"Jika yang kau katakan benar, siapakah 'orang itu'?" tanyaku pada Lin Baqian.
Lin Baqian menggelengkan kepala berkata: "Siapa yang tahu? Kalau aku jadi Murong Jiuding, aku tidak akan buru-buru membunuhmu. Kemungkinanmu untuk selamat sangat kecil. Tapi kalau benar-benar bisa selamat, bahkan kalau sampai dibunuh olehmu itu akan jadi hal yang menarik, bukan?"
Setelah mengatakan ini, Lin Baqian tidak mau bicara lagi. Setelah beristirahat dua hari di Pulau Long, ia pergi tanpa pamit. Setelah kepergiannya, aku dan Duanmu Lingxiu kembali ke Wilayah Terlarang Long. Melewati formasi Yin Yang bagua bawaan lahir, aku membuka pintu itu dan melihat sosok bertopeng besi yang sedang memejamkan mata beristirahat di dalam.
Ia membuka mata memandangku: "Sudah bertemu Bang, tidak langsung bersujud dulu?"
Aku tertawa berkata: "Jangan macam-macam."
"Kau mau bunuh keledai setelah penggilingan selesai?" Ia melirikku.
"Kau menganggap diri sendiri keledai?" Kataku.
"Percaya tidak kalau kubanting kau sampai mati?" Makinya.
"Sudahlah. Aku bilang mau jadi muridmu ya jadi. Tapi Bang, ada satu hal yang ingin kutanyakan." Kataku.
Ia langsung menggelengkan tangan: "Kalau tentang urusan Laut Timur, lebih baik jangan dibuka. Karena dibuka pun takkan kujawab."
“Bukan urusan ini, kau begitu khawatir terhadap Lin Baqian, demi kejadian itu bahkan berani mempertaruhkan nyawanya, aku tahu pasti kau takkan mau bicara soal itu. Yang ingin kutahu adalah hal tentang diriku. Kau mulai tertarik padaku setelah melihat pohon kecil dalam tubuhku ini, saat itulah kau memutuskan menerimaku sebagai murid. Ketika pohon ini berbuah, kau bahkan lebih antusias dariku. Lin Baqian memberitahuku, saat buah lima elemen dalam tubuhku matang, akan ada yang memetiknya. Kau menerimaku sebagai murid, bukan juga untuk ini kan?” tanyaku.
Orang bertopeng besi itu melirikku: “Si nak itu namanya Lin Baqian? Tak pernah dengar. Tapi dia misterius, tingkat dewi bumi biasa tapi aku tak bisa menembus kedalamannya. Jangan lihat aku mudah melukainya, sebenarnya dia sedang mengujiku. Orang itu sangat kuat.”
“Bang, tak beranikah menjawab pertanyaanku secara langsung?” Kukejar dia yang berusaha mengalihkan pembicaraan, ini menyangkut keselamatan nyawaku sendiri.
Dia melototkan matanya yang putih: “Kau berlebihan. Saat pertama melihat pohonmu, aku sudah tahu pencapaianmu di masa depan akan melampaui Ao Tiance. Ao Tiance saja bisa menyebut diri Tianzun (Dewa Tertinggi), bukankah jadi gurumu ini kehormatan? Tentu, aku bukan demi popularitas. Cinta akan bakat kan wajar dimiliki semua orang?”
“Lalu buahnya?” tanyaku.
Dia menggelengkan kepala sambil berkata, "Kamu ini, selalu ingin tahu sampai ke akar-akarnya, apa gunanya? Sudahlah, karena dia adalah gurumu, aku akan memberitahumu langsung. Aku juga tidak menyangka, pohon dalam tubuhmu ini ternyata adalah Pohon Tao. Ao Tiance tidak punya kemampuan untuk meninggalkan Pohon Tao. Yang bisa melakukan rekayasa seperti ini mungkin si kakek tua pengendara kerbau, atau mungkin konspirasi bersama antara si kakek tua dan Ao Tiance. Pohon Tao sejak lahir ini bisa menghasilkan buah lima elemen. Lin Baqian memang benar, jika ada yang memetik semua buah saat benar-benar matang, itu akan sangat menguntungkan kultivasinya sendiri. Tapi apakah dia pernah berpikir, sebenarnya ini mustahil? Kekuatan lima elemen harus berdampingan, itu adalah Jalan Langit Bumi. Jika benar-benar mencapai tingkat itu, yang bisa melukaimu tidak lebih dari lima jari."
Maksud "lima jari" mungkin tidak lebih dari lima orang. Dalam hati aku mencoba mengira-ngira: Master Hongmeng dalam legenda? Tiga Tao Zu? Tongtian Jiaozhu? Buddha?
"Jadi jangan terlalu banyak berpikir, karena kekuatan lima elemen harus seimbang. Bahkan leluhurmu Naga Hijau yang masih hidup pun pasti tidak bisa melakukannya. Jika benar bisa, maka kamu telah melampaui tiga dunia dan lima elemen, mencapai status dewa," kata Pria Bertopeng Besi.
"Benarkah kamu tidak merekrutku sebagai murid karena ini?" tanyaku.
"Aku hanyalah roh pedang. Lagipula, dengan kemampuan sepertiku, apa aku akan menginginkan buah Jalanmu? Sekalipun kujadikan kau muridku, sebagai senior, mana mungkin aku merebut barang murid sendiri? Apa itu tidak memalukan?" kata Orang Bertopeng Besi.
"Tapi harus ada alasannya kan? Kalau kau tidak jujur, aku merasa kau punya niat tersembunyi. Jujur saja, ini membuatku merinding." kataku.
Orang Bertopeng Besi melototi aku: "Mau jadi murid atau tidak? Kalau tidak, pergi sana!"
"Kalau begitu aku benar-benar pergi." kataku. Setelah berkata begitu, aku berbalik hendak pergi.
"Kembali!" teriaknya marah. Dengan sekali gerakan, tangannya yang seperti cakar menyambar dan melemparku ke tanah.
"Dulu aku bertarung dengan ayahmu dan kalah. Sejak itu terkurung di sini tanpa batas waktu. Bayangkan, ahli sepertiku terpenjara bertahun-tahun tanpa bisa menjelajahi Jianghu. Jika kau berhasil menguasai dua elemen dan mematangkan dua Buah Jalan, kekuatanmu akan menyamai ayahmu dulu. Tapi jika bisa menguasai tiga elemen tanpa mati, secara tingkat pencapaian kau akan setara dengan Dewi Bumi. Pada tahap itu, kemampuanmu sebagai Longzu Xian sudah tak terukur. Saat itulah kau bisa memecahkan segel dan membebaskanku." Akhirnya dia bicara jujur.
"Segel apa?" tanyaku.
"Makhluk di dalam peti mati itu. Bunuh dia, maka aku bebas." jawabnya.
"Lalu kenapa kau menghalangi Lin Baqian membunuhnya?" aku berteriak kaget.
“Kamu tahu apa? Meski bocah itu kuat, dia takkan bisa membunuh orang di dalam peti mati itu. Karena itu aku tak bisa melepaskannya. Inilah perjanjianku dengan si kakek penunggang kerbau itu.” Orang Bertopeng Besi berkata.
Aku mengangguk, akhirnya paham situasinya. Jadi, dulu Laozi menggunakan Pedang Pembasmi Dewa ini untuk menumpas Peti Naga Emas. Di dalam Peti Naga Emas itu tersimpan seorang ahli yang luar biasa. Kemampuan ahli ini bahkan melampaui Lin Baqian.
“Jika tebakanku benar, kamu seharusnya adalah Pedang Pembasmi Dewa dari Formasi Pedang Pembasmi Dewa milik Tongtian Jiaozhu. Aku penasaran, dalam Formasi Pedang Pembasmi Dewa ada empat pedang: Pembasmi Dewa, Pembantai Dewa, Penjerat Dewa, dan Pemusnah Dewa. Kalau kamu bertugas di Laut Timur, di mana tiga pedang lainnya berada?” tanyaku.
Orang Bertopeng Besi melototiku, “Kau tahu banyak sekali. Ternyata bisa melihat sampai sejauh ini! Ada hal yang pantas ditanya, ada yang tidak!”
“Lihatlah dirimu. Jangankan sebagai guru-murid, bahkan dalam kerja sama pun kita harus berterus terang, bukan? Biarkan aku berpikir. Di Benua Tianyuan, makhluk seperti Peti Naga Emas pasti tidak hanya ada di bawah Laut Timur. Pasti ada juga di Dataran Beku. Salah satu dari tiga pedang sisanya mungkin bertugas di sana. Dengan dua wilayah terlarang ini, di mana dua pedang lainnya berada?” kataku.
Orang Bertopeng Besi mendengus dingin, “Lebih baik jangan terlalu paranoid. Ada hal yang akan kau ketahui saat waktunya tiba. Mengetahui sekarang justru belum tentu baik untukmu.”
Aku masih ingin berbicara lagi, namun di saat itu, sorot mata Orang Bertopeng Besi yang dingin penuh aura pembunuhan tertuju padaku. Dia melototi sambil berseru: "Jika kau berani mengucapkan satu kata lagi, aku akan segera membunuhmu."
Aura pembunuhan yang tiba-tiba meledak dari si kakek tua itu jelas menunjukkan dia tidak sedang bercanda. Segera kuangkat kedua tangan sambil berkata: "Pertanyaan terakhir - apakah semua ini... segalanya... ada hubungannya dengan Laozi?"
Perlahan-lahan si kakek tua menarik kembali aura dinginnya. Setelah mengangguk, dia menggelengkan tangannya: "Pergilah! Karena waktu itu aku memaksakan diri mengeluarkan Pedang Lushian untuk membantumu, segelnya menjadi longgar. Aku butuh waktu untuk memperbaikinya. Seperti yang kukatakan sebelumnya, jangan terlalu paranoid. Dibandingkan seluruh kerajaan, baik Ao Tiance maupun dirimu adalah yang terberkati. Meski Ao Tiance telah jatuh, dialah satu-satunya Tianzun (Dewa Tertinggi) di dunia. Sedangkan kau..." Dia menatapku dalam-dalam, "Mencapai prestasi melebihi Ao Tiance sudah menjadi keniscayaan. Tapi apakah ini keberuntungan atau malapetaka bagimu, itu tergantung takdir dan usahamu sendiri."
Aku mengangguk lalu meninggalkan Wilayah Terlarang klan Long ini. Tentang Orang Bertopeng Besi, sebenarnya tak ada dendam dalam hatiku. Aku sudah terbiasa orang menyimpan rahasia. Lagipula, dialah yang telah banyak membantuku, dan juga sosok yang kuterima sebagai guru dengan anggukan kepalaku sendiri.
Setelah keluar dari Wilayah Terlarang Klan Long, tiba-tiba aku merasa tidak ada pekerjaan. Kedatanganku justru tidak memutar balik krisis Pulau Long, malah membuat para penyintas yang selamat mati untukku. Dulu masih ada anggota Klan Long yang memberi secercah harapan hidup di pulau ini, tapi sekarang seluruh Pulau Long terasa sangat sepi.
You Ruo merawat beberapa telur naga siang dan malam.
Sedangkan aku dan Duanmu Lingxiu terjebak dalam kultivasi membosankan tanpa henti.
Waktu berlalu dengan cepat.
Tapi terhadap waktu, aku semakin kehilangan konsep. Hanya melihat matahari terbit dan terbenam, tidak ada gelombang di hati.
Hingga suatu hari, buah keemasan ini matang.
Ia tergantung di dahan pohon, memancarkan cahaya emas yang membuat air liur menetes tiga chi.
