Perkataan Duanmu Lingxiu membuatku merenung. Seiring pemahamanku selama ini, semakin kusadari bahwa meski kehadiranku dulu di Benua Tianyuan hanyalah bunga mekar sesaat, namun telah mempengaruhi tata letak seluruh benua ini.
Tidak sulit dibayangkan, sebelum Laozi muncul di Benua Tianyuan, klan Long hanyalah ras binatang biasa di hutan belantara. Tentu, jika ada keunikan, itu adalah tubuh kuat mereka yang bisa terbang ke langit dan menyelam ke bumi, serta anak naga yang langsung memiliki kemampuan Tingkat Bumi saat lahir. Ini adalah keistimewaan klan Long. Meski titik awal mereka tinggi sejak lahir, kebanyakan anggota klan Long tidak bisa mencapai Domain Langit seumur hidup. Namun ada untung ruginya - meski sulit ditingkatkan, sekali berhasil memecahkan level, Tingkat Langit bisa memiliki kekuatan setara Tingkat Dewa.
Ras seperti inilah yang, tanpa kehadiran Laozi di Benua Tianyuan pada masa lalu, mungkin hanya akan menjadi klan yang sedikit lebih perkasa di hutan belantara.
Tapi setelah Laozi muncul, apa yang dilakukannya?
Di tengah lautan pantang yang tandus ini, ia menemukan prasasti rahasia langit di sebuah pulau yang cocok untuk kultivasi klan Long. Dengan petunjuknya, klan Long bermigrasi ribuan mil dari hutan belantara ke sini. Inilah yang melahirkan Tianzun yang tak terkalahkan di kemudian hari.
Seberapa kuat Tianzun?
Menurut sistem Benua Tianyuan, Tingkat Dewa sudah merupakan puncak seni bela diri. Setelah Tingkat Dewa, itu bukan lagi sekadar prajurit, melainkan Dewi Bumi.
Konsep Dewi Bumi di Benua Tianyuan hanyalah teori belaka, karena dalam catatan sejarah benua ini belum ada satu pun ahli bela diri yang bisa melampaui Tingkat Dewa!
Kekuatan Tianzun pun sebenarnya hanyalah anggota klan Long yang berhasil memasuki Tingkat Dewa.
Tingkat Langit klan Long setara dengan Tingkat Dewa manusia, maka, Tianzun (Dewa Tertinggi) dari Tingkat Dewa di puncak kejayaannya memiliki kekuatan tempur yang sebanding dengan dewi bumi legendaris di benua itu!
Tapi ini hanya perbandingan semata. Seperti yang dikatakan Ao Jiang dan Ao Hai, klan Long tingkat Langit saat bertarung dengan jago Tingkat Dewa dari Kota Empat Penjuru mungkin tak langsung kalah dalam waktu singkat, namun pasti tidak bisa menguasai situasi. Jika pertarungan besar terjadi, jago Tingkat Dewa dengan penguasaan energi spiritual Langit Bumi yang lebih mumpuni bisa mengalahkan klan Long tingkat Langit.
Tianzun di masa lalu justru tidak puas dengan Tingkat Dewa dan memaksakan diri untuk mencapai level lebih tinggi, inilah yang menyebabkan tubuhnya mengalami masalah serius.
Tentu ini bukan fokus pemikiranku saat ini. Yang kupikirkan adalah: Apa tujuan Laozi yang naik kerbau ketika datang ke Benua Tianyuan dulu? Mengapa dia tidak pergi ke tanah Buddha di Barat setelah meninggalkan Gunung Sumeru? Apakah karena ada sesuatu yang dia takuti di Barat? Bagaimana dia menemukan prasasti rahasia di Pulau Naga di atas Laut Timur ini, dan mengapa khusus membina klan Long? Apakah hanya karena darah keemasan ayahku yang juga Tianzun?
Yang terpenting, Laozi pernah kembali ke Bumi dan meninggalkan diagram bintang. Di diagram itu dia menandai jalan purba di bentang bintang yang mengarah tepat ke Benua Tianyuan.
Gunung Kunlun di Bumi dijuluki Naga Purba Tiongkok, aku pernah menyaksikan langsung bahwa Gunung Kunlun bukan sekadar jalur naga, melainkan seekor naga purba raksasa yang masih hidup terbelenggu rantai besi. Hubungan apa yang sebenarnya ada antara naga purba ini dengan klan naga di Benua Tianyuan ini?
Segala keterkaitan ini pasti bukan kebetulan, pastilah ada hubungan tertentu, hanya saja saat ini aku belum bisa memahaminya. Dulu kukira semua misteri telah berakhir ketika kami naik peti mati yang ditarik sembilan naga ke Benua Tianyuan ini, tapi setelah benar-benar tiba di sini dan memahami kebenarannya, kusadari segalanya tampaknya masih jauh dari kata selesai.
Ke mana perginya para dewa zaman kuno termasuk Laozi?
Dari mana asal Naga Purba di Bumi?
Pasti ada hubungan tertentu antara Bumi dengan Benua Tianyuan ini.
Sampai sekarang aku bahkan belum tahu, Kaisar Pertama Qin, Penjahit Hantu, Avalokitesvara Bertangan Seribu - kelompok apa sebenarnya faksi yang mengutus mereka untuk membunuhku ini?
Saat aku tenggelam dalam perenungan mendalam, kami telah mencapai tepi Pulau Naga. Naga-naga hijau berputar-putar di dalam pulau, menggemakan raungan naga yang menggema. Tapi sepertinya ada tembok tak terlihat antara pulau ini dengan dunia luar, membuat mereka tak bisa keluar. Raungan mereka justru menunjukkan gejolak emosi yang meluap.
"Air laut itu menghantam karang di tepi pantai, memicu ombak dahsyat yang bergulung-gulung. Melihat seluruh Pulau Naga dari ketinggian Tianlong, betapa megahnya pulau keemasan ini! Dibandingkan Kota Qingmu, skalanya tak terkira lebih besar. Seluruh pulau dipenuhi vegetasi rimbun yang memancarkan vitalitas kuat. Tak kuasa aku berkomentar: 'Laut Timur adalah lautan mati, zona terlarang. Tapi di tengah lautan maut ini, ada pulau yang begitu hidup. Sungguh di luar nalar!'"
Ao Jiang menjelaskan: "Benar. Sejak zaman purba, tak ada yang berani mendekati Laut Timur. Saat Tianzun memimpin migrasi seluruh klan kami dulu, banyak kaum yang menentang. Saat itu mereka beranggapan: 'Bahkan jika bisa menyeberangi Laut Timur, bagaimana nasib Longzu bertahan hidup di pulau itu?' Tapi ketika tiba di sini, semua tertegun menyaksikan pemandangan di depan mata. Pulau Naga dipenuhi buah-buahan langka dan mata air jernih nan segar. Mata air itu membentuk kolam yang dipenuhi ikan-udang tak terhitung. Tempat ini bagai surga duniawi. Yang terpenting, dengan Laut Timur sebagai penghalang alami, Longzu tak perlu lagi takut diburu manusia."
"Dulu, Longzu pernah diburu?" tanya saya.
"Yuan hewan dari Hutan Belantara selalu menjadi incaran para kultivator Kota Empat Penjuru. Yang paling berharga adalah Yuan Long dari klan kami. Bahkan yuan dari naga muda pun sangat bermanfaat untuk kultivasi manusia," jawab Ao Jiang.
"Setiap kali membicarakan ini, jantungku terasa sangat berat, karena aku tidak bisa menjelaskan hubungan antara membunuh dan dibunuh." Aku mengangguk, "Ayo, kita kembali."
Mata naga Ao Jiang berkilau, "Ya, Penerus, kita kembali. Seluruh klan Long telah menunggumu selama ratusan tahun!"
Ao Jiang berubah menjadi humanoid. Ia melayang di atas Pulau Naga, mengulurkan tangan. Seberkas cahaya Qing menyembur dari telapak tangannya. Baru kusadari, di atas Pulau Naga terdapat barrier putih murni - mustahil itu adalah manifestasi kemampuan Tetua Ao Guang yang mengorbankan seluruh kultivasinya untuk menjaga pulau ini.
"Barrier Tetua hanya bisa dibuka dengan energi Naga Hijau tingkat Tian." Duanmu Lingxiu menjelaskan padaku.
Cahaya Qing dari tangan Ao Jiang membuka sebuah pintu di barrier. Begitu masuk, raungan naga yang memekakkan telinga semakin jelas. Para naga raksasa melayang-layang mengelilingi Ao Jiang dan Ao Hai. Mereka memandangku dengan tatapan tulus, namun tak ada yang berani mendekat.
Ao Jiang tersenyum pada mereka, "Pergilah! Jangan ragu, dialah anak kandung Tianzun (Dewa Tertinggi), Penerus kita!"
Barulah para naga itu menyergapku. Mereka menunjukkan antusiasme tanpa tedeng aling-aling, terbang riang mengitariku. Bahkan banyak Naga Hijau yang menitikkan dua baris air mata panas.
"Aku memang belum pernah terlibat dengan mereka, tapi kegembiraan mereka jelas menginfeksiku. Dengan lembut aku membelai mereka, satu per satu aku berbicara. Kukatakan bahwa akulah orang yang mereka tunggu, dan sekarang aku telah kembali!"
Akhirnya, seluruh Naga Hijau itu mendarat ke tanah. Mereka menundukkan tubuh seraya berseru serentak: "Selamat datang atas kembalinya Sang Penerus!"
"Bangunlah semuanya!" kataku.
"Dulu klan Long memiliki lebih dari enam ratus anggota. Tapi sekarang, hanya tersisa tiga puluh orang lebih. Korban jiwa dalam pertempuran itu sungguh tak terhitung." Ini pertama kalinya Ao Hai aktif berbicara padaku.
"Bagaimanapun juga, dendam darah ini harus dibalas!" kukatak sambil mengatupkan gigi.
Melihat anggota klan Long ini, kaum kerabatku, dalam hati aku bersumpah.
Di saat itu, seorang tua renta muncul dari kedalaman Pulau Naga. Seluruh tubuhnya terbungkus jubah putih longgar. Tanggannya memegang tongkat, langkahnya terseret-seret.
Setelah orang tua ini muncul, keriuhan anggota klan Long langsung mereda. Bahkan Ao Jiang dan Ao Hai pun segera mendarat.
"Dia adalah Tetua Besar klan Long, Ao Guang," kata Duanmu Lingxiu.
Meski tak menghiraukan Ao Jiang dan Ao Hai, terhadap Tetua Besar klan Long ini Duanmu Lingxiu tampak sangat hormat. Ia segera membawa You Ruo mendarat dan bersimpuh di depan sang Tetua: "Duanmu Lingxiu, telah melihat Tetua Besar."
Sang Tetua membantu Duanmu Lingxiu bangkit, dia menatapku. Dia adalah orang paling tua yang pernah kulihat di dunia ini.
Di wajahnya terukir keriput yang sangat dalam.
Dia mengulurkan tangannya, tangan yang terasa sangat ringkih.
Di mata keruhnya mengalir dua aliran air mata darah. Dia menjatuhkan tongkatnya, bersimpuh di lantai sambil menangis tersedu-sedan.
