"Tidak setuju!" kataku.
"Mencari mati!" Teriaknya marah. Kali ini, ia kembali melambaikan tangan dengan santai. Tak ada pedang, hanya semburan energi pedang yang menyergapku.
Tiba-tiba, kerangka yang duduk bersila di tanah itu berdiri. Dengan satu tangan menyusun mantra, ia berkata perlahan: "Wu Liang Tian Zun (Dewa Tertinggi Tanpa Batas)."
Ucapan ini membuat si bertopeng besi kaget setengah mati. Ia segera menarik kembali energi pedangnya, menuding kerangka yang sudah berdiri itu: "Bagaimana mungkin? Bukankah kau sudah mati?"
"Selama Jalan Agung ada, aku pun ada. Jiwa Pedang, kau lupa janji kita di hari itu? Jika kau masih bersikeras begini, aku terpaksa bertindak untuk menaklukkanmu." Kata kerangka itu dengan suara datar namun berwibawa, nadanya tak menerima bantahan.
Sejak kerangka ini berdiri, di mana lagi sikap tak terkalahkan yang ditunjukkan Si Topeng Besi di awal? Dia langsung mengakui kekalahan, "Baiklah, karena kau ada di sini, aku akan beri muka. Nak ini tidak kubunuh, cukup kan?"
Usai bicara, Si Topeng Besi lari keluar ruangan, kabur ke luar. Aku mengangkat pedang mendekati kerangka itu. Saat ku mendekat, kerangka itu telah duduk kembali seperti posisi awalnya. Aku mencoba memanggil, "Senior? Tao Zu?"
Sudah beberapa kali kupanggil tak ada respon. Akhirnya, kubenturkan kepala ke lantai lagi sebagai rasa syukur atas kebaikan menyelamatkan nyawaku. Tak disangka, ternyata dia adalah klon Tao Zu Laozi.
Aku duduk bersila. Dari penampilan tadi, seharusnya aku aman sekarang. Si Topeng Besi itu cuma raja penggombal, mana ada seseram yang dia omongkan? Jadi pasti dia tak berani ganggu aku sekarang. Tiba-tiba kuingat kerangka tadi memanggilnya: "Roh Pedang?"
Jangan-jangan Si Topeng Besi ini bukan manusia, melainkan roh pedang biasa?
Setengah hari kurenungkan, tetap tak paham bagaimana roh senjata bisa sehebat ini. Tapi aku benar-benar tak berani cari Si Topeng Besi untuk klarifikasi. Selama dia tak berani kemari, tugasku sekarang adalah fokus pada kultivasi.
Aku hanya duduk di samping kerangka ini, pose kami hampir sama, terlihat seperti sedang melakukan kultivasi bersama. Aku terus mengulang mantra rahasia dari prasasti langit sesuai metode rahasia, hasilnya darah keemasan bergolak membentuk energi keemasan. Energi ini berubah menjadi qi-blood diserap oleh pohon kecil dalam tubuhku. Daun-daun pohon itu kemudian bergoyang, meneteskan embun putih satu demi satu ke dalam tubuhku, membentuk ulang fisikku.
Aku pun terjebak dalam penyepian ini. Di masa lalu di Bumi, tentu aku takkan sanggup menerima keadaan seperti ini. Tapi sekarang, setelah memasuki Jalan Kultivasi,『Hati』ku telah menjadi tenang dan damai.
Jadi untuk kali ini, aku tak tahu sudah berapa lama aku menyepi.
Kurasakan tubuhku semakin perkasa hari demi hari, tapi energi internal dalam tubuhku tak bertambah. Penyebab utamanya adalah semua energi yang kuhasilkan diserap pohon kecil itu. Embun dari pohon itu hanya membentuk ulang tubuhku, tak bisa menambah energi internal. Jadi kurasa saat ini levelku masih di Tingkat Manusia. Kabar baiknya, pohon kecil ini semakin subur dan rimbun akibat kultivasiku tanpa henti, cabang-cabangnya pun semakin lebat, subur dan indah dipandang mata.
Aku tahu saat ini belum cukup keluar. Targetku adalah minimal mencapai Tingkat Langit sebelum keluar. Tingkat Langit klan Long sudah setara dengan Tingkat Dewa manusia. Meski belum benar-benar seimbang, setidaknya bisa membantuku bertahan saat menjelajah Jianghu.
Saya melihat rambut panjang yang kini mencapai bahu. Untuk bisa sepanjang ini, kurasa aku sudah berada di ruang tertutup ini selama setahun. Sejak hari itu, orang bertopeng besi tak pernah muncul lagi. Saat ini, jarak dengan targetku masih sangat jauh. Aku menutup mata, kembali menyelami kultivasi tanpa henti.
Hingga suatu hari, saat kujalankan kembali rahasia Prasasti Langit. Kali ini, darah keemasanku kembali mengamuk. Pohon kecil itu terlihat sangat bersemangat, mulai menyedot darahku dengan gila. Tapi gelora kali ini berbeda dengan sebelumnya. Bukan ledakan yang merobek pembuluh darahku. Sebenarnya, selama ini pembuluh darahku telah diperkuat oleh embun daun, menjadi kokoh. Jika skalanya seperti dulu, pasti tak akan segagah ini.
Inti aliran darah kali ini bukan ke dantian, melainkan seluruh darah mengalir deras ke kepalaku.
Jika dulu seluruh tubuh sakit, kini hanya tengkorak yang berdenyut. Darah itu seolah ingin menerobos otak dan membabat ubun-ubunku. Baru kurasakan sakitnya Wukong saat mantra pengikat kepala diucapkan. Sakitnya membuatku berguling-guling di tanah dengan keringat dingin, tapi kugertakkan gigi menahan jeritan. Hanya agar tak diejek lagi oleh si topeng besi itu.
Rasa sakit ini terus berlangsung selama kira-kira tiga hari tiga malam. Akhirnya, aku hanya merasakan otakku seakan meledak dengan "boom" oleh darah, kesadaranku tiba-tiba menjadi kosong.
Pohon kecil itu kini tiba-tiba berhenti menghisap darahku, membuat semua darah serentak melaju kencang ke bagian kepala.
"Transfer energi, bermeditasi, berlatih kungfu - kau akan mencapai terobosan Domain!" Suara Manusia Topeng Besi bergema di telingaku.
Aku tak bisa lagi memikirkan banyak hal. Hanya bisa mengikuti sarannya. Dengan paksa kududukkan tubuhku, menjaga Lingtai (platform spiritual) tetap jernih, baru bisa mengulang mantra Prasasti Langit dengan sempurna.
Darah masih mengalir dengan ganas.
Latihan kali ini seolah memberi hasil berlipat ganda. Dalam aliran deras darah keemasan, semua berubah menjadi energi emas tak berujung yang akhirnya mengkristal menjadi darah baru di pembuluh darah.
Saat semua berhenti dan tubuhku kembali tenang, kuhirup napas panjang. Kubuka mata dan terkejut melihat seluruh tubuhku telanjang bulat - semua pakaian telah berubah menjadi abu.
Kuperiksa tubuhku. Hampir tak percaya ini milikku. Seluruh kulit tampak bening transparan. Yang paling mengejutkan, garis otot yang dulu kukagumi pada Kakak, kini menghiasi tubuhku!
Kusediakan diri. Saat ini, benar-benar kurasakan kekuatan mengalir deras di setiap sel tubuh.
Ini adalah kekuatan yang tak tertandingi.
“Aku menutup mata, dalam hati kembali mengucapkan mantra Prasasti Langit. Kali ini, bukan hanya darah keemasan yang bergejolak menjadi energi primordial, bahkan titik-titik cahaya bintang di udara mulai meresap ke dalam tubuhku.”
“Inikah tingkat bumi? Bisa merasakan Energi Langit Bumi? Energi spiritual alam semesta bisa membantuku berkultivasi?” pikirku dalam hati.
“Aku mencoba merasakannya, sensasinya semakin mistis. Inilah perbedaan antara tingkat manusia dan tingkat bumi. Kultivator tingkat manusia hanya berkultivasi dengan kekuatan sendiri. Saat mencapai tingkat bumi, kita bisa memanfaatkan kekuatan alam semesta untuk kultivasi. Ini seperti bermain game sendirian vs orang yang pakai cheat – jelas tidak bisa dibandingkan.”
“Maka segera kusambut kembali proses kultivasi ini dengan penuh konsentrasi.”
“Tingkat bumi baru bisa disebut sebagai tahap awal prajurit Benua ini. Sensasi kultivasi ini membuatku mabuk kepayang – bukan hanya aku, bahkan Pohon Kecil menyukainya, menjadi semakin aktif.”
“Selama ini aku selalu ingin menjadi kuat. Kini akhirnya kurasakan makna menjadi kuat! Kultivasi bagiku tidak membosankan, selama ada hasil yang terlihat, semua usaha pasti sepadan!”
“Kini antusiasmeku membara – ingin segera mencapai tingkat langit, tingkat dewa, bahkan menjadi Dewi Bumi!”
“Hanya dengan begitu aku bisa menemukan Kakak dan melindungi mereka. Setelah itu, baru bisa pergi ke Dataran Beku untuk menyelamatkan Liu Qingci!”
“Masih terlalu banyak yang harus kulakukan. Tapi semua itu membutuhkan kekuatan mumpuni sebagai prasyarat!”
Pada suatu hari, saat aku sedang melakukan kultivasi rutin, Orang Bertopeng Besi mendekat. Ia memandangiku sejenak, lalu berdecak-decak sambil berkata: "Lumayan! Jika metode ini benar-benar ide Ao Tiance, aku mulai benar-benar mengagumi si bebal itu. Kultivasimu sekarang terlihat tidak meningkatkan kemampuan sama sekali, tapi semua latihan itu memelihara tubuhmu. Harus diketahui bahwa keperkasaan Naga Hijau zaman kuno bukan terletak pada mantra, melainkan fisiknya. Ao Tiance yang insaf ini malah menemukan cara seperti ini. Ini agak mirip dengan konsep kultivasi fisik zaman kuno - untuk memperkuat energi, harus memperkuat fisik terlebih dahulu. Tubuh adalah tungku tempat energi internal disimpan. Meski kemampuanmu masih rendah, fisikmu sudah sekuat ini, ditambah sifat ikatan darah klan Long. Hei nak, benar-benar tidak pertimbangkan jadi muridku? Manfaatnya banyak banget!"
