"Mungkin mempertahankan Qing di sekelilingku adalah keputusan paling bijak yang kulakukan secara tak sengaja di antara kesalahan takdir. Karena seni menyamarnya yang luar biasa, saat ini tempat ini bisa dibilang mengumpulkan para terkuat dari seluruh kota empat penjuru, namun tak satu pun dari mereka yang berhasil mengenaliku. Bukan hanya tidak mengenali, sikap mereka padaku bahkan sangat baik."
"Mungkin bagi mereka, orang asing yang tak pernah mereka lihat ini memiliki kekuatan elemen logam dalam tubuh yang mampu menyaingi energi spiritual Langit Bumi yang pekat di sini. Selain energi spiritual elemen logam, tubuhku juga memiliki energi spiritual elemen api. Mereka pasti bisa merasakan hal ini, sehingga saat ini mereka sangat penasaran dengan identitasku."
"Setelah kubentuk mawar keemasan di telapak tanganku, kurasakan Murong Jiuding menarik napas tajam. Ia mendekat dan berkata: 'Ksatria Muda, di usia semuda ini sudah memiliki kemampuan setinggi ini! Bukan hanya menguasai ilmu metafisika, tapi juga mampu menampung dua kekuatan elemen sekaligus. Dari situasi tadi, seharusnya dalam tubuhmu terdapat elemen logam dan api. Aku sendiri mempelajari energi primordial elemen logam, dan sangat paham bahwa logam dan api saling bertentangan. Namun Ksatria Muda bisa menyatukan dua elemen yang berlawanan ini. Kedalaman ilmu seperti ini sungguh di luar jangkauanku.'"
"'Anda Murong Jiuding? Guruku sering menyebut namamu, mengatakan bahwa Murong Jiuding dari Kota Kaiyang adalah manusia dengan bakat terhebat di ras manusia.' Kulemparkan pandangan menyamping padanya."
"Ini adalah strategi yang baru saja kupikirkan. Karena mereka tidak mengenaliku, nanti pasti akan menguji identitasku dengan berbagai cara. Daripada begitu, lebih baik aku menggunakan kedok harimau ini dulu. Mereka sudah penasaran padaku, jika tahu ada seorang guru di belakangku, bukankah rasa penasaran mereka akan semakin besar?"
Benar saja, setelah aku mengucapkan kalimat itu, Ximen Wushuang menarik napas dalam-dalam: "Orang yang bisa mendidik murid seperti Ksatria Muda, pasti merupakan tokoh terkenal di kerajaan ini. Bolehkah hamba mengetahui nama guru terhormat? Kami ingin menghadap beliau."
Aku menatapnya: "Lalu siapa kau sebenarnya?"——Pada saat ini, semakin aku menunjukkan sikap meremehkan mereka, justru mereka tidak akan marah, bahkan semakin penasaran dengan identitasku.
Ximen Wushuang membungkuk hormat: "Wali Kota Chaoge Ximen Wushuang, hamba yang di hadapanmu."
"Oh ternyata Wali Kota Ximen, tapi ini kelancanganku. Sejujurnya, guruku bukanlah anggota Jianghu. Sebelum turun gunung, beliau berpesan berkali-kali agar tidak membocorkan namanya. Guru lebih menyukai kedamaian, tidak ingin terlibat perseteruan Jianghu. Mohon maaf, Wali Kota. Tapi ada senior seperguruananku yang turun gunung beberapa tahun lalu, mungkin kalian kenal."
Ximen Wushuang bertanya: "Siapakah nama senior tersebut?"
"Marganya Bai, sifat pemarah, ada sedikit kecenderungan kekerasan, dan suka memakai baju putih." Jawabku.
Aku dan si gemuk pernah mendiskusikan masalah ini. Puncak seni berbohong adalah mencampurkan kebenaran dengan kepalsuan. Andai aku mengarang guru palsu semata, mungkin mereka masih curiga. Tapi dengan menyertakan Nona Putih yang asal-usulnya tak diketahui seluruh kerajaan sebagai kakak seperguruanku, kurasa sekarang seluruh kerajaan sedang menebak identitas Nona Putih tersebut. Dengan begini, pertama-tama menunjukkan kemampuan sang guru yang kusebut, kedua membuat mereka percaya bahwa kebohongan ini benar-benar bisa kukarang seenaknya. Sebab meski mereka bertemu Nona Putih, pastinya dia tak akan membongkar kedokku.
"Ternyata dia?!" Ximen Wushuang berseru.
"Apakah Wali Kota Ximen pernah mendengar kabarnya? Bisakah memberitahukan dimana kakak seperguruanku sekarang? Sejujurnya, kami tumbuh besar bersama. Dia menyelesaikan latihan lebih dulu, dan setelah pisah beberapa tahun ini, aku sangat merindukannya." Kataku.
Ximen Wushuang menggeleng: "Andai saja aku tahu dimana dia. Pantas saja seluruh kerajaan tak bisa menebak identitas perempuan bermarga Bai itu. Ternyata dia seasal dari guru yang sama dengan Ksatria Muda. Bisa kulihat, pasti Guru Mulia adalah Da Neng yang legendaris. Bagaimana mungkin bisa melatih dua murid luar biasa seperti kalian berdua?"
Aku membuat kebohongan ini awalnya untuk membohongi Murong Jiuding dan kawan-kawannya. Tapi siapa sangka, Shangguan Wuji langsung berlari mendatangiku dengan wajah penuh kejutan setelah mendengarnya. Melihat kelakuannya yang seperti pengecut itu, dia sepertinya ingin segera mengakui hubungan kekerabatan denganku. Dia menarik tanganku dan berkata: "Ksatria Muda, tak kusangka kau ternyata adik seperguruan Nona Putih! Aku pernah bertemu dengannya sekali. Kakakmu itu memang benar-benar sifat pemarah, bahkan sempat melukai tiga ribu pasukan beratku! Meski reputasinya mendunia dengan menginjak-injak harga diriku, aku tidak menyalahkannya. Malah ingin berteman. Ayo, ini bukan tempat untuk bicara. Perkemahan klan Shangguan ada di depan. Mari kita minum dua gelas!"
Meski berhasil menipu mereka untuk sementara, tetap ada kemungkinan mereka menemukan kejanggalan. Misalnya jika nanti mereka bertanya tentang tingkat kemampuan sebenarnya, bagaimana harus kujawab? Kemampuanku sendiri memang masih belum stabil. Selain itu, ilmu beladiriku terlalu mirip dengan Tianzun Ao Tiance. Mereka pasti akan curiga. Jadi aku memanfaatkan situasi ini. Klan Shangguan sudah beberapa kali menunjukkan sikap bersahabat, dan di sana memang tempat yang cukup aman untukku.
Aku tertawa: "Kakak seperguruanku memang memiliki bakat dan kecantikan luar biasa. Kau tertarik padanya? Tapi dia bukan wanita sembarangan. Saat keluar dari gunung, dia pernah bilang ingin mencari pria yang tak terkalahkan di dunia, seperti Tianzun."
"Kalimatku ini sebenarnya ditujukan untuk Murong Jiuding dan kawan-kawannya. Karena Nona Putih pernah membantu Penerus Klan Long yang ingin mereka bunuh, aku khawatir mereka akan mencurigaiku dalam hal ini. Dengan sengaja aku mengalihkan alasan ke Nona Putih yang membantu Penerus Long itu hanya karena kekaguman pada Tianzun (Dewa Tertinggi). Setelah membuat-buat alasan, aku sadar bahwa sebenarnya aku mengatakan kebenaran - bukankah Nona Putih memilih membantuku justru karena perasaannya terhadap Tianzun?"
"Ah, omonganmu ini! Aku menyukainya adalah urusanku, dia tidak menyukaiku adalah urusannya. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan acara minum kita, saudara, bukan? Pergi!" Shangguan Wuji menarik lenganku pergi.
Aku juga sedang bersiap memanggil Qing untuk ikut pergi, tiba-tiba terdengar suara batuk. Batukan itu berasal dari Wali Kota Fengming, Shangguan Zhenhua. Setelah batuk, dia memberikan isyarat mata kepada Shangguan Wuji.
Aku kaget, mengira identitasku sudah terungkap secepat ini. Apakah kebohonganku memiliki kelemahan?
Hasilnya saya melihat sekeliling, menemukan Murong Jiuding dan yang lain-lain di wajah mereka terlihat tidak puas, tapi bukan melihatku, melainkan menatap Shangguan Wuji. Aku segera paham, di Benua Tianyuan yang mengagungkan seni bela diri ini, para prajurit Top-Tier sesungguhnya menguasai hak kerajaan. Mereka kini mengira setidaknya aku memiliki kemampuan Tingkat Dewa, maka pastilah aku akan menjadi incaran, karena tidak peduli faksi mana yang kumasuk pasti akan meningkatkan kekuatan mereka drastis. Shangguan Wuji yang menarikku pergi saat ini, tentu menimbulkan ketidakpuasan dari tiga klan lainnya.
Entah Shangguan Wuji ini benar-benar tidak paham atau pura-pura tidak paham, ia menatap Shangguan Zhenhua: "Kakek, aku dan Ksatria Muda ini langsung akrab seperti saudara, mau pergi minum-minum bersama. Mengapa Kakek batuk-batuk? Ada yang ingin disampaikan?"
Begitu kata-kata ini keluar, aku tahu Shangguan Wuji sedang berpura-pura. Bisa dikatakan, Shangguan Wuji bukan hanya di klan Shangguan, tapi bahkan di seluruh kota empat penjuru adalah sosok unik. Ia tidak suka kultivasi, sama sekali tidak tertarik pada peningkatan kemampuan. Satu-satunya hobi adalah melatih pasukan dan berlatih merakit formasi. Ini bisa disebut menyimpang dari pekerjaan resmi, namun justru karena keahliannya yang luar biasa dalam menyusun formasi tempur pasukan, membuat nama Shangguan Wuji terkenal di seluruh kerajaan.
Meski kekuatan jagoan bela diri kuat, satu orang bisa melawan ratusan bahkan ribuan musuh, tapi taktik lautan manusia pada akhirnya akan membuat tenaga prajurit terkuras sampai mati. Jadi meski Shangguan Wuji tidak punya kemampuan, dengan puluhan ribu pasukan beratnya saja, tak ada yang berani meremehkan.
Seseorang seperti ini tidak mungkin tidak mengerti prinsip dasar seperti itu. Kultivasi mungkin mengandalkan bakat, tetapi latihan militer dan penyusunan formasi sebenarnya mengandalkan otak.
Shangguan Zhenhua dengan frustasi tersenyum pada tiga wali kota lainnya: "Wuji memang bandel, semua sudah tahu. Jangan terlalu menyalahkannya. Wuji, kemarilah. Ksatria Muda ini memiliki wujud agung dan gagah. Bagaimana mungkin keluarga Shangguan tidak menjamu dengan layak? Ini adalah Kota Fuyao, wilayah Wali Kota Di Tian. Kemah Wali Kota Murong di depan jauh lebih mewah daripada kita. Mari, pasti semua sangat penasaran dengan guru Ksatria Muda ini. Di sana juga tidak perlu khawatir masalah jamuan. Lagi pula kita sekarang sudah memiliki 400.000 pasukan gabungan, sudah saatnya berdiskusi tentang strategi selanjutnya."
