Sebenarnya, perasaan apa yang kumiliki terhadap klan Long? Aku sendiri tidak tahu. Di Bumi, orang Tionghoa menyebut diri mereka Keturunan Naga - suatu kebanggaan. Tapi jelas berbeda dengan konsep Long di sini. Meski sudah lama mengetahuinya, saat benar-benar tiba di Pulau Long, hatiku justru kosong. Aku telah menjadi "manusia" selama bertahun-tahun, tak bisa begitu cepat mengubah identitas. Akhirnya, kukaitkan perasaanku pada Long sebagai tanggung jawab - karena identitasku, misiku, dan harapan mereka padaku yang akhirnya berubah menjadi kewajiban.
Meski begitu, saat menyaksikan orang tua kurus ini bersujud dihadapanku, hatiku tetap tak tenang. Saat itu mataku bahkan berkaca-kaca. Cepat-cepat kumendarai angin turun. Dalam perjalanan pulang, Ao Jiang sudah memperingatkanku: Tetua Ao Guang sendiri mengalami luka berat dalam pertempuran besar dulu. Untuk membuat barrier di luar Pulau Long, dia menghabiskan semua kemampuannya. Kini Ao Guang hanyalah orang tua yang menjelang ajal.
Dia adalah orang yang benar-benar menyerahkan kehidupannya kepada rasnya sendiri, orang seperti ini tentu layak dihormati.
Aku ingin memegangnya, tapi saat menyentuh lengannya yang kurus kerontang, aku tak kuasa bersimpuh dihadapannya. Dia menatapku sambil berusaha membangunkanku, "Penerus, ini tidak pantas, tidak pantas."
"Tidak ada yang tidak pantas. Saat Long berada di titik terpuruk, ayah mengungsikanku. Anda yang memikul tanggung jawab melindungi seluruh ras kami. Akulah yang berhutang. Kini aku kembali, semoga belum terlambat. Tetua, aku bersumpah - meski masih sangat lemah, selama aku ada, siapapun yang ingin menyentuh sehelai bulu Long harus membunuhku terlebih dahulu." Sebenarnya aku tidak mahir bicara sentimental, tapi sebagai figur yang ditunggu ratusan tahun oleh kaum kami, kata-kata ini harus kukatakan untuk meyakinkan Tetua dan menghibur rakyat.
"Tidak terlambat, tidak terlambat." Tetua masih berusaha membangunkanku.
Akhirnya kami saling memegang untuk berdiri. Pada momen ini, seluruh anggota Long dari atas ke bawah mata mereka berkaca-kaca. Suasana pilu ini mungkin menular ke nona kecil You Ruo yang tak terduga ikut mengusap air mata. Kukatakan sambil tersenyum, "Nona kecil, kenapa kau menangis?"
“Mengapa aku tidak boleh menangis? Sebenarnya aku tahu klan Long tidak baik-baik saja selama bertahun-tahun ini, karena Kota Qingmu juga demikian. Orang-orang dari kota empat penjuru ingin menghabisi kami semua. Tapi untungnya ayah adalah manusia biasa, mereka belum pernah benar-benar serius. Tapi Pulau Naga, mereka tidak pernah berhenti menyerang.” You Ruo berkata.
“Sudahlah, kamu anak perempuan Jenderal Duanmu ya? Waktu berlalu begitu cepat. Terakhir kali bertemu, kamu bahkan belum lahir. Kemari, biarkan kakek lihat.” Ao Guang berkata.
Cara bicaranya tidak seperti Tetua klan Long, melainkan seperti sesepuh yang baik hati.
Gadis kecil ini mau mendekati Ao Guang. Dia berlari ke samping Ao Guang. Ao Guang mengeluarkan pisau kecil dari pinggangnya. Pisau itu dihiasi permata di seluruh bilahnya, terlihat sangat berharga. Ao Guang berkata: “Ini kudapat secara kebetulan saat menjelajahi kota empat penjuru di masa muda. Pertemuan pertama denganmu, anggap saja hadiah perkenalan.”
Barang berkilauan permata ini tentu disukai gadis kecil itu. Dia langsung menerimanya. Di sisi lain, Duanmu Lingxiu mengerutkan kening: “You Ruo!”
Ao Guang melambaikan tangan: “Bukan barang berharga. Kalau anak itu suka, biarkan dia mainkan. Jenderal Duanmu, celah untuk membela dirimu masih sama seperti dulu.”
Ao Guang sudah berkata begitu, Duanmu Lingxiu pun diam. You Ruo menjulurkan lidah ke arah Duanmu Lingxiu seperti mengintimidasi. Sikap manjanya membuat kami tertawa terbahak-bahak.
Saat ini, Ao Jiang berjalan mendekat dan berkata, "Tetua, bukankah Yang Mulia terus-menerus menyepi di area lebih dalam Pulau Naga, bagaimana bisa keluar?"
Ao Guang menjawab, "Penerus telah kembali. Dari jauh aku sudah mencium aliran energi di tubuhnya, persis sama dengan Tianzun. Ini adalah kabar gembira sangat besar bagi klan Long kami, mana mungkin tidak keluar?"
Setelah berkata demikian, Ao Guang menggelengkan tangannya, "Ayo, Penerus sudah kembali. Mari ke aula besar."
Aula klan Naga ini tidak seanggun dan seberwibawa yang kubayangkan. Selain patung Naga Hijau raksasa di depan aula, arsitektur di belakangnya sangat sederhana tanpa hiasan. Bangunan ini sepenuhnya terbuat dari lempengan batu hijau besar. Setelah masuk ke dalam, isinya bahkan lebih sederhana: ada enam bangku batu, dengan satu yang sedikit lebih besar di depan. Ao Guang menunjuk bangku itu, "Inilah tempat Tianzun dulu bermusyawarah bersama kami."
Selain itu, tidak ada benda lain sama sekali. Ruangan-ruangan lainnya kosong melompong.
"Sesederhana ini?" tanyaku tak percaya. Inikah tempat tinggal orang terkuat di kerajaan masa lalu?
"Setelah pertempuran besar-besaran, istana hancur. Tapi bahkan sebelumnya pun tidak ada perabotan lain. Tianzun sepenuhnya tenggelam dalam kultivasi, hampir tidak pernah ikut campur urusan duniawi," jelasnya.
Setelah mengelilingi aula besar, di belakangnya terdapat sebuah makam kecil. Beberapa bunga putih bersih terhampar di depan nisan. Ao Guang berbisik lembut, "Penerus, ini adalah makam ibumu."
Aku mengerutkan kening. Dulu pernah kudengar Niang mengatakan, demi mengejar Tianzun (Dewa Tertinggi), dia bersusah payah melakukan kultivasi hingga mencapai Domain Dewa. Namun pada akhirnya, Tianzun justru memilih seorang wanita biasa tanpa kemampuan sama sekali.
"Ibumu adalah wanita biasa dari Kota Fuyao, batas usianya hanya beberapa ratus tahun. Setelah wafat, Tianzun menguburkannya di sini," kata Ao Guang.
Aku mengangguk, lalu berjalan mendekati makam. Dengan khidmat kuletakkan beberapa kali dahi ke tanah. Kutatap nisan itu: "Ibu, aku pulang. Meski tak pernah kulihat wajahmu..."
——Setelah semua ritual selesai, Ao Guang sepertinya ingin menyampaikan sesuatu. Dia menyuruh Ao Jiang dan Ao Hai memimpin kaum Long ke Pulau Naga untuk mengumpulkan buah-buahan liar dan persediaan makanan. Saat mereka pergi, Duanmu Lingxiu mengerutkan kening bertanya: "Tetua, saat aku pergi dulu, kaum Long masih memiliki lebih dari tiga puluh anggota. Setelah bertahun-tahun, meski reproduksi Long lambat, seharusnya jumlahnya tidak tetap segini saja. Apakah ada masalah dengan kaum Long?"
Ao Guang menghela napas: "Bukan tidak ada keturunan baru. Selama ratus tahun terakhir, semua telur Long yang dihasilkan, diambil Ao Jiang dan Ao Hai untuk meningkatkan kemampuan mereka."
"Apa?!" Aku dan Duanmu Lingxiu serentak berseru.
Ao Guang menggelengkan tangan: "Penerus, aku yang bertanggung jawab atas ini. Tapi ini bukan kesalahan Ao Jiang dan Ao Hai. Keputusan ini diambil oleh kaum Long sendiri."
"Situasi seperti apa?" tanyaku.
"Nona kecil You Ruo memang benar. Selama bertahun-tahun, Murong Jiu Ding berulang kali menyerang Pulau Long. Setiap kali kami bertahan berkat barrier yang kubuat dengan seluruh kemampuan seumur hidup. Kalian bisa lihat kondisiku sekarang, waktu yang tersisa tak banyak lagi. Setelah aku mati, seluruh Pulau Long akan kehilangan penghalang terakhir. Saat itu, kami tidak tahu kapan Penerus bisa kembali. Jadi klan Long membutuhkan seseorang yang kuat untuk mencapai tingkatan dewa. Hanya dengan cara ini, seluruh klan Long bisa diselamatkan. Di dalam telur naga terkandung Yuan Kehidupan yang tak tertandingi, bahkan lebih bermanfaat untuk kultivasi daripada Yuan Long. Karena itu klan Long memutuskan untuk menghentikan penetasan telur, dan menyerahkan semua telur kepada Ao Jiang dan Ao Hai agar mereka menyerap energi kehidupan di dalamnya, untuk menghancurkan barrier terakhir menuju tingkatan dewa." Kata Ao Guang.
"Tapi meski situasinya darurat, tidak boleh seperti ini!" Kataku.
Ao Guang bersimpuh, "Penerus, semua ini salahku. Saat mereka berdiskusi denganku tentang hal ini, aku tahu ini tidak tepat tapi terpaksa menyetujui. Sarang yang runtuh tak mungkin menyisakan telur utuh? Jika klan Long musnah, meski para anak naga menetas, takkan bisa lolos dari takdir dibantai ras manusia!"
"Pantas saja Ao Jiang dan Ao Hai berperilaku aneh, selalu menolak datang ke Pulau Long. Mereka tahu sifatku, tahu jika aku mengetahui perbuatan mereka, pasti akan berkonfrontasi sampai mati." Kata Duanmu Lingxiu.
"Kata-kata ini benar. Dengan temperamen Duanmu Lingxiu, bahkan jika seluruh klan mati, dia pasti tidak akan mentolerir orang yang melakukan hal seperti ini. Sama seperti diriku, meski sekarang aku mengerti, aku tetap tidak bisa menerima."
Sekalipun klan dibasmi, para senior tidak boleh menyerap kekuatan kehidupan generasi penerus.
Harimau beracun pun takkan memakan anaknya sendiri!
