Mereka tidak mengatakan akan langsung bertarung saat bertemu, seperti aliran baik dan jahat yang saling bertarung. Kakek Enam dan ketiga orang mereka diam-diam mengamati gerakan Penjahit Hantu, sementara pihak Penjahit Hantu juga melirik sekilas ke arah mereka dan melanjutkan persiapan. Setelah empat segel penjaga sungai ditempatkan sesuai posisi tertentu, Penjahit Hantu bahkan mendekati mereka. Aku tak tahu dari mana keberanian Penjahit Hantu, ini jelas bermaksud melawan tiga orang sendirian?
Ketiga orang ini sama sekali tidak bergeming saat Penjahit Hantu mendekat. Setelah Penjahit Hantu sampai di dekat kami, dia menatap Lao Liu si Punggung Bengkok dan kawan-kawan: "Kalian tidak bisa membunuhku, juga tidak berani. Lalu untuk apa datang kemari?"
"Siapa bilang kami mau membunuhmu? Dengar-dengar kau sedang membuat keributan besar di sini, sebentar lagi pasti akan bertarung dengan Ye Jiangnan si tua bangka itu. Kami cuma ingin menyaksikan keramaian, tak bolehkah?" kata Lao Liu si Punggung Bengkok.
Menanggapi ucapan Lao Liu, Penjahit Hantu tetap tenang: "Dia adalah orang yang Pasti Membunuh. Jika bukan aku, akan ada orang lain yang turun untuk menghabisinya. Orang berikutnya yang turun justru akan menjadi bencana dahsyat bagi kalian. Kultivasi tidak mudah, mengapa tak menghargai kemampuan yang sudah diraih? Langit dan bumi pada dasarnya adalah dua dunia manusia yang terpisah."
"Menurut pengetahuanku tentangmu, bicara panjang lebar seperti ini menunjukkan kau merasa bersalah. Sesuai celah untuk membela diri-mu, kau seharusnya merendahkan kami orang rendahan ini dan tak mau banyak bicara," sahut Lao Liu si Punggung Bengkok.
“Jika kau tak ingin aku melepaskan orang itu dan memicu Bencana Besar di kerajaan, jangan halangi aku!” Ucap Penjahit Hantu sambil berbalik pergi.
Setelah Penjahit Hantu pergi, ekspresi Lao Liu si Punggung Bengkok juga terlihat muram. Kemudian, Penjahit Hantu turun ke Sungai Luoshui. Dengan kakinya, ia menginjak empat Segel Penenang Sungai hingga terbenam ke dalam lumpur. Lalu, ia mengangkat tangannya. Lumpur di dasar sungai mulai bergolak dan berguling-guling liar, akhirnya mengalir ke sisi lain.
Setelah lumpur bergerak menjauh, barulah kulihat pemandangan mengejutkan di dasar Sungai Luoshui. Terdapat altar raksasa dengan empat Segel Penenang Sungai terletak di setiap sudutnya.
Penjahit Hantu naik ke altar. Saat menoleh ke arah Dua Belas Gua Hantu, tiba-tiba kurasakan gemuruh hebat dari bawah tanah. Retakan besar mulai membelah kedua belas gua dan puncak gunung tepat dari bagian tengahnya.
Di dalam Dua Belas Gua Hantu, tak seperti bayanganku sebelumnya yang penuh tumpukan mayat dan Raja Bangkai. Dari celah puncak utama yang retak, terpancar cahaya keemasan berkilauan. Benda bercahaya itu sepertilah Yuan Long yang legendaris.
“Ye Jiangnan! Kapan lagi kau mau keluar?!” teriak Lao Liu si Punggung Bengkok ke arah kedua belas puncak utama itu.
Baru saja ucapan Lao Liu si Punggung Bengkok mengudara, dari Dua Belas Gua Hantu muncul seorang pria. Pria ini mengenakan pakaian kain sederhana, wajahnya penuh kerutan. Setiap melangkah, pasti batuk dua kali. Siapa lagi kalau bukan kakekku?
"Xiao Pang, sekarang giliranmu bertindak." Saat itu, Lao Liu si Punggung Bengkok menepuk bahu si gemuk sambil berkata.
"Siap!" jawab si gemuk.
Begitu selesai bicara, si gemuk segera melemparkan kertas kuning dari tangannya. Bukan ke arah Penjahit Hantu, melainkan ke empat Segel Sungai di sekitar altar. Ketika empat kertas kuning itu menempel pada Segel Sungai, ukiran Naga Hijau, Macan Putih, Zhu Que, dan Kura-kura Hitam yang melambangkan dewa penjaga tiba-tiba hidup!
Empat dewa penjaga ini mirip dengan yang pernah diciptakan si gemuk menggunakan kertas kuning sebelumnya, tapi ada sesuatu yang berbeda. Perubahan tak terduga ini membuatku kaget. Katanya Segel Sungai, kok tiba-tiba berubah jadi empat dewa penjaga andalan si gemuk?
Melihat transformasi empat Segel Sungai ini, wajah Penjahit Hantu yang biasanya tenang akhirnya menunjukkan kepanikan. Keempat dewa penjaga itu berputar-putar di atas kepalanya. Meski tidak menyerang, Penjahit Hantu kesulitan keluar dari lingkaran mereka.
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
"Dua Belas Gua Hantu sebenarnya adalah umpan yang dulu dipasang Liu Bowen demi situasi hari ini. Empat Segel Penenang Sungai memang kunci untuk membuka Dua Belas Gua Hantu, tapi ini sebenarnya empat dewa penjaga yang tercipta dari darah murni Pemimpin Sekte Yuhuangdao zaman dulu. Membunuh Penjahit Hantu memang sulit, tapi menjebaknya tidak masalah." Kata Lao Liu si Punggung Bengkok.
"Apakah kalian akan membunuhnya?" Tanyaku.
"Tidak, hanya ingin mengembalikannya. Di matanya, jika dunia dewa lebih baik, mari kita pulangkan dia dulu." Jawab Lao Liu si Punggung Bengkok.
Saat itu, Kakek berjalan perlahan ke tepian. Ia menatap Lao Liu si Punggung Bengkok: "Pisau Raja?"
"Tidak puas?" Tanya Lao Liu si Punggung Bengkok.
"Puas." Jawab Kakek. Ia refleks meraih rokok panjang di pinggangnya tapi tak menemukannya. Segera kusodorkan sebatang rokok. Kakek menyalakannya lalu berkata pada Lao Liu si Punggung Bengkok: "Mulai saja."
Belum reda ucapannya, Lao Liu si Punggung Bengkok sudah menuding ke langit.
Sebilah pisau muncul tiba-tiba. Pisau itu membentang di langit tanpa hiasan apapun. Tebasan pisau menyambar langit, seolah membelah langit menjadi retakan!
XuanYuan Gongjin menepuk kotak pedang di punggungnya. Sebilah pedang panjang meluncur dengan naga emas berpendar di bilahnya. Tusukan pedang itu memperlebar retakan tadi.
Penguasa Jiu You tertawa: "Pisau Raja memang sesuai reputasinya."
"Selesai berbicara, dia melemparkan sebuah kipas lipat. Begitu kipas itu keluar, menyapu keluar seberkas cahaya emas. Cahaya emas itu menyapu ke arah retakan tersebut, membuat retakan semakin membesar."
"Di langit saat ini, angin mulai berhembus dan awan bergulung-gulung."
"Seketika, angin kencang mengamuk. Dari dalam celah itu, suara gedebuk guntur surgawi bergema. Pada saat ini, akhirnya aku mengerti apa yang ingin dilakukan Lao Liu si Punggung Bengkok dan kawan-kawannya. Mereka ternyata bermaksud menggunakan kekuatan empat orang terkuat di dunia manusia ini untuk secara paksa menyobek langit hingga terbuka celah - yang disebut sebagai 'Membuka Gerbang Surgawi' - untuk memaksa Penjahit Hantu kembali ke dunia yang ingin dia tuju!"
"Akhirnya, Kakek bertindak. Di tangannya muncul sebuah kuas yang sama sekali tidak bermuatan tinta. Dia mulai menulis di langit, karakter-karakter kuno satu per satu muncul di angkasa. Setiap goresannya langsung membentuk sebuah puisi. Karakter-karakter kuno ini menyatu ke dalam retakan dan mulai meledak."
"'Mengusir satu versiku, akan datang versi lain dariku! Kalian melindungi seseorang yang pasti mati, tapi malah akan memicu bencana! Layakkah ini?!' teriak Penjahit Hantu yang terkepung oleh empat kuda mitos penjaga itu."
"Namun saat ini, tak ada lagi yang memperhatikan mereka. Retakan di langit kini membentang seperti ngarai. Aku membelalakkan mataku, berusaha melihat apa sebenarnya yang ada di balik langit itu - apakah di dunia dewa yang disebut-sebut itu benar-benar ada dewa? Tapi yang kulihat hanyalah kekacauan yang tak berbentuk."
“Sebelum era Qin, banyak kabar angin tentang kenaikan ke langit di kerajaan, tapi bagaimana sebenarnya dunia dewa, orang biasa tidak tahu pasti, hanya bisa berspekulasi. Setelah era Qin, pintu langit tertutup, bahkan tidak ada lagi orang yang bisa naik ke langit. Meski tak ada yang pernah masuk secara langsung, tapi dari dirimu bisa terlihat bahwa dunia dewa jauh berbeda dari bayangan orang. Jalan kultivasi, jika ditempuh sampai akhir, bukan untuk ilmu dewa, maka seluruh pencarian hidup ini akan menjadi hambar. Sebenarnya seperti apa dunia dewa? Di mana para bijak zaman kuno berada? Kalian ingin melihat?” Lao Liu si Punggung Bengkok berkata dengan tatapan berbinar-binar.
XuanYuan Gongjin berseru: "Kau gila?!"
"Tidakkah kau ingin melihat? Kita sudah tua. Anak-anak cepat atau lambat pasti akan melewati ini. Mari kita buka jalan untuk mereka. Di dunia manusia sudah tak ada tandingan, masak tidak ingin menaklukkan wilayah selatan lagi? Katanya penghuni langit bisa hidup seribu tahun. Di usia kita ini, kalau sampai sana, masih jadi anak muda. XuanYuan Gongjin, tak ingin awet muda lagi?" Lao Liu si Punggung Bengkok terus menghasut.
Saat itu juga, dari celah retakan mulai memancar cahaya emas yang menyelimuti tubuh Penjahit Hantu. Seluruh tubuh Penjahit Hantu mulai terangkat ke atas. Cahaya emas dari celah itu bagai kekuatan yang tak terbendung, siapa pun yang berada di bawah sinarnya akan tersedot ke dunia langit.
"Nggak mau ya udah, siapa yang mau nemenin aku jalan-jalan?" kata Lao Liu si Punggung Bengkok.
Baru saja ucapannya selesai, Penguasa Sembilan Kegelapan langsung melangkah maju dan menerobos masuk ke dalam cahaya emas.
Lao Liu si Punggung Bengkok tertawa terbahak-bahak, lalu ikut melangkah masuk ke dalam pancaran cahaya emas.
Kakek melihatku dan Kakaku, dia tidak bicara, langsung melangkah masuk.
XuanYuan Gongjin memaki: "Pergi begitu saja! Bukannya semua anak sialan ini diserahkan ke Laozi?!"
"Jaga baik-baik mereka, sampai jumpa di atas!" Lao Liu si Punggung Bengkok melambaikan tangan, terakhir berkata pada Kakak: "Muridku, tebasan terakhir, kau lihat?"
Kakak mengangguk.
Di sebelah, bayangan keempat orang mereka mulai masuk ke dalam retakan, retakan itu perlahan mulai sembuh, cahaya emas juga berangsur menghilang.
Sampai mereka lenyap dari pandanganku, aku masih tidak percaya mereka pergi begitu saja.
