dikira kertas kuning yang biasa ia gambar, tidak mirip. Meski setiap kertas kuning buatannya tidak efektif, menurutku bentuknya semua mirip. Lagipula kertas kuning berbentuk persegi panjang, sedangkan gambar ini memenuhi seluruh permukaan ubun-ubun.
Setelah mengisi seluruh ubun-ubun dengan mantra aneh ini, orang gemuk itu kembali bersujud. Kemudian ia menatap serius ke arah kakak sambil berkata: "Sun Zhongmou, buku!"
Kali ini, kakak sama sekali tidak ragu. Langsung ia melemparkan buku yang kami temukan di depan jenazah Lama itu. Perlu diketahui, saat pertama menemukan buku itu, kakak hampir berkelahi dengan Chen Dongfang. Saat ini, tanpa sadar mataku beralih ke arah Chen Dongfang. Kurasakan jelas perubahan pada wajahnya yang terlihat sangat tidak alami, bahkan bisa dibilang sangat aneh, saat kakak melemparkan buku itu ke orang gemuk. Dengan diam-diam kuhampiri dan bertanya: "Paman Dongfang, sebenarnya buku apa sih benda itu?"
Chen Dongfang menggelengkan kepala dan berkata: "Tidak tahu, tapi menurut tebakanku, mungkin metode kultivasi ras kalian, atau makhluk aneh. Singkatnya pasti terkait ras kalian. Tahukah kau Daun, sebenarnya urusan ini bisa dijelaskan begini: Kerajaan yang awalnya ada di sini terkenal dengan tambang emas, tapi suatu hari saat menambang, mereka menemukan kerangka aneh. Bisa juga dianggap sebagai makkota. Manusia selalu penasaran akan hal tak dikenal, jadi mereka memasuki tempat yang tak sengaja ditemukan itu. Di sana mereka mengambil buku ini. Saat para Lama meneliti buku ini, tanpa sengaja melepaskan Raja Iblis, yang kemudian memicu berbagai peristiwa belakangan."
"Aku merasa ini agak mirip film sci-fi besar," kataku sambil tertawa.
"Inspirasi seniman selain imajinasi, berasal dari kehidupannya. Jadi ketika hal yang dibayangkan tumpang tindih dengan satu titik realitas, itu tak aneh. Semua penemuan manusia berasal dari ilusi, inilah yang masuk akal," kata Chen Dongfang.
Tepat saat Chen Dongfang selesai bicara, si gemuk sudah membuka buku hitam itu. Ia mencelupkan jarinya ke ludah, membuka halaman buku. Kulihat di buku itu terdapat tulisan rapat-rapat yang jelas tak kupahami. Menurutku, setiap karakter di sana seperti kecebong kecil. Tapi yang aneh, si gemuk tiba-tiba mulai bergumam, seolah sedang membaca mantra dari buku itu!
“Tulisan itu, seharusnya adalah tulisan dewa yang legendaris, sebuah tulisan yang mendekati Tulisan Yin namun tidak sepenuhnya mirip. Tampaknya orang gemuk ini benar-benar menyembunyikan banyak hal, dia bahkan bisa memahaminya.” Chen Dongfang berkata.
“Saat pertama kali orang gemuk pergi ke Fudigou, dia sama sekali tidak menganggap Dewa Kota yaitu kakekku. Waktu itu Dewa Kota pernah menggunakan tulisan ini untuk menyampaikan maksud padanya, dan orang gemuk langsung bisa memahaminya.” Aku berkata pada Chen Dongfang.
“Siapa tahu berapa banyak rahasia yang masih tersembunyi di dirinya. Daun, aku tahu hubunganmu dengan si gemuk, dan aku juga tahu integritasnya benar-benar bisa dipercaya. Banyak dari kalian anak muda mengejar konsep kesetiaan ksatria. Dalam hal ini, si gemuk pasti tidak masalah. Tapi terkadang, kesetiaan saja tidak cukup untuk menjaga keharmonisan antara dua teman. Segalanya memiliki variabel. Zhongmou adalah orang yang hati-hati, pastinya dia mendapat sesuatu dari Yuhuangdao, kalau tidak dia tidak akan begitu menargetkan si gemuk. Dalam hal ini kamu harus siap mental.” Chen Dongfang berkata.
Aku mengangguk. Dibandingkan dengan kakak yang blak-blakan, Chen Dongfang sering kali berbicara dengan sangat objektif. Jelas terlihat, cara bicara seperti ini lebih mudah diterima. Ini seperti sosok jujur yang tidak menyombongkan pengalaman tapi meyakinkan dengan kebajikan, membuatmu tak bisa membantah.
Aku mengangguk dan berkata: “Aku akan tetap waspada.”
Dan pada saat itu, Liu Qingci menarik lenganku, menunjuk ke arah gunung bersalju yang sedang dihadapi si orang gemuk, memberi isyarat agar aku melihat. Begitu kulihat, seluruh tubuhku langsung membeku karena sekarang di arah yang sedang dihadapi si gemuk itu, kulihat awan di puncak gunung salju tersebut berubah dengan cahaya aneh, awan-awan itu bergulung dengan cepat seolah ada tentara langit di atas sana.
Gulungan awan yang bergelora itu benar-benar layak disebut dengan empat kata: gelombang dahsyat yang megah.
Dalam proses pergerakan awan, akhirnya gumpalan awan hitam di langit berkumpul membentuk seekor naga hitam raksasa. Naga hitam itu berputar-putar di angkasa, merobek dan melahap awan-awan lain, membuat tubuh naga raksasa ini semakin besar dan lebih perkasa. Kemudian, di mata kami, hanya bayangan naga raksasa ini yang tersisa di langit.
Naga raksasa itu menari-nari berputar, terlihat sangat riang, namun di balik keriangan itu seolah membawa kemurkaan langit yang tak tertandingi.
Akhirnya, setelah melahap semua awan hitam di sekitarnya, naga itu mengarahkan kepalanya ke gunung salju di bawahnya. Ia membuka mulut raksasanya, semburan gelombang energi hitam keluar dari mulutnya.
Gelombang energi hitam itu bagaikan pusaran angin naga yang menembus antara langit dan bumi.
Kami yang berdiri di sini sudah merasakan kekuatan angin itu, sama sekali tidak kalah ganasnya dengan badai salju yang kami alami malam itu.
Pusaran angin naga hitam itu mengamuk dengan kegilaan.
Tubuh naga raksasa itu telah merobek langit, sementara mulut sang naga seolah hendak membelah bumi dengan gigitannya.
Seekor naga raksasa, gelombang energi yang dahsyat, dalam sekejap mata seakan menembus Langit dan Bumi.
"Ini benar-benar naga sejati, ataukah awan yang kebetulan berbentuk naga?" tanya Nona Qi.
"Kamu harus tanya si Gemuk di rumahmu, karena makhluk ini adalah hasil karyanya. Dalam tingkat ini, dialah ahlinya," kata Chen Dongfang sambil mengangkat bahu.
Tiba-tiba, tanah di bawah kaki kami mulai berguncang.
Getaran itu seperti pertanda gempa bumi, sensasinya sangat menyiksa. Hanya beberapa kali guncangan, seluruh tubuhku sudah lemas ingin muntah.
