"Manusia yang perkasa itu jauh lebih kuat daripada Dixian. Dia melihat umat manusia di Benua Tianyuan begitu lemah dan terus menerus ditindas, sehingga dia turun tangan membantu. Dia mengalahkan kedua Dixian itu secara diam-diam, lalu menumpas mereka di dalam peti naga emas. Satu ditumpas di dasar Laut Timur, satunya lagi di Dataran Beku. Kedua tempat itu menjadi wilayah terlarang, satu karena kekuatan senjata suci kuno, dan yang lain karena dendam tak berujung dari kedua Dixian itu. Setelah menaklukkan kedua Dixian, orang perkasa ini mengajarkan teknik bela diri kepada para jagoan manusia. Umat manusia mulai memasuki jalan kultivasi, dan perlahan menjadi sekuat sekarang! Jenderal Duanmu, menurutmu apakah prediksinya masuk akal?" Aku berkata dengan penuh emosi.
"Tampaknya memang begitu." Duanmu Lingxiu mengerutkan kening.
"Tapi mungkinkah ada orang seperkasa itu, yang bisa diam-diam menaklukkan dua Dixian sekaligus?" tanya Duanmu Lingxiu.
"Ada. Jangan lupa, sebilah pedang saja bisa mengalahkan Lin Baqian yang hampir mencapai tingkat Dixian. Di Bumi, ada pendeta tua pengendara kerbau yang bisa sendiri mengalahkan jago tak terkalahkan di kerajaan. Dalam legenda Bumi, banyak sekali petarung sekuat itu. Kau tidak mengerti betapa dahsyatnya kultivator dari zaman kuno di Bumi." Jawabku.
"Jalan kultivasi seolah tak berujung. Satu gunung masih lebih tinggi dari gunung lainnya." Duanmu Lingxiu menghela napas.
Aku tersenyum pahit: "Benar, di Bumi sekarang praktisi kultivasi sudah lama punah. Di sana sebenarnya aku sudah dianggap jagoan bela diri top-tier. Tapi siapa sangka begitu sampai di Benua Tianyuan, aku masih jadi newbie. Para kuat yang berhasil membuka Pintu Langit dan naik ke dunia lain dari Bumi itu pun tak tahu ada di mana. Dunia itulah yang benar-benar penib dengan yang kuat seperti awan. Tingkat Dewa dari Benua Tianyuan ke dunia itu, kurasa nasibku akan sama seperti saat datang ke dunia ini."
Setelah berbicara, hatiku teringat lagi pada Lin Baqian. Dia membuka Laut Timur dengan paksa, lalu pergi ke Dataran Beku. Secara sepintas seperti tindakan gegabah. Karena sekarang aku mulai paham implikasinya, perlahan aku mengerti niat Lin Baqian. Sangat mungkin dia juga sudah menebak semua ini, makanya bertindak seperti itu. Tapi aku tak bisa menebak tujuan sebenarnya Lin Baqian, karena bahkan aku tak tahu ras apa dia. Apakah dia hanya ingin mengintip kebenaran, atau melepaskan dua makhluk legendaris tingkat dewi dari Benua Tianyuan ini?
Atau seperti katanya sendiri, kesepian seorang jago? Sebagai juara dunia yang tak terkalahkan, mungkin dia hanya mencari lawan yang layak diperangi?
Aku berencana saat ketemu si Gemuk nanti, minta detail tentang sistem mitologi kuno Bumi. Waktu kecil aku pernah baca Daftar Fengshen, tahu bahwa para dewa abadi pun saling berebut. Contohnya antara Tiga Dewa Kemurnian Taoisme dengan Tongtian Jiaozhu. Tapi pengetahuanku tak mendetail. Kuyakin setelah kusampaikan semua prediksi ini ke si Gemuk, dia pasti bisa menjelaskan sampai tuntas.
Aku tidak mencari Iron Face untuk mengonfirmasi. Terkait urusan ini, dia tampak sangat tabu membicarakannya. Sebenarnya aku paham, jika prediksinya benar, ini memang seharusnya menjadi rahasia yang tak boleh terungkap. Pertama, membunuh dua Dewa Abadi secara diam-diam adalah tindakan tidak bermoral. Para dewa sangat menjaga muka, kasus ini akan memalukan jika tersebar. Kedua, jika kabar ini bocor, ras Siluman dari Laut Utara dan klan Binatang dari Wilayah Liar akan menyatakan perang pada manusia meski harus mempertaruhkan pemusnahan seluruh klan.
Meski belum mendapat konfirmasi resmi dan ini masih sebatas tebakan, prediksi ini membuat suasana hatiku membaik. Duanmu Lingxiu, setelah mengetahui kultivator Bumi benar-benar perkasa, kembali menyelam dalam kultivasi tanpa henti di tepi Laut Timur. Sedangkan aku belakangan ini agak malas, bukan karena takut Jalanku akan direbut paksa, tapi karena setelah buah keemasan mencapai kesempurnaan besar, ada kekhawatiran dalam hatiku.
Saat buah keemasan mencapai puncak, kultivasi selanjutnya akan membuat pohon Jalan dalam tubuhku berbuah lagi. Warna apakah buah berikutnya? Lima elemen kekuatan hanya emas, kayu, air, api, tanah. Sudah ada buah emas, apakah berikutnya akan muncul buah yang mewakili kekuatan elemen kayu?
Kekuatan lima elemen, menurut pemahaman Bumi, saling menghasilkan dan meniadakan. Hubungannya sangat kompleks: Siklus produksi adalah emas menghasilkan air, air menghasilkan kayu, kayu menghasilkan api, api menghasilkan tanah, tanah menghasilkan emas. Siklus penghancuran adalah emas mengalahkan kayu, kayu mengalahkan tanah, tanah mengalahkan air, air mengalahkan api, api mengalahkan emas.
Sekalipun teori saling menghasilkan dan saling meniadakan ini diabaikan, setelah buah pencapaian berikutku matang, akan ada dua kekuatan elemen dalam tubuhku. Pertentangan dua kekuatan ini terjadi di dalam raga, aku tidak tahu apakah tubuhku sanggup menahan benturan dua energi yang saling bertarung.
Inilah alasan mengapa akhir-akhir ini aku harus memperlambat proses kultivasiku. Tapi aku juga sadar, beberapa hal tak bisa dihindari. Meski tahu risiko di depan mata, kultivasi harus tetap dilanjutkan. Risiko dan hasil adalah dua sisi mata uang. Jika tubuhku berhasil mengatasi kekuatan elemen berikutnya, tidak hanya fisikku akan mencapai tingkat kekuatan yang lebih tinggi, kemampuan kultivasiku juga akan meningkat, bahkan mungkin langsung mencapai tingkat pencapaian Tianjie. Saat itu tiba, barulah aku memiliki kemampuan bertarung yang memadai ketika bertemu dengan mereka yang ingin membunuhku.
Aku tidak bisa selamanya tinggal di Pulau Long.
Selain Pulau Long bukan tempat yang benar-benar aman, Murong Jiuding yang sudah datang sekali pasti akan datang lagi. Yang terpenting, masih banyak urusan yang harus kuselesaikan di luar. Bahkan bisa dibilang, meninggalkan Pulau Long sudah menjadi keharusan. Aku terpaksa kembali masuk ke dalam kultivasi intensif, karena hanya dengan mencapai Tianjie, aku memiliki keberanian untuk pergi dari sini.
Setiap kali memasuki alam kultivasi, waktu menjadi kabur. Mungkin inilah alasan mengapa usia kultivator bisa sangat panjang. Saat kau menutup mata dan menyelami kultivasi, waktu berlalu dalam hitungan tahun, bahkan banyak yang menyepi selama puluhan hingga ratusan tahun. Jika menggunakan patokan usia manusia di Bumi, mereka praktis sudah mati saat membuka mata kembali, mana mungkin melanjutkan kultivasi?
Kali ini menyepi, aku tidak tahu sudah berapa lama. Pulau Long sekarang benar-benar sepi. Rahasia prasasti langit terus berputar dalam tubuhku, kekuatan alam semesta tak henti berubah menjadi ikatan darah, mengairi pohon kecil yang berakar di tubuhku.
Hingga suatu hari, darah dan energi spiritual dalam tubuh mulai mengamuk deras. Buah keemasan itu tiba-tiba menjadi ganas. Meski masih tergantung di pohon kecil, ia berguncang tak terkendali, bahkan aku tak bisa menenangkannya.
Aku tahu saatnya akhirnya tiba. Buah kedua dari Pohon Jalan akhirnya akan muncul. Kehadiran kekuatan elemen lain inilah yang membuat buah keemasan itu mengamuk. Tak tahu harus berbuat apa, aku hanya terus menyerap energi spiritual sambil mengirimkan seberkas kekuatan spiritual untuk menenangkan buah emas yang liar itu.
Pohon kecil itu menggigil dengan gila. Seperti saat buah emas pertama muncul dulu, seolah sudah delapan ratus tahun tidak diairi, ia menyedot ikatan darahku dengan rakus. Bahkan lebih gila dari sebelumnya, dalam sekejap mata darah dalam tubuhku hampir habis dihisap habis!
Rahasia prasasti langit sudah berputar kencang, tapi darah yang dipulihkan energi spiritual tak sanggup mengimbangi kecepatan penyedotan pohon itu. Aku membuka mata, menyaksikan pemandangan mengerikan.
Ketika pasokan darah tak mencukupi, pohon kecil itu pun mulai ikut mengamuk.
Saat ini, tidak ada yang memberikan panduan apapun padaku. Aku hanya bisa mempertahankan setetes darah terakhir dalam tubuhku tetap ada, lalu mulai menjalankan Rahasia Prasasti Langit dengan gila-gilaan. Namun semua ini sia-sia belaka. Di saat genting ini, Duanmu Lingxiu tiba-tiba muncul di sekelilingku. Ia menempelkan tangannya di punggungku, berniat menggunakan energi spiritual kemampuannya untuk membantuku melewati kesulitan ini!
Duanmu Lingxiu sudah mencapai Tingkat Dewa dalam kemampuan, kekuatan spiritualnya sangat mendalam. Saat ini kurasakan energi spiritual yang tak henti-hentinya mengalir masuk ke dalam tubuhku. Kehadiran energi ini bagai salju di tengah musim kemarau. Berkat dukungan energi inilah, kekuatan ikatan darahku bisa tetap bertahan.
Akhirnya, kulihat di sebuah dahan pohon akhirnya terkondensasi menjadi buah kecil berwarna merah menyala! Dibandingkan dengan buah keemasan yang sudah matang, buah ini terlihat begitu muda dan lembut!
Saat melihat buah merah api ini mulai tumbuh, jantungku bergetar hebat seketika.
Lima elemen saling menghasilkan dan saling meniadakan. Logam dan Api adalah elemen yang saling bertentangan!
Jelas terlihat, saat itu buah keemasan tiba-tiba memancarkan cahaya emas yang langsung menyelubungi buah baru yang baru saja terbentuk.
