Percakapan dengan Jiang Chengzi ini memberiku pemahaman baru tentang ketua sekte Yuhuangdao ini. Sebenarnya dibandingkan kecerdasan mencolok Sun Liancheng, orang-orang seperti Jiang Chengzi dan tokoh besar yang disebutkannya adalah contoh nyata 'kebijaksanaan mendekati siluman'. Antara 'kebijaksanaan mendekati siluman' dan 'kebijaksanaan yang tampak bodoh' sebenarnya hanya berbeda satu karakter saja.
Tempat terakhir yang saya kunjungi adalah dasar Sungai Kuning. Di bawah sini, saya melihat peti naga emas yang membawa saya ke sini. Peti naga emas ini jauh lebih besar dibandingkan peti naga tiruan di Jalan Hantu di luar. Saya tahu di dalam peti naga ini ada seorang perempuan yang tampangnya persis sama dengan Han Xue. Perempuan ini adalah Avalokitesvara Bertangan Seribu, seorang dewi yang turun dari dunia dewa untuk mengambil nyawaku. Sekarang saya sudah bisa merasakan keberadaannya di dalam, bahkan bisa merasakan ketakutannya. Saya berdiri lama di luar peti naga itu. Dia tidak bicara, mungkin karena ketakutan. Saya juga diam, mungkin karena kemiripannya dengan Han Xue membuatku bingung harus mulai dari mana. Akhirnya saya berkata padanya: "Kamu punya dua pilihan. Pertama, tinggal di sini untuk berkultivasi sebagai kultivator dunia manusia, tapi mungkin tidak bisa hidup bebas di dunia. Ikutlah Yuhuangdao berkultivasi. Atau..." Saya menyentil jari, "kamu bisa memilih jalan lain, yaitu biarkan aku membunuhmu sekarang."
Pada akhirnya, saya mengangkat peti naga emas yang membawa saya ke sini dan kembali ke Yuhuangdao. Tapi yang akhirnya membawa pergi Avalokitesvara Bertangan Seribu adalah XuanYuan Gongjin. Saya tidak berkomentar. Lagipula jika Avalokitesvara ini tetap di Yuhuangdao, dia bisa menjadi bom waktu. Tapi di klan XuanYuan, dia sama sekali tidak punya modal untuk membuat ulah.
“Setelah keluar dari Yuhuangdao, sekelompok kami berkumpul kembali. Kemudian, kami mengadakan pernikahan di Fudigou - Pangzi dengan Nona Qi, aku dengan Han Xue. Alasan memilih waktu ini untuk menikah adalah karena tidak ada yang tahu apa yang akan kami hadapi di perjalanan depan. Seperti kata Pangzi, ini untuk menghindari penyesalan di kemudian hari.”
“Pernikahan berlangsung sangat meriah. Li Zhenguo dan Ye Tianhua hadir, begitu juga sebagian besar warga Fudigou. Uang hasil lelang setengah tulang itu kupercayakan kepada Chen Qingshan untuk membentuk dana pengembangan Fudigun, sebagai persiapan daerah pengembangan wisata Dua Belas Gua Hantu di Sanlitun.”
“Tepat tiga hari setelah pernikahan kami, anak Chen Qingshan lahir. Ini menjadi kabar gembira lagi bagi Fudigou. Pangzi mendirikan kuil kehidupan untuk si Bodoh di rumah Chen Qingshan. Meski si Bodoh tidak bereinkarnasi, dia bisa tetap menjaga anak kandungnya di sini.”
“Setelah semua urutan selesai, kami berpamitan dengan keluarga dan teman-teman. Jika petualangan sebelumnya bisa disebut sebagai pengambilan risiko, maka untuk misi kali ini hampir tidak ada kata yang bisa menggambarkan kami.”
“Petualangan？”
“Mencari Area Tak Dikenal？”
“Perjalanan luar angkasa？”
“Ke dunia dewa？”
Rupanya semua ini tidak bisa benar-benar menjelaskan tujuan perjalanan kami kali ini. Keluarga sangat sedih, aku bisa melihatnya, tapi mereka juga tidak mencoba membujuk kami. Mereka hanya mengingatkan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan di sana. Akhirnya kami tiba di Gunung Kunlun, memasuki area terdalam gunung ini. Di sini, aku mencoba berkomunikasi dengan Naga Purba Kunlun ini.
Kekhawatiran XuanYuan Gongjin saat itu sebenarnya juga kekhawatiranku. Sekarang terlihat jelas, di antara tiga dunia ini ada aturan yang berlaku. Makhluk dari dunia dewa tidak bisa sembarangan datang ke dunia manusia, dan yang sudah datang ke dunia manusia tidak bisa sembarangan kembali. Jadi kami tidak takut akan muncul situasi yang tidak bisa dihadapi XuanYuan Gongjin. Dengan demikian, Naga Purba Tiongkok ini menjadi satu-satunya bom waktu.
Naga Purba, tentu hanya bisa merujuk pada Naga Purba klan Long. Aku mencoba berkomunikasi dengannya, tapi jelas-jelas gagal. Ia tidak menghiraukan pertanyaanku, sepertinya terus terlelap dalam tidur abadinya.
XuanYuan Gongjin, Jiang Chengzi dan lainnya datang mengantar kepergian kami. Mereka memberikan banyak barang, seperti kitab kultivasi rahasia Yuhuangdao, juga obat-obatan kuno untuk meningkatkan kedalaman ilmu. Mereka bilang pasti akan diperlukan dalam perjalanan. Setelah itu, XuanYuan Gongjin mengangguk pada kami: "Karena peti naga Pemimpin sudah tiba, pergilah. Selamat tinggal, jaga diri baik-baik di tempat baru yang tak dikenal ini."
Kali ini, setelah berbicara pada kami, ia akhirnya menatap si gemuk. Tapi tetap saja tidak banyak bicara padanya, hanya mendekat dan menepuk bahunya.
Hanya satu gerakan ini yang membuat mata orang gemuk sedikit berkaca-kaca, akhirnya menghapus jarak antara dia dan anak angkatnya.
Akhirnya, kulempar Segel Kekaisaran itu, menggerakkannya dengan energi internal.
Segel Kekaisaran ini berputar cepat di atas kepala kami, memancarkan ribuan cahaya emas. Di segala penjuru Gunung Kunlun, gemuruh naga bergema. Ribuan cahaya emas itu berkumpul membentuk embrio naga sejati, kemudian dua naga yang sangat berbeda dengan tujuh energi naga sebelumnya berputar-putar mendekat dari luar Gunung Kunlun.
Tujuh bayangan naga sejati yang terbentuk dari cahaya emas Segel Kekaisaran, ditambah dua naga yang menggotongku tadi, genap menjadi sembilan naga.
Pada peti naga emas itu telah terpasang tali kekang. Ini buatan XuanYuan Gongjin. Bahan tali kekangnya sangat spesial, katanya ini terbuat dari bulu binatang buas zaman kuno warisan klan XuanYuan, sangat kokoh.
Sembilan naga sejati, sebuah peti emas - inilah Sembilan Naga Menarik Peti Mati yang legendaris, cara Penjahit Hantu untuk kembali ke dunia dewa. Kami masuk ke dalam peti emas, sembilan naga mengenakan tali kekang.
Saat sembilan naga di luar peti emas mulai meraung, kami tak bisa melihat luar namun tanpa sadar melambaikan tangan ke arah orang-orang di luar. Kami meninggalkan tempat ini, menuju lokasi yang selalu kami idamkan dan ingin tahu - dunia dewa yang didambakan semua orang.
“Saat benar-benar memasuki peti naga emas ini, aku teringat pada Qiu Li yang seperti iblis pengacau itu. Untuk waktu yang sangat lama, aku menganggapnya sebagai adik perempuanku. Tapi semua orang memperlakukannya dengan sikap yang bertolak belakang dari cara mereka memperlakukanku. Bahkan terkadang ini membuatku berpikir bahwa para kultivator di kerajaan ini sangat feodal, terutama dalam hal lebih mementingkan laki-laki. Terutama di akhir kisah, Qiu Li tiba-tiba lenyap dari pandangan kami dan masuk ke dalam kekacauan hampa. Ini semakin membuatku bingung, menurut logika seharusnya gadis yang muncul bersamaku ini memainkan peran yang sangat penting, tapi dia justru menghilang dari panggung besar ini.”
Saat aku sedang berpikir, orang gemuk itu tertawa dan berkata: “Menurutmu formasi Sembilan Naga Menarik Peti Mati kita ini mirip pesawat antariksa tidak?”
“Aku juga sedang memikirkan ini. Sekarang teknologi pesawat antariksa berawak dan satelit sudah sangat maju. Kita berangkat dari puncak Gunung Kunlun yang sepi. Tidak ada manusia bukan berarti Mata Langit tidak bisa melihat. Menurutmu bagaimana reaksi satelit asing jika melihat kapal seperti ini meluncur keluar Bumi? Mungkin mereka mengira ini pesawat antariksa baru rahasia Tiongkok?” Chen Dongfang tertawa.
“Benar! Lagipula ditarik oleh sembilan naga, bukan misil. Sungguh luar biasa!” Nona Qi menutupi mulutnya sambil tertawa.
Awalnya kami bercanda, tapi semakin lama candaan itu berubah menjadi sendu. Bukan karena ada masalah dalam proses perjalanan, tapi karena setelah benar-benar meninggalkan rumah dan tempat itu, baru kami sadar betapa besar kerinduan kami pada tempat tersebut.
“Awalnya kukira, proses Sembilan Naga Menarik Peti Mati naik ke dunia langit harusnya sangat cepat, seperti ketika Lao Liu si Punggung Bengkok dan kawanannya naik ke langit dengan melewati Pintu Langit. Tapi ternyata proses ini sangat sulit. Dari sembilan naga itu, dua di antaranya datang dari dunia dewa ke dunia manusia. Ini bisa dibilang teknologi tanpa pengemudi. Keduanya tahu jalan pulang jadi kita tidak perlu khawatir mereka tersesat. Tapi proses ini memakan waktu hampir setengah bulan.”
“Berdasarkan kecepatan dan jarak tempuh kita, pasti kita sudah melampaui jarak Pintu Langit yang pernah dilewati Lao Liu si Punggung Bengkok. Ini memunculkan pikiran buruk - sebenarnya gerbang yang mereka lewati itu bukan menuju dunia dewa, tapi ke tempat lain.”
“Antara kita dan mereka, salah satu pihak mengambil jalan yang salah.”
“Jangan kalian terlalu paranoid! Mungkin mereka mengambil jalan pintas. Karena mereka membuka Pintu Langit dengan kekuatan kasar, alias masuk dengan metode normal. Sedangkan kita tidak lewat jalan utama, muter-muter lewat jalur kecil jadi lebih jauh. Toh ujung-ujungnya sama saja!” kata si Gemuk.
“Maksudmu mereka lewat jalur kultivasi untuk naik tingkat, sedangkan kita datang dengan kendaraan? Artinya jika suatu hari manusia berhasil menciptakan pesawat luar angkasa yang bisa menempuh jarak sejauh ini plus punya rute penerbangan, kita bisa mencapai tempat ini?” ujar Chen Dongfang.
Si Gemuk tiba-tiba menepuk kepala: “Diagram Bintang! Diagram bintang warisan Laozi!”
