Bukan tanpa alasan aku selalu menghubungkan segala sesuatu dengan hal itu. Bagi penduduk Benua Tianyuan, mungkin ini hanya dilihat sebagai Laozi yang tak terkalahkan yang kebetulan membantu klan Long. Tapi di mataku, semua ini terlihat berbeda. Pada dasarnya, aku berasal dari kampung halaman Laozi dan mengetahui terlalu banyak rahasia Bumi. Saat aku tenggelam dalam perenungan, Tetua tiba-tiba batuk dan bertanya, "Ao Jiang, bagaimana persiapan di luar?"
Kulihat Ao Jiang dan Ao Hai sudah kembali. Kami tidak melanjutkan pembicaraan. Entah karena Tetua sudah membicarakan urusan Ao Jiang dan Ao Hai, setiap kali melihat kedua saudara ini, aku selalu merasa ada yang aneh. Bagaimanapun, telur naga sama dengan bayi naga. Menyerap intisari telur naga untuk meningkatkan kemampuan, bukankah ini seperti kultivator jahat di Bumi yang menggunakan anak-anak untuk meningkatkan kemampuan mereka?
Tapi aku tidak menunjukkan reaksi. Untuk mencegah Duanmu Lingxiu yang polos menunjukkan ekspresi hingga ketahuan oleh Ao Jiang dan Ao Hai, aku bahkan mengirim pesan khusus padanya agar tidak terlihat terlalu jelas.
——Sebenarnya Ao Jiang terlihat agak canggung saat melihat kami masih mengobrol bersama, tapi dia segera tertawa: "Semua sudah siap."
Tetua Besar menggelengkan tangannya: "Baiklah, kalian pergi dulu. Aku, Penerus, dan Jenderal Duanmu akan menyusul segera."
Ao Jiang terdiam sejenak, tapi dia tetap menyampaikan hormat dan meninggalkan aula besar klan Long. Setelah Ao Jiang pergi, Tetua Besar berkata: "Nanti aku akan memanggil Ao Jiang dan Ao Hai untuk penjelasan. Karena Penerus sudah kembali, tindakan seperti itu jangan diulangi. Aku akan menyuruh mereka berdua menghadap Penerus untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jika mereka mau datang, artinya masih ada rasa hormat. Harap Penerus memaafkan mereka atas keterpaksaan di masa lalu. Jika tidak datang, berarti sudah tidak mengakui otoritas Penerus. Saat itu, harap Penerus dan Jenderal Duanmu waspada."
Aku mengangguk. Maksud Tetua Besar jelas. Jika mereka datang sendiri, berarti masih ada tiga poin rasa hormat. Jika sudah diperintahkan tapi tetap membangkang, artinya mereka sudah tidak menganggapku sebagai Penerus.
——Jamuan makan klan Long ini jauh lebih sederhana dibanding pesta seafood mewah yang kucicipi di Kota Qingmu. Ikan-ikan gemuk banyak yang gosong. Ao Jiang berkata dengan malu: "Penerus, kebiasaan klan Long adalah memakan ikan dan udang mentah. Kami belum menguasai berbagai metode memasak seperti manusia. Bisa membuat hidangan seperti ini sudah merupakan usaha keras."
Aku mengangguk dengan ekspresi antara ingin tertawa dan menangis: "Tidak apa-apa, yang penting kita sudah berkumpul. Soal makanan tidak perlu dipersoalkan. Ikan panggang seperti ini justru enak karena mempertahankan rasa aslinya. Dulu di Bumi - maksudku di dunia itu - aku pernah mempelajari berbagai teknik memasak. Kapan-kapan bisa kucoba masakkan untuk kalian, meski keahlian masakku biasa saja."
Begitu ucapanku keluar, para anggota klan Long langsung bersorak dengan mata berbinar-binar. Tampak jelas bahwa kegembiraan menyelimuti seluruh klan Long atas kepulanganku ini. Sebenarnya, saat tidak ada ancaman musuh eksternal, anggota klan Long menjalani kehidupan yang sangat optimis. Sekarang, begitu kusebutkan akan memasak untuk mereka, antusiasme mereka langsung meluap.
Meski begitu, harus diakui ikan panggang itu benar-benar sulit ditelan. Meski hidangan daging seperti ikan panggang tidak memuaskan, untungnya masih banyak buah-buahan eksotis yang manis dan segar. Ditambah minuman keras khas klan Long yang dibuat dari buah-buahan Pulau Long dan air dari Mata Air Naga. Meski kadar alkoholnya rendah, aromanya sangat harum menusuk hidung.
Setelah puas makan-minum, sebagian besar anggota klan Long menyelam ke dasar kolam untuk beristirahat. Naga yang belum berubah wujud humanoid meski bisa berbicara bahasa manusia, dalam banyak hal masih mempertahankan kebiasaan mirip suku barbar. Seperti kebiasaan Ao Jiang menyebutkan: mereka menyukai makanan mentah dan tidur di dalam kolam air.
"Akhirnya, aku diatur tidur di aula besar klan Long, Duanmu Lingxiu bermeditasi tepat di depanku. Tombak Fangtian-nya diletakkan di sampingnya. Sejak hari pertama bertemu orang ini, dia praktis tak pernah terpisah dariku. Aku ingin dia menjaga jarak, toh jika Ao Jiang dan Ao Hai berniat datang mengaku, dengan kehadirannya pasti mereka enggan muncul. Namun Duanmu Lingxiu langsung memotong pembicaraanku dengan kalimat: 'Bagaimana jika mereka berdua menyerangmu? Jika mereka benar-benar pengkhianat yang menjual Tianzun dulu, sedangkan aku menjauh, bagaimana aku bisa menghentikan mereka yang ingin membunuhmu?'"
"Kupikir juga masuk akal. Pada dasarnya, keunggulanku di klan Long hanyalah status sebagai anak Tianzun dan penerus. Kemampuanku sekarang memang belum sepadan dengan gelar ini. Akhirnya kuurungkan niatku dan membiarkannya tetap di sisiku."
"Demikianlah kami menunggu semalaman. Ao Jiang dan Ao Hai tak kunjung muncul. Keesokan harinya, Tetua menemukanku dan bertanya apakah keduanya telah datang mengaku tadi malam. Kugelengkan kepala: 'Tidak.'"
"'Akan kuhadapi mereka! Janji apa ini?!' Tetua berkata dengan nada kesal."
"Kuhalangi langkahnya: 'Tetua, beberapa hal cukup kita pahami dalam hati. Saat ini yang utama bukanlah memaksa kesetiaan mereka. Meski baru datang ke dunia ini, aku sudah mengerti prinsip dasarnya - dunia yang kuat memangsa yang lemah. Wajar saja mereka belum tunduk hanya karena status penerusku.'"
“Masalahnya adalah Sayang, kamu satu-satunya harapan kebangkitan kembali klan Long. Hanya kamu yang bisa menemukan kota empat penjuru itu, membalas dendam darah Tianzun (Dewa Tertinggi) dan klan Long!” kata Tetua.
Aku menghibur Tetua: “Memang begitu, tapi faktanya aku masih terlalu lemah sekarang. Jika saja aku bisa naik ke tingkat Tianjie dalam waktu singkat, bahkan mencapai Domain Dewa dengan wujud Long seperti Tianzun dulu, tentu mereka akan lapang dada. Terus terang, kemampuan sekarang ini tidak layak menyandang gelar Penerus. Melihat sorot mata penuh semangat kaumku, hatiku sebenarnya dipenuhi rasa bersalah.”
Tetua hendak bicara lagi, tapi ku gelengkan tangan: “Tetua, jika kau masih menganggapku sebagai Penerus, jangan paksa kedua mereka. Aku sudah berdiskusi dengan Jenderal Duanmu, mulai hari ini akan menyepi untuk mempelajari rahasia prasasti langit. Tugasmu adalah menenangkan kedua mereka, jangan sampai mengganggu selama aku menyepi. Itu sudah cukup. Ini bantuan terbesar untukku dan klan Long.”
Tetua mengangguk: “Baik, Penerus. Aku akan bertahan sampai hari kamu keluar dari penyepian. Tidak mungkin dua bocah brengsek ini berani macam-macam selama aku masih hidup!”
“Begitu paling baik. Tidak ada yang ingin hari itu benar-benar tiba,” kataku.
——Akhirnya, dengan status sebagai Penerus Klan Long, aku mengumpulkan seluruh anggota Long di aula besar klan kami untuk mengadakan rapat. Ao Jiang dan Ao Hai berdiri di satu sisi, sementara Tetua dan Duanmu Lingxiu duduk di sisi lain. Aku sendiri duduk di tengah area, tepat di posisi yang dahulu ditempati ayahku, Tianzun (Dewa Tertinggi). Anggota Long lainnya berputar-putar di dalam aula. Dengan tubuh raksasa mereka, dua tiga puluh ekor naga yang berdesakan di aula kecil ini memang terasa agak sempit.
Kujelaskan pada mereka caraku berpikir untuk pergi ke Wilayah Terlarang klan Long guna mempelajari Prasasti Langit, teknik rahasia tersebut. Tentu saja mereka semua mendukung.
“Tetua Ao Jiang dan Ao Hai, Jenderal Duan Mu akan menjagaku saat aku menyepi untuk kultivasi. Sekarang penduduk Kota Empat Penjuru sudah tahu aku kembali. Meski Lin Baqian yang juara dunia itu punya niat 'bagi dan taklukkan', tapi orang-orang Kota Empat Penjuru punya dendam darah dengan klan Long. Mereka tahu begitu kultivasiku naik, begitu mencapai tingkat Tianzun di masa lalu, aku pasti akan membalas dendam. Jadi ucapan ambigu Lin Baqian takkan bisa menghentikan niat mereka untuk membunuhku. Apalagi setelah mereka tahu kabar kepulanganku ke Pulau Long, pasti serangan mereka akan semakin ganas. Belum lagi, selain Kota Empat Penjuru, penganut Buddha Barat juga mengincar nyawaku. Dibanding penduduk Kota Empat Penjuru, orang-orang Buddha Barat jelas lebih menakutkan. Jadi selama masa kultivasiku ini, Pulau Long benar-benar berada di ambang kehancuran. Tetua Besar sudah mengorbankan seluruh kultivasinya untuk membuat barrier. Barrier ini takkan bertahan lama melawan petarung tingkat dewa. Maka selama periode ini, keselamatan klan Long dan nyawa seluruh anggota bergantung pada kedua tetua.” Aku berkata.
Ao Jiang dan Ao Haipun mengangguk: “Penerus tak perlu khawatir, kami biasa-biasa saja takkan mengecewakan misi.”
“Baik, terima kasih. Kali ini, aku berencana membawa rahasia Prasasti Langit saat keluar dari penyepian. Meski Long biasa tak bisa kultivasi, tapi mempelajarinya tidak ada salahnya. Musuh sudah di depan mata, hanya andalkan kekuatanku saja tak cukup. Long tingkat langit sudah punya kemampuan bertarung melawan tingkat dewa. Jika kita semua bisa naik ke tingkat dewa, mencapai tingkat Tianzun, barulah dendam darah klan Long bisa terbalaskan!” Aku melanjutkan.
