Yang paling kuinginkan sekarang adalah segera meninggalkan tempat ini! Kali ini yang mengamuk adalah Ximen Wushuang, lain waktu bisa saja orang lain. Aku bisa mengancam mereka sementara, tapi dalam kondisi seperti ini, kemungkinan mereka akan bersama-sama mengamuk hanyalah masalah waktu. Dan ketika mereka mengamuk, pasti harus ada saluran pelampiasan - yang pada akhirnya pasti akan jadi aku. Mereka mungkin takut pada 'guru' karanganku, tapi ketika nyawa sendiri terancam, siapa yang masih peduli dengan guru itu?
Setelah mengucapkan kata-kata ini, Murong Jiuding menarik lenganku. Kurasakan tarikannya sangat keras. Ia menatapku dan berkata, "Ksatria Muda Chen terlalu serius. Seorang junior yang tidak tahu sopan santun sudah Kau beri pelajaran. Tidak perlu sampai seperti ini. Aku, Murong Jiuding, berjanji: Ksatria Muda Chen telah terjebak dalam bahaya bersama kami. Siapa pun yang berani bicara sembarangan lagi, akulah yang pertama tidak akan memaafkannya!"
Kekuatan tarikannya itu sebenarnya adalah peringatan bagiku: tidak boleh pergi.
Orang dari keluarga Ximen itu memang tidak salah, aku memang memiliki kemungkinan untuk menjebak mereka lalu melarikan diri sendirian.
Aku tahu, jika aku terus bersikeras, situasi saat ini akan semakin memburuk. Aku mengangguk, "Kalau Wali Kota Murong sudah bicara, tentu aku tidak akan mempermasalahkannya lagi."
Memang tidak mempermasalahkan, tapi sebenarnya aku juga ingin segera mengubah keadaan. Aku menutup mata dan mulai bermeditasi di tanah, mencoba menggunakan buah emas dalam tubuhku untuk merasakan letak Prasasti Langit. Bagaimanapun, keduanya seperti musuh bebuyutan. Namun setelah tabrakan awal antara buah emas dengan energi spiritual elemen logam di antara Langit Bumi, kedua 'kawan' ini sekarang justru menunjukkan kecenderungan air sumur tak mengganggu air sungai. Setelah beberapa kali mencoba, aku memutuskan tidak ingin bermain api. Jangan-jangan kalau mereka benar-benar bertarung, itu bukanlah hal yang kuinginkan.
Saat kami sedang buntu, tiba-tiba terdengar suara di otakku, "Penerus, bagaimana bisa Anda di sini?"
Suara itu tak lain adalah Chiyou. Aku tidak menyangka Chiyou akan bangkit tepat di saat seperti ini. Segera kuceritakan situasi di sini secara garis besar padanya.
Setelah beberapa saat, Chiyou tiba-tiba berkata: "Aku tahu formasi ini bernama Formasi Sembilan Belokan Sungai Kuning. Setelah Zhao Gongming tewas, formasi ini diciptakan oleh Tiga Adik Xiao dari Sekte Jie - Qiongxiao, Bixiao, dan Yunxiao. Masuk ke dalam formasi ini seperti sembilan mati satu hidup. Dulu formasi ini bahkan berhasil menghapus Tiga Bunga Atas dari Dua Belas Dewa Emas Sekte Chan. Belakangan, Primus dan Laozi bekerja sama untuk menghancurkan formasi ini."
"Formasinya sehebat itu, sampai perlu Primus dan Laozi bersama-sama untuk menghancurkannya?" Aku berteriak kaget.
"Tidak sepenuhnya begitu. Tiga saudari Xiao itu masih junior. Primus tidak ingin dicap mengintimidasi yang lebih muda yang akan merusak reputasinya, makanya ia mengajak Laozi untuk bersama-sama menghancurkan formasi," jelas Chiyou.
"Lalu kau tahu cara menghancurkannya?" Tanyaku. Aku tidak peduli urusan lain, yang kupentingkan adalah cara menghancurkan formasi ini.
"Meski aku tahu formasi ini, aku tidak tahu cara menghancurkannya, Penerus. Tapi ada satu orang yang pasti bisa menghancurkannya." Kata Chiyou.
"Siapa?" Tanyaku.
"Temanmu itu, si anak dari klan XuanYuan. Sejak kecil ia belajar di Yuhuangdao yang merupakan garis keturunan langsung Primus. Dulu Primus bisa menghancurkan formasi ini, mungkin cara menghancurkannya ada di dalam ajaran Yuhuangdao."
"Masalahnya sekarang dia tidak ada di sini." Aku menghela napas. Bukannya aku tidak tahu kalau si Gemuk adalah ahli level atas di bidang ini, tapi masalahnya dia tidak berada di sini sekarang.
"Dia akan datang. Jangan khawatir. Orang-orang dari Kuil Tianji tidak akan membiarkan seluruh penghuni Kota Empat Penjuru binasa di sini." Kata Chiyou.
“Ucapan Chiyou baru saja selesai, Murong Jiuding sepertinya merasakan keberadaannya. Dia melirik ke arah dadaku, lalu bertanya dengan sorot mata aneh, "Ksatria Muda Chen, apa yang kau pikirkan?"
Komunikasi antara aku dan Chiyou hanya melalui pesan suara. Sungguh luar biasa, Murong Jiuding ini bisa mendengarnya. Untuk menutupi kecurigaannya, kujawab, "Aku sedang memikirkan satu hal. Saat ini, hanya Kuil Tianji yang bisa membantu kita keluar dari formasi ini."
"Mengapa Ksatria Muda Chen berkata demikian?" tanya Murong Jiuding.
"Kuil Tianji memang sangat misterius. Bahkan Orang Tua Tianji, ketika Bang-ku menyebutnya pun tak tahu asal-usulnya. Tapi Bang pernah berkata, Barat memiliki rencana terhadap Dongfang. Yang benar-benar bisa melindungi Dongfang bukanlah juara Tianji Bang, melainkan Kuil Tianji itu sendiri. Jadi kurasa, mustahil Kuil Tianji akan membiarkan pasukan pilihan kota empat penjuru binasa di sini," jelasku.
Mendengar ini, alis Murong Jiuding mengerut lebih dalam. Kuil Tianji memang terkenal misterius, tapi bahkan Murong Jiucing mungkin tak sepenuhnya paham maksud ucapanku. Sebenarnya aku juga tak mengerti, karena ini semua adalah perkataan Chiyou yang kubahas sedikit.
Untuk menghentikan pertanyaannya, kukatakan, "Wali Kota Murong, kalian bisa menghimbau semua untuk tetap tenang. Sekalipun utusan Kuil Tianji tak datang, Bang-ku yang tahu aku terperangkap di sini pasti akan menyelamatkan. Dengan kemampuan Bang, meski tak bisa menghancurkan formasi ini, membawa kita keluar bukanlah hal mustahil."
Murong Jiuding mengangguk, tapi setelah mengangguk dia melirik ke arah dadaku, sepertinya masih curiga dengan interaksiku diam-diam dengan Chiyou tadi saat aku terdiam.
Aku menarik napas dalam-dalam dan memutuskan untuk memejamkan mata beristirahat. Mengingat energi spiritual Langit Bumi di sini tidak membahayakanku, kenapa tidak kumanfaatkan kesempatan ini untuk kultivasi? Yang terpenting, aku tidak ingin terganggu oleh urusan di luar.
Sebenarnya saat ini aku sangat penasaran dengan beberapa hal, tapi aku tidak berani lagi berkomunikasi dengan Chiyou. Chiyou sendiri sepertinya tertidur pulas. Formasi Sembilan Kelokan Sungai Kuning ini didirikan oleh Sanxiao dari Jie Jiao. Jie Jiao adalah sekte di bawah Tongtian Jiaozhu. Ditambah lagi dengan keberadaan Pedang Pembasmi Dewa, semakin kurasakan Benua Tianyuan ini memiliki hubungan erat dengan Jie Jiao. Yang paling membingungkan, mengapa penduduk Benua Tianyuan sama sekali tidak mengetahuinya? Apakah di Benua Tianyuan tidak ada legenda sama sekali?
Aku terus melanjutkan kultivasiku dengan tenang. Banyak dari mereka juga memasuki keadaan menahan napas - tidak berkultivasi, tidak bernapas, tubuh masuk ke mode hibernasi untuk mencegah energi elemen logam membuat mereka linglung.
Tak terasa berapa lama waktu berlalu, tiba-tiba terdengar suara dari atas kepala kami: "Shixiong, waktu itu ke Pulau Long, orang-orang ini sama sekali tidak menghargai Kuil Tianji kita. Aku benar-benar tidak mengapa kau memaksaku untuk menyelamatkan mereka?"
Aku mendengar suara itu, seketika girang bukan main. Aku membuka mata melihat ke langit. Bola besar yang mengenakan pakaian Kuil Tianji itu, siapa lagi kalau bukan si Gendut? Di sampingnya berdiri seorang pria kurus paruh baya berbaju biru. Dari penampilannya, pria ini jelas sangat berwibawa dengan wajah serius. Dari panggilan si Gendut, orang ini pastilah Lin Ya, kakak senior Kuil Tianji yang sering disebut-sebut si Gendut.
"Ini perintah Bang." Kata pria paruh baya itu.
"Bang-Bang melulu! Cuma tahu menekan Xiao Pang dengan nama Bang. Apalagi Murong Jiuding itu, waktu itu sama sekali tidak menghargai muka Bang!" Gerutu si Gendut.
Saat itu, mereka semua menyadari kehadiran orang yang melayang di langit. Murong Jiuding menyampaikan hormat: "Apakah kalian berdua dari Kuil Tianji?"
"Berdandan bulu apalagi? Mata buta sampai tidak melihat Tuan Gendut di sini? Benar-benar tidak tahu kalau Tuan Gendut ini orang Kuil Tianji?" Si Gendut sama sekali tidak menunjukkan sikap sopan pada Murong Jiuding.
Murong Jiuding jelas-jelas menjadikan Kuil Tianji sebagai jerami penyelamat. Dia tidak marah meski dihina si Gendut. Lin Ya melototi si Gendut: "Tianci, jangan kurang ajar! Ingat pesan Bang! Cepat bantu memecahkan formasi untuk menyelamatkan semua yang hadir di sini!"
Dengan kekecewaan, si Gendut mengangguk pasrah: "Siap!"
Setelah mengucapkan, orang gemuk itu mendarat. Melihat situasi ini, kemampuan orang gemuk dalam formasi ini bahkan lebih brilian dibanding seniornya Lin Ya. Senjata ini setelah mendarat, tentu tak akan memberikan wajah ramah pada para hadirin. Hasilnya, saat mulai membongkar formasi, tiba-tiba ia menoleh dan berkata padaku: "Saudara, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
Aku benar-benar ingin menamparnya saat ini. Kenapa kau mengenaliku sekarang? Apa aku membutuhkan pengakuanmu?
"Tidak juga? Apakah karena tampangku terlalu biasa sehingga Saudara dari Kuil Tianji ini merasa familiar?" tawaku.
"Aneh, aku terus merasa pernah melihatmu, tapi tidak ingat di mana," kata si gemuk. Setelah itu, dia tampaknya tak berminat berlama-lama berdebat. Lin Ya yang juga sudah mendarat terlihat memiliki kemampuan tak terukur. Si gemuk pernah bilang padaku, Kuil Tianji berbeda dengan prajurit Benua Tianyuan - mereka mempelajari Jalan Tao dari Bumi. Maka disimpulkan, Orang Tua Tianji adalah pendatang dari Bumi.
Makanya kemampuan Lin Ya tak terbaca. Aura yang dipancarkannya mirip He Anxia dari Bumi, memiliki kesan natural dan bebas khas para praktisi Tao.
Murong Jiuding pergi berbicara dengan Lin Ya, tetapi Lin Ya hanya mengangguk, bahkan tidak berkata sepatah kata pun. Saat itu, si orang gemuk berkata pada Lin Ya: "Shixiong, Formasi Sembilan Kelok Sungai Kuning ini, katanya mistis memang mistis, tapi sebenarnya tidak bisa dianggap sebagai formasi tingkat tinggi. Dibandingkan dengan Formasi Pedang Penghancur Dewa yang legendaris, bahkan Formasi Empat Persegi Campur Yuan masih jauh lebih unggul. Bagian paling misterius dari Formasi Sembilan Kelok Sungai Kuning ini adalah perubahan terus-menerus dari sembilan kelok yang saling terhubung. Gerbang kehidupan hari ini mungkin akan menjadi pintu kematian besok. Jadi kadang-kadang kamu mungkin secara tidak sengaja menemukan gerbang kehidupan, tapi jika kamu menggunakan gerbang kehidupan kemarin untuk menghancurkan formasi, belum tentu itu masih menjadi gerbang kehidupan. Menurutku, orang-orang ini mungkin memasuki tempat ini dengan peta keluarga Wu, tapi malah masuk ke dalam gerbang mistis. Untunglah kalian tidak masuk ke pintu kematian, karena dengan kemampuan kalian yang cuma setingkat dewa ini, pasti sudah terkubur di sini."
"Lihat apa? Tidak terima? Kalau tidak terima, coba jalan lima langkah ke arah tangan kirimu sekarang! Jika kamu bisa selamat, Tuan Gendut ini akan memenggal kepala sendiri!" kata si orang gemuk.
"Tianci! Hancurkan formasi! Jangan banyak bicara!" Lin Ya melototi si orang gemuk.
Tampaknya si orang gemuk masih agak takut pada kakak seniornya ini. Ia menundukkan kepala dan berjalan beberapa langkah ke depan. Setelah beberapa langkah, bayangannya tiba-tiba lenyap dari pandangan kami!
Seolah-olah orang itu tiba-tiba menghilang begitu saja!
Murong Jiuding bertanya: "Saudara Lin, siapa pemuda kecil ini?"
Lin Ya melambaikan tangan dan berkata: "Tidak apa-apa. Dalam bidang formasi, adik seperguruanku ini jelas yang terbaik. Bahkan Bang terkadang memuji pemahamannya yang unik terhadap formasi."
Begitu Lin Ya selesai bicara, kabut di tempat si gemuk menghilang tadi tiba-tiba menguap seolah dihembus angin. Bayangan tubuh si gemuk perlahan muncul membawa batu kristal raksasa di tangannya yang berkilau seperti Batu Arwah di dunia ini.
"Yuan Hewan! Yuan Hewan sebesar ini! Bagaimana mungkin?!" seseorang berteriak kaget melihat benda di tangan si gemuk.
"Apa ini benar Yuan Hewan?" tanya si gemuk pada Lin Ya.
Lin Ya mengangguk: "Yuan Hewan sebesar ini menunjukkan ilmu beladiri binatang buas itu sudah menyentuh langit. Kemampuannya tidak kalah dari prajurit Tingkat Dewa."
"Kota Sembilan Kelokan Sungai Kuning menggunakan benda ini sebagai pusat formasi. Sembilan mata rantainya saling terhubung - hilang satu maka semuanya menguap. Sudah satu hancur, sisanya akan mudah." Ujar si gemuk sebelum kembali masuk ke kabut.
Tak lama kemudian, orang gemuk itu ternyata menemukan sembilan Yuan Hewan serupa. Saat itu, kultivator Kota Empat Penjuru tak kuasa memandang Yuan Hewan yang dibuang sembarangan di tanah oleh si gemuk. Aku bisa melihat keinginan yang terpancar di mata mereka. Si gemuk berkata: "Lihat apa lihat? Lihat juga percuma! Tuan Gendut ini meski tak butuh, tapi saudaraku memerlukan! Tuan Gendut akan mengirim semua barang ini ke Pulau Long. Tunggu saja sampai saudaraku mencapai level ayahnya, kalian semua akan dibuatnya penggal kepala!"
Kalimat si gemuk itu tiba-tiba membuat mataku perih.
