"Inikah seni dewa Paviliun Tianji? Terlihat megah, tapi ternyata hanya bantal hias, indah tapi tak berguna?" Para pemuda itu mengejek sambil tertawa.
"Murong Jiuding dengan santai menahan hujan pedang. Sementara itu, Empat Kuda Mitos mulai menerjang ke arahnya. Sebenarnya yang paling membuat penasaran orang-orang adalah apa sebenarnya Empat Kuda Mitos ini. Mereka hanya mengenali Naga Hijau yang berputar-putar di udara, tapi jelas tidak mengerti apa itu Macan Putih, Zhu Que, dan Kura-kura Hitam. Mereka semua saling pandang tak mengerti."
"Empat Kuda Mitos ini terlihat sangat perkasa, tapi Murong Jiuding hanya perlu satu pukulan untuk masing-masing. Langsung saja kertas kuning yang membentuk wujud empat kuda mitos itu dihancurkan menjadi abu."
"'Sialan, si kakek tua ini benar-benar kuat! Hey Ye, sampai kapan lagi? Tuan Gendut di sini tidak bisa bertahan lama!' teriak si Gemuk."
"Murong Jiuding" berjalan mendekati "orang gemuk", ia menatap si gemuk dan berkata: "Ilmu bela diri Kuil Tianji memang sangat mistik dan luar biasa, tingkat bumi saja sudah memiliki tekanan lawan seperti ini. Kamu masih berteman dengan sisa-sisa klan Long ini. Seharusnya aku membunuhmu, tapi melihat muka Orang Tua Tianji, hari ini aku akan mengampuni nyawamu. Jika berani menghalangi lagi, aku pasti tidak akan mengampuni!"
"Hei, kakek tua, lihat apa ini?" Si gemuk mengeluarkan suatu benda dari dalam pelukannya dan melemparkannya ke arah Murong Jiuding.
"Murong Jiuding terkejut, namun tetap menerimanya dengan terampil. Ini adalah gulungan buku dari kain brokat. Setelah Murong Jiuding membukanya dan membaca sebentar, matanya memutih karena marah. Kedua tangannya memancarkan kilauan emas, dan gulungan brokat itu segera berubah menjadi abu. Ia menuding si gemuk, "Yinshan Gong？Bahkan jika Chu Xiaoran datang？Masih ingin menggunakan ini untuk menekan aku?"
Saat ini, Di Tian dan Ximen Wushuang yang mendengar perkataan Murong Jiuding itu mendekat. Wajah mereka berdua tidak enak dipandang. Mereka menatap Murong Jiuding dan bertanya, "Kakak tua Murong, Chu Xiaoran?"
"Surat Chu Xiaoran ini mengatakan bahwa saat Ao Tiance masih hidup, dia pernah menyerahkan bocah ini ke Yinshan Gong untuk kultivasi. Jadi Chu Xiaoran bilang dia adalah murid Yinshan Gong, ingin aku memberi muka padanya untuk membiarkan bocah ini hidup! Mustahil!" kata Murong Jiuding.
"Tapi muka Chu Xiaoran tidak bisa tidak dihormati! Yinshan Gong bukan hanya punya Chu Xiaoran, tapi juga Gongsun Wuce dan Yun Zhongyue - tiga orang ini semuanya memiliki kemampuan Tingkat Dewa! Ditambah bocah dari Tianji Pavilion ini yang jelas-jelas datang untuk melindungi sisa-sisa klan Long ini. Kakak tua Murong, jika hari ini kita memaksa membunuhnya, dikhawatirkan akan menimbulkan kemarahan umum!" kata Ximen Wushuang.
“Melanggar kemarahan publik pun apa? Setelah membunuh nak ini, langkah berikutnya Kota Empat Penjuru adalah menyatukan kerajaan! Saat itu kita bersaudara akan menjadi penguasa Tianyuan, masih takut siapa? Kalian sudah melihat kekuatan nak ini hari ini, darah tak terkalahkan Ao Tiance ditambah metode rahasia orang tua pengendara kerbau, pasti menjadi bencana besar di masa depan. Masalah masa lalu ditambah pemusnahan klan Long hari ini, menurut kalian masih ada ruang negosiasi?” Murong Jiuding berkata.
“Tapi!” Ximen Wushuang mengerutkan kening.
“Tidak ada 'tapi'! Istana Gunung Yin tidak ikut campur urusan dunia. Surat yang dikirim hari ini bukan oleh Chu Xiaoran sendiri, artinya dia hanya membalas budi Ao Tiance dan benar-benar ingin melindungi bajingan ini. Nanti aku sendiri akan ke Yin Shan Gong untuk memberi penjelasan. Mengenai Paviliun Tianji, terlihat misterius tapi sebenarnya cuma basa-basi! Kita tidak usah bunuh si gendut ini!” Murong Jiuding berkata.
“Hei, kalian sudah yakin? Tianji Laoren benar-benar dalam perjalanan ke sini. Chu Xiaoran dari Yin Shan Gong juga pasti menuju arah Pulau Naga. Yakin mau jadi musuh seluruh kerajaan? Jangan bilang Tuan Gendut tidak mengingatkan - kakak nak ini adalah orang gila. Jika kalian bunuh dia hari ini, kakaknya Sun Zhongmou pasti membantai Kota Empat Penjuru sampai habis tak bersisa. Itu baru disebut situasi pertempuran tanpa akhir.” Kata si gendut.
“Sun Zhongmou? Ada orang macam apa itu di kerajaan?” Di Tian tertegun.
“Sekarang belum ada. Tapi dalam Daftar Tianji tiga tahun lagi, kalian akan melihat orang yang muncul tiba-tiba bernama Sun Zhongmou!” Si gendut menjelaskan.
“Omong kosong, pergi sana!” Murong Jiuding mengayunkan tangannya, orang gemuk itu terlempar jauh oleh tepisannya.
Saat itu, helai terakhir inti kehidupan dari kolam darah klan naga terserap ke dalam tubuhku. Ini adalah kumpulan nyawa belasan anggota klan naga, termasuk darah Long Jiang dan Long Hai yang memiliki kemampuan tingkat langit. Besarnya inti kehidupan ini benar-benar di luar imajinasi.
Kututup mata, mengubah inti kehidupan perkasa ini menjadi energi darahku untuk menutrisi pohon kecil yang berhenti tumbuh ini. Akhirnya, ketika helai terakhir inti kehidupan menyatu ke pohon itu, alih-alih embun putih biasa, pohon ini justru menghasilkan buah keemasan yang membuatku girang!
Berhenti tumbuh karena ukuran pohon sudah mencapai batas maksimal. Saat pertumbuhan fisiknya berhenti, justru terkondensasi sebuah buah keemasan yang terlihat sangat menggoda.
“Hah? Apa yang terjadi? Sungguh aneh, bukankah pohon ini hanyalah benih kemampuan seumur hidup Ao Tiance? Jangan-jangan ini pohon Jalan-ku?!” Tiba-tiba suara pria bertopeng besi terdengar.
“Akhirnya kau muncul? Bukan urusanmu lagi apakah aku hidup atau mati?” tanyaku.
“Nak, jangan salah paham. Bukan tidak peduli, tapi Lin Baqian tadi mendeteksi keberadaanku. Orang itu sangat misterius, aku tak boleh ketahuan,” jawab pria bertopeng.
“Lalu kenapa sekarang berani muncul?” dengusku dingin.
“Takut, mana mungkin tidak takut. Nak, jangan marah juga. Aku sekarang benar-benar terikat. Andai di masa bebas dulu, cuma dengan satu tamparan sudah bisa kubunuh dia. Masalahnya sekarang ada tanggung jawab besar di pundakku.” Kata Manusia Bertopeng Besi.
“Lalu kenapa kau tidak buruan bersembunyi?!” seruku.
“Tidak! Sekarang akan kukeluarkan pedang itu untuk membantumu. Pohon dan buah dalam tubuhmu ini jangan sekali-kali digunakan kecuali dalam kondisi darurat. Ini masalah sangat penting. Tak ada waktu menjelaskan detailnya. Intinya jangan disentuh sama sekali! Jika sampai digunakan, bukan hanya penduduk Kota Empat Penjuru Benua Tianyuan yang akan memburumu, bahkan para biksu botak dari Barat pun akan keluar untuk membunuhmu. Ingat baik-baik!” ujar Manusia Bertopeng Besi.
Baru saja kata-katanya selesai, pusaran raksasa muncul kembali di Laut Timur. Senjata Suci Zaman Kuno yang tadi muncul kembali melayang di udara. Kejadian mendadak ini membuat Murong Jiuding dan kawanannya terdiam kaku. Mereka berteriak kaget: “Pertanda apa ini? Mengapa Senjata Suci Zaman Kuno muncul kembali?”
Aku mengulurkan tangan. Kali ini, Senjata Suci Zaman Kuno itu justru melesat ke arahku.
Senjata legendaris yang tak bisa mereka taklukkan meski mengerahkan seluruh tenaga itu, kini justru mendarat di tanganku dengan tenang.
Saat itu juga kubuka mataku. Ketika kelopak mata terbuka, cahaya ungu tiba-tiba menyambar di depan pupilku!
“Apa?! Tubuh bocah ini ternyata sudah mencapai tingkat bumi dan naik ke domain langit? Kekuatan fisiknya sekarang bahkan tidak kalah dengan kita?!” Ximen Wushuang berteriak kaget.
Aku berdiri, dalam tubuhku masih tidak terlihat tanda-tanda kemampuan kultivasi, tapi aku merasakan fisikku sekarang jauh lebih kuat dari sebelumnya, bahkan seolah energi di seluruh tubuhku meluap-luap.
Kemampuan tingkat manusia, tubuh tingkat langit! Dan naga tingkat langit sudah setara dengan manusia tingkat dewa!
Pedang kuno di tanganku bergetar hebat, kurasakan energi dahsyat yang mengalir darinya. Untuk pertama kalinya, rasa percaya diri tak terbendung menyelimutiku. Seolah dengan satu tebasan pedang ini, langit dan bumi bisa kupisahkan jadi dua!
Kubantu Duanmu Lingxiu berdiri sambil mengangguk, "Terima kasih."
Setelah itu, kuhampiri si Gendut yang masih terbaring. Pipinya bengkak akibat tamparan Murong Jiuding, tapi dia malah cengengesan, "Gimana? Sekarang giliranmu yang jadi bodyguard Tuan Gendut?"
Kuflexkan otot-ototku, "Liat nih! Bentuk tubuh sempurna! Ngiri? Cemburu?"
"Ck ck ck ck, tapi Tuan Gendut gak suka. Kata Qi Mei, dia justru demen sama lemak perutku yang berlapis-lapis ini," godanya sambil mengelus perut.
Dia melambaikan tangan malas, "Udah deh jangan pamer. Habisi dulu semua bajingan itu, baru boleh pamer lagi di depan Tuan Gendut!"
Aku mengangguk, menoleh melihat Murong Jiuding.
Saat ini, aku bukanlah lawannya.
Tapi dengan senjata suci zaman kuno ini di tanganku, segalanya menjadi berbeda.
Kuangkat pedangku.
Menatap Murong Jiuding, kukatakan: "Kudengar kau ingin membunuhku?"
