Akhirnya aku sendiri juga merasa penampilanku sekarang ini benar-benar memalukan, lalu menggosok wajahku. Saat ini, aku melirik ke arah kakakku, menemukan bahwa kakak sedang menatapku dan mengangguk padaku. Sebenarnya saat baru saja terbangun tadi, aku bahkan tidak bisa membedakan apakah pengalaman bersama si Gemuk itu benar-benar mimpi, atau mulai dari saat aku dan Gemuk keluar dari lubang yang dipandu kakak, itu sudah termasuk memasuki alam mimpi.
Sorot mata dan anggukan kakak ini jelas-jelas memberitahuku bahwa hanya situasi duel antara aku dan Gemuk, adegan di puncak Kunlun lah yang bisa dianggap sebagai mimpi.
"Daun, ada apa denganmu? Kita salah jalan?" Setelah aku berdiri, si Gemuk bertanya padaku.
"Mungkin iya. Berjalan terus akhirnya tersesat. Utamanya di dalam sini semuanya berwarna keemasan, persimpangan jalannya juga dibuat tidak jelas." Jawabku. Aku tidak berencana menjelaskan pada Gemuk apa yang telah kualami, terutama karena sebenarnya aku sendiri juga tidak tahu bagaimana mengungkapkan pengalamanku setelah salah jalan.
Kalau kubilang aku melihat versi lain si Gemuk, Gemuk yang merupakan diri terdalamnya sendiri?
Aku kembali melihat ke arah Chen Dongfang dan kakak. Sebenarnya saat ini rasa penasaranku sangat besar. Makhluk apa yang mereka lihat? Diri seperti apa yang tersembunyi di relung hati Chen Dongfang versi kakak ini?
"Setelah itu orang gemuk memberitahu saya, mereka mendengar teriakan minta tolong saya di lubang lain, tapi saat mereka mencoba menyelamatkan saya, mereka menemukan saya ternyata tertidur. Hanya saja setelah tertidur, kening saya mengerut seolah sedang mengalami mimpi buruk. Mereka tidak membangunkan saya. Setelah saya bangun sendiri, urusan selanjutnya sudah saya ketahui sendiri."
"Sebenarnya kami tidak punya banyak waktu untuk membahas masalah ini. Bagaimanapun juga kami sudah sampai di sini. Orang gemuk saat itu menembakkan flare penerang - peralatan ini dia ambil dari bawahan Liu Kaifeng. Flare itu seketika menerangi seluruh area. Saya melihat sesuatu di depan kami: Sebuah istana bawah tanah keemasan yang sangat besar. Di tempat ini, emas memang bukan hal langka. Jadi seluruh struktur istana bawah tanah ini dibangun dari bata emas. Di sini kami sudah terlalu sering melihat warna keemasan, sehingga emas bagi kami hanyalah sekadar warna. Bahkan karena monotonnya warna, mata saya mulai pusing. Istana bawah tanah raksasa di hadapan ini menggunakan bata emas sebagai material utama, tapi pintu masuknya justru merupakan pintu perunggu."
"Di depan pintu perunggu itu terdapat sebuah kuali raksasa."
"Kuali ini agak mirip dengan Simuwu Ding, harta legendaris Tiongkok kita."
"Kalian tidak perhatikan hal aneh? Semua benda di sini berubah menjadi emas, hanya perunggu yang tidak?" tanya orang gemuk.
"Itu karena di sini ada kekuatan misterius yang sedang mengubah segalanya secara diam-diam. Kekuatan ini bisa mengubah semua benda menjadi emas, sama seperti waktu yang mengubah lapisan vegetasi di bawah tanah menjadi batu bara. Misalnya, kalau kamu tinggal di sini selama puluhan ribu tahun, saat kami menemukanmu nanti, kamu akan menjadi manusia emas." kataku.
"Jin Sanpang?" Nona Qi menutupi mulut sambil tertawa.
"Bagaimana kamu tahu?" Si Gemuk mengerutkan kening dan bertanya padaku.
"Karena di lorong lubang itu aku melihat seorang Lama. Separuh tubuhnya sudah berubah menjadi emas, separuhnya lagi seperti mumi." Jawabku pada Si Gemuk. Saat mengatakan ini, jantungku berdebar-debar karena jika dia bertanya lebih lanjut, hampir saja aku membocorkan rahasianya.
"Sebenarnya aku juga berpikir begitu. Kalian perhatikan tidak, tambang emas ini seharusnya semakin dalam ditambang semakin banyak emasnya. Tapi sepanjang perjalanan, aku merasa emas ini seperti tanaman yang perlahan tumbuh ke luar. Bahkan kupikir, jika diberi waktu lebih lama, gunung ini bisa menjadi gunung emas." Kata Chen Dongfang.
Setelah Chen Dongfang selesai berbicara, Kakak mengangguk: "Ini mungkin terkait darah keemasan Ye Zi. Ayo, akhirnya kita sampai di tempat ini. Hitler percaya di sini waktu bisa berbalik, ada yang yakin bisa bertemu dewa sejati. Apa yang akan kita lihat, tergantung pada kita semua."
"Tunggu, maksud kalian di sini ada kekuatan mistis yang bisa mengubah semua benda kecuali perunggu menjadi emas? Perunggu itu pengecualian?" Si Gemuk menyela.
“Bagaimana kamu masih bisa bingung dengan ini? Tapi melihat situasi sekarang, memang benar seperti itu.” Aku berkata.
“Tampaknya artefak perunggu adalah senjata legendaris, cara membuatnya diturunkan dari dewa, bukan tanpa alasan.” Orang gemuk berkata.
Sebelum mengucapkan kalimat ini, sebenarnya kupikir dia akan membicarakan tentang formasi sembilan naga Yuhuangdao. Pikiranku langsung kacau mengingat "si gemuk" pernah memberitahuku rahasia Yuhuangdao - apa itu formasi sembilan naga, legenda sembilan keturunan naga dengan mata emas di air? Apakah ini nyata atau palsu?
“Istana bawah tanah ini, aku pernah melihatnya.” Tiba-tiba Naduo yang telah terdiam lama berkata.
“Hmph? Kamu melihatnya dalam mimpi?” Orang gemuk menyeringai.
“Tidak. Melihat kuali raksasa ini dan pintu ini, aku teringat. Benar, ini pasti tempat penguburan tulang leluhur kami. Tidak mungkin salah.” Wajah Naduo memerah.
“Omong kosong! Maksudmu Kaisar Yan dan Huang membunuh leluhurmu Chiyou, menguburkannya, lalu memberikan peta makam leluhurmu ke kalian?” Orang gemuk mengejek.
“Bukan begitu. Legenda mengandung kebenaran, tapi pasti tidak sepenuhnya akurat. Tempat ini dibangun oleh suku kami untuk menghormati leluhur.” Naduo bersikeras.
Setelah berkata demikian, Naduo tiba-tiba membuka mulutnya menghadap kuali raksasa. Suara desisan "zzz-zzz" yang mengerikan keluar dari mulutnya. Sesaat kemudian, gemuruh serupa bergema dari dalam kuali, seolah meresponsnya.
Segera setelah itu, muncul garis hitam yang tiba-tiba "berenang" keluar dari kuali raksasa itu, lalu bergerak cepat ke arah Naduo. Orang gemuk mengumpat "Sialan!". Aku menyalakan senter dan melihat garis hitam ini ternyata adalah kumpulan serangga hitam yang berjalan membentuk formasi garis lurus.
Naduo merundukkan tubuhnya. Serangga-serangga itu merayap melalui tangannya ke seluruh tubuhnya. Aku merinding melihat serangga hitam berpenampilan aneh ini. Sejak kecil aku memang alergi dengan serangga berkaki banyak, tapi Naduo justru mengelus-elus kepala serangga tersebut yang malah bertingkah manja di tangannya.
"Lapar sekali ya?" Naduo tertawa. Tiba-tiba dia melukai tangannya sendiri, membiarkan serangga-serangga itu menghisap darahnya dari luka. Kulihat mereka menghabiskan sekitar satu mangkuk darah. Setelah selesai, serangga hitam itu berubah menjadi merah darah.
"Dasar! Untung kau yang datang. Kalau cuma kami, serangga licik ini pasti merenggut nyawa kami diam-diam. Tapi kok serangga ini tahan lapar banget sih?" kata si Gemuk.
“Asalkan tidak dibunuh oleh kekuatan eksternal, mereka bisa dorman tanpa batas. Sekarang kalian percaya kata-kataku kan? Sebenarnya sebelum datang ke sini, aku juga tidak percaya legenda suku kami itu benar. Konon leluhur kami memang pernah berperang melawan Kaisar Yan dan Huang, tapi sama sekali tidak terbunuh. Faktanya, sebelum pertempuran terakhir, dia menyuruh anggota suku membangun istana bawah tanah di sini. Para pengrajin yang membangun istana bawah tanah itu semuanya dibunuh oleh anggota suku dengan cacing gu di sini sebagai teman penguburan.” Naduo berkata.
Setelah selesai bicara, kami bersama-sama berjalan ke tepi kuali raksasa itu. Kuali ini setinggi orang dewasa. Si gemuk membuat tangga manusia sambil menepuk bahu: "Ye, naiklah lihat."
Aku memanjat naik. Sementara Chen Dongfang dan Li Qing dengan sedikit pijakan langsung melompat ke atas kuali raksasa itu. Setelah melihat isinya, kami tidak bisa tidak percaya pada kata-kata Naduo. Karena di dalam kuali ini penuh dengan kerangka-kerangka. Kerangka ini sangat utuh, tidak terbunuh oleh pedang-pisau, mungkin tewas oleh cacing gu.
Si gemuk kemudian memanjat sendiri untuk melihat. Dia menatap Naduo: "Apa lagi legenda suku kalian? Katakan semuanya! Semua itu benar!"
"Pertempuran terakhir leluhur adalah untuk memperjuangkan lingkungan hidup yang baik bagi anggota suku, bukan untuk dirinya sendiri. Karena dalam pertempuran itu, baik menang maupun kalah, dia harus pergi, kembali ke tempat asalnya." Naduo berkata.
Setelah Naduo selesai, si gemuk menepuk pahanya sambil melihatku: "Ye, dengar tidak? Cocok! Benda-benda B ini memang bukan dari sini!"
“Dari mana asalnya itu？” Nona Qi bertanya.
