Aku terdiam mendengar perkataan Kakak. Apa yang dia lihat? Aku melihat diriku seperti dewa perang, si gemuk melihat versi dirinya yang ingin mencabut nyawaku, sedangkan Kakak melihat versi dirinya yang bisa selalu berjaga di sisiku?
"Dia mengatakan kalimat ini di saat seperti ini, lalu bersaing dengan Qiu Li untuk masuk ke dalam cahaya putih itu. Apakah dia sengaja masuk ke dunia tak dikenal itu untuk menghentikan Qiu Li?!"
"Kakak!" Setelah memikirkan ini, akhirnya aku mengerti mengapa dia mengatakan kalimat itu. Ada versi lain dari dirinya yang berjaga di sekitarku - apakah itu pertanda dia memutuskan untuk pergi?!
Kakak menoleh ke belakang, tersenyum padaku sambil melambaikan tangan.
Kecepatannya melebihi Qiu Li. Saat dia hampir masuk ke cahaya putih itu, tiba-tiba kudengar suara orang menghela napas: "Ah, maaf Zhongmou. Aku sudah berjanji pada Kakek Enam untuk menjaga muridnya. Kalau kau benar-benar pergi, bagaimana aku bisa bertanggung jawab?"
Bersamaan dengan suara itu, sebuah sapu debu Tao tiba-tiba melilit pinggang kakak dan menarik seluruh tubuhnya ke atas.
Karena insiden yang menimpa kakak, Qiu Li berhasil masuk ke dalam cahaya putih itu.
Qiu Li menatapku dengan ekspresi penuh kemenangan, tapi seluruh raut wajahnya tiba-tiba membeku. Kemudian kulihat tubuhnya mulai terdistorsi, terkoyak, lalu lenyap begitu saja.
"Pergi?" gumamku pelan.
"Kalau semudah itu perginya, mengapa selama ratusan tahun tak ada satu pun yang berhasil? Dasar gadis bodoh. Sisa sembilan pilar dari Formasi Sembilan Naga, apa gunanya diagram bintang itu?" suara itu kembali menghela napas.
"Kakek Shifu!" teriak si gemuk tiba-tiba.
Aku mengangkat kepala dan melihat orang tua yang kulihat di rumah keluarga Sun hari itu. Dialah master He Anxia, guru dari si gemuk. Di tangannya, dia mencengkeram kakakku yang tatapannya kosong.
Master He melayang turun dan mendarat di pilar. Dia menatap peti mati perunggu besar yang dicengkeram tangan raksasa itu: "Hai, kalian makhluk kecil ini benar-benar bisa membuat keributan!"
"Guru tua!" si gemuk berteriak lagi.
He Anxia langsung mengetuk kepala si gemuk: "Laozi sudah dengar dari tadi! Kau pikir aku tuli?!"
Setelah mengatakan itu, dia melepaskan kakakku. Master He dengan rambut putih dan wajah awet muda, aura dewa dan tulang-tulang angin, jika diam tidak berbicara, pasti adalah dewa paling mirip dewa yang pernah kulihat. Dengan anggun dia melayang turun, menarik Chen Dongfang, Li Qing, Nona Qi dan Naduo ke atas. Seorang tua yang bisa menarik empat orang sekaligus dengan gerakan elegan, seolah bukan dari dunia manusia.
Rupanya pernyataannya dulu tentang naik taksi hanyalah bercanda! Karena kakek ini bisa terbang!
Sementara itu, tangan raksasa masih mencengkeram peti mati perunggu yang bergerak keras berusaha melepaskan diri.
"Guru, kau cuma menonton saja?" si gemuk bertanya.
"Omong kosong! Kalau bisa lawan, majulah! Aku akan antarkan. Dua makhluk ini sama-sama tak bisa kuhadapi. Mau kuapa?" jawab Master He.
"Lalu harus bagaimana?" si gemuk bertanya lagi.
“Bagaimana? Setiap kali kau membuat masalah, bukan aku yang harus membereskannya? Shibo sudah bilang, kalau kembali lagi, kau akan dikurung selama tiga puluh tahun!” kata Master He.
Sambil berbicara, Master He melambaikan lengan bajunya. Sembilan kertas kuning melesat keluar, berubah menjadi sembilan makhluk ajaib di udara. Seluruh tubuh mereka memancarkan cahaya emas, seolah terbuat dari emas murni.
Si Gemuk pernah berkata, karena kedalaman ilmunya masih rendah, makhluk yang dihasilkannya tak bisa dibandingkan dengan sang guru. Kini saat Master He bertindak, kertas kuningnya juga berubah menjadi makhluk ajaib. Sekali serang langsung sembilan ekor. Meski tubuh mereka berkilauan emas, tapi tidak seperti Empat Kuda Mitos yang dipanggil Si Gemuk, makhluk ini tidak memiliki kekuatan tempur.
“Shifu! Ini juga dibawa?” seru Si Gemuk.
“Omong kosong! Kalau tidak dibawa, bagaimana masalah di sini bisa diselesaikan? Tahukah kau betapa mahal harga yang dibayar sekte kita dulu untuk menukar sembilan makhluk kecil ini dari Yang Junsong? Shibo-mu sampai hidungnya hampir melintang karena marah!” jawab Master He.
Dari percakapan guru-murid ini, barulah aku menyadari asal-usul makhluk ini.
Sembilan keturunan naga seharusnya berada di pilar-pilar perunggu ini. Tapi Yang Junsong dulu membawa mereka pergi dari sini ke Yuhuangdao.
Master He melambaikan tangannya. Sembilan makhluk ajaib itu hinggap di sembilan pilar perunggu.
Setelah sembilan keturunan itu menempati tempatnya...
Rantai besi berlapis emas itu sekali lagi memancarkan sinar keemasan. Setelah sembilan makhluk itu duduk, seolah kesembilan anak itu dihidupkan kembali, sembilan rantai berpendar emas melilit peti mati perunggu dan menguncinya kembali.
Semuanya kembali tenang pada saat itu.
Tapi di balik ketenangan itu, sepasang tangan raksasa tidak menarik diri ke bawah tanah.
Malah tetap tegak berdiri.
Membuat orang merinding.
"Xiao Pang!" Master He berkata.
"Ya!" Si gemuk menjawab.
"Tunjukkan barangmu padanya!" Master He memerintahkan.
Si gemuk menggaruk kepalanya, lalu menarik sebuah giok naga kembar dari lehernya. Aku tertegun melihat giok itu - setengahnya berwarna emas, setengahnya hitam. Bahan giok itu bukan hal utama, yang terpenting adalah kontras warnanya.
Aku teringat diagram Taiji.
Dua naga raksasa emas dan hitam itu.
Mataku beralih ke si gemuk, tapi dia menghindar. Tanpa berkata, dia melempar giok itu ke Master He. Dengan gerakan tangan, giok berubah menjadi naga kembar yang melilit tangan raksasa. "Kita sekutu," ujar Master He, "Pulanglah."
Tangan raksasa itu berhenti sejenak sebelum akhirnya menyusut ke dalam tanah. Master He melambaikan tangan, mengembalikan naga menjadi giok yang disimpannya di saku. "Kusita ini!"
"Sial! Kakek tua, serius kau?" Si gemuk menjerit sambil melompat.
“Anggap saja sebagai penghormatanmu pada Laozi, tidak boleh ya! Kau tahu berapa lama Laozi dimaki Shixiong pemimpin perguruan?” Master He berseru.
Setelah bicara, Master He menarik kami dan langsung mengangkat kami dari puncak bukit yang rusak itu. Setelah menurunkan kami di tanah, dia berkata pada Kakak: "Zhongmou, Kakek Enam masih menunggumu. Kalian pulang sendiri ya, aku duluan."
Usai bicara, dia melambaikan tangan dan berjalan ke sisi lain. Si Gemuk berteriak: "Beneran kau ambil?!"
"Aku pinjam sebentar saja, pelit! Sudah, ambil!" Master He tampak kesal dan melemparkan giok itu ke Si Gemuk. Saat dia berjalan ke tepi tebing, kukira dia akan terbang. Inilah pertama kalinya kulihat orang terbang. Ingin melihat keajaiban itu, tapi hasilnya Master He malah melompat dari tebing.
Tak lama, sebuah helikopter terbang. Master He berdiri di atasnya sambil melambaikan tangan: "Ayo pergi!"
"Bajingan! Tidak bisa nebengin kita?!" Si Gemuk menginjak-injak sambil memaki.
Tapi Master He tetap melambaikan tangan, perlahan menjauh.
Saat helikopter Master He hampir hilang, tiba-tiba kulihat beberapa benda dilempar dari pesawat. Benda itu meledak di udara, suaranya memekakkan telinga!
Wajah Si Gemuk langsung berubah pucat: "Sial! Si tua itu! Bajingan!"
Lalu dia berteriak pada kami: "Diam saja apa? Lari!"
"Itu bom, suara ledakannya memicu longsoran salju besar-besaran di sekitar. Salju dari beberapa gunung tinggi di sekitarnya bergulung seperti halilintar mengarah ke kami. Dari cara bicara Master He sepertinya dia tidak bisa diandalkan, tapi tak disangka dia benar-benar tidak bisa diandalkan. Sepertinya dia ingin mengubur tempat ini kembali dengan salju, tapi masa langsung lempar bom buat picu longsoran sih?"
Baru saja kami kabur dari bawah sana, nyaris terkubur permanen di pegunungan ini oleh salju besar. Setelah akhirnya sampai di tempat aman, kami semua kelelahan seperti anjing yang terjengkang di tanah. Kakak juga terengah-engah, keadaannya tak jauh lebih baik.
"Orang Gemuk, saat-saat seperti ini, kau harus memberikan penjelasan pada kami!" kata Chen Dongfang.
"Ah, urusan ini tak bisa dijelaskan dengan dua tiga patah kata. Yang penting kalian jangan mengira hanya Ye yang istimewa, punya ikatan darah hebat. Di tubuh Tuan Gendut ini juga mengalir darah luar biasa yang bisa bikin kalian mati ketakutan! Di pundakku ini memikul tanggung jawab besar!" kata Orang Gemuk.
Chen Dongfang menggenggam salju dan melemparkannya ke Orang Gemuk sambil memaki: "Mau jujur atau kami gali lubang kuburkan kau?"
"Tidak bisa diungkap, jangan dipaksa," kata Orang Gemuk.
"Tahu kenapa dia dipanggil Liu Tianci? Tianci, anugerah langkar." Kakak tiba-tiba berbisik.
"Sun Zhongmou, diam saja takkan membuatmu dianggap bisu!" Orang Gemuk panik, langsung berusaha menutupi mulutnya sendiri.
Kakak melepaskan tangan orang gemuk, berkata: "Marganya ganda, XuanYuan."
